Big Bro (2)

Big Bro (1)

"Maaf, besok akan ku jelaskan. Hati-hati dijalan," Saehyung tersenyum pada Seungyoon sebelum menutup pintu flatnya.

Lelaki bertopi tadi telah melepas topinya dan duduk dengan santai sambil meniup seduhaan teh lemon hangat ditangannya.

 

"Ada apa ini?" Tanya Saehyung tidak percaya. Laki-laki yang menggenggam seduhan teh lemon hangat itu menatap Saehyung bingung lalu tersenyum.

 

"Kau tidak meruindukanku? " Tanya namja itu balik.

 

"Anni," Jawab Sae hyung singkat.

Sae hyung tidak memperdulikan namja yang sedang menyeruput teh lemon hangatnya, ia membiarkannya sendirian.

Sae hyung merebahkan tubuhnya pada sofa diseberang lelaki itu dan menutup matanya perlahan.

 

"Kau tidur?" Lelaki itu mencoba memecah kesunyian. Sae hyung diam tidak menjawab.

 

"Kenapa? Kau masih membenciku?" Lelaki itu masih berusaha memulai pembicaraan

 

"..." tidak ada jawaban

 

"Sae hyung aa, aku merindukan mu"

 

"..." Saehyung tetap tidak menanggapi lelaki itu

 

"Benar, terserah kau saja. Aku lelah selamat tidur."

 

"..."

Masih tidak ada jawaban dari Sae hyung. Dibiarkannya lelaki itu masuk kamarnya.

 

"Kenapa? Kenapa baru sekarang? Kau tidak tahu betapa rindunya aku selama ini..." Gumam Sae hyung matanya tak lepas dari daun pintu kamarnya yang barusan ditutup oleh lelaki itu.

.

.

.

 

WAKE UP!!! WAKE UP...!!

 

Lelaki misterius itu terjaga dari tidurnya begitu mendengar suara alarm yang nyaring. Ia memeriksa jam diponsel,

Masih pukul setengah 7 pagi.

 

"Hyung iii...!" Geramnya.

 

Sae Hyung menggaruk tengkuknya malas. Ia masih memejamkan mata. Semalam ia baru bisa tidur tengah malam. Biasanya ia akan dibangunkan oleh jam alarm dari ponselnya, kenapa sampai sekarang belum berbunyi? Apa ia lupa menyetelnya?

Sae hyung mengerjapkan matanya,

 

"Hoam..." Ia menguap tanpa menutup mulutnya.

 

"Ap... apa?" Sae Hyung terkejut begitu melihat penghuni kamar milik-nya semalam telah berdiri didepan televisi sambil berkacak pinggang.

 

"Ada apa dengan mu? Aku ingin tidur enak, kenapa kau meninggalkan ponselmu dikamar hah?!"

Sae Hyung hanya memandangnya sekilas lalu dengan malas ia menguncir rambut dan merebut ponselnya yang diacung-acungkan oleh lelaki itu.

"Maaf, aku yang salah." Jawab Saenghyung singkat dan segera menuju kamar mandi.

"Ya.. Ya! Aku belum selesai bicara!" Teriak lelaki itu yang tidak digubris Sae hyung.

.

.

.

Sae hyung memasukkan nasinya kedalam mulut. Sayur lobak dan ikan rebus sudah cukup untuk sarapan pagi hari ini. Sae hyung makan dengan tenang, ia tidak memperdulikan lelaki didepannya yang tak henti-hentinya menggerutu.

 

"Beginikah kau hidup?"

 

"..."

 

"Apa kau makan seperti ini setiap hari?"

 

"..."

 

"Hyung ii... Kenapa kau seperti ini?"

 

"..."

 

Sae hyung diam. Ia tetap makan dengan tenang tanpa menjawab satupun pertanyaan yang diajukan padanya seperti yang semalam ia lakukan. Ia tidak menjawab pertanyaan lelaki itu.

Setelah selesai makanpun Sae hyung  meninggalkan lelaki itu sendirian dimeja makan. Lalu tanpa pamitan Sae hyung keluar flat.

 

"Ya! Mau kemana kau?"

