Chapter 6

Don't Remember Me
Please Subscribe to read the full chapter

Enjoy Reading

.

Kyuhyun telah siap untuk pertandingannya dengan Kibum. Ia sadar, apa yang dilakukannya ini sangatlah beresiko. Tangannya mencengkram kuat bahu kanannya itu.

'Jika ini akan menjadi pengalaman terakhirku sebagai seorang atlet renang, aku tidak akan pernah menyesal jika itu adalah pertandinganku denganmu Bum-ie,'

Ya, ia tidak akan menyesal. Apapun yang terjadi padanya setelah ini dia tidak akan menyesalinya. Ia beranjak meninggalkan ruangan yang digunakannya untuk mengganti pakaiannya, dilihatnya Kibum sedang melakukan beberapa pemanasan tak jauh dari tempatnya berdiri.

Selama beberapa saat ia terdiam di tempatnya dan ia mulai melakukan beberapa pemanasan. Kibum mendekati saudaranya itu, merasa ragu akan apa yang akan ditanyakannya.

"Kau yakin akan melakukan ini Kyu? Aku masih tidak mengerti kenapa kau melakukan ini, bisakah kali ini kau memberitahuku?" tanyanya. Pertanyaan itu membuat pergerakan Kyuhyun terhenti sejenak, tapi ia kembali melanjutkan pemanasan yang dilakukannya itu. Setelah dirasa cukup, ia memandang lekat Kibum yang menanti jawabannya.

"Kepercayaanmu Bum,"

"Eoh?"

"Walaupun kau tidak mengatakannya, kau belum percaya sepunuhnya. Itulah sebabnya aku melakukan ini." Kyuhyun berjalan menuju balok start yang ada di tepi kolam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Aku hanya tidak ingin, kau menganggapku hanya berusaha menghiburmu. Kau masih belum mempercayaiku, berpikir ketidakikutsertaanku adalah karena dirimu. Bisa saja aku mengatakan alasanku yang lain, dan pertandingan ini tidak perlu terjadi, tapi tidak, aku akan tetap melakukannya," Kibum mengalihkan pandangannya mendengar penuturan itu. Tak dipungkiri, di dalam hatinya ia masihlah belum percaya. Tidak, bukan tidak percaya pada Kyuhyun, hanya saja dia tidak yakin dengan kemampuannya. Bisakah dia mengemban dua impian saat ini? Impiannya sendiri dan juga adiknya.

"Dan juga, untuk mengembalikan kepercayaan terhadap dirimu sendiri,"

Deg

Kibum terkesiap dengan ucapan itu. Pandangan matanya tampak tak percaya. Kyuhyun tersenyum melihat hal itu.

"Jadi..." Kyuhyun melajutkan.

"Ayo kita lakukan ini," Kibum tidak tahu apa yang harus dikatakannya, senyuman tulus Kyuhyun membuatnya tak berkutik.

"Ck, sejak kapan kau menjadi sedewasa ini Kim Kyuhyun," decak Kibum membuat Kyuhyun terkekeh kecil. Kini ia berjalan ke balok di sisi kiri Kyuhyun dan bersiap di tempatnya. Pandangan keduanya terarah pada hamparan air di depan mereka.

"Apapun yang terjadi setelah ini jangan pernah menyesalinya, karena aku juga tidak akan pernah menyesal. Anggap saja, ini sebagai bukti aku menitipkan impianku padamu Bum."

"Aku mengerti," ucap Kibum mantap membuat Kyuhyun mengukir evil smirk nya.

"Baiklah, siapapun yang mencapai tepi kolam lebih dulu dialah pemenangnya," Kyuhyun mengangguk setuju.

"Kita akan menghitungnya bersama Bum, kau bisa memulainya," Mereka berdua bersiap dengan posisi mereka.

"Hana..." Kibum memulai hitungan.

'Aku tidak akan menyesal Bum, karena aku percaya padamu,Hyung.'

"Dul..." dilanjutkan oleh Kyuhyun.

'Terima kasih karena kau mempercayaiku Kyu, aku tidak akan mengecewakannmu.'

