Chapter 3

Kingka of Your Heart

 

Annyeong~^^ Makasih ya yang udah comment & subscribe… Author belum dapet pencerahan ide buat nulis FF makanya agak lama deh update nya… Mian ya..-___-*bow*

 

”Aish! Yah, kau ini yeoja atau bukan sih?! Bisa tidak jangan teriak pagi-pagi begini? Merusak telingaku yang berharga ini saja…” 

“Mwoh?! Yah! Kita habisi saja dia!” Perintah Ahra pada teman-temannya yang ada di belakangnya. Para yeoja-yeoja itu langsung mengelilingi Jaejoong. Dua dari mereka langsung memegangi tangan Jaejoong.

“Lihat saja Kim Jaejoong.. Akanku-“

“Sedang apa kalian?” Potong Yunho yang sedang berdiri di belakang kerumunan pengikut Ahra.

.

.

.

.

Chapter 3

.

.

.

.

“O,oppa…” Lidah Ahra langsung kelu melihat Yunho ‘oppa nya’ memergokinya sedang menindas Jaejoong. Yah.. Meski Jaejoong sendiri tidak begitu peduli.. Berbeda dengan Ahra, Jaejoong yang melihat Yunho menghentikan Ahra, ia hanya mendecak kesal.

‘Cih.. Mau apa lagi dia? Dia pikir aku tidak bisa mengatasi yeoja setan ini sendirian apa?’Pikir Jaejoong.

“Mau apa kau, Jung?” Jaejoong mendelik ke arah Yunho.

”Yah! Namja gatel! Berani-beraninya kau bicara dengan nada yang kasar pada oppa ku!“ Bentak Ahra. Jaejoong dan Yunho langsung menghela napasnya. Saat itu adalah pertama kalinya  seorang Jung Yunho dan Kim Jaejoong berpikir hal yang sama.‘Apa dia tidak punya cermin? Siapa sebetulnya yang gatel, sih?’

“Yah, kau.” Jaejoong memanggil Ahra. ”Aku punya cermin kecil di tasku. Mungkin lebih baik kau berkaca sedikit. Ada sesuatu di wajahmu, tuh..“ Kata Jaejoong.

”A-Apa?“ Ahra langsung meraba-raba wajahnya karena takut bekas operasi plastiknya terlihat.

”Ada tulisan di jidatmu. Di situ tertulis, ’Ahra yeoja gatel yang minta digaruk’ ”

“M-Mwoh?!!”

 

Ahra yang merasa tersinggung langsung meneriaki Jaejoong yang hanya menutup telinganya karena takut menjadi tuli di usianya yang masih belia ini. Dan bagaimana dengan Jung Yunho? Yunho yang niatnya ingin menghentikan kekacauan ini merasa diabaikan.

“Hentikan. Kau. Pergi.” Kata Yunho sambil menunjuk Ahra.

“T-tapi oppa-“ Yunho mendeath glare Ahra dan menarik Jaejoong pergi. Junsu dan Changmin yang sejak tadi sudah kembali dari kantin, hanya memantau keadaan dari balik pohon.

“Tuh kan, min! Sepertinya mereka beneran ada ‘sesuatu’ deh!” Kata Junsu mengikuti mengikuti gaya Syahrini. *eh..*

“Aish! Gaya bicaramu itu membuatku merinding! Ah, tapi masa sih? Jae hyung, kan benci setengah mati pada Yunho hyung.” Kata Changmin sambil menyeruput es teh yang baru saja dibelinya.

“Hmm.. Entahlah, min..”

 

Junsu dan Changmin masih tetap berada di posisi persembunyiannya karena masih ada Go Ahra yang sedang mengeluarkan api naga dari mulutnya. Dia sedang mengamuk tidak jelas pada pengikut-pengikutnya itu. Tanpa mereka sadari, Yoochun yang dari tadi sedang mencari-cari Yunho, memperhatikan Junsu dan Changmin dari belakang. Dia duduk berjongkok karena penasaran apa yang Junsu dan Changmin lihat.

“…. Min, kamu merasa ada sesuatu yang sedang bersama kita, ngga?” Tanya Junsu merinding.

“I-iya nih… Apa jangan-jangan, rumor itu benar ya?”

“R-rumor apa?” Kata Junsu sambil memegang tengkuknya karena merinding.

