Tiga

Under The Tree
Please Subscribe to read the full chapter

 

“Lolipop?” tanya Seungwan sambil menatap Juhyun.

Juhyun pun kebingungan, dia tidak tahu siapa yang menaruh lolipop ke dalam laci mejanya. Dia memutar-mutar lolipop di ujung jarinya. Saking banyaknya anak di sekolah itu yang ingin mengenal Juhyun, dia sampai tidak bisa mengira-ngira siapa yang memberikan lolipop rasa semangka yang sangat ia sukai.

“Kamu pernah menerima ini sebelumnya?” tanya Seungwan lagi.

“Gak pernah. Ini…”

Belum sempat Juhyun menyelesaikan kalimatnya, Seulgi memotong omongannya, “Maksud dia, dia belum pernah dapet lolipop selama ini. Kalo yang lebih dari lolipop sih banyak. Iya kan?” Dia bersuara tanpa menoleh dan tetap tidur di atas lengan kanannya.

“Ish!” Juhyun memukul tangan Seulgi yang sedang dijulurkan panjang hingga melewati lebar meja.

“Dia populer di kalangan kakak kelas. Kamu harus tau itu, Seungwan,” ujar Seulgi lagi.

Seungwan bisa memahami perkataan Seulgi. Orang secantik Juhyun tidak mungkin tidak menarik perhatian orang lain.

“Mungkin salah satu kakak kelas yang ngefans kepadamu itu yang memberikannya,” Seungwan terkekeh dan mulai menggoda Juhyun.

Seulgi yang tidak mengira akan mendapat dukungan dari Seungwan pun beranjak dari tempat duduknya dan mengajak Seungwan untuk toss. Seungwan terpaku karena respon kecil darinya bisa menggerakkan Seulgi, dia menatap telapak tangannya seolah tidak percaya Seulgi baru saja menyentuh tangannya setelah seminggu belakangan ini bersikap dingin.

“Apa mungkin dari Taeyeon Sunbae?” Juhyun bertanya kepada Seulgi yang masih dengan senyum lebarnya karena kegirangan menggoda Juhyun.

Seulgi menjawab dengan mengangkat bahunya, “Yang penting kamu seneng kan sekarang?”

**

Yeri tidak bisa menahan teriakannya saat dia melihat Joy memasuki kelasnya dengan melambaikan tangan dan berjalan seperti di atas catwalk.

“Sooyoung-ah!!! AAAAA!!” Yeri meloncat kegirangan di bangkunya sambil mengulurkan tangannya yang hendak memeluk Joy.

“Kim Yerim!! AAAAA!!!” Joy berlari kecil ke arah tempat duduk Yeri.

Mereka berdua masih terus berteriak dengan saling menggandeng tangan satu sama lain dan berputar-putar sambil meloncat-loncat. Juhyun dan Seulgi terlihat menutup telinganya dengan ujung jari mereka, begitu pula teman-teman sekelasnya yang berada di kelas.

“Mulai deh. Gak bakal tenang lagi hidupku di sini,” Seulgi bergumam sendiri diikuti tawa kecil Juhyun.

“Annyeong, Bae Juhyunku yang cantik!” sapa Joy ke Juhyun sambil melambaikan tangannya, Juhyun membalasnya dengan ikut melambaikan tangannya dan tangan yang satunya menutupi wajahnya yang memerah karena malu.

“Oh, annyeong, Kang Seulgi si tukang tidur!” Joy terkekeh saat melambaikan tangannya ke Seulgi.

Seulgi yang tadinya bersiap-siap tersenyum atas sapaan Joy, akhirnya melayangkan pandangannya dengan sinis, “Ah, dasar. Giliran Juhyun dipuji-puji.”

“OH! OH! Ya ampun! Siapa ini? OMO! SESANGE! AIGOO! Cantik banget,” Joy terkejut karena melihat bangku di samping Juhyun yang selama ini kosong, namun kali ini diisi oleh seseorang yang tidak dikenal olehnya.

“Anak baru,” jawab Yeri singkat, “jangan norak deh!”

Joy mengulurkan tanganya terlebih dahulu, “Annyeong! Aku Park Sooyoung, kau bisa memanggilku Joy karena aku membawa kegembiraan untuk orang-orang. Nama kamu siapa? Seneng deh bisa ketemu sama kamu! Pasti kamu juga seneng kan bisa ketemu sama aku?”

Seungwan cukup kaget karena perkenalan yang dilakukan oleh Joy dengan penuh percaya diri, dia tidak bisa menjawab banyak. Pada akhirnya hanya kata “iya” yang terucap dari bibirnya dan sebuah anggukan kecil dari kepalanya.

**

Bel masuk sudah berbunyi. Seluruh siswa yang ada keluar dari kelasnya masing-masing untuk segera melaksanakan baris-berbaris di lapangan indoor.