"Set!" suara mereka menyatu meneriakan hitungan terakhir.

Byuuurr

Genangan air luas yang awalnya tenang itu kini berombak saat mereka masuk ke dalam kolam bersamaan.

Kyuhyun berusaha fokus pada lintasan yang harus dilaluinya. Lintasan sepanjang 50 meter bukanlah lintasan yang panjang baginya, tapi dengan kondisinya yang sekarang untuk mencapai separuh lintasan bukakah hal mudah untuk dilaluinya.

Degg

'Aakkhhh... tidak! Jangan sekarang!' Dia merasakannya, rasa sakit itu merayap perlahan dan semakin menyakitkan. Ia berusaha mengabaikannya, tidak dipedulikannya lagi rasa sakit yang terasa menyengat itu.

Pandangannya mulai tidak fokus, semuanya terasa membayang serta nafasnya yang mulai terasa berat. Berusaha mengabaikannya, ia menambah kecepatan. Rasa sakit di pundaknya sudah tak dihiraukannya, tangannya terasa mati rasa. Kibum yang lebih unggul di awal, kini berhasil disusulnya.

Sementara itu, Kibum berusaha keras menambah kecepatannya. Bukanlah hal yang mudah, ia belum pernah secepat ini. Tapi dia tidak bisa menyerah sekarang, Kyuhyun mempercayainya. Ia, Kim Kibum, harus bisa melebihi batas kecepatannya sendiri selama ini.

Kini mereka melihatnya, tepi kolam yang menjadi ujung pertarungan mereka. Semakin dekat, mereka saling menyusul. Dan...

Tapp

"Hosh..hosh...hosh..." mereka mencapainya bersamaan.

...

Mereka berbaring di tepi kolam, berusaha menetralkan napas yang yang memburu. Kelegaan dan kepuasan terpatri dengan jelas di wajah keduanya, walaupun tak dapat dipungkiri kelelahan juga nampak di wajah mereka. Dan juga, senyuman tidak lepas dari wajah-wajah itu.

"Hosh...hosh... kau...hosh...luar biasa, Bum, aku tahu...hosh...kau bisa melakukannya," ada kebanggaan pada suara itu walaupun nafasnya masih terdengar berat saat ia mengatakan sesuatu. Tangannya terangkat meremas pundaknya yang terus berdenyut menyakitkan. Digigitnya bibir bawahnya dan matanya sesekali terpejam erat, menahan erangan sakit yang berusaha keluar, ia tidak ingin Kibum mengetahuinya sekarang atau ia akan membatalkan pertandingannya sore ini.

Kibum tersenyum. "Hahh...Bahkan aku tak menyangka...hosh..kau ternyata secepat itu Kyu, tak salah jika kau mendapat gelar perenang tercepat,"

Kibum menolehkan kepalanya saat tak mendapatkan jawaban dari Kyuhyun, dahinya mengernyit."Kau baik-baik saja, Kyu?" tanyanya kemudian. Kyuhyun membuka matanya dan menolehkan kepalanya.

Kibum nampak khawatir. "Tentu saja... hahh... hanya sedikit lelah, kenapa wajahmu seperti itu Bum? Kau tampak jelek, kau tahu?" Kyuhyun mengukir evil smirk-nya saat melihat Kibum melempar death glare ke arahnya.

"Kuberi tahu kau sesuatu, ini pertandingan terbaik yang pernah kulalui, Bum," ucapnya pelan seraya tersenyum lebar. Pandangannya teralih ke arah langit-langit gedung itu. Untung saja, tadi ia segera menurunkan tangannya, sebelum Kibum menyadari ada yang salah dengannya.

"Aku bertemu Hwangjo tadi, dia mencarimu. Berkata bahwa dia akan mengalahkanmu, kau masih mengingatnya bukan?" Kyuhyun mengangguk tapi tak mengatakan apapun.

"Matanya penuh dengan kebencian, Minho bilang karena kau mendapat gelar perenang tercepat. Tapi... aku merasakan ada hal lain yang tidak kuketahui dibalik kebencian itu," Kyuhyun bangun dan menatap ke arah kolam.

