“Nggak terasa ya, kamu udah mau lulus aja.”  Irene memeluk Wendy dari belakang.

“Kan kita sama-sama mau lulus Rene.”

“Aku bakal lebih sibuk dari sebelumnya Wen, setelah ambil alih Perusahaan ayah aku. Aku takut kita jarang kayak gini lagi.”

“Rene, jangan dipikirin dulu ya, kita nikamtin aja dulu waktu kita. Bukannya itu yang sering kamu ucapin sama Winter kalau dia lagi khawatir.”

“Aku takut, aku nggak punya waktu buat kamu, kita bakal udahan Wen.” Kini Wendy membalik tubuhnya, kini mereka saling berhadapan.

“Aku bakal dukung semua pekerjaan kamu Rene, kamu jangan khwatir ya.”

“Kita nikah aja yuk Wen. Biar ketemu terus tiap hari, habis kelulusan aku lamar kamu.”

“Huh?”

“Kamu nggak mau ya Wen?”

“Siapa bilang?, jangan dadakan gini dong kan aku nggak siap.” Irene hanya tertawa dan semakin erat memeluk Wendy.

“Aku serius Wen, aku nggak mau kehilangan kamu.”

“Kamu nggak akan kehilangan aku Rene.”

Please log in to read the full chapter