 

Sae Hyung menghentikan langkahnya sejenak tepat sebelum melangkahkan kaki keluar flat.

 

"Kau tidak lihat? Aku ini masih menjadi murid sekolah."

 

Blam!

 

Lelaki itu menghembuskan nafasnya berat. Ia mengalihkan pandangannya pada meja makan. Setidaknya Sae hyung tidak memasak ketimun.

 

Nyam.. Nyam..

"Lumayan, ia hidup dengan baik rupanya," gumam lelaki itu sambil terus memasukkan nasi kedalam mulutnya.

.

.

.

 

Setelah selesai sarapan dan mandi lelaki itu duduk didepan televisi ia mencari saluran televisi secara acak.

 

Drrtd! Drrtd!

 

Lelaki itu membuka pesan yang baru masuk ke dalam ponselnya.

 

"Ya! Bagimana? Semua berjalan baikkan? Hyung ii bagaimana, apa ia masih membencimu..?"

 

"Entahlah, tapi aku yakin 100 persen kalau hyung ii tidak suka kehadiranku. Apa aku kembali ke dorm saja?" Balas lelaki itu malas.

Tidak lama pesannya berbalas.

 

"Neo babonya? Kita sedang libur, ini jarang sekali. Sudah habiskan liburanmu bersamanya, kau lebih mementingkan pekerjaan mu? Oppa macam apa kau ini!"

 

 

Lelaki itu meletakkan ponselnya dan kembali ke layar televisi. Sebuah program musik mingguan membuatnya terdiam.

"Yaa! Hyung ii! Kau harusnya senang! Kau tau mereka saja rela tidak tidur semalaman hanya untuk menungguku selesai latihan! Dan mengikutiku kemanapun! Kenapa kau malah mendiamkanku saat aku jelas-jelas ada didepanmu! Hyung ii, kau keterlaluan!" Makinya pada layar ponselnya yang terpasang wajahnya dan Sae hyung.

.

.

.

"Hachim!" Sae Hyung menutup mulutnya. Oo waeirae? Apa ia terkena flu?

"Ya.. Ya.. Ya.. EXO ya EXO! Waah kerennya!!"

Sae Hyung menutup telinganya begitu mendengar nama itu disebut. Apa mereka tidak bosan dari kemarin membicarakan EXO terus?

"Oooh Baek hyun oppa keren! Suaranya wajahnya, jarinya... Aaakk! Berikan dia padaku!" Teriak salah satu dari 5 anak yang mengerubungi sebuah tablet yang tengah menyiarkan acara entah apa itu.

"Ccih! Berikan dia padamu? Memang kau siapa? Memang Baek hyun oppa mau dengan mu?" Batin Sae hyung.

Oo? Kenapa dengan ku? Apa aku cemburu? Anni...

 

"Lihatlah jarinya, sangat indah! Dia bahkan memiliki jari yang lebih indah dari wanita, aku menginginkannya," Komentar anak yang sama.

"Oh my God! Kalau kau menginginkannya ayahmu harus menikah dengan ibu yang memiliki jari indah juga..." Ya Sae Hyung kenapa kau ini?

"Baek hyun oppa! Saranghae!"

.

.

.

"Hachim!" Lelaki yang tengah asik menyaksikan wawancara dirinya sendiri ditelevisi itu bersin.

"Ah, pasti banyak membicarakan ku. Ah susah juga menjadi spot light! Benar aku harus menjaga sikapku." Ujarnya pada diri sendiri. (Heol narsisnya kumat!)

 

"Kau sudah berkerja keras Baekhyun ssi.. Apa keluargamu tidak merindukanmu yang tidak bisa bersama dengan mereka dalam waktu yang lama?" Tanya seorang presenter pada Baekhyun yang tengah menjalani wawancara sisela-sela  pemotretan.

"Ah.. Keluarga ku? Ya benar mereka merindukanku tapi mereka mengetahui dengan pasti bahwa aku bekerja dengan sangat keras jadi mereka akan mengerti," jawab Baekhyun seraya memamerkan deretan gigi rapihnya.

"Aku dengar kau mempunyai seorang saudara?"

