Chapter 4

Kingka of Your Heart

 

“Umma, appa, kenapa kalian ada di sini? Itu yang kalian bawa apa?” Tanya Jaejoong.

“Oh, ini adalah pakaian-pakaianmu. Mulai hari ini, nyonya Jung ingin kamu tinggal disini. Dan kami datang ke sini untuk membicarakan pernikahan kalian yang akan diadakan minggu depan.” Jelas umma Kim.

“Oh….. MWOOH???!!!!!”

.

.

.

Annyong, chingudeul~ Author lama ya updatenya? Hiks hiks.. Salahkan otak author yang lagi tidak ada inspirasi nulis ya.. Pengen deh kayak spongebob, bisa punya inspirasi~*ngaco* Anyways, habis baca jangan lupa komentarnya ya.. Sedih deh kalau sedikit yang komentar.. *ngambek**dibujuk yunppa*..

 

HAPPY READING NE^^

.

.

.

.

Chapter 4

.

.

.

“U-umma.. jangan bercanda dong.. Candaannya tidak lucu..” Kata Jaejoong sambil menghampiri ummanya yang tersenyum-senyum kecil.

“Siapa yang bercanda, Joongie.. Umma dan Ny. Jung sudah membicarakan ini dengan appa dan Tn. Jung. Mereka setuju, kok.. Sekalian latihan jadi istri.. Hehehe..” Jawab umma Kim.

“Umma, jangan tertawa! Ini tidak lucu!” Protes Jaejoong.

“Aigoo yeobo.. Joongie kita sudah besar ya sekarang…” Kata umma Kim pada suaminya.

“Iya.. Joongie jangan nakal ya di sini..” Kata appa Kim pada Jaejoong.

“Appa!!”

“Aigoo, kenapa kita masih berdiri disini? Ayo duduk.. Yunho, antarkan Joongie ke kamar kalian ya..” Kata umma Jung pada Yunho.

“Kamar siapa?” Tanya Yunho. Meskipun mansion keluarga Jung ini besar, tapi mansion ini memang dirancang dengan 2 kamar yang besar yaitu kamar utama yang ditempati oleh umma dan appa Jung dan kamar Yunho. Sisanya adalah kamar para pelayan yang masing-masing kamar ditempati oleh 2 pelayan.

“Ya kamar kalian, Yun..”

“Ya kamar yang mana, umma? Disini kan hanya ada kamar umma dan appa dan kamarku..” Kata Yunho yang semakin curiga dengan kata kamar ‘kalian’.

“Maksud umma, kamarmu. Joongie akan tidur dikamarmu.”

“Mwoh?! Andwae, umma! Aku tidak mau sekamar dengan dia!” Tolak Yunho.

”Yunho.. Tempat tidurmu itu kan ukurannya besar sekali. Masa tidak muat sih..“ Kata appa Jung.

”Bukan masalah muat atau tidaknya, appa.. Aku-”

”Yunho.“ Umma Jung mendeath glare Yunho. Tatapannya itu seolah berkata ’cepat antar, atau kau kupecat jadi anak.’

”Aisshh!!!! Yah! Ikut aku!“ Kata Yunho. Jaejoong terus memohon pada umma dan appanya agar dia tidak tinggal disini tapi umma dan appa Kim tetap menolaknya. Dan akhirnya dengan berat hati, Jaejoong akhirnya menerima keputusan umma dan appanya dengan pasrah. ’Huwee.... Mimpi apa aku semalam, sampai-sampai harus tinggal serumah dengan namja musang ini.. Junsu ah... Changmin ah.. Helph meehh..’ Batin Jaejoong sambil menangis meraung-raung dalam hati.

 

”Yah, cepat! Aku ingin mandi!“ Kata Yunho.

”Berhenti memanggilku ’Yah’!!“ Kata Jaejoong sambil membawa koper besarnya itu ke anak tangga. Ketika Jaejoong memegang kopernya itu, tiba-tiba dia teringat sesuatu yang penting.

