Final

Ghost Friend

 

Chapter 7

Junsu POV

Ini hari kedua aku sekolah setelah kecelakaan itu. Saat ini aku duduk di bangku dekat lapangan. Aku masih memikirkan tentang Yoochun dan Kibum yang terlihat sangat dekat. Saat melihat itu aku merasa darah di tubuhku mendidih. Apa arti semua ini? Apa aku menyukai Yoochun? Kenapa? Aku dan dia kan sama – sama laki – laki. Tiba – tiba aku melihat Yoochun berlari karena gerbang sekolah sudah mau ditutup. Saat itu tiba – tiba yoochun memegang dadanya dan terlihat sakit sekali. Aku langsung berlari ke arahnya.

‘Yoochun…’ aku memegang pundaknya. Dia terlihat sedang mencari sesuatu dalam tasnya.

‘Yoochun kau tidak apa – apa?’ aku berusaha memanggilnya lagi. Makin lama dia terlaihat makin lemah dan dia pingsan.

‘Yoochuuuunnnn…!!’ aku berteriak. Saat itu juga aku langsung mengangkat dia dan berlari ke ruang UKS.

‘Seonsangnim!!!’ Aku memanggil dokter UKS. Dokter langsung membuka pintu dan kaget melihatku menggendong Yoochun.

‘Ada apa? Kenapa dengan Yoochun? Sini masuk dan baringkan dia di tempat tidur. Aku akan periksa. Kau duduk saja dulu.’

‘Tidak. Aku ingin berada bersama Yoochun. Ini mungkin karena penyakit jantungnya. Ini obatnya.’ Aku langsung mengambil obat yang ada di tas Yoochun.

‘Baik kalau begitu, kau harus membantuku untuk mengambil air dan handuk.’ Aku langsung berlari mengambil air di baskom dan mengambil handuk.

Saat mengisi air di baskom aku berpikir, ’Bagaimana aku bisa tahu masalah penyakitnya ya? Yang aku tahu dia hanya lemah saja. Kenapa dengan diriku?’ Tak terasa air dibaskom sudah penuh.  Aku langsung kembali ke UKS. Saat aku sampai di UKS lagi aku melihat bahwa Yoochun sudah sadar.

‘Yoochun… Aku langsung berlari menuju Yoochun.’

‘Eh, Junsu?’

‘Kau tidak apa – apa Yoochun?’

‘Eh tidak apa –apa kok. Biasa penyakitku. Hehehe’

‘Tidak lucu tahu kau hampir saja membuat jantungku ikut berhenti juga. Jangan pernah melakukan itu lagi. Kau tau kan bahwa kau tidak boleh terlalu capek.’ Yoochun hanya bisa membelalakan matanya.

‘Ehm… Su kenapa kau terlalu memperhatikanku?’

‘Aku kan temanmu.’

‘Ohh hanya teman ya?’ Aku mendengar Yoochun bergumam. Kelihatannya dia kecewa. Aku tidak ingin melihatnya sedih.

End of Junsu POV

 

Yoochun POV

‘Park Yoochun, kau sudah sadar?’ Dokter UKS datang.

‘Ehm iya Seonsangnim.’aku melihat ke arah dokter.

‘Untung Junsu membawamu ke sini dan memberitahukan penyakit dan memberikan obatmu dengan cepat. Kalau tidak kau harus dibawa ke rumahsakit.’ Aku bingung mendengar semua perkataan dokter.

‘Bagaimana Junsu bisa tahu penyakit dan masalah obat yang selalu aku simpan di tas?’ aku berkata dalam hati seraya melihat ke arah Junsu yang mukanya terlihat sangat khawatir.

‘Junsu bagaimana kau bisa tahu itu semua?’ junsu hanya mengangkat bahunya.

‘AKu juga tidak tahu. Pikiran itu muncul begitu saja dan tanpa sadar aku mengambil obatmu yang ada di dalam tas.’ Junsu terlihat bingung.

‘APa ini artinya Junsu ingat sedikit?’ pikirku. Tiba – tiba aku teringat bahwa Kibum sedang menunggu di kelas.

‘Ehm Seonsangnim, apa aku sudah boleh ke kelas sekarang. Ada yang menungguku di kelas. Aku takut dia khawatir karena aku tidak  datang – datang.’

