Open Recruitment Penghuni Kos

Mujigae No. 7

Suatu hari di pagi yang cerah dan adem, duduklah seorang Jung Daehyun yang tengah anteng nontonin TV di ruang TV. Saat itu sedang ada siaran kartun Barbie di salah satu channel. Barbie? Yaaa itu sih kesukaan Daehyun. Di tengah ketenangannya menonton TV, terlihat Youngjae keluar dari kamarnya, berlari-lari kecil ke arah ruang TV dan duduk persis di sebelah Daehyun.

“Yun…”

“Mmm..”

“Lo tau gak?”

“Nggak.”

“Yaelah gue belom selesai ngomong juga.”

“Yaudah lo ngomong.”

“Ya ini gue mau ngomong.”

“Kalo mau ngomong yaudah ngomong aja. Kok lo ribet sih.”

“Lo minta diajak berantem ye lama-lama.”

“Berani lo nantang gue? Ayok sini berantem.”

Dan akhirnya sesi curhat yang ingin Youngjae mulai berubah menjadi sesi berantem. Pagi yang tenang seketika berubah menjadi pagi yang rusuh dan berisik seantero kosan. Tak lama kemudian keluar Junhong dari kamarnya dengan tampang asem karena baru bangun tidur dan menghampiri dua sosok manusia yang tengah adu jotos.

“Woy…”

Mereka tidak merespon.

“Hyung!”

Mereka masih tidak merespon.

“WOY HYUNG BERENTI NAPA KAYAK ANAK KECIL LO BERDUA!!!”

Seketika Daehyun dan Youngjae berhenti dan menatap tajam ke arah Junhong. Yang merasa tertatap hanya bisa terdiam kaku. Mau nyengir pun juga ga enak ntar dikira mau ikutan berantem lagi.

“Ada apaan?” sahut Daehyun masih dengan tatapan tajamnya.

Junhong pun menunjukkan group chat kosan ke mereka berdua dari hp-nya.

---Merah Kuning Hijau Nomor 7---

Jihoon                   : Yang di bawah tolong kecilin suaranya ya.

Jihoon                   : Kasihan loh yang masih tidur merasa terganggu. Makasih.

“Noh lo berdua ditegur sama Jihoon.”

Daehyun hanya melongo. Youngjae pun ikut-ikutan. Kedua nya pun saling bertatapan. Mungkin pemikiran mereka sama. Mahasiswa apaan di pagi menjelang siang begini masih tidur?

“Kayaknya ini orang musti diguyur air belerang dulu nih. Yang ada jam segini manusia bangun semua.”

“Sttt… pelan-pelan ngomongnya. Ntar Jihoon denger gimana loh?” tegur Junhong ke Youngjae yang mencak-mencak duluan.

Seketika mereka terdiam. Youngjae mulai melangkah pergi dari ruang TV dan berjalan menuju lantai 3. Daehyun yang sadar akan terjadi sesuatu menyusul langkah Youngjae dan menahannya agar tidak keatas. Daehyun menggenggam erat tangan Youngjae. Si empunya tangan yang tergenggam seketika merasa geli dan langsung melepas genggaman Daehyun.

“Lo jangan cari ribut napa.”

“Hah? Cari ribut apaan?”

“Lo mau nyamperin kamarnya Jihoon kan?”

“Dih sotoy banget lo. Gue mau ke kamar Himchan hyung juga. Gue pengen curhat ke doi aja. Curhat ke lo ga asik. Udah ah bhay!” seru Youngjae dan kemudian lanjut berjalan ke atas.

Daehyun pun langsung bernyanyi dengan lirik yang berkaitan dengan ungkapan ‘gitu doang ngambek’ sambil kembali duduk di ruang TV. Junhong hanya menatapnya malas dan ikut-ikutan nonton TV. Suasana di lantai 2 saat itu semakin ramai karena satu lagi penghuni kamar di lantai 2 keluar dari kamarnya menuju kamar mandi. Setelah sekian lama berada di kamar mandi, ia kembali lagi ke kamar dan keluar dengan kondisi rapi dan wangi.

“Widih wangi amat lo. Mau ke kampus lo?” tanya Junhong yang terpesona dengan wangi parfum Soonyoung.