"Nde? Ah ya, aku punya. Kakak perempuanku sudah menikah dan aku masih mempunyai adik perempuan."

"Oh? Benarkah? Boleh tau siapa namanya?" Tanya presenter itu penasaran.

"Maaf, tapi ini prifasi mohon dimengerti." Jawab Baekhyun sopan

"Ah baiklah... Kalau begitu sepertinya sudah waktu mu untuk melakukan sesi foto. Terima kasih banyak..."

"Nah Pemirsa? Sekian wawancara saya dengan member EXO baekhyun ssi, nantikan wawancara exclusive lainnya dengan member-member EXO yang lain, sampai jumpa!"

 

Tiit!

 

Lelaki itu menekan tombol off pada remote tv. Ia mengalihkan pandangannya pada layar dinding ruang tamu.

 

Tidak ada.

 

Tidak ada fotonya saat ini  yang dipajang. Hanya ada sebuah foto keluarga hitam putih dengan 2 anak perempuan dan 1 anak lelaki kira-kira berumur 5 tahun dan sepasang suami istri yang tersenyum gembira. 

 

Oh?

 

Lelaki itu tersenyum, begitu melihat foto disamping foto hitam putih itu terdapat foto pernikahan yang didalamnya terdapat gambar dirinya tengah membentuk kedua tangan kanan dan kirinya menjadi huruf V diseberangnya tepat disebelah pengantin wanita terdapat gambar Sae Hyung yang cantik dengan rok panjang hitam menutupi seluruh kakinya, ditangan kirinya memegang sebuah buket krisan kuning yang indah. Di foto pernikahan itu mereka berempat terlihat tersenyum dengan cerah.

Sae Hyung, apa salah ku? Batin lelaki itu.

.

.

.

"Sae hyung! Ada yang ingin ku bicarakan aku akan ke flat mu. Ingat ini penting jadi jngan mampir ke kemana-mana segera pulang,"

Sae hyung membaca pesan dari Saeungyoon yang baru ia dapat.

 

"Ada apa? Sepenting apa? Ah? Jngan bilang ia akan masuk militer? Tidak...!" Sae hyung mempercepat jalannya menuju flat.

 

Ia tidak mau mendapat kabar buruk seperti itu, walaupun hal itu memang pasti akan terjadi tapi tidak untuk sekarang. Tidak sekarang saat Saehyung mulai merasa kesepian.

 

Saehyung memasukkan password flatnya...

"Maaf password anda salah,"

 

Eung?

 

Saehyung memasukkan kembali password flatnya,

"Maaf password anda salah,"

 

"Kenapa ini? Kenapa bisa salah? Apa benda ini rusak?"

Saehyung mencoba sekali lagi memasukkan password flatnya, "maaf pass-"

 

"Aish! Yak! Siap-," Saehyung menghentikan ucapannya, seperti teringat akan sesuatu Saehyung langsung menggedor pintu flatnya.

 

Dok! Dok! Dok!

.

.

.

 

Uap panas dari seduhan teh dicangkir keramik itu terlihat. Betapa hangatnya jika seduhan itu masuk dalam tubuhnya. Malam-malam begini memang paling pas untuk menikmati seduhan teh-

 

Sebentar!

 

Hilang-hilang-hilang! Saehyung mengibaskan kepalanya mengusir niatannya untuk mencicipi teh hangat dihadapannya.

 

Tit.. Tit.. Tit.. Tit..

 

"Maaf password anda salah,"

 

Tit.. Tit.. Tit.. Tit..

 

"Maaf password anda salah,"

Saehyung melongok kerah pintu depan, ada yang tengah berusaha untuk masuk flatnya.

 

"Siapa? Teman mu?"

 

Sae hyung menaikkan pundaknya sesaat lalu, oh iya! Sae hyung lantas berdiri dan berlari kecil menuju pintu.

 

"Kau sudah datang, masuklah..." Sae hyung tersenyum lebar. Ia hampir lupa bahwa Saeungyoon berjanji akan datang ke flatnya.

