Seven
im not troublemakerBerkat hujan semalam, awan mendung masih setia menyelimuti langit seoul ditemani gerimis yang setia mendampingi walau nyatanya jam sudah menunjukan pukul 6.45 pagi. Mungkin si awan masih ingin mengobrol panjang dengan gerimis menyingkirkan matahari agar tak menampakan sinarnya di langit seoul. Atau si matahari justru sengaja menghilang, memberikan kesempatan untuk beberapa orang agar tetap nyaman pada posisinya, dibawah selimut masing-masing. Seperti gadis yang bisa dibilang memiliki paras tampan ini, masih setia terlelap dibawah selimut dengan memeluk guling kesayangannya. Lingakaran hitam dibawah matanya terlihat jelas, menandakan gadis ini baru terlelap dua sampai tiga jam yang lalu.
Entah sengaja atau memang tidak tahu bahwa pemilik kamar sedang terlelap, seseorang masuk begitu saja kedalam kamar si gadis dengan langkah besarnya. Kalau dilihat dari caranya berjalan, orang ini memang benar benar sengaja ingin membangunkan gadis pemalas yang sedang tertidur pulas itu. Tapi, walau terjadi kebakaran bahakan gempa bumi sekalipun, Amber, gadis berambut pendek itu tetap tidak perduli dan melanjutkan tidurnya, apalagi hanya suara langkah kaki yang tidak berarti seperti itu. Yah sebenernya ia bukan bermaksud mengganggu tidur Amber atau apa, tapi Amber memang benar-benar harus bangun, dan pergi ke sekolah.
“Jangan berlagak seperti putri tidur, wajahmu telalu menyeramkan” orang itu, atau bisa disebut penyusup, menepuk pelan wajah Amber dengan lembut. Itu sih menurutnya, tapi nyatanya justru terlihat seperti menampar, bukan seperti tapi memang benar benar menampar! Oh malangnya pipi mulus Amber Liu. Kalau yang ditampar bukan seorang Amber Liu, si manusia es dari kutup utara, mungkin sekarang ia sudah bangun dan mengaduh kesakitan. Tapi ayolah inikan Amber Josephine Liu, dia takkan pernah perduli.
“Brisik” yang dipanggil putri tidurpun hanya membalikan badannya, memunggungi si penyusup dan menarik selimut agar menutupi kepalanya, dan melanjutkan kembali tidurnya yang sempat terganggu. Sungguh pekerjaan yang menyusahkan membangunkan si putri tidur dari kutub utara ini. Baiklah, jika memang cara lembut seperti menampar tidak berhasil, si penyusup masih punya cara lain yang jauh lebih jitu. Lihat saja!
“Cepat bangun, bodoh!” Bukan, tentu bukan dengan meneriaki Amber tepat di telinganya. Sungguh, cara seperti itu tidak akan berhasil, dan malah akan berakibat fatal pada pita suaramu karena terus saja berteriak, dan yang kau teriaki tentu saja tidak akan perduli. Si penyusup yang kelewat kurang ajar itu justru malah menendang si putri tidur hingga terguling dari tempat tidurnya. Luar biasa, sungguh luar biasa, si penyusup sangatlah tau bagaimana cara menggunakan kaki jenjangnya dengan baik dan benar, sangat jenjang malah, tinggi si penyusup bahkan hampir mencapai 2 meter. Sungguh kasihan nasib sang putri tidur, dibangunkan dengan cara mencium kaki jenjang penyusup sialan itu
“Brengsek!!” Terjatuh dari tempat tidur setelah ditendang itu sangat menyakitkan, untuk itulah Amber mengumpat. Lihat saja Amber akan membalas perbuatan si penyusup dengan lebih kejam, dan tak akan ada ampun.
***
“Dimana si tua itu? yang harusnya menjemputkan dia bukan kau” Dan inilah amber sekarang, berada di mobil si penyusup yang sedang berjalan menuju sekolah tercinta mereka. Sebenarnya ia terpaksa berangkat ke sekolah dengan manusia setan ini. Tapi, tak ada pilihan lain bagi Amber. Jika tak bersama si setan ini maka image dingin yang ia ciptakan selama ini akan lenyap seketika. Karena sebelum amber setuju berangkat bersama, si manusia setan ini telah mengancamnya akan menyebarkan foto aibnya. Ok, Amber harus bersabar, kedudukan pasti akan berbalik, dan dia akan menang.
“Si Tua?” Tanya si manusia setan di samping Amber yang berlagak fokus menyetir dan sok tampan itu. Padahal dia memang sangat tampan, bahakan hampir seluruh gadis-gadis di sekolah mereka sangat mengidolakan si manusia setan ini. Beruntungnya hidup seorang Amber Liu, jika dia sedikit saja mau perduli dengan sekitarnya, tapi sekali lagi Amber Liu tidak akan pernah perduli dengan hal semacam itu.
Comments