Big Bro (1)

Big Bro (1)

Sinar matahari menelusup, melewati celah-celah tralis besi yang mengelilingi kaca kelas. Sinarnya menyapa lembut kulit seorang gadis yang tengah berusaha memasuki alam mimpi. Gadis berkuncir kuda tanpa poni itu sepertinya harus berterimakasih pada matahari yang tidak lagi bersembunyi. Belakangan ini matahari harus mengalah pada air hujan yang terus saja turun. Ya baiklah mengingat sekarang memang masuk musim penghujan.

Gadis berkuncir itu menggeser kamus bahasa jerman-korea mendekati pipi kanannya. Dengan satu gerakan ia menjadikan kamus setebal lebih dari 1000 halaman itu sebuah bantal dadakan. Masih dengan mata terpejam ia mengeluarkan earphone rilakuma dari dalam saku seragamnya dan memasangkannya pada telinga kiri.

Suara cempreng milik Ms Gospark si penggosip kelas atas di kelas yang ikut menjadi latar belakang musik tak diundang itu, perlahan menghilang.

Pelan tapi pasti gadis itu merasa tubuhnya meringan dan hamparan rerumputan hijau persis background iklan susu yang katanya asli dari peternakan sapi newzeeland menyapa pandangannya ramah.

 

Heem.... selamat datang di mimpi Hyung aaa....

 

“Whatttt?!! Benarkah?! ”

-apasih-?

 

“Ya aku tahu!”

-yang benar saja-!  

 

Tenang hyung.. Santai jangan buang waktu berhargamu untuk menegur si mulut gergaji itu.

 

"Benarkah itu? Ya ya ya... Daebakidaa!"

"SM kan? Benarkah berita itu? Kau Yakin?!"

 

Oh my God! Gadis berkulit putih rata-rata itu akhirnya terpaksa membuka mata, ia menegakkan tubuh memutar posisi duduknya hingga dapat menatap tajam segerombolan teman kelasnya yang tengah asik bergosip.

Tepat ditengah gerombolan tidak penting itu kepala sang ketua alias Ms Gospark terlihat.

 

"SM jjang! Kalian tahu kan? Ini benar-benar bukan gosip, aku yakin. Lagipula Sooyoung eonni dan juga Yonna eonni sudah terang-terangan dan lagi sekarang Tiffanny eonni, hahaa..."

"Apa kau mendukung?" Tanya salah satu anak dari gerombolan itu.

 

"Tentu saja. Pasangan mereka juga keren-keren selebritis papan atas negeri ini" Jawab Gospark penuh rasa bangga.

"Tapi ..... aku khawatir apa EXO oppa... "

 

"Apa yang kau khawatirkan? Apa?"

"Itu... Kalau mereka mempunyai pasangan juga?"

 

"Aigoo.. Aigoo.. Ya itu tidak mungkin mereka masih baru, mereka itu pendatang baru, SM tidak bodoh untuk mengijinkan mereka melakukannya."

 

Ck ck ck, dia berkata seolah-olah lebih tau dari EXO sendiri. Lihat-lihat apa dia seekor cicak di dorm EXO?  

 

"Apa yang kau lihat hah?" Tunjuk Ms Gospark pada gadis yang sedari tadi memandanginya.

Gadis berkuncir kuda itu menatap tajam Gospark yang tiba-tiba menunjuk kearahnya.

"Kau Sae Hyung kan?" Tanya Gospark sinis dengan ekspresi wajahnya yang menakutkan. Mata sipitnya membulat, deretan giginya terlihat seperti akan makan cumi kering saja.

Gadis berkuncir itu mengangguk mengiyakan pertanyaan GosPark.

 

"Kau haters EXO kan?" Sengit Ms Gospark

"A.. Apa?" Tanya Gadis yang bernama sae hyung itu

"Kau sangat membenci EXO oppa kan?"

"Apa yang coba kau katakan?" Tanya gadis berkuncir itu mulai bingung.

"Ya! Semua orang tahu kau membenci EXO oppa dan juga SM!"

"Lalu?" Tanya gadis berkuncir kuda dengan ekpresi makin bingung.

"Lalu... Kau Cari Mati?"

 

Ma... Mati!?

 

"Ap? Apa? Yaa! Kau bercanda? Semua oppa  mu itu hanya manusia. M-A-N-U-S-I-A mereka bukan malaikat atau Tuhan. Lalu apa hubungannya dengan ku? Oo? Kalau aku tidak suka apa aku harus mati? Omong kosong!?" Gadis berkuncir itu menaikkan nada bicaranya, cih dia siapa bisa bicara seperti itu. Kalian tidak tau aku siapa hah?!

"A.. Apa? Ya! Kau berteriak padaku?" Ms Gospark mulai melangkah mendekati meja Sae Hyung.

Dan...

 

"Cukup!" Sae Hyung melangkah mendahului Gospark lalu meningalkan kelasnya.

Ia tidak ingin adu fisik atau semacamnya dengan penggosip park itu. Tenaganya lebih baik disimpan untuk sesuatu yang lebih penting.

Apa tidak menjadi SM stan dikelas adalah suatu kesalahan? Hahaa, mereka gila! Untuk apa membela mereka sampai rela melakukan apapun demi idolanya, yang bahkan tidak mengenal kita? Apa kau bercanda? Hidup kita lebih berharga untuk diperjuangkan daripada harus berdesakan untuk dapat memotret wajah idola-idola atau semacamnya itu.

Ciih! Dasar penggosip!

Sae hyung menyandarkan kedua tangannya pada pagar besi. Matanya memperhatikan murid-murid yang tengah asik bermain basket dilapangan, melepas penat dari pertengkaran yang cukup menguras emosi tadi.

