Finding Your Mom

You Are My Serenade || ChaeKi FF

Butuh berhari-hari, berminggu-minggu bahkan nyaris sebulan bagi Maroo untuk tahu apa yang harus ia tulis lantas layarkan ke sepetak kamar, di suatu sudut Las Vegas – tempatnya mengenal seorang wanita bernama Seo Eun Gi secara utuh.

Kamar yang selamanya menjadi titik perhentian hidupnya. Hujan bukan lagi kenangan manis. Hujan adalah luka yang mengingatkannya pada penyesalan seumur hidup.

Eun Gi meninggal. Wanita itu lenyap layaknya fatamorgana. Kehadirannya lebih mirip durasi pariwara. Singkat dan sekejap mata.

Dan malam ini, Maroo tercenung lagi. Kakinya menjejak sunyi di tenangnya malam. Tak jauh darinya, cahaya mercusuar berputar-putar, menjadi Dewa bagi kapal manapun yang tersesat di tengah gelombang pasang.

Hening menyelinap, di belakangnya mengekor sekeping memoar hitam yang lantas meruak dan menggilas kebahagiaan Maroo pergi. Eun Gi telah tiada. Kalimat itu menjejak lagi di kalbunya.

Pria bermantel cokelat itu tergugu sendiri. Ia selalu ingat pada hari itu. Hari terakhir ia berbincang dengan Eun Gi, menyisir rambutnya yang panjang dan memeluknya hangat dari belakang. Harusnya, ada sajak cinta di antara mereka. Mestinya Maroo cukup berani untuk menularkan pijar romansa.

Ditemani angin laut yang dinginnya meningkah, ia menuliskan sesuatu di atas selembar kertas. Sebuah sajak, sebuah larik untuk seorang gadis. Gadis yang menggelung hatinya sesesak ini. Gadis yang membuatnya tersenyum dan juga menangis.

Bukan… nama gadis itu bukan Seo Eun Gi. Eun Gi sudah mati. Ia sudah membaur bersama debu, jadi surat ini bukan untuknya.

~oOo~

 

 

21 September 1997

Ini adalah surat pertama yang ayah tulis untukmu, Eun Byul. Kuharap kamu tidak terlalu terkejut saat menerimanya. Ayahmu masih hidup dan selalu memikirkanmu. Kamu tidak sendirian di dunia ini. Kamu punya ayah.

Eun Byul-ah… entah kapan surat ini akan sampai ke tanganmu dan dengan cara apa. Berapa usiamu saat menerima surat ini? Apa yang kamu lakukan sekarang? Dimana kamu tinggal? Apa kamu hidup dengan bahagia? Apa makanan kesukaanmu? Siapa teman-temanmu? Siapa pacarmu?

Ayah ingin tahu. Ayah ingin memelukmu. Ayah merindukanmu.

 

Adalah surat pertama Maroo untuk gadis itu.

Namanya Kang Eun Byul. Sosok lain yang ia cintai setelah Eun Gi.

 

~oOo~

1 Oktober 1997

Hari ini badai datang beberapa kali dan menghempaskan surat-surat yang ayah tulis untukmu. Ayah bekerja di sebuah kapal pesiar, sebagai seorang Barista. Ibumu mungkin kaget jika ia tahu bahwa ayah bekerja di atas kapal. Ia sangat kenal siapa ayah. Ayahmu ini takut pada lautan. Hehe…

Bagaimana denganmu? Apa kamu menurun sifat ayah itu? Kuharap kamu seperti ibumu, pemberani dan mengesankan.

Kamu tahu alasan ayah bekerja di tempat ini? Untuk mencarimu, untuk menemukanmu. Kamu bisa berada di belahan bumi manapun. Tersembunyi di segala tempat. Jadi, ayah harus mencari cara untuk menemukanmu. Jangan berdiri di kegelapan, Eun Byul. Ijinkan ayah melihatmu.

 

7 Oktober 1997

Eun Byul… ibumu adalah wanita paling menakjubkan yang pernah ayah tahu. Cintanya padamu sangat besar. Ia memberikan hidupnya, merelakan jiwanya agar kamu bisa lahir ke dunia. Sekarang setiap kali kamu merasa kesepian atau bersedih, maukah kamu mengingat itu dan memberikan senyuman terbaikmu untuknya? Untuk ayah juga.