Saeungyoon menghentikan langkahnya untuk masuk ke dalam flat Sae hyung. Ia dihalangi oleh lelaki tampan, aish! Oleh lelaki yang kemarin mendatangi Saehyung.

Sebenarnya siapa dia? Apa dia menghabiskan semalaman dengan Saehyung?! Apa ia pacar Saehyung?

 

"Duduklah, aku ambilkan minum dulu," Suruh Saehyung seraya menuju pantri untuk membuatkan Saeungyoon minum.

 

"Kau.. teman Saehyung?" Tanya lelaki itu, Saeungyoon menatap lelaki itu lalu mengangguk.

 

"Kau...  Apa tidak pernah melihat TV?"

 

"N ne?" Tanya seungyoon bingung atas pertanyaan lelaki didepannya.

 

"Kenapa? Ini, minumlah." Saehyung muncul dengan secangkir teh mint hangat.

Lelaki itu duduk diatas sofa panjang sedang Seungyoon dan Saehyung duduk dilantai berdesain kayu dengan alas bantal. Lelaki itu menyilangkan kedua tangannya kedepan dada dan matanya tak lepas memperhatikan Saeungyoon.

 

Apa dia sedekat ini dengan Saehyung sampai-sampai tau password flatnya? Untung saja tadi pagi setelah Saehyung berangkat sekolah ia langsung mengganti password flatnya.

 

Dasar anak jaman sekarang, diberi kelonggaran sedikit sudah mulai melunjak.

 

"Mau bicara apa?" Saehyung membuka pembicaraan.

 

"Ah itu..." Saeungyoon menatap ragu lelaki yang dari tadi memperhatikannya.

 

Saehyung ikut mengalihkan pandangannya. "Bisa tinggalkan kami sebentar?"

 

Lelaki itu membulatkan matanya tidak percaya

"A Apa? Ya.. Kau menyuruhku keluar?" Saehyung mengangguk mengiyakan.

"Hyung ii. Bicara saja disini, memang kalian mau membicarakan aksi terorisme sampai aku harus keluar hah?" Protes lelaki itu,

Saehyung mengalihkan pandangannya pada seungyoon. Saeungyoon menarik nafas panjang sebelum akhirnya berbicara.

"Aku.. pergik ke YG,"

 

Saehyung menghentikan gerakannya mengangkat cangkir teh yang akan ia minum begitu mendengarnya.  

 

"Aku diterima jadi trainee dan mungkin setahu dari sekarang akan segera debut." Saehyung meletakkan cangkirnya kembali keatas meja.

"Aku tau, kau tidak suka kalau kita membahas soal debut atau trainee trainee an. Aku mengaku kalau selama ini telah mengikuti trainee tanpa memberitahumu. Tapi kau tau aku sangat suka bernyanyi. Karena itu... Aku ingin berpamitan padamu." Jelas Seungyoon tanpa melihat mata Saehyung.

"Saehyung aa, kau tau aku tidak suka minta maaf walau aku tau aku salah tapi kali ini aku ingin mendapatkan maaf mu, karena telah membohongimu selama ini."

 

"..."

Saehyung menunduk dalam, ia diam tidak menjawab pernyataan Saeungyoon.

"Aku harap kau mengerti. Bahwa berdiri diatas panggung adalah impian ku selama ini." Seungyoon menelan ludahnya setelah menyelesaikan kalimatnya. Lalu ia mendongak, menatap kearah Saehyung,

 

"Syukurlah... ku pikir kau akan masuk militer atau pergi ke luar negeri atau.. Mengaku bahwa kau telah pacaran dengan Hayi si aneh itu. Syukurlah.." Ujar Saehyung pelan.

 

"Saehyung aa,"

 

"Kau harus lebih keren nantinya, lebih terkenal oke? Supaya setiap hari aku bisa melihatmu di tv, internet atau mendengar suaramu di radio," Saehyung mengangkaat wajahnya menatap Saeungyoon.

"Uri chingu, hwaiting!"

 

Wajah Seungyoon berubah menjadi cerah, "Gombawo, Saehyung aa. Jika aku sudah terkenal nanti... Aku akan-"

 

"Sst! Tidak perlu menjanjikan apapun, kau tau aku paling benci orang yang tidak menepati janjinya. Jadi jangan lakukan itu, okey?"