“Yoi.”

“Ada acara apaan lo ke kampus?” tanya Daehyun yang ikut-ikutan kepo.

“Ada rapat kepanitiaan. Gue kan panitia ospek bareng Seungcheol hyung.”

Mereka berdua mengangguk sambil bergumam tanda mengerti.

“Lo panitia ospek Universitas apa ospek fakultas?” tanya Junhong.

“Kita yang fakultas.”

“Huuummmmm…” Mereka berdua bergumam lagi.

“Gue berangkat ke kampus dulu ya.”

“Iya. Hati-hati yak,” sahut Daehyun.

Soonyoung pun berjalan turun ke lantai 1. Sesampainya di lantai satu ia segera menghampiri kamar yang terletak hampir di dekat pintu keluar. Ia pun mengetuk pintu bernomor 2 itu.

“Hyung? Jadi bareng gak?”

Yang berada di dalam kamar langsung menyahut. “Iya! Tunggu, dikit lagi.”

Tak perlu lama Soonyoung menunggu si pemilik kamar keluar. Beberapa detik kemudian Seungcheol keluar dari kamarnya dengan rapi. Ia tampak berpenampilan simple dengan kemeja berkerah yang tertutup oleh sweater warna hitam, jogger pants warna abu-abu, sling bag hitam kecil berbahan kanvas, dan aroma parfum coklat yang gurih. Ia juga mengenakan sepatu snekaers hitam yang warnanya sudah mulai pudar.

Di teras kosan, terlihat nyonya kos sedang duduk di bangku teras sambil membaca buku yang berisikan data tentang kosan. Ia seperti sedang mencatat sesuatu karena ada pulpen yang tergenggam di tangan kanannya.

“Selamat pagi, bu Junghan.”

“Ah, kalian. Kesini sebentar.”

Mereka berdua langsung mendekat menuju bu Junghan dan ikut melihat buku besar yang ada di tangan kiri bu Junghan.

“Kamu…” sambil menunjuk Seungcheol. “Di lantai 1 ada berapa kamar yang masih kosong?”

Seungcheol pun berpikir sejenak. “Ada 2 bu.”

“Kamar mana aja itu?”

“Kamar no. 3 sama no. 5 bu,” ujar Seungcheol singkat. Bu Junghan pun langsung menandai data kamar yang disebutkan Seungcheol tadi.

“Kalau kamu? Di lantai 2 kamar mana aja yang kosong?”

Soonyoung mulai berpikir. Ia mengingat-ingat kamar mana aja yang masih kosong karena di lantai 2 ada lumayan banyak kamar yang masih kosong. “Seingat saya kamar no. 8 sama no. 9 yang masih kosong bu.”

“Bukannya emang dua kamar itu yang masih kosong?” Seungcheol menimpali.

“Oh iya. Ingat juga lo hyung hahaha.”

“Pea lo. Penghuni lantai 2 masa ga tau,” ujar Seungcheol sewot. Bu Junghan yang melihat tertawa kecil sambil mendata kamar yang disebut Soonyoung tadi. Kepo kenapa bu Junghan bertanya tentang kamar yang masih kosong, Soonyoung memberanikan diri untuk bertanya. Bu Junghan mengajak mereka berdua untuk duduk disampingnya dan mulai menjawab.

“Jadi gini. Semester baru kan sudah mau mulai. Sebentar lagi mahasiswa-mahasiswa baru juga berdatangan dan pasti mencari kos-kosan. Ibu sedang memikirkan cara mempromosikan kos-kosan kita.”

Mereka berdua mengangguk-angguk kecil sambil saling tatap-tatapan.

“Jadi kita ntar bakalan ngepromosiin kosan kayak tahun lalu bu?” tanya Seungcheol. Bu Junghan hanya mengangguk. Soonyoung belum mengerti maksud dari Seoungcheol.

“Ngepromosiin gimana, hyung?”

Seungcheol menarik napas perlahan dan mulai menjelaskan “Jadi tuh dari dulu penghuni kosan yang lama bakalan ditugasin buat ngepromosiin kosan kita. Target promosi kosan kita itu ke mahasiswa baru buat ngisi kamar-kamar yang masih kosong. Tahun lalu sih gue sama yang lain nyebar-nyebar pamflet sama nempelin poster gitu sih di tempat-tempat yang bakal dilihat sama semua orang, apalagi mahasiswa baru.”