“Jinki bilang katanya pohon ini.. a-angker..”

”Mwoh?! Jadi.. dari tadi... jangan-jangan...“

 

Yoochun yang bingung mendekati Junsu dan Changmin yang masih belum sadar kalau Yoochun ada di belakang mereka. Yoochun mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Junsu dan Changmin yang sontak membuat Junsu dan Changmin berteriak histeris seperti baru melihat hantu.

”Hei..“

”HUWAAAA!!!!!!!!“ Teriak Junsu dan Changmin. Yoochun membelalakkan matanya karena kaget.

”Y-Yoochun hyung! K-Kupikir hantu!!“ Kata Changmin sambil mengelus dadanya yang naik turun karena detak jantungnya. *lebay -___-*

”Yah! Namja seganteng dan seseksi ini kamu bilang hantu?!“ Omel Yoochun. Dia tidak rela dikatai hantu padahal wajahnya itu tampan setampan Brad Pitt. *ngayal..*

“Dasar jidat lebar! Suaramu itu membuat jantung kami hampir terbang keluar tahu!!” Omel Junsu dengan suara high pitch nya yang mirip lumba-lumba itu.

“Yah! Suaraku ini bahkan lebih merdu dari Micky member grup TVXQ!”

“Lebih merdu, my !!”

“Jangan samakan suara husky ku dengan pantatmu yang seperti bebek itu..”

“Hah! Kecilkan dulu jidatmu itu baru bisa menghina pantat bahenol ku ini! Hahahahahaha…” Ejek Junsu sambil menepuk jidat Yoochun dan berlalu meninggalkan Yoochun yang speechless dengan apa yang baru dilakukan Junsu.

“Hyung, yang sabar ya.. orang sabar kuburannya pakai AC, hyung..” Kata Changmin sambil menyusul Junsu.

“Aish!!! Yah!! Food monster! Duckbutt!!! Awas saja kalian!!!”

.

.

.

.

.

.

Sementara itu, couple yang barusan pergi ini menarik perhatian seluruh murid dari kelas Yunho yang ada di gedung olahraga. Yunho menarik tangan Jaejoong menuju ke kursi yang ada di pinggir lapangan indoor.

“Yah!! Jung Yunho! Lepaskan!!” Perintah Jaejoong tapi tidak digubris oleh Yunho.

“Yah! Jung! Lepaskan!” Kata Jaejoong sambil berusaha melepaskan genggaman erat tangan Yunho. Tanpa basa-basi lagi, Yunho langsung menghempaskan Jaejoong ke kursi dan membuat Jaejoong meringis kesakitan.

“Diam disini.” Perintah Yunho.

“Cih! Memangnya siapa dirimu sampai bisa memerintahku seperti itu?!” Ketus Jaejoong sambil berdiri. Sebelum Jaejoong bisa berjalan meninggalkan Yunho, Yunho langsung menarik tangan Jaejoong dan menghempaskan Jaejoong untuk yang kedua kalinya.

“YAH!! APA MAUMU?!!” Teriak Jaejoong kesal. Bokong dan punggungnya sakit akibat tindakan Yunho barusan.

“Kubilang diam disini atau aku akan menelepon umma mu.“ Ancam Yunho.

”Memangnya kau-” Sebelum Jaejoong selesai bicara, Yunho langsung mengeluarkan handphone nya.

”Yeoboseyo. Kim ahjumma. Ini Yunho. Jaejoong membuat ulah lagi deng-”

Mendengar ucapan Yunho di telpon, Jaejoong langsung memegang handphone Yunho agar Yunho berhenti bicara.

”STOP!! Aish! Arasseo!! Aku duduk di sini! Puas?!!” Jaejoong kembali duduk dan mempout bibirnya karena kesal sambil bergumam tidak jelas. Sedang menghina Yunho,sepertinya..

Melihat rivalnya yang satu ini mempout bibirnya, Yunho tersenyum kecil dan membalikkan badannya.

“HAH!!” Yunho kaget melihat seluruh murid dari kelasnya  bergerumul di belakang Yunho sambil memandang tidak percaya wajah kesal Kingka cantik mereka yang imut-imut itu. Diantara mereka ada yang memasang wajah O_O, ada juga yang memandang lucu wajah Jaejoong terutama para namja-namja dari kelas Yunho tersebut.