Ah kenapa berjalannya hari demi hari  membuat kehidupnya makin berat. Hidup sendirian it's not big deal untuk Sae hyung, tapi ia mulai merasa kesepian. Ia hanya mempunyai 1 teman itu juga tidak satu sekolah dengannya. Aish apa karena ia buka exo stan ato sm stan? Tidak masuk akal?!  

.

.

.

Sae hyung menarik nafas panjang. Meskipun ia telah makan banyak di kantin sekolah siang tadi, tetap saja tubuhnya tidak terasa lebih baik, seperti ada sesuatu yang mengganjal.

Padahal biasanya rasa tidak enak pada tubuhnya akan menghilang begitu ia mengisi perutnya. Tapi kali ini sepertinya berbeda.

Apa karena EXO lagi?

 

"Ah lupakan-lupakan!"

Apa ia tidak pulang saja ya? Lagi pula di flat kecil miliknya minim hiburan. Tidak ada yang bisa menghilangkan kesepiannya.  

Sae Hyung, gadis yang masuk daftar hitam dikelasnya itu mulai merasa kesepian. Hidup sendirian dikota sebesar Seoul benar-benar bukan pilihan yang tepat. Harusnya dulu ia tidak mementingkan gengsi, harusnya dulu ia tetap tinggal di.... Tempat yang indah, nyaman, meskipun banyak yang bilang bahwa desa kecil itu tidak akan membuatnya berkembang.

"Oppa... tidak bisakah kau pulang aku sangat rindu, aku kesepian?" Lirihnya,

 

Drt! Drt!

 

Sebuah pesan baru masuk ke dalam ponselnya. Saehyung tersenyum sesaat begitu membaca pesan yang barusan ia terima.

"Baiklah, aku akan pulang." Katanya sejurus kemudian.

.

.

.

"Apa kata mu? Kau dibenci karena kau bukan SM stan? Hahaa.. Apa-apaan itu?"

"Eung, kenak-kanakan kan? Ah molla, apa aku pindah ke sekolah mu saja ya" Kata Sae hyung, ia mengganti saluran televisi secara random sambil terus mengeluarkan unek-uneknya pada satu-satunya sahabat yang ia miliki.

"Kau mau pindah ke sekolahku? Em.. Bagaimanaya... Pertama kau harus memotong buntut ini, lalu..."

"Aak! Yaa!" Sae Hyung spontan berteriak begitu teman lelakinya itu menarik kuncir kudanya kuat-kuat.

"Kedua... Tidak ada, kau bisa langsung masuk sekolahku. Hanya rambut mu yang menghalangi mu untuk bisa masuk sekolahku. Sikapmu, tubuh mu.."

"Ya! Aku masih seorang perempuan tau!" Teriak Saehyung tidak terima.

"Perempuan?... Anni, selain rambut panjang mu kau ini lelaki, namamu saja Sae 'hyung' kau juga tidak punya tubuh wanita.."

"Ya! Seungyeon Kau! Mau Mati?!" Sae hyung mulai naik darah ia melinting lengan kaosnya kasar sambil bersiap mengepalkan tangannya dan meninju sahabatnya Kang Saeungyeon.

"Nah ini, Kau itu lelaki."

"Kang Saengyeon, Kau berlebihan..! Kesini kau!"

"Aa!"

Bug bug bug!

"Maaf, Maaf... Cukup.. Aak!". Saeungyoon menarik lengan Sae hyung cepat sebelum tinju Sae hyung mendarat 'lagi' ke tubuhnya.

"Kau! Berhenti ku bilang," Saeungyoon mencengkeram pergelangan lengan hyung kuat.

Keduanya terdiam tiba-tiba, suasana canggung menyelimuti saeungyoon dan saehyung. Posisi Saeungyoon yang mengunci kedua lengan Sae hyung membuatnya tubuh keduanya mendekat.

 

Cklek cklek!

"Hyung ii, kau dimana?"

 

Suara laki-laki dan pintu terbuka mengagetkan Saeungyoon dan Sae hyung. Saengyoon melepaskan genggamannya dan mempertajam pendengarannya. Mereka berdua mengalihkan perhatian pada arah pintu.

"Kau punya teman lelaki lain?" Tanya Saeungyoon curiga,

"Anniyo," Elak Sae hyung dengan suara lirih.

Sae hyung bersingut dibalik punggung Saeungyoon takut-takut jika orang yang baru masuk dalam flatnya adalah orang jahat.

Saeungyoon berjalan mendekati pintu flat. Sae hyung mengikutinya dari belakang. Siapa lelaki yang tau password flatnya selain seungyoon? Apa dia penjahat? Apa... Tidak-tidak Saehyung mencoba menghilangkan fikiran jeleknya. Tenang ada Saeungyoon disini.

 

"Hyu....ngii. Siapa kau?!" Lelaki yang baru masuk flat itu sontak kaget mendapati Saeungyoon yang belum pernah ia lihat tengah ada di dalam flat.

 

"Kau yang siapa? Berani-berani masuk flat sae hyung dan memanggil sae hyung..."

 

"Sae hyung ii, siapa lelaki ini? Ya! Apa yang kalian lakukan?!" Lelaki bertopi itu menaikkan nada bicaranya begitu melihat Sae hyung tengah memegangi ujung kaos Saeungyoon.

 

"Kau?! Apa kau ?!!!"

 

Jder... Jder... Jderrrr....!

 

Backsong petir menggelegar mengiringi teriakan lelaki itu.

.

.

.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet