chapter 4

twin

Chapter 4

“Ya! Appa! Ahahaha.. Geli! Ampuuun appa! Ahahaha.. Seul... hahaha... bantu hyung..ahahahaha..”Yoong tertawa kegelian karena Jesse menggelitiknya.

“Aappaaa..cukup appa.. hyung sudah minta ampun..” Seulgi memelas, membela hyungnya sambil menarik kemeja Jesse.

“Aigoo!! Seulgo, kau mau juga? Hm? Sini appa gelitik seperti hyung.” Jesse mulai menggelitik anak bungsunya.

“Aniyo appa.. Seul minta ampun..andwe appa... hyuung!! Tolong hyuung!!” Seru Seulgo, dia berlari kecil menjauhi Jesse tapi Yoong hanya diam saja.

“hupp! Dapat! Emm. ne..ne..appa tak akan menggelitik Seul, hanya Yoong hyung saja.”, Jesse memeluk Seulgo dan menggendongnya kemudian berjalan ke sofa kantornya.

“Sin-sinjja, appa???” tanya Seulgo membulatkan matanya.

“Ne..karena hyungmu menjadi pelindungmu.”, jawab Jesse sambil melambaikan tangan ke arah Yoong untuk mendekat padanya.

“Sinjja hyung??? Wow!! Hyuung DEEEBAAAK!!” Seru Seulgo langsung mengacungkan dua jempol kecilnya pada hyungnya.

“Ne. Hyung sudah janji akan melindung dongsaeng hyung ini.”sambil mengusap kepala adik kesayangannya. Jessi tersenyum tipis melihat bagaimanya kedua anaknya akur, seperti dia dengan Il Woo Hyung dan Nicole noona.

“Gomawo hyung! Seulgo janji tak akan nakal pada appa, hyung, harabeoji, halmeoni, ajusshi, ajumma dan eomma.”

Deg.

Jantung Jesse seketika berhenti sejenak ketika anak bungsunya menyebut ‘eomma’nya. Apa yang harus ia lakukan bahwa kenyataannya eommanya sendiri tak menginginkan mereka.

“Appaaa...Appaa..”panggil Seulgo sambil menarik kemeja Jesse

“Ne chagi.” Sahut Jesse lembut.

“Kapan kita bertemu eomma, appa?” Yoong bertanya sambil duduk dipangkuan Jesse sama seperti Seulgo.

“Eem.. entahlah nak”

“Waeyo appa?? Eomma tidak ingin bertemu dengan kami?” tanya Yoong dengan nada dingin. Membuat Jesse tidak bisa menjawab pertanyaan anaknya yang jelas sekali memang itu kenyataannya. Tiffany memang tidak ingin bertemu dengan dia dan anak-anaknya.

Tiba-tiba pintu ruang kantornya terbuka dan muncul dua orang dewasa, Jung Yunho dan Jung Nicole.

“Wah, cucu harabeoji ada disini lagi. Tak bosankah sayang di kantor appa nak?hm?” tanya Yunho tersenyum pada kedua cucunya lalu menggendong Seulgo. Direktur utama ini hampir tak pernah tersenyum, bahkan beliau sangat tegas, tapi pengecualian hanya pada keluarganya terutama cucunya.

“aniyo harabeoji. Kita selalu di kantor appa setelah appa menjemput kami dari sekolah.”, jawab cucu bungsunya sambil memeluk kakeknya, Seulgo termasuk anak yang manja dan manis.

“kalau begitu boleh sekali-kali harabeoji jemput Seulgo dan Yoong?” tanya sang kakek sambil mengelus punggung cucunya sayang.

“ne..”, sikembar jawab serentak sambil tersenyum manis.

“wah, imo juga akan menjemut kalian juga ya. Dan ingat panggil imo jangan ajumma karena imo kakaknya appa, sayang.” Kata Nicole sambil mengambil Yoong kepangkuannya.

“ne..” sikembar jawab serentak, membuat kakek, bibi dan ayahnya tertawa. Memang kembar. hahahahaha.

“Pintar anak appa.”, puji Jesse.

“Jesse, abeoji ingin berbicara berdua denganmu sekarang. Biar Nicole menemani sikembar di kantin.”

“Ne, abeoji.” Jawab Jesse singkat.

***

Kantin Kantor

“Imo, emm.. boleh aku bertanya sesuatu?” tanya Yoong ragu-ragu.

“Hem? Apa itu Yoong?”

“Apa imo pernah bertemu eomma?” tanya Yoong menatap imonya yang sedang menyuapi kue pada adiknya.

“ Nde, imo bahkan sering bertemu dengan eomma. Ada apa Yoong?”

“Aniyo, aku hanya ingin tahu tentang eomma. Setiap kami bertanya kepada appa, selalu sedih dan sering diam, imo. Hingga kami jarang bertanya tentang eomma. Kami tidak pernah sekalipun bertemu dengan eomma. Apa eomma tidak merindukan kami, imo?” pertanyaan Yoong tersebut membuat Nicole terdiam. Nicole pun sedih melihat kehidupan rumah tangga jesse berantakan dan keponakannya menjadi korbannya.