 

Saeungyoon makin melebarkan senyumnya, mata sipitnya makin tertutup. "Oo, geurae hwaiting!" Saeungyoon bersemangat.

 

Saehyung, dari dulu saat pertama kali berkenalan dengan Saeungyoon telah mengatakan bahwa hal yang tidak ia suka adalah trainee dan debut. Karenanya Saeungyoon yang mimpinya adalah berdiri diatas panggung menjadi tertutupi.

Tapi sampai detik ini Saeungyoon sama sekali tidak mengetahui alasan Saehyung tidak menyukai itu semua.

 

Dan lagi...

 

"Ehem! Apa kalian sedang menghafalkan dialog atau semacamnya?" Sela lelaki yang dari tadi mematung memperhatikan tingkah 2 orang yang sepertinya sedang menghafal dialog sebuah drama.

"Dan lagi kau, kalau dipanggung itu adalah mimpimu ya kejarlah kenapa mempertimbangkan perasaan orang lain, kau harus berhasil menggapai mimpimu dan buktikan pada mereka yang menghalangi mimpimu bahwa kau bisa meraih mimpimu itu." Ujar lelaki itu seraya menunjuk Saeungyoon.

"tapi kau, apa kau bukan temannya? Kenapa kau menghalangi impian teman mu hah?!" Telunjuk lelaki itu beralih ke arah Saehyung.

 

"Apa... Tidak, aku tidak menghalanginya, apa kau tidak mendengarku? Aku bahkan memberinya semangat," Kilah Saehyung.

 

"Tetap saja, kau ini penghalangan mimpinya,-"

 

"Tapi....  maaf anda siapa?"

Saehyung dan lelaki yang tengah saling tatap itu, menoleh kearah Saeungyoon bersamaan.

 

"Kau, beneran tidak melihat TV?" Tanya Sae Hyung kali ini.

"Apa?"

.

.

.

 

Byun Saehyung gadis berumur 19 tahun mempunyai hobi tidak bisa diam, berisik, jahil (kadang-kadang) olahraga yang ia bisa? Em.. Lari? (Lari dari masalah) exactly. Sahabatnya hanya satu, yang benar-benar sahabat. Kang Saeungyoon. Ia masuk daftar hitam dikelas karena sifatnya yang tidak bisa ber-mayoritas. Ah satu lagi, kalau dipikir-pikir mungkin hanya satu kesalahan yang ia buat tapi celakanya kesalahan kecil itu membuatnya masuk dead note.

 

"Aku membenci EXO. Jadi saat ada didepanku jangan berbicara tentang EXO itu menjengkelkan."

 

Seperti itulah akhirnya Saehyung resmi  menjadi daftar hitam terutama untuk exo stan maupun sm stan dikelasnya. Well meskipun begitu Saehyung masih dapat bertahan selama hampir 3 tahun ini, meski akibatnya ia tidak punya teman.

 

Saeungyoon, satu-satunya teman yang dimilikinya. Setidaknya begitulah sampai saat ini. Saehyung bukannya ingin menghalangi mimpi SaeungYoon hanya saja jika menyangkut trainee dan debut.. Agak..

Saeungyoon bersekolah di sekolah khusus pria, sebab itu Saehyung menginginkan untuk pindah kesekolahnya karena menurutnya pikiran laki-laki itu lebih simple daripada perempuan. Dan lagi Saeungyoon tidak pernah menganggap Saehyung adalah lelaki, jadi... Itu ide bagus bukan? 

 

Lalu... Lelaki yang kemarin tiba-tiba muncul di flat Saehyung adalah..

 

"Aku, Saehyung oppa. Byun Baekhyun, ini bukan pertama kalinya kita bertemu tapi senang berkenalan dengan mu, Saeungyoon aa."

Saeungyoon membulatkan mata sipitnya, barusan lelaki ini bilang Baekhyun? Byun Baekhyun? Laki-laki yang kemarin tiba-tiba muncul di flat Saehyung adalah dia? Byun Baekhyun? Sang hallyu stars? Yang paling bertanggung jawab atas menyebarnya virus kkaebsong? Astaga! Byun Baekhyun EXO?! 