"Setelah kompetisi selesai aku akan mengatakannya padamu, dan...apapun yang dikatakannya padamu tentangku abaikan saja. Ini sudah waktunya kau pergi Bum, kau akan terlambat nanti," ucapnya kemudian. Dia beranjak, sedikit limbung tapi ia berhasil mengatasinya dan segera menegakkan tubuhnya.

"Ck, selalu saja seperti itu. Lagipula, masih 2 jam lagi sebelum dimulai,"

"Itu memang benar, tapi kau tetap harus mempersiapkan dirimu, setidaknya istirahatkan tubuhmu untuk nanti,"

"Ini menyebalkan, kau bagaikan hyung-ku. Padahal aku itu hyung-mu, Hyun,"

"Kau memang hyung-ku, lagi pula umur kita sama hanya berbeda beberapa menit saja. Aku masih sempat mengikuti pelajaran terakhir, jadi aku akan mengikutinya," tubuh Kyuhyun menghilang di balik pintu yang tadi digunakannya untuk berganti pakaian.

Kibum menatap tak percaya pada saudara kembarnya itu, sikap adiknya di satu sisi sangat menyebalkan tapi di sisi lain, ia sadar Kyuhyun memperhatikannya. Melihat punggung adiknya yang beberapa saat lalu menghilang di balik pintu, membuat matanya menatap sendu. Ia merasa, Kyuhyun semakin jauh dari jangkauannya. Entah mengapa, ia takut tidak bisa melihat punggung itu lagi untuk melindunginya.

Sementara itu, saat pintu dibelakangnya telah tertutup.

Degg

'Akkkh... s-sakit,' tubuh itu merosot dan tersandar di pintu di belakang punggungnya. Tangannya mencengkram kuat pundaknya yang terasa menyengat meyakitkan. Matanya terpejam erat, digigitnya bibir bawahnya. Keringat dingin bercampur dengan air nampak memenuhi wajahnya. Sesungguhnya masih banyak hal yang ingin dikatakannya pada saudaranya itu. Tapi, ia jika terus disana bisa-bisa Kibum tahu tentang ini.

"Hahh... hahh...hahh..." Nafasnya berat, oksigen terasa sulit dihirupnya. Beberapa saat ia berusaha mengatasi rasa sakitnya itu, sampai terndengar suara Kibum di balik pintu.

"Hyun! Kau belum selesai juga?"

"Pergilah Bum," jawaban singkat itu membuat Kibum mengernyit bingung. Apa sih yang dilakukannya sejak tadi di dalam. Tangannya sudah akan membuka pintu itu saat suara Kyuhyun kembali terdengar.

"Aku masih berganti pakaian, jangan masuk!"

"Arra, kau akan menyaksikan pertandinganku nanti?"

"Aniyo~"

"Wae?"

"Pastikan saja kau menang, aku akan datang di final besok,"

"Kau benar-benar baik-baik saja?" tanyanya tak yakin. Jujur saja, setelah pertandingan di antara keduanya selesai, wajah Kyuhyun menampakkan ekspresi kelelahan yang kentara melebihi dari apa yang ditunjukkan, selain itu wajahnya juga jauh lebih pucat dari sebelumnya. Memang, kulit saudaranya itu putih pucat dan yang dilihatnya itu jauh lebih pucat. Tangannya menyentuh dada bagian kirinya, jantungnya terasa berdebar, dan ia tidak tahu kenapa.

"Tentu saja manusia es, sudahlah pergi sana!" mendengar jawaban itu membuat Kibum berdecak sebal. Berusaha mengabaikan perasaannya itu dia beranjak dari sana.

Langkah Kibum terdengar telah beranjak pergi, membuat Kyuhyun sedikit bernapas lega. Setidaknya Kibum tidak tahu apa yang tengah terjadi padanya saat ini. Ya, setidaknya untuk sekarang Kibum belum mengetahuinya.

...

Tangannya bergetar memegang bolpoin di tangannya, memang pundaknya yang sakit. Tapi sakitnya terasa menjalar di seluruh tangan kanannya. Membuat jari-jarinya kebas dan sulit digerakkan. Bahkan untuk menggenggam bolpoinnya terasa kaku.