“Jadi semuanya wajib ikut promosi nih?”

Bu Junghan mulai angkat bicara. “Gak mesti semua anak kos ibu tugaskan buat promosiin kosan kita. Tapi ibu harap semuanya bisa ikut andil dalam promosi kosan kita.”

Soonyoung yang saat itu baru ngerti mengangguk kecil. Tak lama kemudian mereka berdua pamit ke bu Junghan dan bergegas ke kampus. Setelah mereka berjalan lumayan jauh dari kosan, Seungcheol mulai bicara.

“Buat kegiatan promosi kosan kita, saran gue semua anak kosan harus ikut semua.”

“Lah? Kenapa emang?”

“Soalnya tahun lalu cuman Himchan hyung ga ikut andil. Pas bu Junghan tau, bu Junghan langsung nyamperin Himchan hyung. Waktu itu Himchan hyung cerita kalau bu Junghan kayaknya marah sama dia trus dia dikenain denda pelanggaran aturan kosan gitu.”

“Hah? Cuman gara-gara ga ikut andil doang kok dikenain denda? Mata duitan amat bu Junghan.”

“Yaaaaah kayak lo ga tau nyonya kos kita aja. Di luar aja dia keliatan manis-manis anteng lembut gitu. Padahal mah perlahan-lahan dia pahit dan meresahkan.”

Soonyoung membenarkan perkataan Seungcheol. Ia mengingat uang tambahan listrik yang mahal di kos Mujigae, lalu adanya denda keterlambatan bayar uang kos, denda pulang lebih dari jam 12 malam tanpa konfirmasi ke bu Junghan, denda membawa teman menginap tanpa konfirmasi bu Junghan dan lewat dari jam 9 malam, di kos Mujigae ada aturan ga boleh bawa teman menginap sebelum jam 9 malam, ada juga aturan datangnya tamu sesuai jam-jam yang udah ditentuin macam jam kunjungan rumah sakit, dan satu lagi yang baru diketahui Soonyoung yaitu denda ga ikut andil dalam kegiatan promosi kosan. Aturan-aturan dan berbagai macam denda seperti itu baru diketahui penghuni kos baru ketika mereka sudah membayar uang kos dan menandatangani data kepemilikan kamar di buku besar bu Junghan. Sungguh tragis aturan-aturan di kos Mujigae, batin Soonyoung.

Tak lupa Seungchaeol mengabari hal ini ke anak-anak kos yang lain. Ia segera mengeluarkan hp-nya, membuka group chat kosan mereka di KakaoTalk, dan mulai mengetik.

---Merah Kuning Hijau Nomor 7---

Jihoon                   : Kasihan loh yang masih tidur merasa terganggu. Makasih.

Eskup C.               : Bro, nyonya kos nyuruh kita promosiin kosan lagi nih.

Beberapa anggota group chat mulai membaca tak lama setelah Seungcheol nge-chat di group. Itu diketahui dari jumlah notifikasi ‘read by’ yang ada di sebelah chat semakin meningkat. Hampir semua anggota group membaca chat dari Seungcheol, namun belum ada satupun yang membalas. Seungcheol yang dongkol kembali mengirim chat.

---Merah Kuning Hijau Nomor 7---

Jihoon                   : Kasihan loh yang masih tidur merasa terganggu. Makasih.

Eskup C.               : Bro, nyonya kos nyuruh kita promosiin kosan lagi nih.

Eskup C.               : Read by 8.

Eskup C.               : Good ^^

Tak lama setelah Seungcheol mengirim chat ke group itu, satu-persatu anggota group mulai membalas dan meramaikan chat group.

---Merah Kuning Hijau Nomor 7---

Eskup C.               : Bro, nyonya kos nyuruh kita promosiin kosan lagi nih.

Eskup C.               : Read by 8.

Eskup C.               : Good ^^

Moon Jun            : Wkwk yaelah gitu doang baper.

Daehyun J.          : Gampang. Ngumpul aja nanti.

