chapter 3
Unwanted MarriageSoojung
Aku merapikan seprai dan bedcover di ranjang yang kutiduri semalam. Bantal-bantal ditumpuk dengan rapi di bagian kepala ranjang. Semalam aku tidur di apartemen Jongin karena rumah yang aku tempati bersama Sehun terlalu jauh dari rumah sakit, dengan alasan utamanya aku malas bertemu Sehun. Aku mendapati siluet Jongin dari ekor mataku yang memandangiku sembari berdiri di ambang pintu.
“Soojung” sapa Jongin ragu.
“Hmm?” Aku menanggapi ragu. Jongin melangkah beberapa langkah memasuki kamar, gerakannya canggung, seolah ada beribu-ribu pertanyaan yang membebani dirinya.
“Ada apa Kim?” Aku duduk di ujung tempat tidur dan melihat Jongin yang bergerak canggung duduk di sebelahku. Aroma sandalwood tercium di sela-sela indera pernapasanku.
“Aku sudah berpikir banyak, Jung”
Hening menyelimuti kami berdua dan dengan satu tarikan napas panjang Jongin melanjutkan perkataannya “Mungkin kesalahanku di masa lalu tidak bisa diampuni, aku sadar akan hal itu. Dan untuk mendapatkanmu kembali rasanya tidak mungkin.”
Aku hanya diam dan mengisyaratkannya untuk melanjutkan pembicaraan ini, “Jadi aku ingin kita berteman saja Jung, kurasa itu yang terbaik.”
Dengan cepat aku mengalihkan pandanganku ke Jongin, kilatan-kilatan kesedihan itu tertangkap jelas di mata coklat miliknya. Setulus apapun Ia tersenyum, dan berpura-pura bahagia, Jongin tidak akan pernah bisa membohongi Soojung.
“Baiklah” Aku mengalihkan pandanganku ke lutut. Tidak perlu lah aku mengorek alasan kenapa Jongin mengatakan ini semua. Hidupku selama dua minggu ini saja sudah terlalu berat terlebih untuk memikirkan masa lalu.
Aku tersenyum dan bangkit berdiri “Ayo ke rumah sakit”
Disaat aku mengambil tas di meja dan mengecek barang-barangku, ku ambil handphone putihku dan mengetik pesan untuk Sehun.
To: Sehun
Maaf aku semalam tidak memberitahumu, aku tidur di rumah teman. Kabari aku jika kau ingin menjenguk ayah.
Aku menekan tanda send . Hanya sepersekian detik handphoneku mengguncang meja rias menandakan ada sebuah pesan masuk.
From: Sehun
Setelah ini aku langsung ke rumah sakit. Sudah sarapan? Mau aku bawakan sesuatu?
Keningku mengkerut, sejak kapan pemuda ini peduli padaku? Apakah Ia salah minum vitamin?
To: Sehun
Tidak perlu. See you there
Sehun
Angin pagi hari yang bertiup dengan sejuk menerbangkan anak rambutku. Mataku mengerjap saat melihat dua pasang pemuda-pemudi yang turun dari mobil Audi R8 hitam. Aku menyipitkan mataku seolah memfokuskan pandangan, rupanya mereka Soojung dan Jongin hm.
Pembicaraanku semalam dengan Suzy kembali terngiang, Ia bercerita bahwa Jongin dan Soojung dulu pernah memiliki sebuah hubungan. Pantas saja kemarin sepertinya pemuda itu terlihat begitu marah saat melihatku bersama Suzy. Aku dengan cepat melangkah sembari mengeratkan coat hitamku.
“Jongin...”
Sebelum mereka sempat masuk ke kamar Mr. Jung aku menarik lengan pemuda berkulit tan itu dan mengisyaratkannya untuk bicara. Aku hanya menyapa Soojung with the simple “hi” dan lantas memfokuskan diriku pada Jongin.
“Kau ini ternyata mantan Soojung, huh?”
Jongin sempat tersedak kopinya sebelum akhirnya aku memberikan botol air putihku. “Kau tau dari mana?”
Aku tersenyum sarkatis “jadi benar, huh? Dan aku tebak pasti tadi malam kalian tidur berdua kan? Wanita macam apa dia”
Jongin mendelik “Apa yang kau bicarakan Sehun? Wanita macam apa maksutmu?”
“Wanita macam apa yang tidur dengan—“
BUGH
Tidak sempat menyelesaikan perkataanku, satu pukulan tepat mendarat di pipi kananku. Sakit namun tidak sebanding dengan perasaan sakit yang kurasa, entahlah kenapa aku merasakan perasaan ini.
“Jangan berpikir yang macam-macam ten
Comments