 

"Kau... tidak tahu aku?" Tanya Baekhyun hati-hati.

"An, anniyo bukan begitu maksud ku... Aku baru menyadarinya, pantas saja wajah Baekhyun nim tidak asing..... Tapi.. Benarkah ini?" Saeungyoon menunjuk Saehyung dan Baekhyun bergantian.

 

"Wae? Tidak mirip ya? Tidak munkin, ku pikir aku cukup mirip dengannya," Ujar Baekhyun seraya pindah duduk kesamping Saehyung dan merapatkan dirinya.

 

"Ah, mungkin saja." Gumam Saeungyoon masih tidak percaya.

 

Dia benar-benar Byun Baekhyun? Baekhyun EXO?? Jinjjaa?!

 

"Tapi, jika kau menyebar luaskannya kau akan end," Saehyung menggeser jempol tangannya kedepan leher seperti hendak memenggalnya. Saeungyoon mengangguk mengerti.

 

"Saeungyo ni, kau pergi ke YG ?" Baekhyun membuka pertanyaan, Saeungyoon mengangguk mengiyakan.

 

"Kalau begitu, mari bekerja keras kedepannya," Pesan Baekhyun Saeungyoon mengangguk dalam. Seorang idol star memberinya nasihat!!

 

.

.

.

Kenapa Saehyung tidak menyukai trainee dan debut? Em...

Tidak ada alasan yang pasti, Saehyung hanya merasa 2 kata itu membuatnya sesak nafas.

Kenapa Saehyung tidak menyukai EXO? Atau SM?

Sebentar Saehyung bukan tidak menyukai EXO atau SM. Saehyung menyukai keduanya. Ia bahkan membeli Album. Taeyon. Masalahnya bukan tidak menyukai EXO atau SM tapi...

 

"Byun Baekhyun," Gumam Saehyung.

 

Pletak!

 

"Yaa! Tidak sopan!" Baekhyun melayangkan jitakannya pada kepala belakang Saehyung yang memanggilnya tanpa embel-embel.

 

"Aauw, kapan kau eh oppa kembali?"

 

"Apanya? Jelas-jelas kemarin saat kau bersembunyi di balik tubuh anak ingusan itu sambil memegang ujung kausnya, aish aku bisa gila membayangkan kau berdua bersamanya di flat ini. Apa jadinya jika aku tidak datang haa? Dasar anak sekarang tidak tau aturan. Kau juga kenapa memasukan pria ah bukan anak ingusan itu ke flat mu hah? Meskipun dia masih ingusan tapi dia tetap lelaki ya, lelaki!" Ceramah Baekhyun, ia sampai meninggalkan siaran olimpiade yang tengah berlangsung.

 

Saeungyoon sudah pulang setelah Saehyung mewanti-wantinya untuk tidak membocorkan bahwa Byun Baek Hyun ada kakak laki-lakinya.

 

"Maksudku, kapan oppa kembali ke dorm? Dan itu namanya Saeungyoon buka anak ingusan. Kami juga tidak melakukan apa-apa. Lagi pula ia menganggapku laki-laki, bukan perempuan.." Koreksi Saehyung tidak terima. 

 

"Mwo? Kau laki-laki ? Benar kau laki-laki tapi didalam kau masih perempuan... Astaga. Tapi apa kau mengusir ku hah?". Baekhyun tidak terima.

 

Bagaimana mungkin adik satu-satunya ini mengusirnya? Padahal sudah 2 tahun mereka tidak bertemu.

 

"Oo, mereka pasti mencarimu, oppa kan radio tape mereka kalau oppa tidak ada disana mereka akan kesepian," Saehyung merebut remote tv dari tangan Baekhyun.

 

"Lihat-lihat, ya! Kau ini, kau tahu berapa banyak orang yang rela tidak tidur untuk mengikuti dan memotret ku. Sekarang kau mau menyuruhku kembali ke dorm? Shireo!" Baekhyun kembali merebut remote tv dari tangan Saehyung.