”Umma, bagaimana dengan Jiji?! Mana Jiji?!“ Tanya Jaejoong panik.

”Jiji tidak mungkin ikut denganmu, Joongie.. Umma akan menjaganya..“

”Andwae.. Lalu bagaimana dengan ’el’ milikku?!” Tanya Jaejoong. Mendengar pertanyaan putranya yang satu itu, umma dan appa Kim langsung terkekeh geli. Putranya yang bernama Jaejoong ini memang sulit untuk dipisahkan dengan 2 hal itu. Jiji dan el. Seperti yang kita tahu, Jiji adalah kucing milik Jaejoong. Lalu apakah yang dimaksud dengan ‘el’? El adalah boneka gajah super besar milik Jaejoong yang selalu dibawanya tidur. Lucu sekali bukan Kingka kita yang satu ini?

 

“Hahaha… Joongie, Mr.El mana mungkin umma dan appa bawa-bawa kesini.. Tidak akan muat di mobil.” Canda appa Kim.

“Memangnya el sebesar itu?! Badannya kan tidak sebesar pemain WWF..”

“Joongie, kamu ini sudah besar tapi masih tidak bisa berpisah dengan el..”

Jaejoong kesal mendengar ucapan ummanya langsung menyusul Yunho ke atas dengan wajah cemberutnya.

“Memangnya Jiji dan el itu siapa?” Tanya umma Jung.

“Hahaha.. Jiji itu kucing peliharaan Jaejoong dan el itu adalah boneka gajah milik Jaejoong yang ukurannya besar sekali.” Jelas umma Kim.

“Hahahaha.. Benarkah? Joongie itu manis sekali..”

“Dia itu sudah remaja masih tidak bisa tidur tanpa bonekanya itu. Jadi tolong maklumi kalau dia suka ke dapur malam-malam.. Boneka dan kucingnya itu adalah pemberian neneknya yang sudah meninggal..” Jelas appa Kim.

 

Selagi kedua keluarga membicarakan tentang putranya, Jaejoong dan Yunho sedang melakukan perang glare di kamar Yunho. Yunho yang sedang kesal karena harus berbagi kamar dengan Jaejoong dan Jaejoong yang sedang kesal karena harus tinggal serumah dan sekamar dengan Yunho ditambah dia harus dipisahkan dengan Jiji dan el kesayangannya. Suasana hati mereka benar-benar sedang tidak bagus saat itu.

“Aku ingin mandi. Kau tidur di sofa sana.” Kata Yunho sambil mengambil handuk dan baju gantinya.

“Mwo? Shireo! Aku ini tamu. Tamu adalah raja. Jadi aku tidur di kasur, dan kau tidur di lantai.” Kata Jaejoong sambil melihat-lihat kamar Yunho.

“Cih. Ini kamarku jadi kau tidur di sofa atau tidur di lantai. Pilih saja.” Kata Yunho sambil membanting pintu kamar mandinya.

“Dasar musang jelek..” Gumam Jaejoong kesal sambil menarik kopernya ke kloset dan merapihkan pakaiannya yang ada di koper. Selesai merapihkan baju-bajunya, Jaejoong berjalan ke balkon kamar Yunho dan mengeluarkan hanphonenya untuk mendengarkan lagu sambil menunggu Yunho selesai mandi.

 

Setelah satu jam berdiri di balkon, Jaejoong melepas earphonenya.

“Dia itu perempuan ya?! Mandinya lama sekali! Luluran berapa kali sih memangnya?!” Gerutu Jaejoong. Selang 15 menit, akhirnya Yunho selesai mandi dan keluar dengan wajah yang segar.

”Yah, Kim Jaejoong, cepat mandi sana..“ Kata Yunho.

”Tanpa disuruh pun, aku mau mandi, jelek.“ Balas Jaejoong sambil berjalan masuk ke kamar mandi. Yunho menanggapinya dengan santai. Yah.. Yunho tidak mau mengambil pusing ejekan dan omelan Jaejoong karena kepalanya masih dingin karena habis mandi. Yunho duduk di tepi kasurnya sambil membalas sms dari Yoochun.