Ayah merindukanmu. Sangat merindukanmu. Makanlah dengan baik dan tidurlah tepat waktu.

Kami mencintaimu, Eun Byul.

 

9 Oktober 1997

Ayah masih bertanya-tanya, berapa usiamu saat surat ini sampai ke pangkuanmu.

Jika ayah menceritakan sebuah kisah yang cukup panjang dan rumit, dapatkah kamu mengerti?

Ini kisah tentang seorang wanita bernama Seo Eun Gi. Kamu mengenal nama itu bukan?

Iya, dia ibumu… wanita yang ayah cintai sepenuh hati.

 

Dan Maroo mulai menulis tentang bagaimana takdirnya bersinggungan dengan takdir Eun Gi. Bagaimana mereka melukis keberadaan Eun Byul. Bagaimana ia jatuh hati dan bagaimana ia bisa sangat pengecut untuk mengakuinya.

Maroo mengisahkan penyesalannya. Menjabarkan kerinduannya. Meruakkan ketakutannya dan Menakrifkan kebimbangannya.

Eun Gi adalah wanita yang masuk ke dalam hidupnya tanpa terduga. Wanita itu menariknya ke atas ranjang, menghujaninya dengan uang, memperlakukannya serupa prasasti berkarat emas kemudian pergi begitu saja – seenaknya.

Maroo menuliskan kalimat-kalimat panjang. Ia berdoa, semoga Eun Byul dapat mencerna kisah yang diukirnya di atas kertas. Semoga putri semata wayangnya itu sanggup mengerti lantas meresapi kisah mereka dengan binar bahagia. Semoga ia tidak sehampa dan sekesepian Eun Gi. Bukankah mereka mirip? Tumbuh tanpa orangtua dengan taburan harta melimpah. Mereka sangat mirip dan Maroo merasa takut akan itu.

Ia ingin Eun Byul hidup dengan cara yang berbeda.

 

Namamu Eun Byul. Kang Eun Byul. Nama itu ayah berikan karena ayah ingin kamu bersinar seperti bintang. Menerangi malam kami dan menjadi petunjuk bagi hidup ayah, seperti bagaimana rasi bintang mengantarkan para pelaut pulang ke rumah.

Kamu akan membawa ayah kepadamu.

 

Demikian Maroo mengakhiri suratnya, di sebuah tempat di semenanjung Malaka.

Maroo melipat suratnya, menyusunnya di atas surat-surat yang lain dan memasukkannya ke dalam tas. Nanti, saat kapalnya berlabuh dan ia mendapatkan cukup waktu untuk menikmati dunia, menyisir lorong-lorongnya. Maroo akan mengirimkan langgam cintanya itu ke Las Vegas. Ia tak tahu alamat lain kecuali sepetak kamar tempatnya meneguk manis tubuh Eun Gi dulu.

Tak perduli kapan surat-suratnya akan terbaca. Maroo berjanji untuk terus menulis, ia akan terus menerbangkan segala angannya menuju Eun Byul. Ia tidak ingin Eun Byul tumbuh seperti Eun Gi. Setidaknya meski raga mereka belum dapat berjumpa, surat darinya akan membuat Eun Byul lebih tegar menghadapi dunia.

5 tahun berlalu bagai 5 abad. Setiap hari adalah sembilu.

Setiap hari adalah sebuah penantian panjang.

Maroo tetap menulis di waktu lenggang dan ia mungkin dapat memecahkan rekor sebagai pengirim surat terajin di setiap Negara. Dari Monaco sampai Venezuela, dari Paris hingga Argentina, ia terus menjejali kotak pos pertama yang dilihatnya dengan belasan surat. Kertas-kertas beraroma laut yang menjabarkan kerinduan dan cintanya pada seorang gadis bernama Eun Byul.

Hingga kini tak ada balasan maupun pertanda jika suratnya sampai, namun Maroo tetap sabar. Ia tak mau tergesa apalagi berprasangka buruk. Baginya hidupnya sudah terpilin seperti ini.

Kapal Pesiar mewah tempatnya bekerja telah menyisir ke segala arah dan saat ini, setelah ribuan badai menerjang geladaknya. Benda besar nan kokoh itu melemparkan jangkarnya di salah satu dermaga, tak jauh dari bingar Las Vegas yang tercinta.

Mau tak mau ingatan Maroo tersangkut ke suatu masa.