Dedek                   : Oke. Kabarin aja kalo ngumpul. Di ruang TV kan?

Daehyun J.          : Lah siapa nih username Dedek?

Dedek                   : Ini gue. Ican.

Daehyun J.          : Dih!!! Jijik sumpah username lo.

Dedek                   : Suka-suka gue elah -_-

Daehyun J.          : Pake nama lo sendiri napa. Bagus-bagus punya nama malah pake nama lain di username. Sok imut lo.

Dedek                   : Kok lo malah sewot sih hyung? Ngajak berantem banget nih.

Daehyun J.          : Berani juga lo ngajakin gue berantem. Boleeeeh.

Youngjae Yoo    : Nyari korban lagi kan ckck.

Himchan              : Udahan kek ga usah berantem di chat. Kayak cewek aja lo berdua.

Himchan              : Ntar sore ngumpul aja semuanya di ruang TV. Yang lain setuju?

Jihoon                   : Boleh.

Byzelo                   : Oke.

Himchan              : Sippppp.

dr. Joshua           : Alright.

Jeon Wonwoo   : Siap.

Eskup C.               : Oke.

Dedek                   : Siap bos.

Kwon Hoshi        : Oke.

Moon Jun            : Oke.

Youngaje Yoo    : Oke.

Daehyun J.          : Oke.

Sementara di kosan, Himchan dan Youngjae mendata anak-anak yang sudah konfirmasi ikut kumpul di ruang TV sore nanti. Setelah mereka menghitung-hitung, mereka menyadari ada yang belum konfirmasi. Mereka teliti lagi siapa yang belum komen di chat group. Lama mereka teliti akhirnya mereka menemukan bahwa Jongup sama sekali belum muncul di group chat.

“Samperin Jongup dah. BIlangin ke dia kita nanti ngumpul di ruang TV.”

“Gue doang? Bareng lo lah hyung.”

“Yaelah manja amat lo.” Akhirnya mereka berdua beranjak dari kamar Himchan dan berjalan ke depan pintu Jongup. Himchan mulai mengetuk pintu bernomor 13 itu dan memanggil pemiliknya. Tak lama kemudian Jongup keluar dengan penampilan berantakan, masih mengenakan piyama dan memeluk guling kecil.

“Baru bangun lo?” tanya Himchan. Jongup hanya mengangguk sambil menggaruk perutnya. Youngjae menahan ketawa.

“Jadi maksudnya Jihoon yang ‘kasihan yang masih tidur merasa terganggu’ ternyata elu toh.”

“Gila lo. Udah siang begini baru bangun tidur. Ga pegel apa leher lo?”

“Buat dia mah udah biasa hyung. Oiya, tar sore kita ngumpul di ruang TV buat ngebahas kegiatan promosi kosan kita. Jangan lupa ikutan ya.”

Jongup mengangguk. “Itu doang?”

“Iya,” jawab Youngjae. Jongup kembali mengangguk dan menutup pintu kamarnya lagi.

Sore harinya, satu-persatu anak-anak kos mulai berdatangan ke ruang TV. Saat itu yang datang pertama kali dan menunggu kedatangan anak-anak yang lain hanya HImchan seorang karena ia yang ingin mengkoordinir kegiatan promosi. Terlihat Youngjae dan Daehyun datang bersamaan (jiah udah baikan aja), kemudian disusul dengan kedatangan Jun, Jongup yang saat itu baru selesai mandi, Hoshi, Joshua, Junhong, Jihoon, Wonwoo, dan Seungcheol. Mereka tidak langsung memulai. Mereka masih menunggu kedatangan putra kesayangan pemilik kos, Ican, yang ikut andil dalam kegiatan apapun yang dilakukan anak-anak kos. Ican juga mengakrabkan diri dengan mereka. Tak salah jika Himchan menjadikannya adik kesayangan dan Seungcheol yang akrab pula dengannya.

Di tengah-tengah obrolan santai mereka, datanglah Ican ke ruang TV masih mengenakan seragam sekolahnya. Ican kini masih duduk di bangku sekolah menengah keatas kelas 2. Ican yang menyadari keterlambatannya segera meminta maaf karena telah membuat hyung-hyungnya menunggu lama. Setelah semuanya sudah berkumpul, Himchan pun mulai membuka diskusi.