‘Maksudmu Kim Kibum? Sepertinya dia tidak begitu mengkhawatirkanmu, karena pagi ini aku menemukannya sedang berciuman dengan Changmin. Aku tidak suka melihat dia. Sepertinya dia mempermainkanmu.’ Junsu berkata sinis.

‘Siapa kau menilai kibum seperti itu? Dia orang yang baik.’

‘Aku tidak suka melihat kau dekat dengannya. Jangan dekat dengan dia.’

‘Kau bukan siapa – siapa aku. Jadi kau tidak berhak melarangku bergaul.’ Entah mengapa aku merasa kesal lalu aku langsung keluar dari ruang UKS.

‘Yoochun!!!’ Junsu berteriak seraya menarik tanganku.

‘Lepaskan. Kau bukan siapa – siapa aku kenapa aku harus menurutimu. Aku…..’ Junsu menciumku tiba – tiba. Mataku membelalak. AKu berusaha untuk mendorong Junsu tapi tidak bisa karena tenaganya lebih kuat dari aku. Setelah beberapa lama akhirnya dia melepaskan ciuman itu.

‘Ke… kenapa kau melakukan itu?’ Tanpa sadar airmataku mengalir.

‘Yoochun… mian…aku.. aku… aku sepertinya menyukaimu… tidak bukan sepertinya tapi aku menyukaimu.’ Junsu yang terlihat kaget karena melihatku menangis berkata terbata – bata.

‘Apa?’ kakiku lemas lalu aku jatuh terduduk. Junsu langsung memelukku.

‘Aku meyukaimu Chun.’

‘Apa kau sudah ingat?’

‘Ingat apa?’

‘Saat kau menjadi hantu?’

‘Aku pernah menjadi hantu?’ Junsu terlihat bingung. AKu mengangguk.

‘Saat itu aku suka padamu dan menyatakannya padamu?’ Aku mengangguk.

‘Sepertinya aku ingat sedikit. Saat aku melihatmu tidur. Kau manis sekali.’ Junsu menggodaku.

‘Apa sih? Sejak kapan kau ingat?’ aku memukul pelan ke lengannya.

‘Nanti saja aku jelaskan di kelas. Di sini banyak orang.’ AKhirnya kami ke kelas sambil berpegangan tangan.

Saat kami duduk.

‘Jadi sejak kapan kau ingat?’

‘Ehmm..’ Junsu terlihat ragu menjawab.

‘Sejak kapan?’ Kataku tidak sabar.

‘Sejak aku menciummu tadi. Tiba – tiba aku melihat sekelebatan seperti film saja. Boleh aku menciummu lagi?’

‘iih apaan sih?’ aku memukul lengannya lagi.

‘Aduuuhhh..’ Junsu berteriak sambil memegang lengannya.

‘Mian,,,sakit ya? Mian..’

‘Ani. Hehehe.’

‘Huh jail banget sih.’ Aku cemberut. Lalu tiba – tiba dia mencium cepat bibirku. Aku memegang bibirku melihat dia kaget. Dia hanya tersenyum.

‘Makanya jangan cemberut. Nanti aku cium lagi lho.’ Mukaku langsung memerah. Junsu memelukku.

‘Aduuuuh pacarku manis sekali sih.’

‘Pacar?’ aku melihat ke arah dia dari pelukkannya.

‘Iya pacar. Kau tidak mau menjadi pacarku.’ Mukaku memerah lagi aku menunduk.

‘Chun, apa kau mau jadi pacarku?’ aku hanya mengangguk dalam pelukkannya.

‘Saranghae, Chun.’

‘Nado Saranghae, Su.’

The End?

 

 

‘Ehem… yang lagi bermesraan…’ aku berusaha melepaskan Junsu tapi dia malah mempererat pelukannya.

‘Emang kenapa?’ Junsu berkata menantang.

‘Iya deh yang baru jadian.’

‘Bagaimana kau tahu?’ aku langsung menegakkan diriku melepaskan pelukan Junsu.

‘Mereka dari tadi nguping.’Junsu menjelaskan.

‘Bagaimana kau tahu?’ aku melihat Junsu bingung.

‘Apa kau tidak merasakan bahwa kelas terlalu sepi?’ Junsu melihatku.

‘Iya sih. Tapi aku kira mereka sedang pelajaran olahraga.’

‘Pabo. Kemarin kan habis olah raga. Masa olah raga lagi.’ Aku cemberut lagi mendengar dia mengataiku pabo.