“Yah! Kalian ingin membuatku mati muda?!” Omel Yunho.

“Aish.. Yunho ya.. sebaiknya kalian pacaran saja.. Daripada berantem tidak jelas.” Ujar seorang teman sekelas Yunho.

“MWOH?! ANDWAE! Kau saja yang pacaran dengan si Jung ini!” Sangkal Jaejoong.

“Yah.. Yunho.. Sudahlah.. Kalian ini kalau dilihat-lihat serasi kok..” Tambah seorang namja yang bernama Donghae.

”Hei kalian! Kembali kesini!!“ Panggil seonsaengnim.

Para murid-murid kelas itu pun mau tak mau harus kembali ke lapangan dan meninggalkan yunjae couple.

”Diam di sini, arasseo?“

”Sudah kubilang aku mengerti, Jung.“ Jawab Jaejoong ketus.

 Yunho mendecak dan meningalkan Jaejoong yang sedang kesal karena dipaksa oleh rival terbesarnya itu. ’Kim Jaejoong, kau memalukan...’ Jaejoong menghela napasnya.

 

Setelah 1 jam duduk, Jaejoong yang tidak ada kegiatan itu pun merasa mengantuk.

’Masih 1 jam lagi.. Aish... Awas kau Jung Yunho...’

Jaejoong berusaha menghilangkan kantuknya dengan bermain games poker di handphonenya tapi sia-sia karena Jaejoong tidak pandai dalam bermain games tersebut dan akhirnya bosan. ’Ah! Molla! Games macam apa ini?! Kenapa kalah terus sih?!’ (*siapa suruh main games yang jelas-jelas situ ga bisa mainin..-___-**dihajar jaemma*)

Jaejoong sejak dulu memang tidak bisa bermain games yang satu itu tapi Jaejoong beranggapan bahwa seorang namja itu harus bermain games keren yang biasa dimainkan namja. Tidak peduli bisa atau tidak yang penting bermain games yang dimainkan namja. *Jaemma maksa abis ya.. Biasa main Dora the explorer aja #eh..*

Selang beberapa menit setelah Jaejoong berhenti bermain, seorang yeoja menghampiri Jaejoong dan memberikan minuman untuk Jaejoong.

“Oppa.. Ini. Silahkan minum..” Kata yeoja sambil menyerahkan minuman yang menurut author warnanya merah seperti saus tabasco.*iih… author paling benci saus itu karena bau =..=*

“Apa ini?” Tanya Jaejoong agak curiga.

“Eh? Ini… jus.. tomat, oppa. Iya ini jus tomat.”

”Jus tomat ?” Jaejoong mengambil jus tersebut dan menyeruputnya melalui sedotan. Yeoja yang memberikan minuman tersebut diam-diam menyeringai kecil. ‘Dasar bodoh.. Itu kan saus tabasco. Ini balasan karena sudah merebut Yunho oppa dari nona Go Ahra..’ Ya. Yeoja tersebut adalah salah satu pengikut Go Ahra yang diperintahkan untuk memberikan minuman tersebut pada Jaejoong. Yeoja yang bernama Minah itu menunggu-nunggu reaksi Jaejoong berharap Jaejoong kapok dan menjauhi Yunho.

“Wah.. Enak! Gomawo ya!”

“M-mwo? E-enak?” ’Saus tabasco enak? Apa aku salah kasih minuman ya?’

“Hm. Ini coba saja.“ Kata Jaejoong. Minah yang penasaran terhasut oleh Jaejoong dan ikut meminum minuman tersebut. ‘Hehehe… kena kau..’ Pikir Jaejoong.

Begitu saus tersebut menyentu lidah Minah, Miah langsung berlari keluar sambil berteriak histeris.

‘Siapa suruh minum banyak-banyak.. aku saja cuma sedikit..’Pikir Jaejoong sambil terkekeh geli. Jaejoong memang suka makanan pedas dan Jaejoong suka memasak karena itu mencoba sedikit saus tabasco sama sekali tidak memberi efek apapun pada lidah tahan pedas milik Jaejoong.

Satu jam setelah itu, Yunho kembali menghampiri tempat duduk Jaejoong. Yunho yang capek dan haus melihat minuman di tangan Jaejoong dan langsung menyambar minuman tersebut.

