Chapter 3

Go Ha Jin meninggalkan Jun So di ruang teh, sementara ia masih harus mengurus berbagai macam Hal.Jadwal kegiatannya hari ini  hanyalah memeriksa stock herbal dan menandatangani beberapa dokumen.

Jun So meminum tehnya. Pemuda itu masih bisa merasakan rasa ratusan tahun lalu. “Kau tidak bekerja hari ini? “tanya Ha Jin.

“Aku akan ke kantor nanti “jawab Jun So.

“ Huh?  Apa kau bisa melakukan hal tersebut? “

“ Bisa saja.  Aku dari Wang Corp “balas Jun So mengulum senyum.

“Menjadi CEO bukan berarti bisa seenaknya, semakin tinggi kedudukan semakin besar tanggung jawab yang dibebani di pundak kita “Kata Ha Jin. Kata - kata yang keluar dari mulut gadis itu membuat Jun So terdiam. Kalimat itu pernah diucapkan oleh Hae Soo atau Ha Jin jika menurut namanya dikehidupan ini.

Gadis itu berdiri untuk mengambil air panas lagi namun,  pergelangan tangannya Sudan dipegang oleh  Jun So. Pemuda itu menarik lembut gadis itu kedalam pelukannya. Harum bunga mawar menggoda penciumannya.

“Apa..? “belum selesai Ha Jin menyelesaikan kalimatnya. Ha Jin terdiam karena ia dapat mendengar nafas pemuda yang kini sedang memeluknya.  “Persiapkan dirimu,  aku tidak akan pernah melepaskanmu. “ bisik Jun So membuat gadis yang berada dipelukannya diam membeku.  

Pasalnya,  Ha Jin mendapatkan sekelebat pengelihatan tentang seorang pria yang mengenakan topeng di sebagian wajahnya.  Kedua kaki Ha Jin mendadak lemas, jika bukan karena Jun So yang memeluknya saat ini. Mungkin is sudah memeluk lantai. “Kau tidak apa - apa? “tanya Jun So.  

“Aku baik - baik saja”jawab Ha Jin.

“Baiklah sesuai perkataanmu. Aku akan pergi kantor sekarang “ pamit Jun So.

Otak Ha Jin memasuki mode autopilot, Karena ia tidak menyadari tangannya sudah melambai.

Tak hanya itu saja , Ha Jin tidak bisa berkonsentrasi bekerja hingga Woo Hee memintanya untuk pulang lebih awal. Satu yang tidak dimengerti gadis itu adalah kata - kata sahabat sekaligus assistennya itu.  ‘jangan mengabaikan sekitarmu ‘. Entah apa maksud dari perkataanya tersebut.

Ha Jin PoV

Disinilah aku berjalan - jalan di bangku taman. Memikirkan mimpi dan penglihatan. Siapa pria bertopeng itu? Mengapa setiap kali aku mengingatnya, aku ingin menangis juga ada perasaan rindu? Mengapa pria bertopeng tersebut mirip Jun So.

“Nak” panggil seorang wanita tua.

“Ah ada apa nenek? “tanyaku.

“aku seorang pembaca takdir.  Dengarkan wanita tua ini. tarik nafasmu. Kamu memiliki takdir yang luar biasa namun jalannya berliku. Seseorang sedang menunggumu. Mimpi bukanlah mimpi jika itu menceritakan kisah”

Aku memandang wanita tua itu tak mengerti.  

Wanita tua itu sudah pergi ketika aku akan bertanya lebih lanjut. Aku menghembuskan nafas ,dan memutuskan untuk pulang.

Ha Jin pov end

Gadis itu berjalan menuju apartemennya. Ia berjalan tertunduk memikirkan sesuatu. Ia tidak menyadari ia telah berada dipersimpangan jalan.

Tanpa memperhatikan sekitarnya Ha Jin melangkahkan kakinya untuk menyebrang jalan. Dari kejauhan sebuah mobil dengan kecepatan sedang menabrak tubuh Ha Jin.  Tubuh gadis itu terbaring dijalan beraspal dengan darah yang mengalir keluar dari kepalanya.

“Unnie “ panggil seseorang dengan nada panik Ha Jin merasa seseorang memanggilnya dengan sebutan unnie, sebelum kegelapan menarik kesadarannya.

Tiga orang pemuda mengelilingi tubuh Ha Jin. “Eun telepon ambulans “kata Jung panik “unnie!”

Pemuda yang dipanggil Eun tersebut langsung saja memanggil ambulans lewat telepon genggamnya

“Aku akan menghubungi So”kata Baek Ah.

Sementara itu dilangit matahari dan bulan bertemu