Brosis Zone // Min Yoongi

Brosis Zone

"hey jangan mempermainkan ku."
"yakk hyung yang benar saja."
"kookie, kau ini kurang ajar!"

Ughh..

Aku membuka mata ku yang lengket ini setelah mendengar keributan disekitar ku. Aku mendengus sebal saat sudah sadar sepenuh nya dan melihat keadaan di sekeliling ku. Ruang tengah ini sudah berubah menjadi sebuah taman bermain anak-anak. Ah tapi lelaki-lelaki gila ini tidak bisa aku sebut sebagai anak-anak.

6 lelaki itu sedang bermain games dan menonton sebuah fim di ruangan yang sama. Aku yang awal nya menonton bersama mereka sejak tadi siang akhir nya tertidur karena mereka sudah memutar beberapa film hari ini.

"hey.. hey.. kalian membangunkan tuan puteri." Aku melirik kearah Taehyung yang duduk di lantai, tepat didekat kaki ku. Aku hanya menghela nafas dan ingin cepat bergegas pindah kekamar ku.

"hey (y/n), kau sudah bangun."
"apa tidur mu nyenyak tuan putri?"
"hey.."

Mereka berisik sekali. 6 lelaki yang notabe nya adalah sahabat-sahabat kakak ku ini sngat lah jahil dan menyebalkan. Meskipun kadang mereka sering menunjukan sifat baik dan perhatian yang berlebihan dan kadang membuat ku jadi tersipu sendiri. Tapi saat aku sadar, mereka ini bersikap baik karena aku adalah adik dari Kim Seokjin sahabat mereka.

"hey, (y/n) kemari lah." Aku menenggakan kepala ku keatas. Melihat seorang lelaki dengan kulit pucat dengan rambut minty itu memanggil ku. Oh aku baru sadar lelaki itu tidak ada di ruangan ini.

"hey Yoongi hyung, kau mau mengajak (y/n)-ku berdua-dua an yah?" teriak Taehyung. Lelaki dengan tatapan mata yang tajam itu hanya menatap Taehyung mengacuhkan.

"diam kau bocah," seru nya sambil menaikan dagu nya bertanda mengacuhkan Taehyung. Taehyung memang begitu, dia sering menggoda ku. Tapi bagi ku Taehyung adalah teman bercanda yang menyenangkan.

"aku segera kesana." Kata ku berteriak pada Yoongi yang masih menunggu ku di pagar lantai dua.

"semua nya aku ingin tidur dulu." Seru ku pada semua orang yang ada di ruang tengah.

"hey, jangan tidur berdua dengan Yoongi hyung (y/n)-ah!!" kali ini suara Jimin yang meneriaki aku. Aku hanya tertawa tanpa menoleh kebelakang lagi. 

Diantara semua teman-teman Seokjin oppa aku memang paling dekat dengan Min Yoongi. Lelaki yang terkesan selalu apatis pada orang-orang dan selalu terdengar sarkastik itu sudah lebih lama mengenal Seokjin oppa di banding dengan yang lainnya. Aku juga sudah mengenal seluk-beluk lelaki itu. Kenangan-kenangan masa kecil nya aku pun tahu. Karena aku merasa sudah tumbuh dewasa bersama nya.

"hey, oppa kau.. mpptt." Yoongi bergegas membekap mulut ku saat aku melihat dia sedang menghisap sebatang tembakau dengan santai nya sambil bersandar di jendela besar yang menghadap ke halaman belakang rumah ku.

"jangan bicara kencang-kencang bodoh. Berjanjilah untuk tidak berteriak." Kata nya mengancam ku masih sambil membekap mulut ku. Aku mengangguk cepat karena sudah merasa pengap. Meski sudah melepas bekapannya, Yoongi masih mengunci leher ku diantara tangan dinginnya. Membuat dia terlihat seakan sedang memeluk ku dari belakang.

"kau merokok lagi bodoh!" seru ku lirih. Beberapa waktu yang lalu Yoongi oppa baru saja melewati masa kritis nya karena mengidap penyakit paru-paru yang entah apa namanya. Yang pasti itu disebabkan karena kebiasaannya merokok yang sulit dikendalikan.

"hey tidak sopan!" dia melayangkan sebuah jitakan pada ku. Aku meringis pura-pura kesakitan, tapi dia tidak peduli dan berjalan memungut putung rokok yang sudah jatuh. Aku pun mencibir sebal dan berjalan menuju kamar ku yang tidak jauh dari sana. Aku merasa Min Yoongi berlari kecil mengejar ku dari belakang.

Astaga dia terlihat seperti anak kecil sekarang.

"oh aku tahu.." Min Yoongi masuk ke kamar dan mendahului aku dan langsung bergegas membuka pintu balkon kamar ku. Dia menoleh dan tersenyum seperti anak kecil.

"oppa ingin menumpang merokok? Huh dasar." Seru ku sebal. Min yoongi tak menjawab, dia kemudian kembali membuka pintu balkon kamar ku. 