Seungwan mengecek pakaiannya dari atas sampai bawah dan semuanya sempurna. Sedangkan Juhyun kerepotan karena tidak bisa memakai dasi, dia meminta tolong Seulgi untuk memasangkan dasinya. Dengan sabar Seulgi mengikatkan dasi di dadanya sendiri kemudian memindahkannya ke Irene dan memasangkannya dengan rapi.

“Sekolah kita doang kayaknya yang aneh kayak gini. Setiap hari mesti baris untuk cek pakaian dan dengerin kepala sekolah ngomong selama sepuluh menit. Tapi yang diomongin juga sama aja, ‘kan? Bikin males.” Seulgi menggerutu.

“Tapi menurutku ini menyenangkan,” bantah Seungwan.

“Itu pasti karena kamu ngerasa dapet hal baru di sini, jadi kamu gak ngerasa kalo kegiatan ini tuh malesin banget,” tambah Seulgi lagi.

“Tepat! Itu alasannya!”

“Baris-baris, cepet!” Juhyun menghentikan percakapan mereka dan menggiring Seungwan ke depannya. Juhyun lega karena setelah kedatangan Seungwan, dia bisa baris di barisan kedua karena Seungwan lebih pendek darinya.

Beberapa menit pidato kepala sekolah berjalan, Juhyun melihat dari sela-sela barisan. Taeyeon sedang melambaikan tangan kepadanya sambil tersenyum dengan hangat.

Melihat Juhyun yang menoleh ke kanan dan tersenyum lebar, Seulgi yang berjarak satu baris—karena terpotong oleh Yeri yang ada di belakang Juhyun—pun mencoba melihat dengan siapa Juhyun sedang tersenyum.

Ternyata Taeyeon.

Dari sekian banyak kakak kelas dan teman seangkatan yang mendekati Juhyun, hanya Taeyeon yang bisa membuat Juhyun tersenyum seperti itu. Dan juga, hanya Taeyeon yang membuat Seulgi merasa tidak nyaman.

Seulgi menunduk dan tidak mau lagi memedulikan mereka yang sedang tersenyum satu sama lain.

**

“Selamat pagi murid-murid kesayanganku,” Yuri Sonsaengnim berjalan memasuki kelas dengan ikatan rambutnya yang bergoyang-goyang.

“Selamat pagi, Bu…” jawab mereka serempak.

Yuri duduk di bangku guru yang menjadi satu dengan mejanya dan berjarak 10 cm lebih tinggi dari lantai. Dia mulai mengamati wajah muridnya satu per satu. “Kenapa sih kalian? Pada mesem-mesem gitu mukanya?”

Semua murid yang menahan tawa tidak dapat lagi menahannya, sehingga suasana kelas menjadi riuh lagi.

“Kenapa? Manis coklatnya? Manis kan?” Yuri mencoba menggoda mereka.

“Manis banget, Bu. Enak deh rasanya beda, apalagi gratis.” Yeri mewakili murid-murid untuk menjawab pertanyaan Yuri.

“Saya sih cuma bisa maklum aja. Berarti selera kalian tuh kurang oke gitu ya. Tapi gapapa, selera orang emang beda-beda kan.”

Yuri melirik ke arah tempat duduk Seungwan dan memanggil namanya. “Son Seungwan!”

Dada Seungwan berdebar cepat saat merasa namanya dipanggil tiba-tiba, “I-Iya…”

Suasana kelas mendadak hening selama beberapa detik. Saat Yuri sudah berhasil mendapatkan perhatian dari Seungwan, dia menyilangkan jari tel

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
Cremoneza
FF baru! Tentang school life --> http://www.asianfanfics.com/story/view/1302389

Comments

You must be logged in to comment
HaradaKim #1
Chapter 2: Lanjutin dong
Yansudev
#2
Chapter 3: Akhir ya up juga .
Lanjutkan Thor .
As soon as possible .
Itu pun kalau ga ganggu kehidupan nya author.
Yg penting up .
Sama momen nya seulrene Di banyakin lagi .
Hehe.
susanty #3
Chapter 3: Huaaaa jangan2 wendy anak walikota .. Belum ada masalah nya ,di tunggu banget updateannya
susanty #4
Chapter 2: Seulrene udh pacaran atau sekedar temen ?
susanty #5
Chapter 1: Astatang ,akhirnya nemu jga ff seulrene b.indo di aff .. Menarik ,seperti biasa seulgi ogebnya gk ilang wkwk
jasonds #6
Chapter 3: lanjuttt...seulrene momentnya donggggg
Yansudev
#7
Chapter 2: Thor kapan up lagi ??
Cerita nya seru bgt.
Aliceedelei
#8
Chapter 1: Ihhhh gemes sama tingkah seulgi. Dia kok di sini murid paling pinter tp ada ogeb nya (?) masa nanya ke yeri si seungwan berangkat jem brp dari rumah wkwkwkkw. Btw untung itu cuma mimpi ya yg si seulgi di tembak. Btw bagussss thor cerita nya masih blm ke baca nanti jadi wenseulrene or wenseul or seulrene or wenrene pokok nya selalu di tunggu. SEMANGAT! :)
Seulgiswag #9
Ditunggu