Kapten kapal mengatakan jika persinggahan ini berlangsung selama 3 hari, dan itu berarti Maroo memiliki tak kurang dari 72 jam untuk menjelajah kota penuh racun ini.

Ia pergi ke Kondominium tempatnya dan Eun Gi melakukan transaksi bergaung cinta. Kamar milik Eun Gi kosong. Dari yang Maroo dengar, tempat itu terabaikan selama beberapa tahun ini. Maroo kemudian undur diri setelah menitipkan beberapa surat kepada seorang Resepsionis cantik.

Wanita penunggu lobi itu nampak mengeluh sembari melirik tumpukan surat yang teronggok berkardus-kardus di bawah kakinya. Surat yang belum menemukan penerimanya.

Maroo melenggang pergi, meski muskil namun ia ingin mencari Eun Byul di kota ini.

Sayangnya, hujan mendadak turun dan menjebak langkahnya.

 

Eun Gi… Las Vegas sedang hujan dan rasanya aku merindukanmu.

Apa kamu ingat ciuman pertama kita?

Saat aku memberikanmu payungku di tengah malam. Kamu tersenyum lantas menciumku tanpa malu. Suara hujan menetes di atas payung yang kutandu di atas keningmu. Kamu beraroma hujan – sangat menenangkan.

Kamu ingat dongeng tentang penyihir tua yang memisahkan seorang suami dari istri dan anaknya? Penyihir itu mendatangiku di malam ragamu mengacuhkanku.

Ia meletupkan sihirnya sekali lagi, memintaku pergi.

Aku tahu, perpisahan adalah kepastian tapi untuk sebuah alasan yang tak bisa kujelaskan, aku tak mau beranjak dari sisimu, meski kamu hanya sebuah raga tanpa arwah.

Kamu pergi ke Nirwana kata mereka – kata Dokter dan Suster yang merawatmu. Kuharap kamu benar-benar kesana. Kuharap arwahmu tak tersesat di belantara sebab melihatku berlalu dengan angkuh.

Bayi kita… apakah kamu akan membenciku atau malah setuju, jika aku bilang bahwa aku sempat berniat untuk membawanya kabur. Berlari bersamaku, meninggalkan mantera kakekmu.

Aku sempat menepuk-nepuk pipimu, meneriakkan namamu, berusaha keras membawamu kembali ke duniaku, tapi kamu geming dan mereka menculikmu pergi, mengatakan kamu sudah mati dan tak mungkin kembali.

Eun Gi-ah… kenapa kamu singgah malam itu?

Kenapa kamu menyeduh nafsuku dengan uang serta parasmu?

Kenapa aku percaya jika takdir kita hanya selama durasi pariwara?

Kamu harusnya tahu jika seumur hidupku, kenangan kita berputar seperti sebuah film panjang tanpa jeda.

Cinta yang kita hindari, merajahku sekejam ini.

Kamu senang? Kamu menikmatinya?

Almanak yang kamu warnai merah, kini tak hanya memudar tintanya, angkanya juga menghilang, raib bersama ketiadaanmu.

Kang Eun Byul… kamu mungkin tak mengenalnya sebab kamu pergi sebelum sempat kubisikkan nama itu di sela angan-angan kita.

Waktu harusnya merangkak maju tapi duniaku berjalan mundur – karenamu.

Eun Gi… kamu tak tahu bukan jika seonggok sampah bernama Kang Maroo mencintaimu sebesar ini. Andai kamu tahu, apa kamu akan diam saja saat malaikat maut mencoba memisahkan kita?

Eun Byul… dengan siapa ia menghabiskan hari-harinya?

Bisakah kamu memberitahuku dimana ia sekarang?

Eun Gi… hujannya sudah reda, tapi aku masih bisa menghidu aromamu seolah kamu ada di sini… seolah kamu tak pernah pergi.

Seolah kematianmu hanya ilusi.

 

Maroo menarik tungkainya pergi, meninggalkan tempat penuh kenangan itu, tanpa minat untuk menoleh lagi. Ada getar di hatinya yang memaksa untuk tinggal barang sebentar, namun ia hanya punya waktu 3 hari untuk menjelajah setiap lorong Las Vegas dan beberapa tempat di sekitarnya.

Sebuah taksi selepas kepergian Maroo. Seorang wanita berwajah familiar keluar bersama seorang anak perempuan berusia 5 tahun.