Min Yoongi sudah biasa seperti ini. Keluar masuk kamar ku seakanakan ini kamar nya. Aku pun mulai terbiasa. Meskipun awal-awal aku berusaha mati-matian untuk menganggap nya sebagai kakak ku juga. Seperti hal nya Seokjin oppa.

"aku hanya ingin menghirup udara segar." Kata nya kemudian malah berbaring di ranjang ku seenak nya. Aku masih berdiri di dekat lemari pakaian dan mencari baju tidur yang lebih tertutup karena ada Min Yoongi disini. 

"terserah kau saja, tapi jangan tidur dikamar ku. Selesai sikat gigi aku ingin bergegas tidur." Seru ku sambil berjalan masuk kekamar mandi. 

"justru aku sedang ingin tidur bersama mu," teriak nya dari ranjang ku. Aku hanya mendengus sebal sambil bercermin di cermin besar didalam kamar mandi ku. Yoongi selalu begitu. Dia selalu saja bersikap seenak nya. Sudah sering menumpang tinggal dia juga sering mengobrak-abrik buku-buku tulisku yang berisi banyak cerita-cerita yang aku tulis tangan.

Memang sih, seperti layak nya seorang kakak. Min Yoongi selalu menjaga ku seakan-akan aku adalah adik nya yang paling ia sayang. Di banding kan Seokjin Oppa, Yoongi lebih banyak menunjukan hal itu dengan selalu menjaga ku dalam beberapa hal. Memberi ku nasihat dalam segala hal, termasuk sikap apa yang harus aku tunjukan pada lelaki yang mendekati ku.

"astaga, sepatu mu itu." Aku menggeram sebal saat melihat Min Yoongi tengkurap diranjangku tanpa melepas sepatunya. Memang sih ujung kaki nya tidak mengenai kasur, tapi tetap saja. Min Yoongi buru-buru bangkit dari pembaringannya. Melepas sepatu nya.

Aku menatap nya sebal sambil membersihkan kasur ku yang tidak kotor.

"hey kim (y/n), kenapa kau membebaskan aku untuk keluar masuk kamar mu?" tanya nya kali ini sambil duduk di ujung meja rias ku. Aku duduk di ranjang ku sambil menatap nya dengan kening berkerut.

"kau kan selalu keluar masuk kamar ku tanpa izin," kata ku dengan nada sebal. Pada kenyataannya ya begitu. Dia selalu keluar masuk kamar ku seenak jidat. Aku lihat dia mengela nafas kecewa dengan jawabanku.

"hey, kenapa?" tanya ku kali ini benar-benar memusatkan perhtian ku pada nya. Duduk bersila disana sambil memandang lelaki yang berumur 4 tahun lebih tua dari ku yang terlihat sedang berpikir.

"kau juga tidak pernah melarang ku." Ucap nya kali ini dengan tatapan yang aneh. Tanpa sadar aku menarik kepala ku sambil berkerut kening bingung dengan pertanyaannya itu.

"jadi kau ingin aku melarang mu?" tanya ku datar. Gelagat Min Yoongi agak aneh malam ini. Kemudian kali ini ia duduk diatas ranjang ku, dihadapan ku.

"bagaimana kalau aku melakukan hal-hal yang tidak terduga disini?" mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut nya itu entah kenapa membuat ku geli.

Aku tahu dia memang bukan seorang lelaki yang baik. Aku tahu dia seorang yang suka clubing, mabuk, nakal, suka menggoda wanita-wanita jalang di club. Tapi aku pastikan pergaulannya jauh dari seks dan narkoba.

Tapi aku juga hafal dia. Dia tak mungkin melakukan sesuatu yang tidak aku inginkan. Apalagi membahayakanku.

"memang itu terdengar lucu?" tanya nya sinis sambil menatap ku dengan dua manik mata tajam nya. Dia memang sering begitu. Aku menggeleng.

"memang apa yang akan oppa lakukan di kamar ku, hah??" aku masih menahan tawa ku saat dia memandang ku seperti itu. Ia terlihat menghela nafas sebal. 

Seakan lelah dengan pembahasan ini ia pun malah membaringkan tubuh nya di ranjangku. Aku terkekeh lagi melihat sikap nya yang kali ini terlihat kekanak-kanakan.

"bagaimana kalau Taehyung atau Jimin yang berbaring seperti ini disamping mu?" tanya nya tanpa melihat kearah ku. Ia menatap langit-langit kamar ku seolah berpikir. Aku juga jadi ikut berpikir karena itu.

"emm aku akaaan,"

Bruuk..

"aww.."

"menendang nya seperti itu hahahahah." Aku langsung memperagakan nya dan menendang Yoongi sampai terjatuh dari ranjang ku. Aku langsung tengkurap memandangnya yang sudah tergeletak dilantai lantai sambil mendengus sebal dan meringis kesakitan.

" ahh kau ini. Tidak usah langsung diperagakan!" protes nya masih duduk di lantai, aku masih terkekeh geli memandang nya. Aku menopang dagu memandang nya yang masihh duduk disana sambil memandang ku.

"biar saja. Aku beri contoh langsung agar kau tidak banyak bertanya lagi wlee." Kata ku sambil memeletkan lidah. Dia pun akhir nya tertawa dan mengacak rambut ku.

"lalu kenapa kau membiarkan ku berbaring di ranjang mu, bahkan kita pernah tidur berdua sampai pagi." Kata nya lagi sambil memandang ku.

Saat itu aku teringat kejadian beberapa waktu yang lalu. Sebenarnya itu tidak sengaja, Yoongi oppa mabuk malam itu dan tiba-tiba datang ke kamar ku dan kami tidur bersama sampai pagi. Hanya itu saja, tidak da yang terjadi lagi.

Aku berpikir sejenak, tidak ada alasan yang khusus sebenarnya. Tapi ya itu tadi, aku percaya dia tidak akan melakukan hal yang macam-macam.

"umm.. oppa kan kakak ku juga. Seperti hal nya Seokjin oppa, aku akan membiarkanya tidur disamping-."

Aku bungkam saat tiba-tiba saja lelaki itu mendekatkan wajah nya secara tiba-tiba pada ku, lalu menempelkan bibir nya dengan bibirku. Hanya menempel saja, tapi aku bisa merasakan sesuatu yang manis disana.

Aku diam saat melihat dia menarik kembali wajah nya.

Jantung ku... 
jantung ku...

"aaaaaaa... bodoooh." Aku yakin sekali wajah ku sudah memerah sekarang, aku langsung menyembunyikan wajah ku dengan menempelkannya ke ranjang empuk ku.
 

Astaga. Perasaan ini. Perasaan yang sudah lama aku kubur dalam-dalam.
 

"aku bukan Seokjin, aku bukan kakak mu. Jangan anggap aku sebagai seorang kakak lagi."

Aku merasa dia mendekat kan diri nya kepada ku. Astaga kata-kata nya seakan menusuk ku dan membuat aku terbawa suasana.

Jangan anggap aku sebagai seorang kakak lagi

Lalu apa? Bodoh.
 

Aku hanya diam dan masih menyembunyikan wajah ku dari nya.

"hey dengar." Dia bicara diatas kepala ku. Aku menggeleng tanpa menunjukan wajah ku. Aku dengar ia terkekeh.

"cute hahaha." Kata nya pelan diantara suara tawa nya. Aku menutup telinga ku mendengar kata-kata menyebalkan itu.

"aku sudah baca diari SMP mu, aku sudah tahu siapa cinta pertama yang tidak bisa kalu lupakan itu."

APA? Ah tidak-tidak. Aku menggeleng frustasi dan mengangkat wajah ku kali ini. Aku langsung menyerang Min Yoongi dengan bantal ku.

"yak!! Tidak sopan !! kau ini!! Oppaaaaaa berani-berani nya kau!!" aku memukuli Min Yoongi sekuat tenaga ku sampai ia tersungkur meskipun sambil tertawa-tawa. Ini sangat memalukan, lelaki tidak sopan ini benar-benar telah mengobrak-abrik semua buku cerita ku. Termasuk cerita lama ku tentang nya.

"hey sekali lagi dengar." Min Yoongi bangkit merebut bantal ku dan saat itu jarak antara aku dengan nya sangat lah dekat. Aku menelan saliva ku dengan susah payah, apalagi saat dia membelai rambut ku lembut.

" aku bukan tipe orang yang pandai mengungkap kan perasaan dengan kata-kata, tapi selama ini aku melindungi mu bukan sebagai seorang kakak." Kata nya begitu serius sambil menatap ku begitu dalam.  Aku terpaku.

Sial, adegan macam apa ini.

Aku menarik diri ku dari sentuhannya dan menatap nya sebal. Ia masih memandang ku seperti tadi.

"apa?" tanya ku galak sambil menatap nya sebal. Sebenar nya dalam hati aku merasa sangat salah tingkah. Entah apa yang harus aku lakukan. Tapi dia malah terkekeh geli melihat ku seperti itu.

"pergi sana, aku benar-benar ingin tidur." Kataku sambil mendorong tubuh nya menuju pintu. Ia masih terkekeh saat itu. Mungkin dia tahu aku terlihat salah tingkah, tapi kemudian ia menahan langkah nya dan berbalik badan lagi kemudian memandang ku.
 

"ah baiklah, kita bahas ini lagi besok." Kata nya dengan senyum jahil nya. Aku hanya menekuk wajah ku dan mengerucutkan bibir ku sebal memandang nya. Tiba-tiba saja saat itu dia menangkup kedua pipi ku dan langsung mengecup kening ku begitu lembut.

Astaga, bagaimana cara aku bernafas. Aku melupakan ini.

"good nite, sweetheart." Kata nya lagi denga senyum flirting nya. Kemudian mengedipkan mata nya jahil.

"aaaaaa pergi kau Min Yoongi!!!!!!" aku berteriak murka dan membuatnya belar pergi dari kamar ku.

...
 

 

 

ada yang baca ff garing ini? heheh janga lupa tinggalkan coment yah!

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet