Jiyeon Imnida

I'll Show You 1

Pulang Sekolah

 

Aku berjalan keluar gerbang sekolah. Seperti biasa, aku akan berjalan ke halte dan naik bis untuk pulang. Namun entah kenapa hari ini sangat panas. Matahari terasa berada dekat sekali denganku dan mengikutiku berjalan. Keringat bercucuran di dahiku.

PIM PIM

Bunyi klakson membuatku segera menyingkir ke kiri. Mobil  KIA Rio terbaru berwarna jingga cerah berjalan lambat di jalanan sampingku. Saat aku menoleh kepada si pengemudi, aku berhenti.

"Jiyeon-ah," panggil Hwayoung sambil tersenyum. Di kursi samping kemudi dan belakang, kulihat Chorong dan Eunji yang memandangku mengejek.

"Ne?" responku.

"Ayo naik," kata Hwayoung. Seketika ekspresi dua temannya berubah. "Kuantar kau sampai halte," tambahnya.

Eunji langsung berseru, "Ya! Hwayoung!"

Yang di panggil menoleh ke belakang, "Wae? Kubilang hanya sampai halte. Kita tetap akan ke mall." Dia menjawab dengan santai.

"Eeum..." Aku menyadari perubahan atmosfer yang spontan dalam mobil itu. Apakah aku akan merasa baik di dalam..? "Tidak perlu, sepertinya aku akan berjalan saja. Halte bus tidak jauh dari sini," kataku akhirnya. 

"Iya, tapi.. apa kau tidak merasa kalau hari ini luar biasa panas? Kulitmu akan terbakar panas matahari dan itu tidak baik." Dia mencoba membujukku untuk ikut. Tatapannya memohon padaku.

"Aku..." Oh, aku tidak mampu lagi. Hal yang paling tak kuasa kutolak adalah kebaikan orang lain. Aku pun mengangguk dan masuk dalam mobil. Eunji langsung menggeser duduknya saat aku masuk. Sejauh mungkin dariku.

...

"Terimakasih," ucapku saat sudah keluar dari mobil hatchback Hwayoung. Dia melambaikan tangannya padaku, tersenyum seraya menancap gas kembali.

Aku bersyukur, di hidupku yang sepi ini, aku bisa mengenal orang sebaik Hwayoung. Sebelum dia pindah ke Danggeuk High School, aku sama sekali tidak berbicara pada siapapun. Dia datang seperti peri penolong bagiku. Kurasa ini bukan berlebihan, kalau dipikir, dia adalah cover girl yang terkenal di Korea, pemenang banyak ajang pencarian model remaja berbakat yang sudah resmi debut sebagai model. Sementara aku? Tidak ada yang berbeda kalau aku ada maupun tidak ada di kelas, apalagi di sekolah. Kenapa orang populer seperti dia ingin bergaul denganku? Pastilah dia memang baik hati. Di antara semua orang, dialah yang terbaik.

"Ya! Yeoja berkacamata!"

Lamunanku buyar, aku menoleh ke kanan dan melihat seorang laki-laki berseragam sekolah sama denganku berdiri di sana. Mataku kusipitkan sedikit untuk melihat wajah orang itu lebih jelas. Ya ampun, Kim Myungsoo?

"Kau tidak mau naik?" tanya Myungsoo. Oh, benar sekali! aku harus naik bis itu.

Setelah masuk, aku langsung menggesek kartuku, Myungsoo pun melakukan hal yang sama. Bis ini tidak pernah terlalu penuh atau terlalu kosong. Aku selalu bisa menempati tempat dudukku biasanya, ujung kiri dekat pintu, di pinggir untuk melihat jalanan dari jendela. Masih banyak kursi kosong, makanya aku terkejut melihat Myungsoo duduk di sebelahku.

"Ada apa dengan ekspresimu? Memangnya ini bukan bis publik?" tanya laki-laki itu membuatku langsung menggeleng dan mengalihkan pandanganku ke luar jendela. Memandangi trotoar lebar di tepi jalan dimana beberapa orang berjalan bersama teman mereka.

Bicara tentang bersama teman, aku masih bingung. Biasanya Myungsoo naik mobil diantar supirnya atau bersama dengan Sungjong. "Kenapa kau naik bis?" tanyaku menoleh padanya. Tunggu, itu keluar begitu saja! Apa karena sangat penasaran aku jadi berani bertanya padanya..