‘Kau cemberut lagi. Apa mau kucium lagi?’

‘Apaan sih?’ mukaku memerah. Changmin membuat ekspresi ingin muntah.

‘Hei Chunnie..’ Kibum memanggilku dari belakang Changmin.

‘Hei Bummie..’ Aku ingin memeluk Kibum tapi Junsu menghalangiku.

‘Junsu?’ Aku melihat Junsu bingung.

‘Mau apa kau Kibum?’ Junsu terlihat tidak suka.

‘Weis santai bro. Kibum punyaku kau tenang saja.’ Changmin berkata seraya mengangkat tangannya.

‘Punyamu? Memang aku barang.’ Kibum terlihat tidak suka mendengar perkataan Changmin.

‘Mian bumbum.’

‘Pokoknya jaga pacarmu. Jangan pernah dekat dengan pacarku.’ Junsu berkata pada Changmin.

‘Junsu!’ Aku memukul punggungnya.

‘Apa?!’ Junsu melihatku polos.

‘Kibum hanya temanku dari dulu. Dia yang membantuku untuk membuatmu agar ingat lagi.’

‘Oooh, tapi tetap saja aku tidak suka melihat kau dekat dengannya.’

‘Kalau kau tidak suka, ya sudah lebih baik kita tidak pacaran. Karena aku tidak suka terlalu dikekang memang aku kuda.’ Aku berkata tegas kepada Junsu.

‘ChunChun kenapa gitu?’ Junsu mukanya terlihat seperti anjing yang ditinggal pemiliknya.

‘Hihihi.’ Aku yang tadinya ingin bermuka serius tapi melihat mukanya tidak bisa menahan tawaku.

‘Kenapa tertawa?’ Junsu terlihat bingung.

‘Habis mukamu lucu. Jadi maumu bagaimana?’

‘Apanya?’ Junsu bingung.

‘Ooh oke. Jadi kita tidak jadi pacaran.’

‘Chunchun…’

‘Iya kita pacaran tapi kau tidak boleh mengekangku.’

‘Oke, tapi kalau aku jalan sama teman lain boleh?’

‘Boleh tapi beritahu aku dulu agar aku tidak salah paham.’

‘Kalau aku jalan dengan mantan pacarku dulu boleh?’

‘APA! Terserah kau. Tapi mulai sejak saat itu aku tidak akan pernah berbicara lagi denganmu.’

‘Chunchun…’

‘Tidak pokoknya.’ Aku menyilangkan tanganku di dada dan memalingkan wajahku.

‘Chunchun..’

‘Andwe.’

‘Chunchun..’  aku melihat ke arah Junsu yang ternyata tersenyum melihatku yang cemberut.

‘Kenapa kau tersenyum?’

‘Ani, Chunchun…’

‘Tidak.. aaahhh. Turunkan aku.’ Junsu langsung menggendongku

‘Tidak mau. Hehehe. AKu suka sekali kau kalau kau cemburu. Manis sekali.’ Junsu menggendongku keluar kelas meninggalkan Kibum dan Changmin yang hanya menggelengkan kepalanya.

The End

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DecidedFanficLover #1
This is super cute :D<br />
Keep writing~
Qkarin
#2
Manis! Aaa... Kenapa last chap ini.. Ada sequelnya tak? #plakh xD<br />
Keep writing chingu! AKTF!
Qkarin
#3
hyaaaaa!! Kibum~~ XD<br />
hwaiting Chunnie!<br />
update soon~ saranghae~
junsuism #4
Thanks guys for commenting in my story... hehehe.... mian if not that good...
RS-victims-unit
#5
Hallooooo...newbie here.......love the main ide of this story...ekekekee...can't wait for the continuation...please update soon chingu...^^
Qkarin
#6
YEA! Update!<br />
<br />
NO! Aaaaaaaaaaaaaaaaa TTATT<br />
Junsu-ah! Kenapa dirimu tak ingat! Dx<br />
<br />
Ya tapi di sanalah bumbu cintanya.. Aigoo.. *menghibur diri*<br />
<br />
Keep writing! Hwaiting! YooSu youngwonhi~
Qkarin
#7
KYAH! lanjutkan lanjutkan lanjutkan! *jump jump*<br />
So far so sweet!! XDXDXDXDXD