Kyuhyun benar-benar kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir. Berbagai pertanyaan di ajukan Eunhyuk dan Donghae, tapi ia hanya tersenyum. Menambah daftar pertanyaan keduanya.

"Kyuhyun-ssi, kau bisa ikut denganku ke ruang guru setelah ini? Ada yang ingin kuberitahukan," ucap Yeon seonsaengnim setelah ia mengakhiri kelasnya.

"Nde, seonsaengnim," anak itu segera menyampirkan ranselnya di bahu kirinya setelah membereskan semua barang-barangnya.

"Kyuhyun-ah, kau tahu kenapa seonsaengnim memanggilmu?" tanya Donghae penasaran.

"Entahlah, sebaiknya aku segera kesana, kalian bisa pulang lebih dulu,"

"Kau benar-benar tidak ingin menyaksikan pertandingan Kibum setelah ini?" Kyuhyun menggeleng kecil menjawab pertanyaan Eunhyuk.

"Tenang saja, aku sudah mengatakan padanya tadi," setelah mengatakan itu ia segera pergi sebelum pertanyaan lain terlontar dari teman-temannya itu.

Kyuhyun masuk ke ruangan salah satu gurunya itu setelah mendapat seruan untuk masuk dari dalam. Ia duduk di hadapannya dan menunggu apa yang akan dikatakannya. Yeon seonsaengnim tampak tersenyum sumringah, sepertinya apa yang akan disampaikannya itu suatu kabar bagus.

"Kyuhyun-ssi, ini tentang kompetisi musik yang kau ikuti," ungkapnya.

"Apa ada masalah seonsaengnim?"

"Tidak, hanya saja ada perubahan tempat untuk babak final," sebelah alis Kyuhyun terangkat heran tapi ia tak mengatakan apapun.

"Pihak penyelenggara mengikursertakan para finalis pada ajang musik Internasional yang akan di adakan di Jepang. Dan untukmu, terlepas dari menang tidaknya dirimu pada kompetisi ini kau dipercaya untuk berpartisipasi pada pertujukan Orchestra sebagai pianis tunggal di acara itu."

Degg

Beberapa saat, Kyuhyun tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

"Seonsaengnim, bisakah Anda memberikan saya waktu untuk menjawabnya?" pertanyaan itu terlontar begitu saja dan membuat guru cantik itu bingung.

"Apa ada masalah, Kyuhyun-ssi? Kurasa Jepang bukan tempat asing untukmu,"

"Emmph, bukan itu. Hanya saja, aku tidak tahu apa saya bisa melakukannya," ucapnya pelan. Jujur saja, Kyuhyun bingung bagaimana menjelaskannya. Ia tidak ingin menolak tentu saja, hanya saja keadaan tangannya yang sekarang menyadarkannya ini tidaklah mudah.

Setelah menarik napas panjang. "Baiklah, begini seonsaengnim saya mengalami cedera bahu tiga tahun lalu, dan sepertinya keadaannya memburuk setelah beberapa saat lalu saya menggunakannya untuk beradu renang dengan Kibum," Yeon seongsaengnim terkesiap mendengar hal itu.

"Tapi Anda jangan khawatir, saya akan berusaha sembuh untuk bisa mengikutinya. Tapi, jika hal itu tidak memungkinkan..."jeda sejenak.

"Saya akan mundur dari kompetisi ini," tuturnya. Tidak ada keraguan di mata itu. Walaupun ia mengatakannya dengan kepala sedikit tertunduk karena takut dengan reaksi pembina musiknya itu.

Yeon seonsaengnim memang terkejut, tapi akhirnya ia tersenyum kecil dan mengangguk.

"Baiklah, aku bisa mengerti. Melihat bagaimana seriusnya kau mengatakannya, pertandinganmu dengan Kibum kurasa sangat penting untukmu melihat bagaimana kau mengambil resiko ini," Kyuhyun tersenyum kecil.