Seperti yang kuduga, Myungsoo menatapku heran sebentar. "Woaa, ini langka. Kau berbicara duluan pada orang lain," katanya dengan nadanya yang khas dan senyum miringnya, membuatku semakin salah tingkah. "Pasti kau bingung karena aku biasanya tidak naik bis.. Harusnya hari ini aku pulang bersama Sungjong. Tapi aku sedang kesal padanya karena meninggalkanku di perpustakaan tadi, ingat kan? Jadi aku membiarkannya mencari-cari diriku sampai pusing saat pulang sekolah. Padahal aku sudah naik bis ini," jelasnya memandang ke depan dan menyipitkan mata seolah puas dengan pembalasannya. "Nah, aku juga mematikan ponselku."

Bisa kubayangkan Sungjong yang sedang bertanya pada orang lain tentang dimana Myungsoo. Atau, dia yang sedang mencoba menghubungi Myungsoo tapi tak berhasil. Aku tersenyum sendiri tahu bahwa Myungsoo suka mengerjai sahabatnya seperti itu.

"Chamkanman, Ahjussi!" Tiba-tiba Myungsoo berteriak ke arah depan. Bis yang-sudah-berjalan-kembali direm dengan agak mendadak. Aku langsung berdiri, sadar bahwa sudah waktunya bagiku untuk turun. Harusnya memang di halte tadi, beberapa ratus meter di belakang.

Myungsoo menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian berdiri agar aku bisa lewat, "Kau ini bodoh ya.."

"Maafkan aku," aku membungkuk sedikit pada penumpang lain di depan, mereka semua menoleh padaku. "Terimakasih," kataku pada Myungsoo lalu cepat-cepat turun. Sejak tadi aku tidak sadar bisnya sempat berhenti, berada di dekat Myungsoo membuatku.. lupa segalanya.

 

...................................................................................................

 

Author

 

Sore itu di hari minggu, Hwayoung, Eunji, Chorong, dan Naeun mengobrol di café, sudah menjadi kebiasaan mereka berkumpul dan saling mengobrol. Awalnya Hwayoung sangat menikmati pertemuan ini, mereka berempat membicarakan banyak hal seru. Fashionbrandnamja, dan teman-teman sekolah mereka. Namun lama-kelamaan, topik mereka bergeser pada Park Jiyeon.

"Benar sekali! Kalau kita berpenampilan seperti dia, mana ada yang mau menjadi namjachingu kita?" Chorong tertawa saat mengucapkan kalimatnya. Hwayoung memandangnya dengan tidak suka.

"Bayangkan saja aku berpakaian seperti dia, urrgh.. kuno sekali." Naeun ikut tertawa.

"Memang menjijikkan, tapi kau masih akan lebih baik dari penampilannya. Naeun, kau lebih cantik darinya." Naeun tersenyum mendengar pujian dari Eunji itu,

"Baguslah, jadi walaupun begitu setidaknya aku punya harapan." Dia, Eunji, dan Chorong kini tertawa terbahak-bahak.

Merasa tidak nyaman dengan obrolan itu, Hwayoung menengok jam di ponselnya. "Sekarang sudah jam 4, aku harus pergi," kata gadis itu menyeruput jusnya sampai habis.

Eunji dan Naeun terkejut hampir bersamaan, "Eh?!"

"Kau mau kemana?" tanya Chorong heran.

"Bukankah aku sudah memberitahu kalian bahwa aku akan pergi duluan?" Semua yang Hwayoung tanya menggeleng. Gadis cantik itu menggeleng-geleng, "Coba cek chat group kakao talk kita. Aku sudah mengatakan semuanya disitu, bahwa aku ada janji dengan Jiyeon."

Naeun langsung membuka ponselnya untuk mengecek pesan Hwayoung di group. "Nah, sampai jumpa besok!" pamit Hwayoung melambaikan tangannya dan pergi. Ketiga temannya memandangnya berjalan menjauh sampai dia keluar dari café.

"Oh! Benar ada pesan darinya, kenapa satu pun dari kita tidak membacanya?" tanya Naeun pada dirinya sendiri.

"Chorong-ah, bukannya ini sangat menyebalkan?" tanya Eunji menatap kepergian Hwayoung dengan sebal, tidak menghiraukan Naeun.

"Ne, aku sangat kesal," jawab Chorong kemudian menyesap lemon tea-nya. "Entah sejak kapan dia jadi jarang menghabiskan waktu dengan kita dan malah jalan-jalan dengan Jiyeon.

"Pasti dia akan semakin melunjak karena Hwayoung terus membelanya. Selalu kita yang jadinya disalahkan," kata Eunji. Kemudian dia tersenyum misterius. "Bagaimana kalau kita kerjai saja anak itu?" usul Eunji.

Chorong langsung menoleh. "Ah, itu terdengar menyenangkan.. Apa kita bisa mulai besok?" tanyanya dengan semangat.

 

.........

 

박지연

Park Jiyeon

 

Aku berjalan berdampingan dengan Hwayoung. Memperhatikan dirinya yang sejak tadi tersenyum. Umm, sepertinya dia menyadari pandanganku, buktinya sekarang dia menoleh heran.