“Jadi promosi kita dari tahun-tahun kemarin itu yaa seperti biasa, nyebar-nyebar pamflet ke tempat-tempat yang ramai dikunjungi mahasiswa baru. Baru tahun kemarin kita juga nempelin poster ke spot yang pasti dilihat oleh maba. Untuk kegiatan promosi tahun ini apa ada usulan untuk tambahan publikasi?”

Semuanya terdiam sejenak hingga Joshua mulai angkat bicara. “Sekarang kan media sosial udah semakin berkembang. Usul gue sih, daripada capek-capek nyebar pamflet kayak tahun lalu mending kita publikasi sebanyak mungkin di media sosial. Toh disana informasi lebih cepat nyebar dan sampai di kuping maba.”

Beberapa orang mengangguk setuju, begitu juga dengan Himchan. Jun pun juga ingin menyampaikan usulnya. “Kalau untuk publikasi di media sosial mendingan itu tambahan aja. Menurut gue sih nyebar pamflet itu perlu soalnya kemungkinan ada maba yang ga punya media sosial. Biar efektif gitu.”

“Tapi zaman sekarang masa sih ada yang ga punya media sosial? Pasti ada yang punya dong,” Jihoon menimpali.

Seketika forum menjadi rusuh dengan perdebatan antara media sosial dengan menyebar pamflet. Ini seperti debat antara kubu mahasiswa biasa saja melawan kubu mahasiswa cerdas dan niat sekali kuliah. Himchan hanya menjadi penonton dongsaeng-dongsaengnya yang berdebat tanpa henti. Melihat Himchan lelah melerai mereka dan terasa tidak diperdulikan, Ican mulai menengahi perdebatan. Ia mulai meluruskan masalah dan mengajak yang lain mencari jalan keluar bersama-sama.

“Sesuai apa yang para hyung debatkan tadi, kita dapat banyak cara buat promosiin kosan. Ada penyebaran pamflet, penempelan poster, publikasi di sosial media, sama usulan tambahan dari Joshua hyung yaitu pemasaran di situs online. Kalau usul gue sih, mending jangan salah satu aja yang kita laksanakan. Mungkin dua atau tiga cara kita laksanakan biar efektif,” ujar Ican sambil mencatat cara-cara promosi yang ia sampaikan tadi.

“Kalau dari yang gue lihat nih, hyung-hyung angkatan kemarin tahu kos ini dari pamflet-pamflet kan? Berarti cara promosi dengan nyebarin pamflet udah terbukti efektif. Jadi saran gue cara ini tetap dilakuin. Trus publikasi di media sosial gue rasa itu juga perlu dicoba soalnya akhir-akhir ini orang-orang banyak mengakses informasi dari media sosial.”

Mereka pun mengangguk dan mencermati setiap usulan dari Ican. JIhoon kemudian angkat bicara.

“Gue setuju sih. Dua cara itu kemungkinan efektif. Kita laksanain penyebaran pamflet dan publikasi di media sosial. Yang lain gimana? Setuju?”

Soonyoung, Jun, Joshua, Seungcheol dan Daehyun langsung setuju. Yang lain berpikir dulu sampai berdiskusi ulang. Hingga akhirnya mereka memutuskan setuju dengan usulan Jihoon dan Ican. Mereka memutuskan menggunakan rancangan pamflet seperti biasa namun dimodifikasi menjadi lebih menarik lagi. Tugas itu dilaksanakan oleh Jongup karena ia yang tahu desain grafis yang bagus. Ia menjanjikan besok desain pamflet sudah jadi dan siap untuk dicetak.

“Bagaimana? Siap untuk laksanakan misi esok hari?” tanya Himchan.

Semuanya pun berseru, “SIAP!!!”.

.

.

.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 3: ciee...wonwoo sampe segitunya sama mingyu hihi~~ tpi ngomong2 aku penasaran sama soonyoung~~
ilovechangkyunim
#2
Chapter 3: arggghhhhh MEANIE!!! >,<
kopel paporit banget ini >,<
ilovechangkyunim
#3
Chapter 1: lucu!!!! baru intro aja udah lucu. lanjut author!