 

Baekhyun dan Saehyung sama-sama terdiam. Entah sedang menikmati acara olimpiade yang ditayangkan televisi atau larut dalam pikirannya masing-masing.

 

Saehyung tahu benar bahwa kakaknya sekarang bukan lagi miliknya sendiri. Sejak kakaknya lolos audisi dan menjadi trainee Saehyung sudah mengetahuinya bahwa sejak saat itu kakak lelakinya resmi menjadi miliki fansnya, nantinya.

 

Bayangan 2 tahun lalu, saat kakak lelakinya memulai trainee dan tidak pernah pulang membuat hatinya sakit. Saat itu Saehyung baru memulai kehidupannya menjadi seorang pelajar SMA di kota sebesar Seoul.

Terbayang susahnya untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya dari bekerja part time sana-sini saat liburan, betapa kesepiannya ia saat malam menjelang, betapa ia ingin menelepon Baekhyun saat ia sedang down tapi tidak bisa. Mengingat itu dadanya serasa sesak.

 

"Bagimana sekolah mu?" Baekhyun buka suara.

 

"Begitu-begitu saja," Jawab Saehyung tanpa mengalihkan pandangannya pada layar tv.

 

"Benarkah? Syukurlah..."

 

Hening kemudian.

 

Baik Baekhyun dan Saehyung tidak ada yang membuka mulutnya lagi. Baekhyun merasa telah dibangun tembok oleh adik perempuan satu-satunya ini.

Sedang Saehyung, ia sedang berusaha untuk meruntuhkan tembok yang telah ia bangun selama 2 tahun terakhir. 

 

"O.. Oppa sendiri bagaimana? Pasti sangat melelahkan?" Tanya Saehyung agak terbata.

 

Baekhyun menoleh, menatap Saehyung tidak percaya. Akhirnya... Sepertinya pertemuannya dengan Saehyung tidak seperti yang ditakutkannya, semoga saja akan berjalan dengan baik.

 

"Entahlah, kau tidak melihat fans club kami yang kelimpungan mengejar kami? Hhee," Jawab Baekhyun bangga.Saehyung mengangguk menyetujui pernyataan Baekhyun walau ada pesan narsis didalamnya.

 

"Memang melelahkan tapi aku harus melakukannyakan?" Sambung Baekhyun.

 

"Kali ini sampai kapan waktu freenya?"

 

"Kenapa? Kau... Mau menghabiskan waktu free yang ku dapat untuk bersenang-senang bersama?" Goda Baekhyun. 

 

"Tidak ada yang seperti itu," Elak Saehyung membelakangi Baekhyun.

 

Baekhyun tersenyum senang, ia tahu bahwa adiknya mulai berusaha mengikis dinding tebal diantara mereka. Terima kasih Jongde aa. Kali ini aku tidak akan menyianyiakan liburan ku.

.

.

.

 

Matahari belum muncul diufuk barat. Langit masih gelap, lampu-lampu dari semalam masih menyala. Suasana sepipun masih menyelimuti salah satu gedung apartemen kecil di tengah kota Seoul itu.

 

Tapi, tunggu dulu. Dengan wajah penuh keisengan Baekhyun mengendap-endap keluar kamar menghampiri Saehyung yang tengah terlelap di sofa panjang depan televisi.

 

Baekhyun sibuk menyetel ulang alarm diponsel Saehyung yang tergeletak disamping tubuhnya setelah selesai Baekhyun meletakkannya kembali persis disebelah telinga Saehyung.

Lalu...

 

WAKE UP! WAKE UP! WAKE UP!

 

Volume paling keras dari ponsel Saehyung memekakkan suasana sepi diflat mereka. Tidak sampai 10 detik alarm itu berbunyi dan memekakkan telinga Saehyung.

 

"Hahaahaaaa! Haaahaahhaaa...!" Baekhyun sontak tertawa terbahak-bahak mendapati Saehyung yang langsung terduduk di sofa.

 

Dengan wajah sangat kaget dan bingung Saehyung menatap Baekhyun yang sampai berguling-guling memegangi perutnya.