"Apa ada sesuatu di wajahku?" tanyanya. "Sungguh, kau harus segera memberitahuku. Aku tidak suka ada yang mengganggu penampilanku."

Sambil menggeleng aku tersenyum. "Anniya, bukan apa-apa," ujarku.

"Oh, itu melegakan.." Hwayoung menghembuskan napasnya. Aku kagum pada sifatnya yang selalu perfeksionis dalam penampilan. "Jiyeon-ah, apa kau tahu? Aku merasa senang sekarang."

Aku hanya memiringkan kepalaku sebagai respon.

"Karena aku merasa bebas.. Dari Eunji, Chorong, dan Naeun," ucapnya.

"Maksudmu?" tanyaku. Hwayoung merasa bebas dari teman-teman segengnya..? "Mereka kan teman-temanmu.."

"Memang. Tapi terkadang aku merasa tidak cocok dengan mereka. Sebenarnya, mereka sangat baik padaku sejak awal aku pindah ke sekolah kita, tapi aku tidak merasa senyaman saat bersamamu," jelasnya belum membuat aku mengerti. "Lama-lama aku sadar bahwa aku punya banyak perbedaan dari mereka."

Aku tidak tahu perbedaan apa yang dimaksud. Namun dilihat dari perlakuan mereka kepadaku, jelas sekali terbukti Hwayoung sangat berbeda. Tidak hanya padaku, dia ramah pada banyak orang. Dia juga cantik, dan kaya. Makanya anak-anak lain menyukainya. Para laki-laki menjadi fans-nya. Kepopulerannya melejit sebagai anak baru yang menyenangkan, mengalahkan geng Eunji. Eunji, Chorong, dan Naeun tidak sebaik Hwayoung. Kepopuleran mereka dijadikan sebagai kebanggaan tersendiri. Terkadang mereka sedikit sombong dan tidak ramah. Namun sejak Hwayoung ikut masuk, citra geng mereka membaik. Aku yakin itu karena Hwayoung. Sekarang dapat dilihat dengan jelas bahwa Hwayoung lebih terlihat seperti leader di grup Eunji.

"Hei, Jiyeon, lihat kesana!" kata Hwayoung menunjuk ke sebuah toko bertemakan musim panas. "Ayo kita ke toko itu, sepertinya koleksi mereka baru." Dia menarik tanganku ke sana.

Kami melihat-lihat barang di toko itu. Benar sekali kata Hwayoung, koleksinya tampak bagus dan unik. Bukan seperti yang mudah kita dapatkan dimana-mana (kata Hwayoung, 'Limited Edition'). Kami berpindah-pindah tempat. Sekali lagi aku kagum padanya, dia bisa memperkirakan toko bagus hanya dengan melihat baju-baju yang dipakai mannequin di depan toko.

Mana aku tahu soal fashion dan tren zaman sekarang. Semua barang yang kupilih mendapat gelengan dari Hwayoung. Dia seringkali bilang warnanya terlalu tua, itu model kuno, kau seperti Ahjumma memakai baju itu, dan semacamnya. Sampai akhirnya aku menyerah dan membiarkan Hwayoung memilihkannya untukku. Dia benar-benar berselera tinggi, (walaupun aku juga tidak begitu mengerti apa artinya itu) baju-baju yang dipilihkan untukku semuanya bagus dan terlihat seperti style di majalah-majalah remaja. Mungkin itulah trendy..?

Mengakhiri tour toko kami, aku dan Hwayoung duduk di salah satu restoran-yang masih di mall juga. Aku memesan jus stroberi dan Hwayoung memesan Ice Blended Chocolate dengan bermacam topping.

"Haah.. Belum pernah aku selelah ini saat shopping," kata Hwayoung setelah menyesap sedikit minumannya.

Aku tersenyum padanya, "Hari ini sangat mengasyikkan. Aku belum pernah bersenang-senang dengan temanku seperti ini. Lebih tepatnya, kau yang pertama kali mengajakku jalan-jalan."

Ekspresi Hwayoung mendadak berubah. "Jeongmal? Kau tidak pernah hang-out dengan temanmu?" tanyanya heran.

Aku mengangguk pelan. "Faktanya, aku belum pernah benar-benar punya teman."

Hwayoung terdiam sebentar lalu berkata, "Kalau begitu, mulai sekarang, kita harus lebih sering jalan-jalan bersama." Dia tertawa kecil di akhir kalimatnya. Aku pun ikut tertawa.

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
HyesunIm
I'll Show You ini di publish di wattpad juga ya, di akun @HyesunIm. Aku baru mau coba upload di sini.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet