Author's Note : 1). maaf atas keterlambatan aku yang bener-bener lambat huhuu. 2). ff ini aku dedikasikan untuk temanku yg sdg berulang tahun 5 maret kemaren, semoga LDR nya bertahan lama hahhaa. 3). selamat membaca.

Dia bukanlah seorang gadis cantik yang selalu memoles wajahnya dengan make up tebal yang membuatnya terlihat seperti badut yang akan berpentas.
Dia bukanlah seorang gadis cantik yang selalu berfikir laki-laki yang pintar, kaya, dan tampan adalah laki-laki yang laik bersanding di sampingnya.
Dia hanya seorang adik dari laki-laki bernama Oh Sehun.
Dia, Oh Hayoung.
Perempuan yang sedang menjalin hubungan dengan laki-laki yang berjarak ribuan mil dari tempat ia berpijak.
Dia di Jakarta, Indonesia.
Dan laki-laki itu di Seoul, Korea Selatan.

Aku mencintaimu, Hayoung-ah. Selamat hari kasih sayang. Tulis Chanyeol di dinding facebook-nya.
"Aku mencintaimu juga. Semangat untuk ujian akhir mu."

Ya, tak ada bunga.
Tak ada cokelat.
Tak ada boneka, ataupun hadiah yang lainnya.
Hanya sebuah ucapan klise penuh kasih yang bisa dilakukan.
Terkadang hal ini terdengar begitu menyedihkan. Dimana mereka saling mencintai, tapi tak bisa bertemu hanya karena jarak yang begitu jauh.

Hayoung menghela nafasnya sekali lagi. Ia menekuk lututnya, menumpukan kepalanya kepada kedua tangannya, "Aku ingin memeluknya."
Hayoung berfikir hal apa saja yang akan mereka lakukan jika mereka berada di tempat yang sama. Mungkin membanggakan pacar kesayangannya agar teman-temannya tak mengusilinya lagi dengan istilah pacar tak terlihat.

Bunyi notifikasi skype mematikan imajinya.
Hayoung tersenyum sumringah. Berjalan cepat kearah laptopnya berada.
Hayoung mengklik beberapa hal. Setelahnya, wajah Chanyeol terpampang jelas di layar laptopnya. Dengan senyuman lima jari kebanggaannya.

"Hallo, sweetie... Bagaimana kabarmu hari ini?" Suara bass Chanyeol menggema melalui speaker laptopnya.
Hayoung tersenyum kecil, "Sangat buruk. Aku merindukanmu... Tapi, sekarang lebih baik setelah aku mendengar suaramu."
"Ah iya, aku ada tugas Bahasa Korea. Tentang orang yang tersayang. Jadi aku menulis tentangmu. Bantu aku menyelesaikan tugasku." Wajah memelas Chanyeol tercetak di layar.
Idiot, batin Hayoung. "Tentu."
Chanyeol mengembangkan senyumnya, "Tunggu sebentar. Aku akan mengambil buku." Wajah Chanyeol menghilang, tergantikan dengan pemandangan yang ada di dalam kamar Chanyeol.
Chanyeol kembali dari acara mengambil bukunya. Ia berdeham kecil, "Berapa tinggi badanmu?"
"Seratus enam puluh tiga sentimeter."
Chanyeol menulis dibukunya, terlihat serius. "Berat badan."
"empat puluh lima kilo gram."
"Warna mata?" Tanya Chanyeol kembali tanpa melihat kelayar.
Hayoung mengernyitkan dahinya, "Apa kau tak bisa melihatnya? Aku terlihat jelas di layar laptopmu."
Chanyeol cengengesan, memajukan wajahnya, "Hitam." Chanyeol melanjutkan kembali, "Alamat rumahmu?"
"Apakah ini harus kuberitahu juga?"
"Ya."

Dua minggu berlalu. Hayoung melihat kalender. Lima maret, batinnya. Hari ini adalah harinya.
Ia begitu penasaran hal apa yang akan pacar idiotnya lakukan di hari bersejarahny