Chapter 3

Ghost Friend

 

Chapter 3

Yoochun POV

Sesampainya di rumahku.

‘Sudah ya bye.’ Junsu berjalan kembali.

‘Mau kemana kau? Apa kau mau pulang?’

‘Sebenarnya aku bingung juga, tidak ada yang bisa aku ajak bicara.’

‘Tinggal saja di sini.’

‘Boleh?’ tanya Junsu.

‘Tenang saja kau kan tidak bisa dilihat oleh orang tuaku. Lagipula mereka sedang menginap di rumah nenekku, dan adikku sedang menginap di rumah temannya.’

 

Akhirnya kami mengobrol sampai tengah malam di kamarku, karena junsu kan hantu dia tidak tidur.

‘Huaammm’ aku menguap lebar sekali.

‘Eukyangkyang, Kau sudah mengantuk, tidur saja. Aku tidak apa – apa kok.’ Junsu tertawa melihatku, suara tertawanya lucu sekali.

‘Kenapa kau tertawa?’ aku cemberut melihatnya tertawa, padahal dalam hati aku bersyukur melihat tawanya.

‘Tidak, kau lucu saja.’ Aku merasa mukaku memerah.

‘Apaan sih?’

‘Sudah kau tidur saja.’

‘Oke kalau begitu. Calja.’

‘Calja.’ Junsu tersenyum melihatku. Aku langsung membelakangi Junsu. Aku mengingat kejadian tadi.

Flashback

Dalam perjalanan ke rumah ku kami hanya diam saja.

‘Kok rasanya suasananya canggung ya?’ Pikirku.

‘Yoochun.. .’

‘Ya, ada apa?’

‘Ehmmm begini…..’ Junsu berbicara gugup.

‘Kenapa Junsu?’ aku semakin penasaran sebenarnya apa yang ingin dia bicarakan.

‘Ani, anio. Tidak jadi.’

‘Kenapa sih?’

‘Tidak apa kok. Tidak penting’.

‘Ok kalau begitu.’ Kami berdua kembali terdiam.

‘Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Junsu?’ tanyaku pada diriku sendiri.

End of Flashback

‘Sebenarnya apa yang dia ingin bicarakan?’ Pikirku. Lama kelamaan aku menutup mata karena aku memang sangat mengantuk. Aku senang aku bisa bersama dengan Junsu.

End of Yoochun POV

 

Junsu POV

Setelah kami berpamitan dengan Yunho dan Jaejoong. Kami berjalan pulang dalam keadaan diam, tidak satupun dari kami yang berbicara. Suasana diantara kami canggung sekali, sebenarnya aku mendengar perkataan yang Yoochun bicarakan dengan Yunho dan Jaejoong tapi tidak begitu jelas.

‘Apa yang harus aku lakukan?Apa aku harus menanyakannya?’ pikirku.

‘Yoochun.. .’

‘Ya, ada apa?’

‘Ehmmm begini…..’

‘Kenapa Junsu?’

‘Ani, anio. Tidak jadi.’

‘Kenapa sih?’ Yoochun kelihatan penasaran sekali.

‘Tidak apa kok. Tidak penting.’

‘Ok kalau begitu.’ Akhirnya kami berdua kembali terdiam dan terus berjalan.

 

Sesampainya di rumah Yoochun.

‘Sudah ya bye.’ Aku bingung mau kemana lagi setelah  ini aku pun akhirnya jalan menuju pagar rumah Yoochun.

‘Mau kemana kau? Apa kau mau pulang?’ Yoochun memanggilku.

‘Sebenarnya aku juga bingung, tidak ada yang bisa aku ajak bicara.’

‘Tinggal saja di sini.’ Aku merasa senang mendengar ajakannya. ‘Kenapa aku merasa senang? Apa yang terjadi denganku?’ Pikirku.

‘Boleh?’