"Nde, selain itu karena dia saudara kembarku,"

"Mwo? Kyuhyun-ssi, hari ini kau memberiku banyak sekali informasi mengejutkan," Kyuhyun terkekeh kecil mendengar keterkejutan gurunya itu.

Kyuhyun berjalan menyusuri koridor sekolahnya setelah berpamitan pada guru pembina klub musiknya itu. Tubuhnya terasa berat, bahkan dia harus memaksakan kakinya untuk melangkah. Helaan napas terdengar setelahnya, tangan kirinya terangkat menyentuh pundak kanannya yang masih berdenyut sakit, walaupun tidak sesakit tadi.

Diangkatnya sedikit tangan kanannya itu. Pandangan matanya jatuh pada jari-jarinya. Tangannya sudah terasa mati rasa walaupun rasa sakit dipundaknya masih bisa dirasakannya, membuat jari-jarinya terasa sulit digerakkan.

...

Kibum berhasil lolos babak semi final dengan percapaian waktu tercepat. Pandangannya jatuh pada barisan penonton, dapat dilihatnya dua sahabat hiperaktifnya melambaikan tangan mereka semangat. Dia tersenyum senang membalas teriakan-teriakan yang dilontarkan dua temannya itu.

Namun senyuman itu sedikit menghilang saat ia benar-benar tak mendapati Kyuhyun duduk di bangku penonton. Ternyata adiknya itu serius tidak datang sore ini, entah apa alasannya. Tapi dia segera menepis perasaan sedih itu.

Dia menghela napasnya dan beranjak untuk membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Saat telah selesai didapatinya Minho telah menunggunya di luar ruang ganti.

"Hyung!" Kibum tersenyum saat melihat Minho menyapanya, dapat tertebak Minho juga lolos ke babak final dari wajah sumringahnya. Mereka memang tidak dalam satu pertandingan, semi final terdiri dari dua kloter dengan delapan peserta masing-masing pertandingan. Masing-masing kloter diambil empat peserta dengan catatan waktu tercepat. Sehingga, delapan perserta akan bertanding besok.

"Chukae hyung! Kau lolos dengan gemilang!" ucapnya antusias.

"Selamat untukmu juga Minho-ya, kau juga lolos bukan?" Minho menyengir lebar.

"Kim Kibum! Aku akan mengalahkanmu besok!" suara itu menginterupsi mereka. Hwangjo tampak berdiri angkuh tak jauh dari mereka. Senyumnya tampak meremehkan, , setelahnya dia pergi begitu saja. Minho geram melihat hal itu, tapi dia mencoba menahan diri.

"Dia sangat menyebalkan!"

...

Jung soo menatap sendu adiknya yang kini tengah terbaring di ranjang kamarnya. Semalam kondisinya menurun, ia mendapati adiknya itu sedang meringis kesakitan dengan suhu tubuh di atas normal. Dia sudah akan membawa anak itu ke rumah sakit jika saja cengkraman kuat di tangannya dan gelengan lemah itu tidak menghentikannya.

Kyuhyun mengalami demam tinggi, ia juga kesulitan bernafas dan kelelahan ekstrim. Dia sedikit bersyukur karena pneumothorax adiknya tidak kambuh. Walaupun anak itu kini tetap harus menggunakan masker oksigen yang selalu tersedia di rumah mereka. Selain itu, dia mendapati bahu adiknya sedikit membiru. Dia sempat terkejut melihat hal itu, ia menahan diri untuk tidak bertanya apa yang telah dilakukan adiknya sampai membuat kondisi bahunya seperti itu. Pasti adiknya telah melakukan sesuatu yang membuatnya drop seperti ini.

"Apa kau butuh sesuatu Kyuhyun-ie?" tanyanya saat Kyuhyun telah membuka matanya. Kyuhyun menggeleng kecil. Dia melepaskan masker oksigennya untuk memudahkannya berbicara pada Jung soo.

"Izinkan aku melihat pertandingan Kibum hari ini, hyung," tuturnya. Jung soo menghela napas pelan.