”Yah.. itu-” Sebelum Jaejoong selesai bicara, Yunho terlanjur meminum minuman tersebut dan berlari keluar menuju kantin dengan mata yang penuh air mata karena kepedasan. Jaejoong yang melihat hal tesebut langsung tertawa terpingkal-pingkal dan berjalan keluar dari gedung olahraga. Murid-murid yang ada di tempat itupun tercengang melihat Yunho dan berpikir, ‘Sebegitu enaknyakah minuman milik Jaejoong sampai seorang Jung Yunho menangis seperti itu?’

.

.

.

.

.

.

Setelah bel tanda sekolah berakhir berbunyi, Jaejoong berjalan menuju lokernya untuk meletakkan sebagian buku sekolahnya. Ketika sampai di dekat loker, Jaejoong melihat Yunho sedang bersandar di loker Jaejoong sambil mengutak-atik handphonenya.

”Yah, minggir.“ Kata Jaejoong ketus. Tanpa ba bi bu lagi, Yunho sedikit bergeser dari tempatnya dan bersandar di loker sebelah Jaejoong.

”Mau apa kau?“ Tanya Jaejoong tapi tidak digubris Yunho. Yunho hanya memandang intens Jaejoong tanpa berkata apapun. Tentu hal tersebut membuat Jaejoong gugup. Selesai meletakkan buku dan menutup loker, Yunho langsung membopong Jaejoong di bahunya dan membawanya ke parkiran.

”YAH!!! TURUNKAN AKU!!!“

”Aish.. berisik!“

”TURUNKAN! TURUNKAN! TURUNKAN!!!!“ Berontak Jaejoong seperti anak kecil yang tidak mau disuntik.

Sesampainya di parkiran, Yunho melemparkan helm pada Jaejoong yang masih memasang wajah kesalnya.

”Naik. Umma ada perlu denganmu.“ Kata Yunho dengan nada yang monoton.

“Untuk apa? Aku tidak mau.”

“Terserah kau saja. Tapi ummaku memintamu datang jadi ayo naik.” Yunho menarik tangan Jaejoong dan mau tidak mau Jaejoong naik ke motor Ducati milik Yunho itu.

“Pegangan.”

“Cih! Aku tidak sudi!”

“Terserah kau..”

Yunho langsung melesatkan motornya denga kecepatan tinggi sehingga Jaejoong hampir terhempas kebelakang kalau saja dia tidak cepat-cepat memeluk pinggang Yunho.

”Namja siaalaaaaaaaan~~~!!!!!!!!“ Teriak Jaejoong sambil mengeratkan pelukannya karena Yunho menambah kecepatan motornya. Yunho pun langsung tersenyum kecil ketika merasakan pelukan Jaejoong yang semakin erat itu.

 

Sesampainya di kediaman Jung, Yunho dan Jaejoong langsung disambut hangat oleh umma Jung.

”Omo Joongie, wajahmu pucat.. Kepalamu kenapa?!“ Tanya umma Jung.

”Gwenchana ahjumma.. Tadi Yunho mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi makanya Joongie agak pusing..“ Jawab Jaejoong sambil mendeath glare Yunho.

”Mwoh?! Benarkah itu Yunho?!“ Tanya Umma Jung pada putranya.

“A-anio umma.. Jaejoong hanya bercanda kok..” Sangkal Yunho. Dia tidak mau motor Ducatinya itu ditahan oleh umma nya.

“Sungguh umma.. Bahkan Valentino Rossi saja kalah cepat…”

“YAH! KIM JAEJOONG!”

“Yunho! Motormu umma tahan selama 2 bulan!! Ayo, Joongie, masuk. Umma sudah memasak makanan kesukaanmu.” Kata umma Jung sambil menuntun Jaejoong masuk ke mansion super besar itu.

‘Meeroooong~’ Jaejoong menjulurkan lidahnya mengejek Yunho yang masih kaget bahwa umma nya lebih berpihak pada Jaejoong.

“Aissh!!!” Gerutu Yunho sambil menyusul ummanya dan Jaejoong.

 

Seusai makan bersama dengan umma Jung dan Yunho, mereka duduk di ruang keluarga sambil menonton TV. Tak lama setelah itu, seorang pembantu keluarga Jung memberitahukan bahwa appa Jung dan orang tua Jaejoong telah tiba.