‘Tenang saja kau kan tidak bisa dilihat oleh orang tuaku. Lagipula mereka sedang menginap di rumah nenekku, dan adikku sedang menginap di rumah temannya.’

 

Akhirnya kami mengobrol sampai tengah malam di kamar Yoochun.

‘Huaammm’

‘Eukyangkyang, Kau sudah mengantuk, tidur saja. Aku tidak apa – apa kok.’ Aku pun tertawa melihat dia menguap lucu sekali wajahnya.

‘Kenapa kau tertawa?’ dia memajukan bibirnya.

‘Tidak, kau lucu saja.’

‘Apaan sih?’ Mukanya memerah, aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

‘Sudah kau tidur saja.’

‘Oke kalau begitu. Caleja.’

‘Caleja.’ Yoochun tidur membelakangiku. Aku melihat ke bulan yang berada di langit. ‘Apakah aku akan bisa kembali ke tubuhku?’ pikirku.

 

Beberapa saat kemudian Yoochun berbalik menghadapku, aku langsung melihat ke arahnya. ‘Mmm.’ Dia sepertinya mengigau. Aku melihat wajahnya, wajahnya tentram sekali saat tidur membuatku lupa akan masalahku. Aku tersenyum sambil melihat wajah tidurnya yang tentram. Aku terus memandang wajahnya selama dia tertidur, melihat ekspresi wajahnya saat ia bermimpi, tak terasa sudah pagi. Matahari telah terbit. Yoochun perlahan membuka matanya, dia terkejut melihatku yang menatapnya.

‘Selamat Pagi… Yoochun.’ Aku tersenyum melihat ekspresinya.

‘P..pagi.., Junsu.’ Aku melihat mukanya memerah. Manis sekali. Jantungku berdetak dengan cepat melihatnya seperti itu.

‘Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Apa aku juga menyukainya?’ pikirku.

‘Junsu?’ Tanpa kurasa ternyata aku terdiam melihatnya. Dan Yoochun menyadarinya.

End of Junsu POV

 

 Yoochun POV

Aku merasakan ada cahaya matahari memasuki kamarku. Aku perlahan membuka mata, yang aku temukan Junsu yang menatapku dengan senyumnya yang menyilaukan itu. Aku membelalakan mata kaget.

‘Selamat Pagi, Yoochun.’

‘P..pagi, Junsu.’ Aku tergagap menjawab salamnya, aku merasa wajahku memerah.

‘Junsu?’

‘Kenapa dia bengong seperti itu?’ Pikirku.

‘Heh, nde, mian…. Hehehe.’ Dia meringis melihatku seraya mengaruk kepalanya.

‘Kenapa kau?’

‘Ani, Tidak ada apa - apa kok.’

‘Oh iya hari ini kita janji bertemu dengan Yunho dan Jae untuk ke rumah sakit. Sekarang jam berapa?’ Aku melihat jam wekerku.

‘OMO!, ternyata sekarang sudah jam sembilan. Kenapa kau tidak membangunkanku?’ Aku kaget melihat jam lalu berpaling melihat Junsu.

‘Aku tidak tega membangunkanmu. Kau terlihat sangat capek.’

‘Hei! Ini masalahmu yang kita bicarakan. Hari ini kita harus ke rumah sakit dan memikirkan cara mengembalikanmu ke tubuhmu. Tunggu, aku mandi dulu.’ Aku langsung berlari menuju kamar mandi. Setelah mandi aku langsung berpakaian dengan cepat. Kulihat jamku ternyata sudah jam sepuluh.

‘Ayo cepat. Nanti Yunho dan Jae marah karena kita telat.’ Aku berlari keluar rumah.

‘Omo! Kau cepat sekali sudah ada di sini?’ Aku kaget melihat Junsu sudah ada di depan pagar rumahku.

‘Yaaa.. aku kan hantu…’ Katanya sambil tersenyum.