“Imo..” panggil Seoulgo dengan manja.

“aah, maaf sayang... eomma kalian selalu merindukan kalian, sayang.”

“benarkah imo??? Apa kami bertemu dengan eomma???”

“tentu saja, sayang. Asalkan Yoong dan Seulgo berjanji akan menjadi anak yang baik.”

“ baik imo.” Yoong dan Seulgo tersenyum puas atas jawaban bibinya.

***

Kantor Direktur

“Jesse, bagaimana pekerjaan kantor?” tanya sang ayah sambil menatap anaknya.

“Semua berjalan dengan lancar sajangnim. Ada apa sajangnim memanggil saya? Ada yang bisa saya bantu?”, tanya Jesse hati-hati.

“hei...jangan seformal itu pada ayahmu, Jesse. Apalagi kita hanya berdua saja, nak. Apa jangan-jangan kau masih marah dengan abeoji?hm?”

“oh, tidak Abeoji, aku hanya tak ingin abeoji tau bahwa aku menghormati abeoji di kantor.”, jawabnya sambil tersenyum tipis.

“kau sudah dewasa sekarang ya. Hm, kau tahu abeoji bangga padamu, nak.” Kata Yunho membuat Jesse tertegun.

“Abeoji kagum padamu dan abeoji suka dengan Jesse yang sekarang. Jesse yang bertanggung jawab pada pekerjaan dan sangat mencintai anak-anaknya. Kau lebih hebat dari pada Abeoji.”. pernyatan itu membuat hati Jesse menjadi gembira dan lega, karena dahulu dia selalu membuat ayahnya marah dan keras kepadanya

“ Ini berkat abeoji yg mendidikku dengan baik. Lalu ada hal apa abeoji memanggilku? Ada yang bisa aku bantu, abeoji?”

“Ya, ada. Tentang Tiffany Hwang.”

Deg.

Jesse mematung, ketika ayahnya menyebut nama mantan istrinya.

“Tiffany tidak menceraikanmu, Jesse. Dia menceritakan sebenarnya pada abeoji, eomma dan kedua kakakmu. Mengapa kau tidak mengatakan sejujurnya pada abeoji nak?”, tanya ayahnya lembut.

‘Tiffany tidak menceraikanku?? Ada apa dengannya??’ kata Jesse dalam hati.

“Jesse.” Panggil ayahnya karena dia sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Ah, iya Abeoji. Maaf aku berbohong. Aku hanya melindunginya karena aku mencintainya abeoji. Mianhe abeoji.” Jawabnya tenang.

"Maafkan abeoji sudah memukulmu dan menghukummu nak. Kau pasti kesusahan membesarkan dan mendidik mereka. Abeoji minta maaf nak.” Ucap Yunho parau menahan tangis mengingatkan dia atas kerasnya kepada putra bungsunya. Sedangkan Jesse sendiripun tak menyangka ayahnya mengucapkan kata ‘maaf’ kepadanya, karena selama ini ayahnya adalah orang yang sangat kaku dan keras mendidik dia dan kakak laki-lakinya.

“Jangan begitu Abeoji. Aku tak keberatan dengan itu semua, justru aku bisa menjadi lebih baik. Percayalah padaku abeoji.”, Jesse menatap ayah dengan senyuman tipisnya.

“Kau memang anak abeoji yang hebat. Abeoji percaya padamu. Dan tentang Tiffany, temuilah nanti dirumahnya nak.”

 
TBC
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Jafierra #1
Chapter 7: Wow hebat thor..
Akankah ada lanjutan bonusnya...
Tetap semangat thor...
(Bungkuk badan)
NFukada
#2
Wahhh i like ur story although it's short tapi bagus :))
Smoga bs buat critanlain lagi kedepannya :))
jessjung_dew
#3
Cool! But i can't uderstand! TT english please? XP
Imjessica #4
Chapter 7: Sayang sekali cepet selsainya...
yuutoo #5
Chapter 7: Waaah it's a great story author :)
sayang cuma 7 chapter hehe, but it"s okaay hehe
Jafierra #6
Chapter 6: Yeah akhirnya update...
Tpi telat nih komenya...
Tetap semangat thor...
Imjessica #7
Chapter 6: Akhirnya kamu update juga Thor, tak kira mau Hiatus lama, gpp Thor, yg penting kamu gak ningglin cerita ini
yuutoo #8
Chapter 6: Yeeee akhirnya uodate juga, wah author turut berduka atas laptopnya tapi syukurlah udah keganti yang baru semoga dengan laptop baru makin banyak inspirasi buat nulis cerita yaaa hehe
HyoTaeSun4ver
#9
Chapter 6: Wahhh gue kangen dgn cerita ni.. Moga dpt update slalu yg Author shi ^^
Imjessica #10
Chapter 5: Thor jangan tinggalin ceritanya dong,sayang banget...