Wanita itu menatap lobi yang mewah namun kosong di hadapannya.

Bibirnya memulas sebuah senyuman penuh makna.

“Ah… aroma hujan…” desahnya bahagia.

“Eun Byul… Sini! Gandeng tangan Ibu!” serunya.

Gadis kecil berwajah mungil dengan ransel merah muda bergambar Barnie, berlari lincah lantas mengait jemari sosok yang dipanggilnya Ibu itu.

Mereka menghampiri meja Resepsionis.

Wanita itu mengeluarkan 2 buah kartu - kartu identitas dan kartu kepemilikan sebuah kamar di Kondominium tersebut.

“Ah, Miss Seo Eun Gi… it is been so long since you came here…. Is she your daughter?” Resepsionis itu mencoba berbasa-basi. Eun Gi hanya tersenyum lantas berlalu pergi menuju lift.

Tangannya menekan lantai 22. Ia tidak pernah lupa kamar itu.

Setibanya di dalam kamar, belum juga ia sempat duduk, seseorang sudah menekan bel kamarnya. Eun Gi membukanya dengan sedikit sebal.

Seorang Room Boy yang tadi membantu mengangkuti kopernya muncul kembali di hadapannya. Eun Gi cukup terkejut mengetahui itu, sebab seingatnya ia sudah memberikan uang tips.

“I bring so many letters for you, seems like you are so missed, Miss….” Ucap Room Boy tersebut. Eun Gi menatap ke bawah. 2 kardus berisi begitu banyak surat.

Ia mengernyit penasaran seraya memerintahkan agar surat-surat itu dibawa masuk.

Siapa yang mengiriminya surat sebanyak ini?

Eun Gi bertanya dalam hati.

“Ibu… aku lapar!” adu Eun Byul dengan tangan menarik-narik bawah baju Eun Gi.

“Tunggu ya, ibu mau memeriksa dulu ini dari siapa,” Eun Gi mencubit pipi Eun Byul dengan gemas. Ia menyalakan TV untuk menghibur Eun Byul yang manyun. Eun Gi memilah isi salah satu kardus dan memungut sebuah surat. Ia membolak-balik amplopnya yang tanpa alamat maupun nama si pengirim.

Jemarinya membuka amplop tersebut dengan hati-hati.

Dikeluarkannya selembar kertas berwarna biru muda yang terlipat rapi.

22 Desember 1999

Eun Byul-ah… kapal ayah akan berlayar ke Rusia bulan depan. Kamu tahu, tempat itu sangat jauh. Apakah ayah dapat menemukanmu di sana?

Ayah memimpikan kamu dan ibumu beberapa hari lalu.

Bukankah ini lucu, Eun Byul? Ayah bahkan belum pernah melihat wajahmu kecuali saat kamu baru lahir. Kamu pasti sudah bukan bayi mungil yang tali pusarnya ayah potong dulu. Kamu pasti sudah tumbuh dan menjadi secantik ibumu.

Doakan perjalanan ayah lancar. Ayah merindukanmu.

 

Eun Gi terenyak.

“Maroo….” nama itu lolos dari mulutnya.

Ia terdiam dengan netra berkaca-kaca.

Seperti kesetanan, Eun Gi lantas membuka amplop-amplop tanpa nama yang teronggok di hadapannya. Ia mengintip semua isinya dengan cepat.

Semuanya dari satu nama yang sama – Kang Maroo, ayah dari anaknya.

 

~oOo~

Dan faktanya, sekarang nyaris larut malam tapi aku tidak akan tidur nyenyak sebelum postin chapter ini sebab baru bisa posting apapun itu lusa.

Besok bakal jadi hari yang panjang.

Liputan pagi dan pulang larut malam.

Keluar kota pula... hoaaa... doakan semoga perjalananku lancar dan dapet wawancara Bu GM dengan lancar jaya sentosa. Hehe...