‘Oh iya. Sudah ayo cepat kita janjian di depan rumah sakit.’ Aku langsung berlari menuju halte bus. Sampai di halte bus, aku kehabisan nafas jantungku berdetak sangat kencang. Jantungku sakit, aku langsung mencari obatku di dalam tas.

‘Yoochun kenapa kau? Apa penyakitmu lagi?’ Junsu terlihat khawatir. Aku ingin menjawabnya tapi aku tidak bisa, aku terus mencari obatku. Setelah menemukannya aku langsung meminumnya. Perlahan jantungku mulai membaik.

Setelah sudah stabil aku menjawab, ’Tidak apa. Hanya biasa jantungku. Hehehe.’ Aku meringis sambil memegang dadaku.

‘Tidak lucu.’ Junsu merengut.

‘Benar kok, tidak apa, aku sudah biasa.’ Junsu langsung memelukku. ‘aku sangat khawatir melihatmu seperti itu.’ Bisik Junsu.

‘Tidak apa.’ Aku mencoba menenangkannya.

‘Hei, busnya sudah datang.’ Kami langsung naik bus itu.

 

Sesampainya di Rumah sakit Yunho dan Jae ternyata telah sampai.

‘Hei, Chun. Kalian terlambat nih.’ Yunjae mendekatiku.

‘Hehehe, Mian. Aku telat bangun.’

‘Sudah ayo kita masuk.’

Di dalam kami bertanya kepada resepsionis dimana kamar Kim Junsu. Setelah sampai di kamarnya. Kami melihat seorang wanita menangis sambil dipeluk seorang lelaki.

‘Umma….’ Junsu mendekati wanita itu. Junsu meneteskan air mata melihat wanita itu.

‘Yunho…’ Junsu berpaling dari wanita itu ke Yunho.

‘Baik.. Ehem. Permisi.’ Yunho berbicara membuat dua orang itu berpaling ke Yunho.

‘Ya ada apa?’ Kata lelaki itu.

‘Permisi apa benar ini kamar Kim Junsu?’

‘Iya, apa kalian temannya?’

‘Iya kami teman sekelasnya.’ Kata Yunho.

‘Silahkan masuk.’ Akhirnya kami masuk ke dalam kamar rawat Junsu. Aku melihat Junsu tidur begitu tenang tidak ada luka tapi mengapa dia tidak sadar.

‘Bagaimana keadaannya ahjussi?’

‘Sebenarnya kata dokter dia baik – baik saja, tapi dia belum bangun juga itu yang kami khawatirkan.’

‘Ooh begitu. Kami permisi keluar dulu Ahjussi, Ahjumma.’ Yunho pamit ke luar, aku dan Jae ikut keluar, Junsu yang dari tadi di luar menunggu kami sambil duduk akhirnya berdiri.

‘Bagaimana keadaanku Yunho?’

‘Hem…’ Yunho memegang dagunya sambil berpikir.

‘Gimana Yunnie?’ kata Jae yang penasaran melihat pacarnya.

‘Kalau keadaannya begini hanya ada satu cara.’

‘Apa caranya?’ Aku langsung memegang pundak Yunho penasaran.

‘Tenang dong. Jadi…. dari yang aku baca dari internet dan buku dari kakekku. Hanya ada satu cara. Dia bisa bangun dengan rangsangan dari luar.’ Yunho memegang tanganku dan menjauhkan dari pundaknya.

‘Apa?’ tanya aku, junsu dan jae bersamaan.

‘Hanya dengan satu ciuman dari orang yang disukai Junsu.’ Yunho melihat ke arah Junsu.

‘Siapa?’ Kata junsu.

‘Mana kita tahu. Yang tahu hanya kau. Apa kau pernah merasa jantungmu berdetak lebih cepat dari biasanya saat kau di dekatnya? Apa kau sangat takut jika kau akan kehilangannya? Jika ada, itu adalah orang yang kau sukai. Apa ada orang seperti itu di dekatmu?’ tanya Yunho.

Junsu mengangguk. Aku merasa sedih ternyata dia sudah mempunyai orang yang disukainya dan yang pasti bukan aku.

‘Siapa?’ tanya Yunjae bersamaan.

‘Ehm… aku tidak yakin apakah dia menyukaiku juga. Aku tidak ingin dia merasa terpaksa melakukan ini.’

‘Memang siapa yang kau suka? Semua cewek di sekolah kita ngefans sama kamu.’ Kataku menahan perih di hatiku kalau orang disukainya itu bukan aku.

‘Masalahnya yang aku sukai itu laki – laki.’ Kata Junsu.

‘Siapa?’ aku merasa ada harapan.

‘Sebenarnya yang kusukai itu….’Semua hening mendengarkan apa yang akan dikatakan Junsu.

‘…. Orang yang kusukai adalah kau Park Yoochun.’ Junsu menundukkan wajahnya yang memerah. Semua mata langsung berpaling ke padaku.

‘Apa!!!’ kataku. Jantungku berdetak begitu kencang sehingga sakit sekali. Aku senang sekali tapi aku tidak bisa mengontrol jantungku. Nafasku semakin cepat aku merasa semuanya semakin kabur, yang terakhir kulihat adalah langit – langit lorong rumah sakit.

‘Yoochuuuuunnnn.’ Aku mendengar panggilan mereka tapi aku tidak bisa menjawabnya.

End of Yoochun POV.

TBCChapter 3

Yoochun POV

Sesampainya di rumahku.

‘Sudah ya bye.’ Junsu berjalan kembali.

‘Mau kemana kau? Apa kau mau pulang?’

‘Sebenarnya aku bingung juga, tidak ada yang bisa aku ajak bicara.’

‘Tinggal saja di sini.’

‘Boleh?’ tanya Junsu.

‘Tenang saja kau kan tidak bisa dilihat oleh orang tuaku. Lagipula mereka sedang menginap di rumah nenekku, dan adikku sedang menginap di rumah temannya.’

 

Akhirnya kami mengobrol sampai tengah malam di kamarku, karena junsu kan hantu dia tidak tidur.

‘Huaammm’ aku menguap lebar sekali.

‘Eukyangkyang, Kau sudah mengantuk, tidur saja. Aku tidak apa – apa kok.’ Junsu tertawa melihatku, suara tertawanya lucu sekali.

‘Kenapa kau tertawa?’ aku cemberut melihatnya tertawa, padahal dalam hati aku bersyukur melihat tawanya.

‘Tidak, kau lucu saja.’ Aku merasa mukaku memerah.

‘Apaan sih?’

‘Sudah kau tidur saja.’

‘Oke kalau begitu. Calja.’

‘Calja.’ Junsu tersenyum melihatku. Aku langsung membelakangi Junsu. Aku mengingat kejadian tadi.

Flashback

Dalam perjalanan ke rumah ku kami hanya diam saja.

‘Kok rasanya suasananya canggung ya?’ Pikirku.

‘Yoochun.. .’

‘Ya, ada apa?’

‘Ehmmm begini…..’ Junsu berbicara gugup.

‘Kenapa Junsu?’ aku semakin penasaran sebenarnya apa yang ingin dia bicarakan.

‘Ani, anio. Tidak jadi.’

‘Kenapa sih?’

‘Tidak apa kok. Tidak penting’.

‘Ok kalau begitu.’ Kami berdua kembali terdiam.

‘Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Junsu?’ tanyaku pada diriku sendiri.

End of Flashback

‘Sebenarnya apa yang dia ingin bicarakan?’ Pikirku. Lama kelamaan aku menutup mata karena aku memang sangat mengantuk. Aku senang aku bisa bersama dengan Junsu.

End of Yoochun POV

 

Junsu POV

Setelah kami berpamitan dengan Yunho dan Jaejoong. Kami berjalan pulang dalam keadaan diam, tidak satupun dari kami yang berbicara. Suasana diantara kami canggung sekali, sebenarnya aku mendengar perkataan yang Yoochun bicarakan dengan Yunho dan Jaejoong tapi tidak begitu jelas.