 

Setelah 30 menit, Jaejoong selesai dari mandinya dan keluar hanya dengan handuk di pinggangnya. Melihat pemandangan itu, Yunho langsung menelan ludahnya. ’Aish.. Kenapa aku gugup sih?! Dia itu kan namja juga!’ Batin Yunho. Meskipun berkata seperti itu, Yunho tetap tidak bisa berhenti menatap kulit putih tanpa cela milik Jaejoong. Dan dengan ditambah rambutnya yang masih basah dan postur tubuh Jaejoong yang bisa dibilang kurus seperti yeoja itu, makin membuat Yunho gugup.

”Kenapa menatapku seperti itu? Memangnya kau itu suka laki-laki ya?“ Tanya Jaejoong mengejek.

”M-mwo?! Aku ini normal tahu!“ Sanggah Yunho. Jaejoong hanya mengangkat bahunya tanda tidak peduli. Selesai memakai baju dan mengeringkan rambutnya, Jaejoong melirik Yunho yang masih pura-pura berkutat dengan handphonenya. Dilihatnya rambut Yunho masih basah.

”Kau tidak mengeringkan rambutmu?“ Tanya Jaejoong.

”B-Buat apa? N-Nanti juga kering sendiri..“ Jawab Yunho gugup.

”Aish.. Sini kukeringkan. Mumpung aku masih memegang hair dryer.“ Kata Jaejoong.

”Tidak butuh!“

Jaejoong menghela napasnya dan menaiki kasur Yunho sambil tetap memegan hair dryer. Karena kabel hair dryer milik Jaejoong cukup panjang, Jaejoong bisa mengeringkan rambut Yunho dari belakang. Posisi mereka saat ini adalah Jaejoong yang menumpu badannya dengan lutut sambil memegang hair dryer dan Yunho yang duduk di pinggir kasur sambil memegang handphonenya.

”Y-Yah! Mau apa kau?!“

”Mau memangkas habis rambutmu sampai kinclong seperti biksu. Ya mengeringkan rambutmu lah! Kalau atidak dikeringkan, nanti bisa sakit.“ Kata Jaejoong. Mendengar hal tersebut, Yunho merasa tersentuh karena meski dia sudah memarahi dan menyuruh Jaejoong untuk tidur di sofa, Jaejoong masih memikirkan kesehatan Yunho.

”Yah, Kim Jaejoong.. Kau boleh tidu-”

”Jangan salah sangka, Jung. Aku bukannya peduli kau akan sakit atau tidak. Hanya saja, kalau kau sakit, aku bisa tertular karena aku sekamar denganmu.“

Baru saja Yunho ingin mengizinkan Jaejoong tidur di kasur dengannya, Jaejoong langsung memotong ucapan Yunho. Bagaikan air yang sudah tenang lalu diobok-obok (????), Yunho yang tadinya sudah tidak marah, hatinya yang tadi tersentuh, berubah menjadi emosi untuk marahnya yang tersentuh.

”Nah, selesa-”

”Aish! Pergi sana!!“ Bentak Yunho kesal.

”Yah! Sudah baik-baik dikeringkan rambutnya, kenapa kau jadi marah-marah begitu?!“

”Siapa juga yang mau menerima ’kebaikan’ hatimu itu, Kim?!“

Karena kesal, Jaejoong menjitak kepala Yunho dengan gagang hair dryer.

”Yah! Nanti aku bisa bodoh!“

”Ya sudah! Jadi bodoh saja sekalian!“ Kata Jaejoong sambil membanting pintu kamar Yunho.

 

Jaejoong berjalan menuruni tangga dan melihat ruang keluarga sudah kosong. Hanya ada pelayan yang sedang membereskan cangkir-cangkir. Jaejoong menghampiri salah satu pelayan dan bertanya kemana umma dan appa Kim dan Jung. Bukannya mendapatkan jawaban yang ramah, Jaejoong malah mendapatkan jawaban yang terdengar agak kasar.