"Kondisimu belum pulih, Kyu. Walaupun demammu sudah turun, kau harus banyak istirahat,"

"Aku sudah berjanji padanya kemarin, hyung." ucapnya keras kepala. Kyuhyun menatap Jung soo penuh harap. Jung soo mengalihkan pandangannya. Ia tidak akan bisa menolak jika sudah dihadapkan tatapan kucing kelaparan milik Kyuhyun. Pada akhirnya dia hanya bisa mengangguk kecil yang langsung disesalinya saat melihat senyum lebar adiknya.

...

Kibum melakukan pemanasan bersama Minho untuk babak final pagi ini. Peserta lain dan juga Hwangjo berada tidak jauh dari tempat mereka. Kibum mengedarkan pandangannya ke arah bangku penonton. Ia tersenyum saat melihat Heechul berada di salah satu bangku bersama dua sahabatnya yang berteriak heboh memanggil Kibum, membuat Heechul merasa kesal karena terjebak dengan duo berisik itu. Kibum terkekeh melihat hal itu.

Kibum mendesah kecewa saat ia tak juga mendapati keberadaan Kyuhyun dimanapun. Minho menghampiri Kibum dan menepuk pundaknya.

"Siapa yang kau cari, hyung?"

"Kyuhyun," jawabnnya singkat. Setelah mendengarnya Minho mengedarkan pandangannya tapi ia juga tak mendapati keberadaan Kyuhyun.

"Aku yakin Kyuhyun hyung akan datang. Mungkin dia datang sed

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cezablenk77 #1
Chapter 6: Yaaamppppuuuunnn.... Ini ending paling mmmmaaaaannnniiiissssss...
Tikakyu #2
Chapter 3: Aku kira Kibum mengalami amnesia gara2 mau nyelamatin Kyuhyun yg hampir tertabrak ternyata tidak ya??
Tikakyu #3
Chapter 2: Rahasia apa sih yg disembunyikan Nae-Kyuhyun??
Benar2 buat penasaran.
Tikakyu #4
Chapter 1: Mmm kejadian apa yang membuat Kyuhyun tidak ingin Kibum mengingat dirinya sebagai saudara kembarnya??
snowersbummie #5
Chapter 3: Ah, begitu ceritanya sehingga Kibum bisa amnesia dan mengalami cedera sprti itu.. ahh td di komentar sebelumnya aku bilang nya heechul kakaknya si kembar ternyata heechul kakak sepupunya kembar toh... jadi sebelum insiden itu kibum adalah sosok kakak yang amat sangat menyayangi adik satu satunya itu... sungguh tragis cerita anak kembar ini
snowersbummie #6
Chapter 2: Sejauh ini baru baca dua part, masih bingung sih ada apa sebenarnya antara si kembar ini, kejadian apa yang terjadi tiga tahun lalu. Insiden separah apa yang sampai memisahkan si kembar itu. Lalu ku kira awalnya Jungsoo juga hyungnya si kembar itu, seperti Heechul. Sejauh ini, ceritanya bagus apalagi si kembar jenius itu. Suka, suka banget.
keyhobbs
#7
Chapter 6: duh...maaf yah bru leave comment d chap terakhir,tadinya mau comment sebelum fanficnya end eh~ keburu end#modus. Eh tapi akhirnya happy yah,si kembar bisa bersatu lagi yee!!great job authornim,keep writing!^^
sadnessglass
#8
Chapter 6: ziiii kenapa cepet banget endnya??? but i think there is something you didn't explain. jadi, kenapa hwang jo benci kyu??

good job for you. and thanks for making this nice fanfict^^
iharukumipuff
#9
Chapter 6: Awww akhirnya pasang kembar ini bisa kembali hidup bahagia bersama2 :') terima kasih author-nim, telah nyelamatin kyuhyun :')
kyujie #10
Chapter 6: whooaaahhh... akhirnya diupdate, kkk

akhirnya kibum gk marah sm kyuhyun, dan smuanya berjalan dgn baik, chap ini kurang cz gk ada duo hiperaktiv itu , kkk
penasaran apa yg akan trjdi di konser kyu nanti, ditunggu chap lanjutannya chingu,, keren, keren keren