‘Apa yang harus aku lakukan?Apa aku harus menanyakannya?’ pikirku.

‘Yoochun.. .’

‘Ya, ada apa?’

‘Ehmmm begini…..’

‘Kenapa Junsu?’

‘Ani, anio. Tidak jadi.’

‘Kenapa sih?’ Yoochun kelihatan penasaran sekali.

‘Tidak apa kok. Tidak penting.’

‘Ok kalau begitu.’ Akhirnya kami berdua kembali terdiam dan terus berjalan.

 

Sesampainya di rumah Yoochun.

‘Sudah ya bye.’ Aku bingung mau kemana lagi setelah  ini aku pun akhirnya jalan menuju pagar rumah Yoochun.

‘Mau kemana kau? Apa kau mau pulang?’ Yoochun memanggilku.

‘Sebenarnya aku juga bingung, tidak ada yang bisa aku ajak bicara.’

‘Tinggal saja di sini.’ Aku merasa senang mendengar ajakannya. ‘Kenapa aku merasa senang? Apa yang terjadi denganku?’ Pikirku.

‘Boleh?’

‘Tenang saja kau kan tidak bisa dilihat oleh orang tuaku. Lagipula mereka sedang menginap di rumah nenekku, dan adikku sedang menginap di rumah temannya.’

 

Akhirnya kami mengobrol sampai tengah malam di kamar Yoochun.

‘Huaammm’

‘Eukyangkyang, Kau sudah mengantuk, tidur saja. Aku tidak apa – apa kok.’ Aku pun tertawa melihat dia menguap lucu sekali wajahnya.

‘Kenapa kau tertawa?’ dia memajukan bibirnya.

‘Tidak, kau lucu saja.’

‘Apaan sih?’ Mukanya memerah, aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

‘Sudah kau tidur saja.’

‘Oke kalau begitu. Caleja.’

‘Caleja.’ Yoochun tidur membelakangiku. Aku melihat ke bulan yang berada di langit. ‘Apakah aku akan bisa kembali ke tubuhku?’ pikirku.

 

Beberapa saat kemudian Yoochun berbalik menghadapku, aku langsung melihat ke arahnya. ‘Mmm.’ Dia sepertinya mengigau. Aku melihat wajahnya, wajahnya tentram sekali saat tidur membuatku lupa akan masalahku. Aku tersenyum sambil melihat wajah tidurnya yang tentram. Aku terus memandang wajahnya selama dia tertidur, melihat ekspresi wajahnya saat ia bermimpi, tak terasa sudah pagi. Matahari telah terbit. Yoochun perlahan membuka matanya, dia terkejut melihatku yang menatapnya.

‘Selamat Pagi… Yoochun.’ Aku tersenyum melihat ekspresinya.

‘P..pagi.., Junsu.’ Aku melihat mukanya memerah. Manis sekali. Jantungku berdetak dengan cepat melihatnya seperti itu.

‘Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Apa aku juga menyukainya?’ pikirku.

‘Junsu?’ Tanpa kurasa ternyata aku terdiam melihatnya. Dan Yoochun menyadarinya.

End of Junsu POV

 

 Yoochun POV

Aku merasakan ada cahaya matahari memasuki kamarku. Aku perlahan membuka mata, yang aku temukan Junsu yang menatapku dengan senyumnya yang menyilaukan itu. Aku membelalakan mata kaget.

‘Selamat Pagi, Yoochun.’

‘P..pagi, Junsu.’ Aku tergagap menjawab salamnya, aku merasa wajahku memerah.

‘Junsu?’

‘Kenapa dia bengong seperti itu?’ Pikirku.

‘Heh, nde, mian…. Hehehe.’ Dia meringis melihatku seraya mengaruk kepalanya.