“Oh.. Sudah lama tidak bertemu, Joongie. Masih ingat ahjusshi tidak? ” Tanya appa Jung sambil menepuk kepala Jaejoong. Jaejoong mempout bibirnya karena dia tidak suka diperlakukan seperti anak kecil.

“Ne??”

“Yeobo, kamu pernah bertemu Joongie sebelumnya?” Tanya umma Jung pada suaminya.

“Apa kamu lupa, yeobo? Dia ini anak yang waktu itu kita temui di taman 10 tahun yang lalu. Yang waktu itu memakai pakaian perempuan itu.. Masih ingat tidak?” Tanya appa Jung.

“Omo! Jinjja?! Joongie itu adalah anak yang waktu itu menangis karena tersesat itu?”

“Iya.. Sekarang Joongie sudah besar ya..”

“Aigoo.. Sekarang sudah besar rupanya.. Kamu semakin manis saja Joongie..!!” Umma Jung mencubit pipi Jaejoong karena gemas melihat calon menantunya yang manis itu. Jaejoong semakin mempout bibirnya karena sebal.

“Umma, kenapa umma ingat hal yang jelas-jelas sudah lama itu?” Tanya Yunho.

“karena waktu itu kami syok sekali karena pengasuhnya mengatakan bahwa Joongie ini adalah anak laki-laki. Padahal waktu itu, umma kira ada malaikat kecil yang jatuh dari langit..” Jelas umma Jung.

“Omo.. Jadi kalian yang dulu menemukan Joongie yang tersesat? Terima kasih.. Anak kami yang satu ini memang senang sekali mengikuti kucing yang suka berkeliaran di taman itu..”

“Hahahaha… Cheonmaneyo..” Kata appa Jung. Yunho yang mendengarnya terkekeh kecil sambil memandang Jaejoong yang jelas-jelas sedang sebal. Lalu dia baru sadar kalau ada umma dan appanya yang sedang tertawa dengan umma dan appa Jung.

“Umma, appa, kenapa kalian ada di sini? Itu yang kalian bawa apa?” Tanya Jaejoong.

“Oh, ini adalah pakaian-pakaianmu. Mulai hari ini, nyonya Jung ingin kamu tinggal disini. Dan kami datang ke sini untuk membicarakan pernikahan kalian yang akan diadakan minggu depan.” Jelas umma Kim.

“Oh….. MWOOH???!!!!!”

 

-to be continued-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LuceceitaW #1
Chapter 5: Hiiiii.......Please update.....I like this story.
oHRaiNdRop
#2
Chapter 5: new reader here..
it's getting interesting..
please update soon..
looplyjj #3
Chapter 5: Annyeong, reader baru ni. Asli ni ff kocak abis, ampe sakit perut. Aigoo yunppa, tuh kan marah lg jaemma nya. Kapan bisa akur nya y??
Update soon dund, phhlueessse...
ChoiJeMa #4
Chapter 4: Yunjae Yunjae!! bagus ff.y ringan
hyoki407 #5
Chapter 5: omo jaema >.< lanjut ne thor ^^
mimosa #6
Chapter 3: aduh perut gw sakit gara2 ketawa terus , asli KW 1 ni fresh bgt .

ya...meskipun topik nya umum tp cara penyampaianya apalagi dialognya sangat amat spontan dan alamiah dg guyonan2 yg byk untuk perbendaharaan gw hehehe .

hmmm...serasa nonton film sinchan , enak dibaca , enak di bayangkan dan enak ditertawakan hahaha

pasti author nulisnya samil senyum2 sendiri .

sukses d untuk fanficnya ... !
, gw baru bc stengahnya ni
doyce228 #7
ayuh dilanjutkan ceritanyaaaaaaa T.T
mjjejae_mira
#8
could you please continue.. (‘▽^人)
BabYJMinho
#9
Chapter 5: new reader...^^
Hohoho 2 kingka akhr.a bersatu juga. Jung n kim halmoni emg daebak. Psti bs lgsg nimang cucu niih hahaha. Update juseyo :D
alint2709 #10
Chapter 5: baru nemu ff ini saya..
wkwkwk..
ngakak Abis bacanya..
Tapi itu kenapa ci jaemma gak mau berantem ya? masih mikirin kejadian "itu" kah?
lanjut Thor..