Chapter 5

Ghost Friend

 

Chapter 5

Junsu POV

Aku merasakan ada sesuatu menekan bibirku. Lembut manis, apa ini. Kenapa aku susah sekali untuk membuka mata. Aku menggerakkan jariku sedikit. Aku mendengar orang – orang  berbicara di sekitarku. Lalu aku mencoba untuk membuka mataku perlahan. Saat mataku telah terbuka, aku melihat seseorang menciumku.

‘Apa yang kau lakukan?’ aku mendorong orang itu. Setelah kulihat dengan seksama ternyata orang itu adalah Yoochun, tapi kenapa dia menciumku. Aku merasa mukaku memanas karena yang menciumku dia.

‘Kenapa kau menciumku? Kenapa aku berada di sini? Ini dimana? Seingatku aku pulang dari sekolah lalu aku tidak ingat apa-apa setelahnya.’ Aku melihat ke sekelilingku.

‘Ehm… Mian. Aku Yoochun, emmm… gimana ya menjelaskannya. Apa kau benar tidak ingat apa – apa?’ Yoochun berbicara dengan gugup.

‘Ya. Yang aku ingat hanya itu.’

Cklek. Aku melihat ke arah pintu ternyata omma yang masuk. Omma berhenti di depan pintu dan kaget melihat ke arahku.

‘Junsu!’ teriak ommaku. Omma langsung memeluk diriku dan menangis di pelukkanku.

‘Omma, kenapa menangis?’ Aku bertanya sambil mengelus pundak ommaku untuk menenangkannya.

‘Junsu, kau koma dan baru sadar sekarang. Dokter hampir saja kehilangan harapan.’ Omma melihat ke arahku.

‘Aku koma?’ omma mengangguk.

‘Berapa lama?’

‘Satu minggu.’

‘Ehm.. maaf ahjuma. Kami pulang dulu.’ Kata Yoochun.

‘Eh, kok sudah mau pulang. Junsu baru sadar.’Omma mengalhkan pandangan ke arah Yoochun.

‘Kami tidak ingin mengganggu ahjumma dan Junsu. Lagi pula Junsu baru sadar dan harus banyak istirahat.’

‘Ooh begitu. Baiklah.’

‘Permisi ahjumma.. Junsu… Kami pulang dulu.’ Yoochun dan kawan – kawan membungkukan badan dan keluar dari ruangan.

‘Kenapa mereka buru-buru sekali pulangnya? Kenapa tadi Yoochun menciumku? Kenapa mukaku memanas karena ciuman itu? Apa yang terjadi padaku? Kenapa mereka kaget mendengarku mengatakan tidak ingat apa – apa?’ Banyak pertanyaan di dalam pikiranku.

End of Junsu POV

 

Yoochun POV

Setelah keluar dari rumah sakit aku langsung memburu Yunho dengan pertanyaan – pertanyaanku.

‘Yunho, bagaimana ini? Kenapa Junsu tidak ingat?’ Aku bertanya kepada Yunho seraya memegang bahunya.

‘Tenang Chun.’ Jae memegang tanganku.

‘Ehh… masalah itu… aku juga tidak tahu. Mungkin sama seperti obat pada umumnya yang memiliki efek samping. Mungkin ini adalah efek samping juga.’

(maaf author lagi banyak pikiran tentang kuliah farmasi)

‘Maksudmu?’

‘Ehmm.. efek samping dari dia menjadi hantu dalam waktu yang cukup lama yaaa… dia tidak akan ingat kejadian saat dia menjadi hantu.’

‘Apa!? Trus aku harus bagaimana? Kenapa ini harus terjadi padaku?’ Aku menangis.

‘Chun?’ Jae memelukku yang jatuh terpuruk di parkiran rumah sakit.

‘Ehmm… Chun..’

‘Apa lagi? Kenapa kau tidak memberitahukanku sejak awal? Jadi aku siap menghadapi ini.’ Aku membentak Yunho. Jae mengangguk di sampingku.

‘Weis, Easy man and boo kok kamu ikut menyalahkanku? By the way, aku mau beritahukan bahwa sebenarnya dia lupa hanya untuk sementara saja.’

‘Apa?!’ Aku langsung bangun dari tempatku jatuh shingga sekarang Jae yang tadi memelukku terjatuh.

‘Aduh.’ Teriak Jae.

‘Eh, maaf Jae.’ Aku membantu Jae bangun, Jae cemberut akan kelakuanku.

‘Yunnie, Chun Jahat. Kita pulang aja yuk.’ Jae menggelayut di tangan Yunho.

‘Baik Jae.’

‘Ahhh… Kalian jangan gitu dong. Teman kalian sedang sedih. Kalian malah meninggalkannya.’ Rengekku.

‘Habis kau sih, melukai boo ku.’ Yunho bicara seraya memegang Jae.

‘Iya… iya… maaf deh. Trus tadi apa maksudmu dengan lupa untuk sementara?’

‘Ehem. Begini, sebenarnya ingatannya tentang jadi hantu itu tetap ada di otaknya. Tapi dia tidak bisa mengingatnya, jadi jika kita rangsang ingatannya. Mungkin dia akan ingat.’

‘Bagaimana caranya?’ Tanya Jae ikut bersemangat.

‘Ehm mungkin dengan bikin dia merasa cemburu?’

‘Bagaimana dia akan cemburu? Ingat jatuh cinta denganku saja tidak.’ Kataku putus asa.

‘Jangan putus asa dulu. Tadi aku sudah kubilang bahwa ingatan itu ada tapi tidak muncul, sehingga harus dirangsang.’

‘Jadi cara rangsangnya buat dia cemburu? Bagaimana caranya?’ tanya aku dan Jae bersamaan.

‘Caranya….’ Yunho mengangkat alisnya sebelah.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DecidedFanficLover #1
This is super cute :D<br />
Keep writing~
Qkarin
#2
Manis! Aaa... Kenapa last chap ini.. Ada sequelnya tak? #plakh xD<br />
Keep writing chingu! AKTF!
Qkarin
#3
hyaaaaa!! Kibum~~ XD<br />
hwaiting Chunnie!<br />
update soon~ saranghae~
junsuism #4
Thanks guys for commenting in my story... hehehe.... mian if not that good...
RS-victims-unit
#5
Hallooooo...newbie here.......love the main ide of this story...ekekekee...can't wait for the continuation...please update soon chingu...^^
Qkarin
#6
YEA! Update!<br />
<br />
NO! Aaaaaaaaaaaaaaaaa TTATT<br />
Junsu-ah! Kenapa dirimu tak ingat! Dx<br />
<br />
Ya tapi di sanalah bumbu cintanya.. Aigoo.. *menghibur diri*<br />
<br />
Keep writing! Hwaiting! YooSu youngwonhi~
Qkarin
#7
KYAH! lanjutkan lanjutkan lanjutkan! *jump jump*<br />
So far so sweet!! XDXDXDXDXD