 

Butuh beberapa saat untuk mengumpulkan nyawa bagi Saehyung dan memahami situasi yang terjadi. Dan...

 

"Kembali sana ke dorm!" Teriak Saehyung.

 

.

.

.

 

"Apa kau tiap hari makan seperti ini?" Baekhyun membolak balik telur gulung berwarna kuning kecoklatan itu. Saehyung muncul dengan 2 gelas susu coklat ditangannya.

 

"Tidak usah banyak protes, makan saja yang ada." Ketus Saehyung, sepertinya ia masih kesal dengan ulah Baekhyun yang mengerjainya.

 

"Apa kau masih marah? Hhaa, miyan muka mu lucu tadi seharusnya ku rekam saja ya lalu ku tunjukkan ke member yang lain. Mereka pasti akan tertawa terbahak-bahak jika melihatnya," Goda Baekhyun, Saehyung melirik tajam Baekhyun.

 

"Terserah mu sajalah," Ujar Saehyung masih dengan nada tidak terima.

 

"Hhaaahaa, kau pulang jam berapa nanti?" Tanya Baekhyun sambil memakan telur gulungnya.

 

Saehyung meliriknya, ciih! Meskipun menghina tapi tetep dimakan juga kan dasar Baekhyun bodoh."Wae? Kau sudah mau kembali?"

 

Pletak! 

 

"Aww!" Saehyung mengelus atas kepalanya yang baru saja dicium unjung sendok Baekhyun.  

 

"Tidak sopan." Baekhyun diam sesaat seakan berpikir tentang sesuatu.

 

Saehyung memperhatikan Baekhyun. Apa benar? Hanya 2 hari Baekhyun mendapat waktu libur? Yang benar saja, ya SM! Aku bahkan belum berterima kasih padanya! Gerutu Saehyung dalam hati.

 

"Belum. Kapan kau pulang? Ayo kita minum bersama,"

 

.

.

.

 

Saehyung membalas sms terakhir dari Seungyoon lalu ia memasukkan kembali ponselnya. Ia pulang agak terlambat karena tambahan pelajaran yang harus ia ikuti sebelum ujian masuk perguruan tinggi dimulai. Saehyung mempercepat langkahnya. Hari ini seperti yang telah dijanjikan ia akan minum bersama Baekhyun, kakak laki-lakinya.

 

Untuk pertama kalinya ia merasa ingin segera pulang ke flat dan perasaan senang yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Dalam 3 tahun terakhir ini sejak ia  pindah ke Seoul ia hampir lupa bagaimana rasanya pulang ke rumah dan memikirkan ada seseorang yang menunggunya dirumah.

 

Saehyung buru-buru menuju flatnya sampai hampir terjatuh ditangga, tapi ia malah tersenyum. Setibanya dirumah ia akan segera menelepon delivery untuk memesan bir dan ayam goreng. Ah apa mereka juga mau mengantar tteopoki ya? Hhaa... Pikir Saehyung senang.

 

--Kosong --

 

Saehyung menjatuhkan tas punggungnya. Ia sudah mencari ke kamar dan kamar mandi tapi tidak ada. Flatnya kosong. Ia tidak menemukan Baekhyun. Saehyung merogoh ponselnya dan mencoba menghubungi nomer Baekhyun tapi...

 

"Nomer yang anda tuju sedang tidak-" Saehyung jatuh terduduk.

 

Ia menangis dalam diam. Tubuhnya bergetar hebat. Jahat! Jahat! Ia bahkan belum sempat mengerjai Baekhyun, kenapa Baekhyun sudah pergi duluan! Ia belum sempat memaksa Baekhyun makan ketimun, kenapa ia  pergi tiba-tiba? Tanpa memberi salam lagi?

 

"Oo.. Oppa... bogosipoyo," isak Saehyung.

 

"Jahat.. Aku bahkan belum sempat mematahkan jari-jarimu kenapa kau pergi begitu saja..."

"Tidak menelopon lagi..."

 

2/4

To be countinued

 

Hayo kenapa Baek tiba-tiba menghilang? Apa dia akan meninggalkan adiknya lagi? Keep waiting  

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet