Chapter 3

HeartBEAT (Whom This Heart Beats For)
Please Subscribe to read the full chapter

Jiho bersyukur karena makan malam hari ini berjalan dengan lancar. Selama perjalanan menuju restaurant dan pada saat makan malam, ia merasa semakin membaik, jantungnya berdetak semakin normal. Mereka makan malam berempat di restaurant favorit kedua orang tua Mingyu. Mereka sudah seperti kedua orang tua bagi Jiho, dan mereka juga memperlakukan Jiho seperti anak perempuan mereka. Jadi, Jiho merasa sangat nyaman bersama mereka.

Mingyu adalah anak laki-laki satu satunya di dalam keluarga. Jadi kini, dia lah yang menjadi harapan kedua orang tuanya untuk meneruskan perusahaan mereka. Jiho sangat senang melihat keharmonisan keluarga mereka. Jiho berpikir, mungkin sudah saatnya ia membuka hati untuk menjadi bagian dari keluarga ini. Mereka sudah terlalu baik kepada Jiho, bahkan Oppa, dan juga Ayah Ibu nya.

Setelah makan malam, Jiho dan Mingyu pulang dengan mobil terpisah. Orang tua Mingyu pulang dengan mobil yang dikendarai oleh supir keluarga, sedangkan Jiho, satu mobil dengan Mingyu.

"Jiho-ah, boleh aku pinjam handphonemu sebentar?"

Jiho menganggukkan kepalanya dan menyuruh Mingyu untuk mengambil handphone Jiho sendiri di dalam tas, karena ia sedang sibuk membersihkan noda di kemejanya yang tadi terkena noda makanan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam, mereka akhirnya sampai di rumah. Mingyu membukakan pintu untuk Jiho dan mereka menuju ke kamar masing-masing.

Di kamar, sebelum tidur, Jiho membersihkan diri dan menyiapkan pakaian serta segala hal yang akan ia bawa ke kantor besok. Saat sedang menyiapkan isi tas, Jiho melihat ada sebuah gelang yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Gelang sederhana, yang mungkin bisa dibeli di pinggir jalan. Jiho tidak pernah memiliki gelang seperti ini, namun ia ingat sesuatu.

Mingyu sempat mengambil handphone di tasku, mungkin ini pemberian darinya. Karena memang tas ini selalu bersamaku kecuali di mobil tadi.

*****

Seperti biasa, Mingyu mengantar Jiho ke kantor. Jiho sudah pernah berbicara padanya bahwa ia bisa berangkat sendiri, namun Mingyu tetap saja bersikeras untuk mengantarnya. Ditengah perjalanan, Jiho ingat untuk menanyakan sesuatu pada Mingyu.

"Mingyu-ah, apa ini pemberian darimu?."

Mingyu hanya menengok dan melihat ke arah Jiho sebentar. Setelah itu, ia kembali fokus menyetir mobil.

"Maksudnya?"

"Gelang ini Mingyu-ah" Jiho menujukkan gelang yang ia pakai kepada Mingyu

"Gelang?" Tanya Mingyu kembali

"Iya, gelang ini"

"Gelang itu bukan pemberianku. Dimana kau menemukannya?"

"Di dalam tasku, kemarin malam"

"Tidak, itu bukan dariku, Jiho-ah"

Jiho semakin bingung, jika gelang ini bukan dari Mingyu, lantas milik siapa gelang ini. Jiho ingat betul bahwa tas ini tidak pernah jauh dari pandangannya, dan hanya Mingyu yang kemarin malam mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Di tengah perjalanan, Jiho tetap berfikir, milik siapa gelang itu.

"Oh, aku tahu sekarang, ini pasti milik perempuan yang menolongku kemarin malam"

"Iya, mungkin saja." balas Mingyu

"Klo begitu, sebaiknya gelang ini tidak kupakai"

"Nanti akan kubelikan gelang untukmu yang jauh lebih bagus daripada gelang itu" ucap Mingyu.

Jiho meletakkan kembali gelang itu kedalam tasnya. Sekarang, Jiho bingung, bagaimana caranya mengembalikan gelang ini kepada perempuan yang telah menolongnya kemarin malam. Jiho khawatir ini adalah gelang yang penting untuk perempuan itu.

Tidak terasa, Jiho sudah sampai di depan kantornya. Jarak dari rumah Mingyu ke kantornya memang hanya setengah jam. Sebelum ia pergi, Mingyu hanya berpesan kepada Jiho untuk berhati-hati ketika pulang nanti. Ia harus menghadiri rapat malam ini, jadi tidak bisa menjemput Jiho seperti kemarin.

"Mingyu-ah, nanti kita bertemu di apartemen saja, kau tidak usah menjemputku di kantor. Aku akan langsung menjemput Oppa di bandara dari kantor"

"Okay, aku berangkat Jiho-ah. Jangan lupa makan siang dan minum obatmu yaa."

Jiho melambai

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet