Chapter 3
Don't Remember Me3 years ago
"Ingin makan sesuatu yang lain Kyuhyun-ie?" suara sang eomma mengalihkan Kyuhyun dari makan malam yang sedari tadi hanya dimakannya sedikit-sedikit.
"Aniyo eomma, ini sudah cukup," Kibum hanya melirik sekilas.
"Kau sakit sayang? Wajahmu terlihat sedikit pucat,"
"Aniyooo, Kyu baik-baik saja eomma, hanya merindukan Jung soo hyung," Kyuhyun berusaha tersenyum, walaupun tampak dipaksakan.
"Hei nak, Jung soo akan pulang beberapa hari lagi, kita akan menjemputnya bersama di bandara nanti," sahut tuan Kim tapi tak urung membuat Kyuhyun cemberut. Pasalnya dia sudah sangat merindukan hyung-nya itu, sudah setahun mereka tak bertemu karena kesibukan Jung soo yang sedang melanjutkan study-nya di jurusan kedokteran di sebuah Universitas di Jepang.
"Kenapa Jung soo hyung harus jauh-jauh belajar kedokteran ke Jepang sich? Disini kan juga bisa," gerutunya.
"Jangan merengek hyun~" sahut Kibum sadis.
"Kau menyebalkan Bumbum,"
Nyonya Kim sudah akan mengatakan sesuatu lagi, saat suara telpon menginterupsi makan malam mereka. Tuan Kim segera beranjak dan mengangkat telpon. Beberapa saat tak ada yang memecah keheningan selain suara sang appa yang sedang menjawab telpon. Sayup mereka dapat mendengar helaan napas panjang dari Tuan Kim.
"Ada apa yeobo? Apa terjadi sesuatu?" Nyonya Kim bertanya saat suaminya telah kembali duduk ditempatnya.
"Kita harus segera ke perusahaan. Ada masalah yang terjadi,"
"Tapi inikan sudah malam," Kyuhyun mengiterupsi.
"Maafkan eomma sayang, tapi kami berjanji akan segera kembali ne," ucap Nyonya Kim sabar.
"Baiklah," akhirnya Kyuhyun mengalah. Perasaannya sungguh tak enak, dia tak ingin orang tuanya pergi. Kibum tak mengatakan apapun, walaupun sesungguhnya dia juga tak ingin orang tuanya pergi malam ini. Tanpa mereka sadari, Kibum juga merasakan perasaan yang sama dengan saudara kembarnya itu.
Mereka berempat kini telah berdiri di depan mobil. Si kembar berdiri berdampingan melihat kedua orang tua mereka akan masuk mobil.
"Eomma~ Appa~" panggilan itu menghentikan langkah keduanya. Tiba-tiba saja Kyuhyun berlari dan memeluk keduanya. Entahlah, Kyuhyun merasa dia menjadi sangat merindukan orang tuanya itu. Kibum mendekati mereka, memberikan pelukan hangat pada keduanya.
Tuan dan nyonya Kim tersenyum seraya membalas pelukan itu, tak lupa usapan lembut di kepala kedua anaknya.
"Bum-ah jaga adikmu ne," Kibum mengangguk.
"Tentu saja appa," Kyuhyun menggembungkan pipinya mendengar jawaban itu.
"Kyuhyun-ah dengarkan apa yang dikatakan Kibum-ie, bagaimanapun juga dia hyung-mu,"
"Umur kami kan sama, aku bisa menjaga diriku sendiri appa, lagipula Kyu akan menjaga Bumbum nanti," tuan Kim mengucak surai anak itu.
"Tapi tetap saja, adik kecil harus dijaga hyung-nya,"
"Aishh..." lihatlah betapa dia masih terlihat seperti bocah 5 tahun yang tidak diizinkan makan permen dengan bibir dipoutkan. Persis anak bebek.
"Sudahlah Hyun, kau kan memang adik kecilku," Kibum terkekeh kecil membuat Kyuhyun memberinya death glare terbaiknya.
"Baiklah, kami akan pergi sekarang, Jaga diri kalian baik-baik ne, kami akan segera kembali," Kibum dan Kyuhyun berdiri disana sampai mobil kedua orang tua mereka sudah tak terlihat lagi.
"Hyun, masuklah. Diluar dingin,"
"Aku tahu manusia es," jawab Kyuhyun ketus. Kyuhyun menghentakkan kakinya sambil memasuki rumah. Kibum heran, Kyuhyun tidak suka dianggap bocah kecil, tapi melihat kelakuannya membuatnya tak bisa meragukan jika Kyuhyun memang basih balita. Memikirkannya membuat Kibum tertawa.
.
.
Kibum mengalihkan perhatiannya dari tugas-tugasnya dan menolehkan kepalanya kearah sebuah gundukan selimut. Kibum beranjak dan menghampiri kasur Kyuhyun yang tepat berada disamping kasurnya.
Tampak tangan Kyuhyun yang masih memegang PSPnya dalam kondisi menyala, sepertinya anak itu tertidur saat sedang bermain. Kibum dapat mendengar nafas Kyuhyun yang terdengar berat saat dia hendak mengambil PSP nya dan membetulkan selimut anak itu. Kibum khawatir tentu saja. Kondisi Kyuhyun akan mudah sekali drop jika cuaca dingin, dan memang diluar akan turun hujan.