“Mana kutahu!” Jawab pelayan itu sambil meneruskan pekerjaannya. Mendapatkan jawaban yang tidak mengenakkan, Jaejoong langsung membalas jawaban pelayan tersebut.

“Aku tanya baik-baik, tapi jawabanmu seperti itu? Apa kau tidak pernah belajar etika?!” Tanya Jaejoong dengan suara yang terdengar mengancam.  Tapi sepertinya pelayan tersebut tidak takut.

“Memangnya kau siapa sampai-sampai dinikahkan dengan tuan muda Jung?! Padahal kau jelek!” Ujar pelayan tersebut. Dari jawaban pelayan tersebut, Jaejoong langsung menangkap bahwa pelayan ini adalah salah satu penggemar Yunho dilihat dari umurnya yang kelihatan masih 20 tahunan.

“Jaga ucapanmu itu. Kau bahkan baru bertemu denganku sekarang. Apa itu sikap yang bagus terhadap orang yang baru kau temui, pelayan keluarga Jung.“ Kata Jaejoong. ”Ah, dan berkacalah sedikit. Apa riasanmu itu tidak berlebihan? Bahkan riasan ummaku tidak setebal itu.“

”Mwoh?! Yah!“ Pelayan yang sedang memegang cangkir yang berisi kopi itu, langsung menyiramkan kopi sisa itu ke Jaejoong. Memang sudah tidak panas dan tidak banyak, tapi cukup untuk mengotori baju Jaejoong.

”Aish! Aku ini baru mandi!“ Kata Jaejoong. Dia langsung berjalan menuju dapur untuk membersihkan noda kopi di bajunya.

Selesai menghilangkan noda kopi tersebut, Jaejoong berjalan menuju halaman belakang sambil berjalan melewati pelayan tersebut dan memdeath glarenya.

.

.

.

.

Park Central Mall

”Yah, min! Berhenti mengunyah makan!“ Kata Junsu.

”Hiahin haha hih.. Ahu han-”

”Telan dulu, bodoh..“ Potong Junsu.

”Biar saja sih.. Aku kan lapar.“ Kata Changmin setelah menelan crepes ke 3 nya.

”Kau ini baru saja makan nasi goreng 5 porsi, Shim Changmin.“

”Aku ini sedang masa pertumbuhan, Kim Junsu.“ Balas Changmin.

 

Changmin dan Junsu sedang berada di Park Central Mall yang letaknya berada di tengah kota Seoul. Kenapa nama Mall ini Park Central Mall? Kalian pasti tahu jawabannya.

“Yah, min, bukankah itu Park Yoochun ya?” Tanya Junsu.

“Mana? Iya. Kenapa memangnya, hyung?”

“Anio.. hanya saja kemarin aku melihatnya sedang kencan dengan seorang yeoja, tapi bukan yeoja yang sekarang ini sedang bersamanya.” Jelas Junsu.

“Mungkin kemarin sudah putus..”

“Ah, mana mungkin.. Kemarin, mereka itu meeesraaaaa sekali sampai-sampai aku merinding sendiri..”

“Eh.. coba tanya saja. Yah!! Yoochun hyung!!!” Teriak Changmin.

“Mwoh?! Yah! Shim Changmin!” Kata Junsu panik.

Mendengar namanya dipanggil, Yoochun langsung menengok ke arah Changmin.

”Oh, min. Sedang apa disini? Tumben sekali..“ Kata Yoochun meninggalkan yeoja yang sedang asik melihat-lihat pakaian di toko baju.

”Ah.. Aku sedang mencari bahan untuk tugas kelompokku sekalian menemani Junsu hyung belanja. Oh iya.. Kemarin, kata Junsu hyu-” Sebelum Changmin selesai bicara, Junsu langsung menutup mulut Changmin dan berusaha menariknya pergi. Tapi sayangnya, karena badan Changmin lebih besar, usaha Junsu menarik ’menara eiffel’ nya SMA Shinki ini tidak berhasil.

