chapter 6
Unwanted MarriageSehun
Saat harapan yang kutanam pupus di tengah jalan, saat deru nafas yang kupunya seolah lenyap tak tersisa. Menangispun rasanya tak mampu. Semua yang telah terjadi tak bisa kembali. Cinta yang aku sia-siakan itu telah hilang.
“Soojung”
Senyum manis tersungging di bibirnya. Mata coklatnya berbinar cerah, ah tidak, bahkan mata itu tak bisa berbohong jika guratan-guratan kekecewaan singgah disana. Gadis cantik itu melangkahkan kakinya tiga langkah, mempersempit jarakku dengannya.
Aku hanya terpaku. Tatapan mata Soojung tak kalah nanar. Aku mengulurkan tanganku ke depan merapikan juntaian-juntaian rambut yang menutupi wajahnya. Tak pernah aku bertemu seorang gadis secantik dirinya, benar-benar tanpa cacat. Aku menggenggam erat jemarinya, namun Ia hanya menunduk tanpa melepaskan genggamanku sama sekali.
“Jung Soojung”
Suara bising di sekelilingku tak kuhiraukan. Hentakan kaki dan suara-suara orang dibelakang hanya ku anggap angin lalu. Kami berpelukan erat. Soojung mengeratkan tangannya di pinggangku. Mataku terpejam menikmati setiap detik yang terlewat.
“Aku nyaris mati karena kehilanganmu Jung”
Soojung
“Aku nyaris mati karena kehilanganmu Jung”
Aku hanya diam diposisiku, tak mengerti harus mengeluarkan frasa apa. Seharusnya Ia tidak disini, seharusnya Ia berada di Seoul sekarang.
Aku memejamkan mataku rapat-rapat sembari terus mengeratkan pelukanku dan menyadarkan kepalaku di dada bidangnya. Aroma maskulin, khas Sehun menyeruak memenuhi rongga pernapasanku.
“Oh Sehun benar-benar pria bodoh yang menyia-nyiakanmu Jung.....”
Hubungan kami memang bisa dibilang begitu rumit, disaat kami sudah membuka hati masing-masing—setidaknya itu menurutku—ada saja masalah yang datang.
“Maafkan aku”
Aku menggeleng dan menghapus kasar bulir-bulir air mata yang turun mengalir di pipiku. Sehun pasti memiliki alasan kenapa dia melakukannya.
“Maafkan aku Jung Soojung”
Sehun menarik daguku sehingga kini kami saling menatap “Aku yang bersalah. Aku sudah menyakitimu terlalu dalam”
Aku menggeleng dan sekali lagi bulir-bulir air mata turun menyusuri pipiku. Kehangatan meresapi kulitku saat tangan Sehun perlahan menyentuh pipiku, menghapus air mata yang mengalir disana.
“Aku memang pria jahat yang bisanya hanya membuat—“
Aku meletakkan jari telunjukku di bibirnya memotong cepat ucapan Sehun. Aku paham betul pemuda di depanku ini salah.
“Jangan berbicara lagi dan berhenti menyalahkan dirimu Oh”
Sehun
“Jika saat menjadi orang biasa saja aku mampu berkhianat, maka aku tidak pantas menjadi seseorang yang penting disampingmu Jung” aku memang pria brengsek yang hanya bisa membuat Soojung menangis.
Soojung menggeleng kasar “Jangan berbicara lagi”
Aku terkesiap saat Ia berjinjit dan menyatukan bibir kami berdua. Aku lantas memeluk pinggangnya, membalas setiap ciuman yang diberikan gadis itu. Dan detik ini kami bahkan tidak peduli jika dicap orang gila karena berciuman ditengah keramaian.
Comments