‘Kenapa kau?’

‘Ani, Tidak ada apa - apa kok.’

‘Oh iya hari ini kita janji bertemu dengan Yunho dan Jae untuk ke rumah sakit. Sekarang jam berapa?’ Aku melihat jam wekerku.

‘OMO!, ternyata sekarang sudah jam sembilan. Kenapa kau tidak membangunkanku?’ Aku kaget melihat jam lalu berpaling melihat Junsu.

‘Aku tidak tega membangunkanmu. Kau terlihat sangat capek.’

‘Hei! Ini masalahmu yang kita bicarakan. Hari ini kita harus ke rumah sakit dan memikirkan cara mengembalikanmu ke tubuhmu. Tunggu, aku mandi dulu.’ Aku langsung berlari menuju kamar mandi. Setelah mandi aku langsung berpakaian dengan cepat. Kulihat jamku ternyata sudah jam sepuluh.

‘Ayo cepat. Nanti Yunho dan Jae marah karena kita telat.’ Aku berlari keluar rumah.

‘Omo! Kau cepat sekali sudah ada di sini?’ Aku kaget melihat Junsu sudah ada di depan pagar rumahku.

‘Yaaa.. aku kan hantu…’ Katanya sambil tersenyum.

‘Oh iya. Sudah ayo cepat kita janjian di depan rumah sakit.’ Aku langsung berlari menuju halte bus. Sampai di halte bus, aku kehabisan nafas jantungku berdetak sangat kencang. Jantungku sakit, aku langsung mencari obatku di dalam tas.

‘Yoochun kenapa kau? Apa penyakitmu lagi?’ Junsu terlihat khawatir. Aku ingin menjawabnya tapi aku tidak bisa, aku terus mencari obatku. Setelah menemukannya aku langsung meminumnya. Perlahan jantungku mulai membaik.

Setelah sudah stabil aku menjawab, ’Tidak apa. Hanya biasa jantungku. Hehehe.’ Aku meringis sambil memegang dadaku.

‘Tidak lucu.’ Junsu merengut.

‘Benar kok, tidak apa, aku sudah biasa.’ Junsu langsung memelukku. ‘aku sangat khawatir melihatmu seperti itu.’ Bisik Junsu.

‘Tidak apa.’ Aku mencoba menenangkannya.

‘Hei, busnya sudah datang.’ Kami langsung naik bus itu.

 

Sesampainya di Rumah sakit Yunho dan Jae ternyata telah sampai.

‘Hei, Chun. Kalian terlambat nih.’ Yunjae mendekatiku.

‘Hehehe, Mian. Aku telat bangun.’

‘Sudah ayo kita masuk.’

Di dalam kami bertanya kepada resepsionis dimana kamar Kim Junsu. Setelah sampai di kamarnya. Kami melihat seorang wanita menangis sambil dipeluk seorang lelaki.

‘Umma….’ Junsu mendekati wanita itu. Junsu meneteskan air mata melihat wanita itu.

‘Yunho…’ Junsu berpaling dari wanita itu ke Yunho.

‘Baik.. Ehem. Permisi.’ Yunho berbicara membuat dua orang itu berpaling ke Yunho.

‘Ya ada apa?’ Kata lelaki itu.

‘Permisi apa benar ini kamar Kim Junsu?’

‘Iya, apa kalian temannya?’

‘Iya kami teman sekelasnya.’ Kata Yunho.

‘Silahkan masuk.’ Akhirnya kami masuk ke dalam kamar rawat Junsu. Aku melihat Junsu tidur begitu tenang tidak ada luka tapi mengapa dia tidak sadar.

‘Bagaimana keadaannya ahjussi?’

‘Sebenarnya kata dokter dia baik – baik saja, tapi dia belum bangun juga itu yang kami khawatirkan.’

‘Ooh begitu. Kami permisi keluar dulu Ahjussi, Ahjumma.’ Yunho pamit ke luar, aku dan Jae ikut keluar, Junsu yang dari tadi di luar menunggu kami sambil duduk akhirnya berdiri.

‘Bagaimana keadaanku Yunho?’

‘Hem…’ Yunho memegang dagunya sambil berpikir.

‘Gimana Yunnie?’ kata Jae yang penasaran melihat pacarnya.

‘Kalau keadaannya begini hanya ada satu cara.’

‘Apa caranya?’ Aku langsung memegang pundak Yunho penasaran.

‘Tenang dong. Jadi…. dari yang aku baca dari internet dan buku dari kakekku. Hanya ada satu cara. Dia bisa bangun dengan rangsangan dari luar.’ Yunho memegang tanganku dan menjauhkan dari pundaknya.

‘Apa?’ tanya aku, junsu dan jae bersamaan.

‘Hanya dengan satu ciuman dari orang yang disukai Junsu.’ Yunho melihat ke arah Junsu.

‘Siapa?’ Kata junsu.

‘Mana kita tahu. Yang tahu hanya kau. Apa kau pernah merasa jantungmu berdetak lebih cepat dari biasanya saat kau di dekatnya? Apa kau sangat takut jika kau akan kehilangannya? Jika ada, itu adalah orang yang kau sukai. Apa ada orang seperti itu di dekatmu?’ tanya Yunho.

Junsu mengangguk. Aku merasa sedih ternyata dia sudah mempunyai orang yang disukainya dan yang pasti bukan aku.

‘Siapa?’ tanya Yunjae bersamaan.

‘Ehm… aku tidak yakin apakah dia menyukaiku juga. Aku tidak ingin dia merasa terpaksa melakukan ini.’

‘Memang siapa yang kau suka? Semua cewek di sekolah kita ngefans sama kamu.’ Kataku menahan perih di hatiku kalau orang disukainya itu bukan aku.

‘Masalahnya yang aku sukai itu laki – laki.’ Kata Junsu.

‘Siapa?’ aku merasa ada harapan.

‘Sebenarnya yang kusukai itu….’Semua hening mendengarkan apa yang akan dikatakan Junsu.

‘…. Orang yang kusukai adalah kau Park Yoochun.’ Junsu menundukkan wajahnya yang memerah. Semua mata langsung berpaling ke padaku.

‘Apa!!!’ kataku. Jantungku berdetak begitu kencang sehingga sakit sekali. Aku senang sekali tapi aku tidak bisa mengontrol jantungku. Nafasku semakin cepat aku merasa semuanya semakin kabur, yang terakhir kulihat adalah langit – langit lorong rumah sakit.

‘Yoochuuuuunnnn.’ Aku mendengar panggilan mereka tapi aku tidak bisa menjawabnya.

End of Yoochun POV.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DecidedFanficLover #1
This is super cute :D<br />
Keep writing~
Qkarin
#2
Manis! Aaa... Kenapa last chap ini.. Ada sequelnya tak? #plakh xD<br />
Keep writing chingu! AKTF!
Qkarin
#3
hyaaaaa!! Kibum~~ XD<br />
hwaiting Chunnie!<br />
update soon~ saranghae~
junsuism #4
Thanks guys for commenting in my story... hehehe.... mian if not that good...
RS-victims-unit
#5
Hallooooo...newbie here.......love the main ide of this story...ekekekee...can't wait for the continuation...please update soon chingu...^^
Qkarin
#6
YEA! Update!<br />
<br />
NO! Aaaaaaaaaaaaaaaaa TTATT<br />
Junsu-ah! Kenapa dirimu tak ingat! Dx<br />
<br />
Ya tapi di sanalah bumbu cintanya.. Aigoo.. *menghibur diri*<br />
<br />
Keep writing! Hwaiting! YooSu youngwonhi~
Qkarin
#7
KYAH! lanjutkan lanjutkan lanjutkan! *jump jump*<br />
So far so sweet!! XDXDXDXDXD