”Kau kenapa sih, duck ?!! Begini hyung, kemarin Junsu hyu-“ Belum Changmin selesai bicara, lagi-lagi Changmin tidak jadi bertanya karena handphonenya bunyi. Junsu langsung menghela napas lega.

”Oh, ok.. Aku segera kesana.“ Kata Changmin sebelum menutup teleponnya.

”Ada apa min?“ Tanya Yoochun.

“Aku harus pulang, hyung. Tolong temani Junsu hyung belanja, ya hyung.. Bye!” Kata Changmin sebelum dia pergi meninggalkan Junsu dan Yoochun berdua.

“Aku pulang saja.” Kata Junsu.

“Tunggu dulu-“

“Oppa! Oppa kenapa meninggalkan aku sendiri sih? Aku mau membeli jaket bulu itu.. Belikan ya oppa~” Kata yeoja barusan sambil menarik lengan baju Yoochun.

“Ck.. Beli saja sendiri. Aku lebih baik pergi dengan dia.“ Kata Yoochun sambil menunjuk Junsu yang bingung dengan ucapan Yoochun.

”Mwoh?! Memangnya dia ini siapa? Gayanya kampungan sekali..”

“Mwoh?! Kampungan?! Ya-“

“Dia ini namja chingu ku.” Kata Yoochun yang langsung membuat Junsu terngaga kaget. Begitu pula reaksi yeoja tersebut.

”N-namja chingu?! O-Oppa itu..”

“Iya. Aku gay.” Kata Yoochun lagi yang membuat Junsu speechless dengan pengakuan Yoochun barusan. Mendengar hal itu, yeoja tersebut langsung pergi dengan menghentakkan kakinya karena kesal.

“Maaf, Jun-“

“ANDWAAAEEEE~!!!!!” Teriak Junsu dengan suara lumba-lumbanya sambil berlari meninggalkan Yoochun yang baru saja ingin meminta maaf pada Junsu. Melihat Junsu yang tadi siang menghinanya berlari ketakutan, Yoochun langsung tertawa.

“Kau menarik, Kim Junsu..”

.

.

.

.

.

Back to Yunjae

Seminggu setelah insiden hair dryer dan kopi (mian.. namanya ngga banget ya-__-), akhirnya datanglah hari di mana Yunho dan Jaejoong menikah. Selama 1 minggu penuh itu, Yunho dan Jaejoong terus berkelahi karena hal-hal yang sepele.

 

Ruang tunggu Jaejoong.

“Umma!!! Apa-apaan baju ini??!!!!” Protes Jaejoong. Pasalnya, karena Jaejoong dan Yunho tidak pernah mau mencoba pakaian untuk upacara pernikahan mereka, akhirnya umma Kim dan umma Jung lah yang memilihkannya. Dan dengan otak kreatif mereka, umma Kim dan umma Jung sepakat untuk memilih wedding dress daripada tuxedo putih untuk Jaejoong kenakan.

“Ini namanya wedding dress, Joongie..”

“Joongie tahu, umma.. Tapi kenapa Joongie harus pakai wedding dress?!! Joongie ini namja, umma…”

“Habisnya kalian tidak mau memilih, akhirnya umma dan nyonya Jung yang memilihkannya.. Lagipula, Joongie cantik kok memakai wedding dress..”

“Umma.. Joongie ini namja.. Kenapa bukan Yunho saja yang pakai wedding dress?! Joongie maunya pakai tuxedo!” Gerutu Jaejoong.

“Memangnya, menurut Joongie, Yunho tidak terlihat konyol kalau memakai wedding dress?” Tanya umma Kim.

“Jung Yunho? Wedding dress..”

