Codename: RCL

VIRTUAL PARADISE -bahasa-

Bagian 1. Permulaan


Codename: RCL

Aku baru saja kembali dari rapat internal sialan itu saat kulihat lampu di ruangan sebelahku menyala. Aku menyeringai dalam hati, si Janus1 itu pasti sudah kembali.

Tanpa membuang banyak waktu, segera kurapikan setelan kerja berwarna biru dongker dan rambut panjangku sebelum kusambar map kuning yang sebelumnya sudah kusiapkan di atas meja dan bergegas menuju ruangannya. Kuketuk pintu kayu mengkilap itu tiga kali dan kubuka pintunya perlahan,

"Selamat sore, Sajang-nim," sapaku dengan halus sambil membungkuk. Sungguh, aku ingin mencacah-cacah lidahku saat memanggil si Janus bermata coklat teduh di depanku dengan panggilan hormat seperti itu apabila aku tak mengingat apa sebenarnya tugasku disini. Stay calm. Ingat, detik ini ia adalah atasanmu. Kau bisa kehilangan segalanya kalau sampai-sampai lepas kendali dan menyerangnya dengan pisau lipat yang terselip di stockingmu itu. Stay calm.

"Selamat sore, Rachel2," suara baritonenya menyapaku ramah dari balik map berlabel AX-44A yang sedang ia pegang. Aku memutar mataku saat melihat warnanya dan mendecih dalam hati. Bukan map yang aku cari.

Tangannya menurunkan map yang sedang ia baca dan matanya berpindah ke arah map kuning yang sedang aku pegang, kepalanya disandarkan ke kepalan tangan kirinya. "Ada berita apa untukku sebelum aku pulang?" tanyanya dengan nada jenuh. Aku berusaha keras untuk tersenyum tanpa terlihat terpaksa dan menyerahkan map kuning itu ke tangannya.

"Hanya beberapa kelompok kecil pemberontak di Gyeonggi-do, nothing to be worried about. Zitao dan timnya telah berhasil membubarkan mereka. Selebihnya tidak ada yang penting untuk anda dengar, Sajang-nim," jawabku enteng. Map kuning itu ia letakkan secara asal di atas meja dan di bolak-baliknya tanpa minat. Kulayangkan pandanganku pada jam dinding di sebelah kanan ruangan.

04.45 p.m.

"Akan aku baca ini besok pagi." Aku berdecak dalam hati. Pantas saja dia sudah kehilangan minat.

"Apa ada yang bisa saya bantu lagi sebelum saya tap-out?" Wajahnya terlihat berbinar saat aku menanyakan hal tersebut.

"Tolong panggil Baekhyun kesini," aku mengangguk seperti biasanya dan saat tanganku telah siap untuk membuka pintu, suara bariton itu memanggilku lagi. "Dan Rachel," aku berbalik seketika ke arahnya. "Ya, Sajang-nim? "

"Jangan sampai Luhan tahu, oke?"

Aku mengangguk hormat dan mengucapkan, "Siap laksanakan, Wu Sajang-nim," dan segera melangkahkan kakiku ke luar ruangan untuk mengambil tas dan memanggil Baekhyun di lantai 3 lalu tap-out dan pulang.

Baekhyun dan si Janus.

Aku selalu tertawa geli setiap kali harus memanggil Baekhyun saat jam kerja telah usai. Si Janus itu mengira, tidak akan ada pekerjanya—kecuali aku tentunya, yang tahu apa yang ia lakukan dengan Baekhyun setiap kali jam kerja selesai. Harusnya ia tahu bagaimana otak wanita cantik yang ia pekerjakan sebagai sekertarisnya ini bekerja. Bukan Kim Ji—maksudku Kim Rachel namanya bila hal konyol begini saja tidak tahu.

Yang aku sayangkan adalah mengapa ia memilih Baekhyun—rekan kerjaku yang lebih merepotkan dari Taehyun tapi baik hati itu, yang ia pilih. Padahal jelas-jelas Baekhyun tak pantas bersama dengan orang sepertinya. Sudah beristri pula.

Sampai rasanya, (bila masih ada) rasa kasihanku itu tidak akan pernah habis untuk mengasihaninya karena harus terlibat dengan pria seperti atasanku, Wu Sajang-nim atau si Wu Yifan itu.

Baru memikirkan hubungan mereka saja sudah sampai membuatku tidak sadar ponselku bergetar berkali-kali.

Two New Messages: Bobby-yah~3

Aku mengusap layar ponselku dan dalam sekejap pesannya muncul. Tanpa membalasnya, aku mengunci kembali ponselku dan menekan angka 3 pada panel lift sambil tersenyum lebar.

"Sebentar lagi. Tunggu saja, Jiwon-ah."

—₰—

1Janus, 'The God with two faces' kalo kata John Watson di Episode the Great Game. Saya nggak tahu dia ada di kebudayaan mana~ /nyengirkuda dan maksudnya Rachel manggil Kris dengan sebutan itu karena… yaaa tunggu saja khukhukhu

2Ini penampakan Kim Rachel^^ Bukan OC loh~

 

Kalo Baekhyun sama Wu Yifan, gak perlu dikasih fotonya juga kan?

DAN Saya nggak akan bosen-bosennya bilang, saya menulis fanfic ini in Unwind series kind of way (bilang aja kalo nggak tau, nanti saya kasih .pdfnya). Jadi, jangan harap saya akan update panjang (dapet 1k juga udah lumayan, heol) karena saya nggak nulis per chapter, tapi per Bagian-Bagian yang akan dipecah ke dalam beberapa point of view karakternya. Arra?

Reviews are loved! Saya nggak gigit kok, kalo beruntung malah dapet spoiler! hahaha

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
chocolakay #1
Chapter 7: Memang mau amplop bercoklat isi apalagi kalau bukan uang?

aku maunya amplop coklat berisi buku nikah yang bertuliskan nama aku dan oppa. HAHAHAHAHAHAHA BYE

eh kemaren bekyun cewek apa cowok sih? luhan cowok juga apa cewek? kok aku jadi bingung sama gender mereka?
chocolakay #2
Chapter 6: jaejoong bakal jadi apa ya disini? aku (agaknya) bisa ngebayangin plot gelap penuh aksi pake acara penyelidikan pemerintahan yang kotor buat yunho, tapi buat jaejoong, kayaknya dia terlalu lembut, aku nggak tahu dia bakal ngapain hahahaha
chocolakay #3
Chapter 4: yang nelpon jinwoo? yang ditelepon si baby lion a.k.a lee seunghoon?

cewek ombre ini siapa ya? jangan bilang anak redeu velveteu? hahahaha

ini bakal banyak nya ya? mudah-mudahan kamu lebih fokus ke action sama misterinya...

Btw 9-11 pelesetan sevel? I CAN'T STOP CRACKING UP THIS IS SUPER HILARIOUS HAHAHAHAHA
chocolakay #4
Chapter 2: spoiler detected, aku komen di balesan aja ya?
chocolakay #5
Chapter 1: HAAAAAI!

HAHAHAHA!

lagi nyari ff hongs dan tiba-tiba nyasar ke virtual paradise yang bahasa inggris lalu ketemu ini. owwwww

ini kayaknya bakal panjang ya? lanjutin ya? lanjutin?