Pada akhirnya....

I love you. 

 

Rasanya sudah lama sekali tidak mendengar kalimat itu. Bukan. Rasa-rasanya sudah lama sekali tidak ada seseorang yang mengucapkan kalimat itu padaku. 

Beberapa bulan yang lalu, ada. Tapi bukan seseorang di kehidupan nyata. Dia hanyalah seorang teman di media sosial. Seorang mutual di twitter yang entah kenapa kuyakini dia adalah salah seorang biasku yang menyamar, mungkin saja. 

Rasanya baper. Sangat baper. Seolah-olah seseorang itu memang benar mengirimmu pesan padahal dia hanya mementionmu dan bukan hanya kau yang ia ucapkan kalimat itu tapi semua orang yang berteman dengannya. Tapi aku sangat bahagia. Aku bisa tersenyum kapan saja saat aku mengingatnya. Siang malam. Aku seperti orang yang sudah tidak waras. Delusional. 

Kemudian aku berpikir, sedangkan orang yang tidak kuketahui saja aku bisa sebahagia itu lalu bagaimana jika memang seseorang itu nyata di kehidupan ini dan secara tiba-tiba mengatakan kalimat itu padaku. 

Ah rasa-rasanya aku terlalu banyak berkhayal. Sekitar 4 bulan yang lalu, aku masih ingat bercerita tentang mereka yang aku idolakan, yang begitu jauh, yang begitu tidak mungkin, yang begitu....... Tetapi mereka menemukanku. Lalu bagaimana dengan kau, seseorang yang memang ditakdirkanNya untukku. Apa kau tidak ingin dengan segera menemukanku?

Namun sebulan kemudian, tiba-tiba saja ada yang mengucapkan kalimat itu untukku. Aku terkejut. Aku tidak pernah mengharapkan ini. Begitu lama, maksudku, dia adalah seseorang yang kurasa tak akan pernah tergapai kedua setelah bias-biasku. Dan tiba-tiba ia kembali hadir dan menawarkan masa depan. 

Hatiku bergejolak. Benarkah ini? Rasa bahagia bercampur dengan rasa tidak percaya. Rasanya baru saja aku terlepas dari rasa kebaperan terhadapnya. 

Seketika aku teringat dengan semua kehidupan fangirling yang telah kujalani selama bertahun-tahun. Inikah saatnya aku harus menghentikannya? 

Begitu sempurna ia. Hingga tercekat tenggorokanku tak tahu bagaimana membalas pernyataan yang baru saja ia lontarkan. Bahkan ia mengeluarkan kalimat yang lebih dahsyat dari sekedar i love you. 

 

Will you marry me? 

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet