1. Married (Taeny, Genderbender)

Oneshoot and Twoshoot Peanut and Jelly (Taeny/Seulrene)
Please Subscribe to read the full chapter




 

Aku duduk dengan gugup didepan cermin besar yang menampakkan wajahku secara jelas. Dalam cermin tersebut dapat aku lihat diriku yang sedang duduk diam dan pasrah membiarkan seorang wanita dibelakangku melakukan apapun yang ia inginkan pada rambutku dengan peralatannya dan tangan lihainya tersebut serta seorang wanita lain disampingku yang sekarang sedang menyiapkan peralatannya kemudian menggerakkan tangan lihainya untuk memoles wajahku sehingga menjadi lebih cantik dan terlihat menawan saat ini.

Ruangan dimana aku berada saat ini hanya ada beberapa orang karena keluargaku dan teman-temanku lainnya sudah pergi meninggalkanku sendirian diruangan ini setelah memberikan beberapa kata-kata padaku.
 

Rambutku sekarang sudah ditata rapi dan make up yang menghiasi wajahku juga sudah selesai dipoles sehingga membuatku menjadi terlihat lebih cantik dan menawan saat ini.

Semua sudah siap, tinggal mengganti pakaian yang aku kenakan saat ini dengan gaun yang sudah disediakan di ruangan dimana aku berada. Gaun putih yang cantik dan menawan yang dipampang di ruangan tersebut diambil oleh seorang wanita dan diberikanlah gaun tersebut padaku. 
 

Aku menerima gaun tersebut dengan senyuman canggung seolah aku tidak ingin memakainya dan menjadi pemeran utama dalam acara ini. Aku berjalan masuk menuju ke ruangan ganti dengan berat hati dan melihat diriku sendiri di cermin didepan yang memperlihatkan seluruh tubuhku dari kepala hingga kaki yang sudah memakai gaun tersebut. 
 

Aku hanya menatap diriku sedih karena ini bukanlah apa yang aku inginkan selama ini.
 

Pernikahan bodoh karena perjodohan.
 

Aku memanglah workaholic yang selalu memprioritaskan pekerjaanku dan mengabaikan tentang masa depan dimana aku berada dalam sebuah keluarga dimana aku berperan sebagai seorang ibu disana. Aku masih belum siap untuk melakukan hal tersebut dan yang membuat orang tuaku khawatir adalah umurku yang sudah menginjak 30 tahun. 
 

Orang tuaku khususnya ibuku sangat khawatir terhadap masa depanku kelak dan memaksaku untuk menikah dengan lelaki pilihannya yang bahkan akupun tidak tau ia siapa dengan berdalih bahwa ia adalah pria terbaik yang ada di dunia ini yang disediakan untukku.

Ia hanya menginginkan aku menjalani kehidupan ini dengan bahagia karena itulah dia melakukan hal itu. aku hanya bisa menghela nafas kasar mengingat kejadian hal tersebut.
 

Pada awalnya aku tidak setuju karena aku masih belum siap untuk membuat komitmen dengan orang lain dan menjalin sebuah hubungan yang bersifat selamanya seperti ini. Karena ini bukan hanya berhubungan dengan masa depanku tetapi juga berhubungan dengan kehidupan yang akan datang selanjutnya.
 

Aku mencoba untuk memohon kepada ibuku untuk membatalkan perjodohan tersebut. tetapi semua itu berakhir dengan air mata seorang ibu yang akupun tidak tega untuk menolaknya dan menghancurkan hatinya sehingga membuatnya mengeluarkan air mata sekali lagi. 
 

Aku mencoba untuk memantapkan hatiku dan menerima perjodohan ini. 
 

Dan seperi inilah yang kalian lihat saat ini. Aku berdiri didepan pintu besar yang akan membawaku ke tempat dimana calon suamiku berada dengan gaun putih pernikahan yang menghiasi tubuhku.
 

Jujur saja aku tidak pernah melihatnya sekalipun. Bagaimana rupanya, bagaimana sifatnya dan lain-lain yang pada umumnya hal itu adalah aspek penting yang selalu diperhatikan untuk dapat menjalin sebuah hubungan dan sebuah komitmen seperti ini. 


 

"Tiffany?"

Suara berat dari seorang laki-laki membangunkanku dari lamunanku. 


 

"Oppa?" Aku menatapnya dengan eyesmile andalanku tetapi seperti halnya seorang peramal. Ia dapat melihat ketidaknyamanan dan kegugupan yang aku rasakan saat ini.

"Kau tidak apa-apa?" ia menunjukkan wajah khawatirnya padaku sambil memberikan tangannya padaku untuk aku gandeng hingga aku menuju altar dimana calon suamiku berada.

"Aku tidak apa-apa, oppa"
 

"Kau tau? Ibu hanya menginginkan yang terbaik untukmu. Jadi, aku harap kau akan terus berbahagia dan terseyum di masa yang akan datang" ia mengatakan kata-kata tersebut dengan senyuman tampannya.

"Dan juga! Apabila ia melukaimu atau macam-macam padamu. Laporkan pada Oppa. ne?! Oppa akan datang padamu dan menyelamatkanmu"

Kekhawatiran dan kegugupanku dalam sekejap mulai hilang. Tergantikan oleh tawa kecil yang keluar dari mulutku.
 

"Baik, Oppa" aku memberikan gestur hormat padanya dan memberikan eyesmile

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
seulrene_daze #1
Chapter 8: yahhhhhhhhg kepo maksimal nih thooooorrrrr apa yg bakal terjadiiii
seulrene_daze #2
Chapter 5: THOR SEQUEL PLIS HATI INI GABISA
seulrene_daze #3
Chapter 4: WKWKWKWKWKWKWKWWKWKKWKWKW UDAH BAGUS PARAH EH KOCAK DAH DI BAWAHNYA NGAKAK
Atsuko3
#4
Chapter 8: Cerita seulrene lanjutkan lgi dong yg ini thor?
bpmaknae
#5
Chapter 8: Wow intense
SoneTw_ss
#6
Chapter 7: Request seulrene taeny di satu chapter dong, yg fluff tanpa bumbu angst
SoneTw_ss
#7
Chapter 7: Baca author's note terinspirasi dr lagu ikon-apology, udh ada firasat bakal sedih ffnya :))
jasonds #8
Chapter 4: sadisnyaaa irene hahahah ngakak gue...hidup seulreneeee..banyakin seulrene ya
sclocksmith #9
Chapter 6: Request TaeNy lagi dong, hehe
sclocksmith #10
Chapter 1: Ahh, so sweet, TaeNy :)