Jaejoong membayangkan seorang Jung Yunho dengan tubuh atletis berjalan mengenakan wedding dress. Tangan kekarnya mengenakan sarung tangan putih sambil membawa buket bunga. Hiiii~ Membayangkannya saja Jaejoong sudah mau muntah.

“Menjijikan..” Gumam Jaejoong.

“Benar kan?” Kata umma Kim setuju.

 

Tak lama setelah itu, seseorang mengetuk pintu dan memberitahukan bahwa upacaranya siap dimulai.

”Ayo Joongie. Appa sudah menunggumu di depan.“ Kata umma Kim sambil menuntun Jaejoong berjalan. Sesampainya di depan pintu, appa Kim sudah bersiap di depan sambil mengulurkan tangannya pada Jaejoong. Setelah pintu gereja dibuka, Jaejoong berjalan menuju altar dengan dituntun oleh appanya. Jaejoong hanya bisa menunduk pasrah menerima nasib yang sudah menunggunya.

Sesampainya di altar, appa Kim menyerahkan tangan Jaejoong pada Yunho.

”Jaga Joongie baik-baik ya.“ Kata appa Kim. Yunho membalasnya dengan anggukan dan senyum kecil yang terpaksa.

 

“Kau, Jung Yunho, bersediakah kau menerima Kim Jaejoong sebagai kekasih hidupmu, yang akan menemanimu disaat susah, senang, bahagia, dan sedih hingga ajal menjemput?” Tanya pastur tersebut.

“…… Saya.. bersedia…” Jawab Yunho agak ragu.

“Dan kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai kekasih hidupmu, dan akan menemaninya disaat susah, senang, bahagia, maupun sakit hingga ajal menjemput?”

“S-saya…. Saya….”

‘Otteokhae?! Kalau aku menerimanya…’ batin Jaejoong.

“Ehem! Saya ulangi lagi. Kau, Kim Jaejoong, bersediakah kau menerima Jung Yunho sebagai kekasih hidupmu, dan akan menemaninya disaat susah, senang, bahagia, maupun sakit hingga ajal menjemput?”

“…… Saya..Saya ber..sedia…”

 

-to be continued-

 

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LuceceitaW #1
Chapter 5: Hiiiii.......Please update.....I like this story.
oHRaiNdRop
#2
Chapter 5: new reader here..
it's getting interesting..
please update soon..
looplyjj #3
Chapter 5: Annyeong, reader baru ni. Asli ni ff kocak abis, ampe sakit perut. Aigoo yunppa, tuh kan marah lg jaemma nya. Kapan bisa akur nya y??
Update soon dund, phhlueessse...
ChoiJeMa #4
Chapter 4: Yunjae Yunjae!! bagus ff.y ringan
hyoki407 #5
Chapter 5: omo jaema >.< lanjut ne thor ^^
mimosa #6
Chapter 3: aduh perut gw sakit gara2 ketawa terus , asli KW 1 ni fresh bgt .

ya...meskipun topik nya umum tp cara penyampaianya apalagi dialognya sangat amat spontan dan alamiah dg guyonan2 yg byk untuk perbendaharaan gw hehehe .

hmmm...serasa nonton film sinchan , enak dibaca , enak di bayangkan dan enak ditertawakan hahaha

pasti author nulisnya samil senyum2 sendiri .

sukses d untuk fanficnya ... !
, gw baru bc stengahnya ni
doyce228 #7
ayuh dilanjutkan ceritanyaaaaaaa T.T
mjjejae_mira
#8
could you please continue.. (‘▽^人)
BabYJMinho
#9
Chapter 5: new reader...^^
Hohoho 2 kingka akhr.a bersatu juga. Jung n kim halmoni emg daebak. Psti bs lgsg nimang cucu niih hahaha. Update juseyo :D
alint2709 #10
Chapter 5: baru nemu ff ini saya..
wkwkwk..
ngakak Abis bacanya..
Tapi itu kenapa ci jaemma gak mau berantem ya? masih mikirin kejadian "itu" kah?
lanjut Thor..