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Kaori_Samidare #1
Chapter 5: Hihi ada ff eunma indo disini
Tiba" kangen sama pasangan ini
lilyecuw #2
Chapter 5: nah.. /tepuk tangan/ yeehhee keren keren keren
lilyecuw #3
Chapter 2: ish chinguu,, kok mati-_- aku bru bca part 4 bagian awalnya,, knpa mati. ISH aku balik lagi ke part 3 buat complain. NAH aku mau lanjut baca part 4.
lilyecuw #4
Chapter 3: pingsan dan maroo ilang'-' unnie~~~
lilyecuw #5
Chapter 2: aahhh,, ene crita apa/?? kok amazing... aku suka aku suka,aq bahkan ikut masuk dlm ni cerita, menghayati tanpoa berusaha menghayati.. kaga sia sia aku ngepens sma kamu thorr,lanjutkan
lilyecuw #6
Chapter 1: ngeehhh,,,
lilyecuw #7
hai chingu,, pens lamamu is bekk/emot kacamata/ baru mulai baca ff egen stelah hampir setaun ngilang hhh~ foreword oh foreword. Sebelumnya sempet baca foreword king n queen of jiseonnya. Tp entah knp jadi pengebn baca ini-_- efek lagu kayaknya,, hahaaha oke chinguu izin baca yakkkk.
emoonsong #8
Chapter 5: Iseng.... ketika subuh buka nih tread...
eh gak nyangka menemukan label 'complete'....
unexpected surprise cz yeah we know you busy....
so Thankyu so much Thor.... for happy ending
And hopefully your work can finished well


Well, kisah romansa eun gi dan maroo selalu tdk mudah, selalu diawali dengan motif yang ganjil, pertengahan yang rumit... dan akhir yang indah....
Very grateful that tradition happened here...

Terus terang aq gak nyangka kalau Eun gi bakalan koma dan kemudian hilang ingatan... aq malah mikirnya si kakeklah yang menyabotase segalanya... hehehe feel sorry tuk kakek.... and feel poor ke diri sendiri... krn gak bisa nebak kalo Eungi koma dan hilang ingatan.... makanya Eungi bisa menjalani hidup dgn 'biasa' .... padahal maroo nyaris 'gila'
Arghhh.... kekx penulisnya nih yg pandai sangat memainkan alur sehingga aq gagal fokus....
Haahahaha....

Thor just sorry nih ...
★ aq kok merasa ada beberapa hal yg di skip diendingnya... entahlah... aq mikir apa Thornya berburu dengan waktu ya dgn kesibukannya yg lain sampai ada beberapa kartu yg belum dibuka bahkan pd ending...
Hmm jd ini kek ending yg memungkinkan untuk adanya sekuel selanjutnya hehehe
Mungkinkah?!!
★ditunggu ff chaeki yg lain Thor,,,, thankyu...
kekx Peran Maroo selalu jd pria yg 'dibawah' eungi... boleh gak next story... maroo jd pria lebih berkuasa dr eun gi... pengen liat... romansa mereka bakalan kek apa...
#Thankyu Thor, Hug!!!
#savechaeki
eonnifan
#9
Chapter 4: hampir aja td shock n kecewa eungi dibikin meninggal
trus jd inget klo kamu bukan pecinta sad ending dan inget jg sama si kakek.. wkwkwkwk
jgn2 ini ada campur tangan si kakek... kakek kynya sengaja bikin eungi "meninggal" trus bilang ke maroo gitu, trus maroo bisa pergi sesuai dengan keinginan/permintaan kakek... dan pasti eungi jg tersiksa selama 5 tahun ke belakang...

baca suratnya bikin nangis pagi2 T_T
emoonsong #10
Chapter 4: Woah,,,, aku rasa,,,, aku hampir patah hati,,,, hehehe
Sampai dua sosok wanita itu muncul diakhir cerita...
(Thankyu Thor ...)
Jd, siapa sebenarnya yg ragax telah pergi 5 thn lalu...?? Ahhh... kita hrs menunggu versi eun gi bukan untuk menjelaskan apa yg terjd....
Apa ada andil si kakek disini.... mengingat tongkatnya kembali terayun meski raga sang cucu tak lagi bernyawa.... hmmm cukup ganjil....
Berharap bukan eun byul yg hatam membaca surat maroo tp eun gi....
Sehingga ia bisa menemukan surat ini:
---------------------------------9 Oktober 1997
Ayah masih bertanya-tanya, berapa usiamu saat surat ini sampai ke pangkuanmu.
Jika ayah menceritakan sebuah kisah yang cukup panjang dan rumit, dapatkah kamu mengerti?
Ini kisah tentang seorang wanita bernama Seo Eun Gi. Kamu mengenal nama itu bukan?
★Iya, dia ibumu… wanita yang ayah cintai sepenuh hati★