[CONTENTID1]Hello, brother[/CONTENTID1]

[CONTENTID2]

"Kau sudah cukup dewasa untuk menjadi walinya, jadi...", wanita tua di hadapannya mendelik, menatap yoongi melalui lensa bulat kacamatanya, "congratulation boy, kau akhirnya bisa membawa adikmu pulang"

Yoongi membeku. What?! NO!

Namun sebelum dia membuka mulut untuk menentang ide itu, wanita tua di hadapannya itu mengulurkan leher jenjangnya, menatap sesuatu di belakang Yoongi, mengerutkan alis, dan senyum hilang dari wajahnya. Dia jelas membenci apa yang dia lihat saat itu. Yoongi, mengikuti tatapan matanya, membalikan badan dan melihat apa yang ada di ambang pintu di belakang tubuhnya.

Disitulah dia.

Seorang anak dengan rambut berantakan dan luka yang yoongi tahu masih baru -terlihat dari darah yang belum berhenti menetes- di bawah matanya, menatapnya dengan kosong.

his brother, they say.

Lee Jihoon. 

"Ahjusi, kau bisa menurunkanku disini"

"Jangan berhenti"

"Ahjusi, turunkan aku disini"

"Jangan berhenti"

"Ahjusi"

"Yah!"

Jihoon menoleh dan menatap tajam sosok di sampingnya. Yoongi, dengan kepala bersender pada jendela mobil dan mata yang menatap acak jalanan yang mereka lewati, menghela nafas.

Please Subscribe to read the full chapter