CHAPTER IV - PERFECT
PERFECTPerfect
Cast: Amber, Luhan, Minseok, Taemin, Soojung, Jongin
Genre: romance, the slice of life.
OST : Ed Sheeran – Perfect cover vers (https://www.youtube.com/watch?v=uhpdwhNDTjk)
PREVIEW LAST CHAPTER
Luhan POV
Dengan langkah kaki yang tak bersuara sedari tadi aku berusaha mengikuti kemana bidadariku melangkah. Entah mengapa hari ini ia terlihat begitu berbeda. wajah ayu-nya yang biasanya polos tanpa make-up hari ini dihiasi oleh make up tipis. Belum lagi senyum kecil yang tak pernah luntur dari wajah indahnya semenjak ia menerima sebuah panggilan membuatku semakin penasaran hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk mengikutinya sepulang sekolah.
kulihat ia memasuki sebuah kafe dan duduk di salah satu meja yang berada di dekat kaca jendela. Aku pun memutuskan untuk duduk di salah satu meja yang cukup jauh namun masih dapat melihatnya dengan sangat jelas. setelah beberapa menit menunggu tampak seorang pemuda dengan rambut blonde dan mengenakan topi, kacamata, serta masker menghampirinya.
"apakah itu dirimu?"
"..." aku tak dapat mendengar apa yang di katakan oleh pemuda itu. Pemuda itu pun mulai membuka masker, topi dan kacamatanya.
-deg-
hatiku terasa berhenti berdetak ketika aku melihat siapa sosok di balik masker tersebut. tubuhku terasa begitu dingin dan dadaku sesak. aku sungguh tak menyangka bahwa ia adalah sosok dibalik masker itu. sosok yang begitu aku kenal.
"Minseok"
TBC
CHAPTER IV
Luhan POV
Bayang-bayang kejadian yang kulihat kemarin siang masih terus menghantuiku. Mengapa? dari sekian banyak orang yang kukenal, mengapa harus Minseok? Mengapa? Bukankah ia tahu bahwa sejak awal aku mencintainya? Minseok, kau adalah orang pertama yang kuberitahu tentang perasaan ini. Kau adalah orang yang selama ini selalu kutanyai pendapat ketika aku gundah. Kau adalah orang yang begitu kupercaya. Tapi mengapa?
"Hyung? kau tidak latihan basket?" tepukan Sehun di bahuku menyadarkanku dari lamunanku.
"Maaf Sehun-ah, sepertinya hari ini aku kurang enak badan. Bisa kau izinkan aku pada pelatih?"
"Baiklah, kau memang terlihat sedang tidak beres Hyung. pulang dan istirahatlah." bukan Sehun-ah, sebenarnya secara fisik aku baik hanya saja aku belum bisa bertemu dengan Minseok. Bahkan memikirkannya saja membuatku melihat bayangan ia tengah bermesraan dengan bidadariku dan menertawakan kebodohanku selama ini.
-
a week later
Sudah seminggu sejak aku menjaga jarak dari Minseok. Pengecut? ya aku akui aku adalah seorang pengecut yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa ternyata orang yang selama ini kupercaya menikamku dari belakang. Ah bukan, mungkin sebenarnya aku selama ini salah. Aku terlalu fokus pada duniaku sendiri sehingga aku tak menyadari bahwa Minseok selama ini memiliki hubungan dengan Amber. Selama seminggu ini aku menyadari bahwa ternyata Minseok dan Amber cukup dekat di kelas. tak jarang aku melihat Minseok membantu Amber dan beberapa kali aku melihat Amber tersenyum pada Minseok.
"Hyung?" Sehun menghampiriku di loker. Sialnya disampingnya berdiri Minseok.
"..." aku hanya diam tak berniat menjawab. aku tahu pasti Sehun akan menanyakan mengapa aku tak turun latihan.
"Shi Luhan, ada apa denganmu?"
"..."
"Hei, kita ini keluarga. kalau kau ada masalah katakan saja. bukankah itu fungsi keluarga? saling mempercayai?" mendengar ucapan MInseok aku pun tak tahan untuk terkekeh.
"heh? Keluarga saling mempercayai? Apakah selama ini kau mempercayaiku seperti aku mempercayaimu Kim Minseok?"
"Apa maksudmu?"
"Aku melihatnya seminggu yang lalu. Ternyata selama ini kau tidak benar-benar mempercayaiku kan?" dapat kulihat raut wajah Minseok mengeras setelah mendengar apa yang aku ucapkan.
"Luhan,"
"Sudahlah lupakan saja. Hah, aku konyol bukan? menyukai seorang gadis dan menceritakan semuanya pada pemuda yang ternyata adalah kekasih rahasia gadis itu. Nanti sore latihan bukan? aku akan hadir." Aku pun pergi meninggalkan Minseok dan juga Sehun yang terlihat bingung dengan arah percakapan kami sebelumnya.
End Luhan POV
-
MInseok POV
Aku hanya bisa memandang punggung Luhan yang menjauh. Sial, Kau begitu bodoh Kim Minseok. Kau mengacaukan semuanya. Niatan awalku yang bertujuan untuk menjaga perasaannya justru berakhir dengan aku begitu menyakitinya. Aku sadar aku salah dan wajar jika ia begitu kecewa padaku. Amber adalah cinta pertamanya. Ini adalah pertama kalinya ia jatuh cinta. Ia begitu mempercayaiku dan menceritakan segalanya padaku. Namun apa yang kulakukan? Aku menghancurkan kepercayaannya.
Amber, ia bukanlah sekedar teman sekelasku. Amber adalah cinta pertamaku. Ya, aku juga mencintainya. Bahkan jauh sebelum Luhan bertemu dengannya aku telah jatuh cinta padanya. Pada seorang gadis kecil dengan rambut hitam panjangnya yang tengah bermain seorang diri di ayunan sebuah taman. Rambut hitamnya menari-nari terkena hembusan angin, senyum yang menghiasi bibir mungilnya, dan kedua manik mata segelap malam itu tengah mengeluarkan airmata. Benar, pertemuan pertama kami diawali oleh tangisan Amber.
Pertemuan itu terjadi tiga belas tahun yang lalu dan usia kami lima tahun pada saat itu. Kal
Comments