Kibum mengusap peluh di dahi Kyuhyun yang tertutup anak rambutnya. Dia menghela nafas saat merasakan suhu tubuh yang tidak biasa dari tubuh terbaring itu. Sepertinya dugaannya benar, Kyuhyun sakit. Dia demam sekarang, selain itu nafasnya terdengar berat, itu cukup mengkhawatirkannya. Ini terjadi jika cuaca berubah cukup drastis dan juga kelelahan.
"Kau sakit lagi Hyun~" lirih Kibum. Untuk membantu melancarkan nafas anak itu, dia meninggikan bantal yang digunakannya. Tapi justru pergerakan itu membuat Kyuhyun terbangun.
"Bum-ie,"
"Maaf membangunkanmu, Hyun," Kyuhyun menggeleng.
"Aku baik-baik saja, jangan khawatir," bahkan suara Kyuhyun menyerupai bisikan.
"Berhenti bicara, tunggu disini aku akan membawakan obat untuk menurunkan demammu," langkahnya terhenti saat tangan Kyuhyun mencekal pergelangan tangannya.
"Tunggu Bum, jangan katakan hal ini pada appa dan eomma, mereka sedang sibuk,"
"Tenang saja, aku akan segera kembali," Kyuhyun akhirnya melepaskan pegangannya.
Kyuhyun menatap punggung Kibum sendu. Perasaannya sejak tadi semakin terasa tidak enak, dan itu sungguh mengganggunya. Helaan nafas berat terdengar, rasanya sangat sulit untuk menarik oksigen disekitarnya. Tangannya sedikit mencengkram dadanya, dia tak ingin menunjukkannya didepan saudara kembarnya tentu saja. Begini saja sudah membuat saudaranya itu khawatir walaupun ekspresi wajahnya terlihat tenang, apalagi jika dia mengakui bahwa dadanya terasa nyeri.
Kibum menghela napas panjang, karena tak juga menemukan obat untuk Kyuhyun. Sepertinya persedian obat untuknya habis, itu membuatnya merutuki dirinya karena tidak ingat membelinya sebelum habis. Padahal dia tahu obat itu habis beberapa hari yang lalu.
Kibum kembali ke kamar dengan membawa kompresan dan juga air hangat untuk di minum anak itu. Biasanya ini akan sangat membantu untuk sedikit mengatasi sesak yang dialami Kyuhyun.
"Hyun, minumlah ini sedikit." Dia membantunya minum dengan sedikit mengangkat kepalanya. Kyuhyun tampak tersenyum berterima kasih disela rasa pusing yang menderanya.
"Obatnya habis, aku tidak menemukannya sama sekali dan aku lupa membeli persediaannya."
"Tak apa, aku baik-baik saja," suaranya terdengar lebih baik, walaupun nafasnya belum normal. Kibum meletakkan handuk kecil yang sudah basah dan diperasnya itu ke dahi Kyuhyun, dia melakukannya berulang kali untuk menurunkan suhu tubuhnya. Nafasnya sudah lebih teratur sekarang walaupun masih terasa cukup berat.
Suara getar handphone Kibum menandakan ada panggilan masuk. Melihat itu, Kibum segera mengangkatnya. Eomma's calling.
"Yeoboseyo~,"
"Bum-ah, apa kalian baik-baik saja?" Kibum melirik Kyuhyun sebentar, anak itu menggeleng untuk mengisyaratkan jangan mengatakan apapun tentang keadaannya pada orang tua mereka.
"Kami baik-baik saja eomma, tapi Kyuhyun sedikit demam, selebihnya dia baik-baik saja," Kyuhyun mendelik kepada Kibum karena mengatakan yang sebenarnya. Walaupun tidak seluruhnya dikatakan. Kyuhyun sudah akan memukul saudara kembarnya itu jika saja Kibum tidak menghindar.
"Ini, eomma ingin bicara padamu," Kyuhyun merengut.
"Yeoboseyo eomma," Kyuhyun bicara takut-takut.
"Kyuhyunie~ dengarkan eomma ne. Kami akan segera menyelesaikan urusan disni dan kembali ke rumah segera untuk melihat keadaanmu, jadi dengarkan semua yang dikatakan hyungmu ne,"
"Eomma, Kyu baik-baik saja, jangan terlalu khawatir. Sebaiknya eomma dan appa menyelesaikan saja urusan eomma, aku baik-baik saja bersama Bumbum, jadi tak perlu buru-buru pulang,"
"Kyu sayang, walaupun Kibum mengatakan kau hanya demam, tapi eomma tahu keadaanmu lebih dari itu, kalian tak bisa membohongi eomma sayang,"
"Baiklah, arrasso. Aku akan mendengarkannya." Kyuhyun memberikan handphonenya pada Kibum karena sang eomma ingin berbicara dengannya. Kyuhyun nampak melipat tangannya didepan dada.
"Hyun, kau sudah dengar apa yang dikatakan eomma, setelah ini lebih baik kau tidur. Aku akan keluar sebentar untuk membeli obat untukmu, dan juga apapun yang terjadi jangan kemana-mana. Aku tidak ingin sakitmu bertambah parah atau aku akan meyeretmu ke rumah sakit. Aku akan segera kembali,"
"Nde hyungie~ kau cerewet sekali," Kyu
Comments