Grandma's Decision

The Weirdest Love Story

Cuaca sedang terlampau panas.
Dan semua orang jadi tak waras!

Sungyeol menggila; ia menggunakan mobil remote controlnya untuk mengganggu Sungjong yang tengah berlarian sambil berteriak tak suka, "Kubunuh kau! Aku bersumpah akan membunuhmu!" Ancaman Sungjong selalu seperti itu dan Sungyeol selalu tak peduli -toh Sungjong memang tidak pernah mencoba membunuh lelaki jangkung itu.

Woohyun malah semakin bodoh; menari tarian perut di atas sofa putih yang baru saja Sunggyu beli, lengkap dengan perut kotak-kotak yang ia pamerkan. Bersyukurlah tidak ada seorang pun yang terpikirkan untuk merekam aksi tak waras Woohyun.

L berubah menjadi Myungsoo; memeluk lututnya sendiri lalu berguling-guling di lantai -hampir membuat dirinya terinjak oleh Sungjong. Itu aegyo, katanya.

Dongwoo dan Hoya semakin ekstra; sibuk memasak makan malam dengan jurus kungfu. Setiap kali pisau digerakkan, mulut mereka ikut bersuara. Terdengar alunan soundtrack animasi "Kungfu Panda" dari ponsel yang Dongwoo taruh di atas meja. Kedua lengan mereka sama-sama terangkat untuk memamerkan jurusa andalan; jurus elang milik Hoya dan jurus ular milik Dongwoo.

"YAK! APA-APAAN INI?!" Semua aktivitas terhenti, tepat ketika Sunggyu berteriak. Matanya yang hanya segaris itu sedikit melotot melihat penampakan para sepupunya yang sudah kehilangan akal sehat macam habis minum satu galon soju. Baru lima belas menit ia pergi dan semuanya sudah seperti kapal pecah. BARU LIMA BELAS MENIT! Berani bertaruh, rumahnya akan roboh jika dia pergi selama satu jam.

Hanya si malang Sungjong yang bersyukur atas kepulangan Sunggyu. "Hyuuuuung! Sungyeol hyung menyiksaku!" Sungjong berlari lalu berlindung di balik tubuh Sunggyu. Ia adalah yang termuda diantara mereka, anak satu-satunya dari pemilik L'zena -salah satu restoran mewah di Korea Selatan, dengan cabang yang tersebar di beberapa negara lain.

"Kalian membuatku gila." Sunggyu melangkah maju lalu duduk di sofa yang sudah ditinggalkan oleh Woohyun dengan sangat rapi, seolah tak pernah ia gunakan untuk menari tarian perut. Dengan cepat Sungjong mengikutinya.

Sunggyu menghembuskan nafas lelah sementara yang lain hanya saling tatap tanpa rasa bersalah. Bagi Sunggyu, mengurus enam sepupu ini rasanya seperti mengurus enam anak setan!

"Halmeoni sudah memutuskan," ujar Sunggyu tiba-tiba setelah terdiam beberapa saat.

Serentak, macam atlet yang berlari setelah mendengar suara dentuman, keenam sepupunya mendekat. Dalam sekejap tubuh Sunggyu sudah dikerubungi. Well, biar kuheri tahu; ini kondisi serius, karena keputusan halmeoni yang terkadang tak masuk akal adalah hal yang mutlak. Tak bisa diganggu gugat, dan korbannya tak bisa mengelak.

"Siapa?" Hoya bertanya tak sabaran.

Sungjong berpikir sejenak, "Tidak mungkin aku, kan? Aku terlalu muda."

Bibir Sunggyu tertarik ke samping, membentuk senyuman jahat yang tak mengurangi sedikitpun ketampanannya. "Kim Myungsoo."

"ANDWAEEEEE!" L kembali berguling-guling di lantai sambil berteriak. Heol, rupanya dia masih dalam mode Kim Myungsoo.

L menderita, sementara yang lain tertawa.

"HAHAHAHA kau sangat sial akhir-akhir ini!" Dongwoo tertawa puas sembari menunjuk L. "Sunggyu hyung lebih tua, tapi kau yang menjadi korban. Kondisi macam apa ini?" Tawa Dongwoo semakin menjadi, membuat yang lain ikut menertawai L -yang masih sibuk berguling-guling.

Sunggyu menepuk pundak L, "Chukkae! Aku berharap calon tunanganmu tak menyeramkan," ujarnya kejam.

Mendengar ucapan Sunggyu, tawa mereka kembali pecah. Semua sudah tahu betul, pilihan halmeoni tidak mungkin TIDAK menyeramkan!

L menghembuskan nafas berat, "Siapa orang itu? Dia akan sangat beruntung karena mendapatkanku."


"TIDAK! AKU SAMA SEKALI TIDAK BERUNTUNG!" Di waktu yang bersamaan namun tempat yang berbeda, seorang gadis berambut coklat terang malah berteriak kesal sembari mencekik leher boneka jerapahnya. Jika jerapah itu hidup, sudah dipastikan dia akan mati sebentar lagi.

Kamarnya cukup berantakan, bukti nyata atas rasa kesal yang sudah tak sanggup ia tahan. Setelah lelah menerbangkan setumpuk buku ke segala penjuru kamar beberapa menit yang lalu, gadis itu memutuskan untuk duduk di atas ranjang dan sibuk mencekik boneka jerapahnya. Di samping boneka tersebut nampak sebuah buku diary tergeletak begitu saja, dengan sebuah nama di bagian depannya; Kim Hana. "Ugh! Aku tahu seperti apa dia. Kim Myungsoo brengsek itu! Dia sudah satu kelas denganku dan sekarang dia akan menjadi tunanganku? Lelucon macam apa ini?!" ia masih melanjutkan sesi 'marah besar' nya.

Setelah tiga menit hanya berdiri di ambang pintu dengan kedua lengan terlipat di depan dada, akhirnya Kim Jihan -saudari kembar Hana, merasa tertarik untuk bersuara. "Memangnya, dia itu apa? Aku tidak begitu memperhatikan orang-orang di sekolah."

Hana melirik Jihan, kedua matanya menyipit tajam. "Vampire."

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet