Chapter 05

Just A Friend

Beberapa hari kemudian...

Ting..tong..ting..tong...

Bel rumah dengan papan nama bertuliskan Keluarga Jung berbunyi keras. Masih pagi, cukup pagi untuk seorang tamu datang kerumah orang. Sepagi ini sosok tampan itu telah berdiri didepan pintu dengan pakaian rapi.

Sekali memencet bel tak terdengar sahutan dari dalam lantas menekan kembali tombol putih itu.

Beberapa detik kemudian, gesekan antara pintu kayu dengan lantai marmer itu terjadi. Seorang wanita paruh baya keluar dengan celemek melekat pas ditubuhnya.

Annyeonghaseyo eommonim..” sapa sosok tampan itu disertai bungkukan dalam.

Aigoo~~, Kim Myungsoo... Kau akan menjemput Soojung?” tanya wanita itu yang tak lain adalah eomma Soojung.

Myungsoo mengangguk sopan. “Eum, apa Soojung sudah siap eommonim?”

“Sepertinya belum. Kajja masuk dulu nak Myungsoo. Tunggu didalam biar eomma panggilkan Soojung..” suruh eomma Soojung seraya berjalan masuk kedalam rumah. Namun Myungsoo tak mengikutinya ia memilih menunggu Soojung didepan pintu dengan sesekali melirik jam tangan.

Sedang dalam rumah terdengar eomma Soojung berteriak agar putri kesayangannya itu segera turun. Ia hanya tak mau Myungsoo menunggu terlalu lama. Selain itu waktu sudah menunjukkan hampir pukul setengah delapan. Ia akan terlambat sekolah.

“Soojung berangkat dulu eomma..” pamit Soojung setelah ia sampai diruang tamu hendak menghampiri Myungsoo.

“Eum, hati-hati ne..” balas eomma.

“Eoh.. Annyeong...” pamit Soojung seraya mengecup kedua pipi eomma.

Myungsoo membungkukkan badan tingginya lalu berpamitan kepada eomma. Sedetik kemudian, tangan Myungsoo menggandeng Soojung dan mengajaknya masuk kedalam mobil. Sebelum keduanya benar-benar menghilang dari halaman rumah Soojung. Gadis cantik itu melambaikan tangan untuk sang eomma dan dibalas hal yang sama oleh eomma. Lantas Myungsoo melajukan mobilnya membelah jalanan ibukota yang sedikit meramai akibat puluhan mobil berlalu lalang agar sampai ditempat tujuan masing-masing.

Selama dalam perjalanan tangan Soojung tak berhenti menggenggam erat lengan Myungsoo. Sesekali Myungsoo memperingati kalau itu berbahaya namun Soojung tetap bersikukuh. Mau tak mau Myungsoo membiarkan kekasihnya bersikap layaknya anak kecil.

Senandung merdu mengalun dari bibir tipis Soojung diiringi suara yang tak kalah merdu dari Myungsoo sehingga menciptakan harmonisasi yang indah didalam mobil. Keduanya lantas tertawa bersama saat lagu berakhir manis.

∞∞∞

Didalam ruang kelas, Soojung tampak begitu bersemangat belajar. Moodnya kembali jauh lebih baik dari sebelumnya. Karena Myungsoo menepati janji seperti apa yang ia katakan. Meski ia masih dalam kesibukannya, Myungsoo tak lupa mengantar jemput Soojung, mengirimi kabar Soojung dan sesekali memberikan kejutan kepada Soojung. Bahkan ketika Soojung masih dirumah sakit, Myungsoo lah yang menunggu dan merawatnya. Sedang segala tugas yang diembankan kepadanya diserahkan kepada Chanyeol sebagian. Untuk ia memiliki teman yang begitu baik sehingga tak begitu menyulitkan Myungsoo.

Mata indahnya tak berhenti membesar saat telinganya mendengarkan dengan fokus penjelasan sang guru. Tangannya juga aktif menggoreskan tinta pena diatas kertas putih yang ada dimeja. Anggukan kepalanya juga mengiringi ocehan sang guru tentang materi hari ini.

Soojung tak tahu, sedari tadi sosok Sehun memperhatikan betul ekspresi dari Soojung. Bahkan pemuda berambut cokelat terang ini sama sekali tak mendengarkan apa yang disampaikan oleh Lee Seonsaengnim. Dimatanya hanya ada bayangan Soojung yang tampak begitu bahagia kontras dengan keadaannya sekarang. Walaupun sesekali senyum terpaksa diukir untuk menutupi resah dan sakit hatinya.

Tak terasa waktu berjalan sangat cepat. Pelajaran yang diampu oleh Lee Seonsaegnim telah selesai. Waktu istirahat dimulai. Soojung segera membereskan alat tulisnya dan bersiap untuk mengisi perutnya yang telah keroncongan.

“Soojung-ah...” panggil Sehun lirih.

Soojung menghentikan aktivitasnya dan menoleh sejenak kearah Sehun.

“Eum, ada apa?” tanya Soojung pelan. “Kau mau makan denganku? Kajja kita kekantin..” ajak Soojung ceria. Biasanya, Sehun selalu mengajak Soojung makan jika bel sudah berbunyi.

Sehun mengangguk lirih. Ia bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Ia beranggapan jika Soojung tak mengetahui pengungkapannya beberapa hari yang lalu.

Sejak Soojung keluar rumah sakit, Sehun sedikit menghindar dari Soojung namun tak dihiraukan Soojung. Bagi Soojung mungkin Sehun sedang ada keperluan yang tak ingin dibagi dengan Soojung atau masalah pribadi.

Keduanya telah berada disalah satu meja makan dengan makanan lengkap dihadapannya. Sedikit malas, Sehun menyuapkan makanannya.

“Sehunnie...” panggil Soojung menggemaskan.

Sehun mendongak lalu memandang Soojung.

“Kenapa kau tak menjengukku selama aku sakit? kenapa kau menghilang? Lalu kemana kau selama ini? kenapa tidak mengajakku makan? Kenapa baru sekarang?” cerocos Soojung dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengurai satu persatu.

Sehun tersedak mendengar pertanyaan polos penuh kekesalan dari Soojung.

“Kenapa? Kenapa Sehunnie.. Ayo jawab..” desak Soojung tak sabaran.

Sehun meletakkan supit yang ia bawa lalu tersenyum. “Maaf Soojung, ada urusan mendadak yang harus aku selesaikan. Terus sepertinya kau juga tidak kesepian kan ada Myungsoo hyung...” jawab Sehun.

Soojung memutar bola matanya kesal. “Tetap saja.. Rasanya ada yang hilang kalau kau tidak ada..” sahutnya.

“Apa kau merindukanku?” canda Sehun dengan cengiran khas terpasang diwajah tampannya.

“Yaa! Oh Sehun... Pasti aku merindukan sahabat baikku..”

Sehun terdiam. “Sahabat yaa..” gumamnya lirih, sangat lirih.

“Apa Hun? Kau bilang apa?” tanya Soojung yang tak sepenuhnya mendengar gumamam Sehun.

“Eh, tidak... tidak ada apa-apa...” kilahnya berbohong.

Soojung mengerucutkan bibirnya lucu. “Kenapa sih denganmu ini?” gerutu Soojung seraya menyuapkan kasar makanannya.

Sesaat Sehun terdiam mengamati sosok didepannya ini. Berulang kali ia menghirup nafas dalam-dalam. Rupanya ia tengah menyiapkan diri untuk sebuah pengakuan yang mungkin saja akan menghancurkannya. Sebisa mungkin Soojung harus tahu bagaimana perasaannya kepadanya. Ia tak peduli jika Soojung akan membencinya.

“Soojung-ah...” panggil Sehun lirih.

Soojung menengadah. “Apa?”

“Aku boleh jujur?” tanya Sehun hati-hati.

“Maksdumu apa?” tanya Sojung heran.

Sebentar ia menarik nafasnya. “Aku mencintaimu...” tuturnya pelan.

Soojung membelalakkan matanya. Namun ia sama sekali tak terkejut. “Aku tahu...” sahut Soojung tak kalah pelan.

Sontak Sehun terhenyak kala mendengar sahutan Soojung. Ia tak salah mendengar kan? Iyakan?

“K-kau tahu?” ulang Sehun.

Soojung mengangguk pelan. “Eum, aku tahu kalau kau menyukaiku.. Aku mendengar semua ucapanmu saat aku dirumah sakit..” jawabnya.

Sehun terdiam. Bibirnya serasa dikunci saat itu juga. Ia tak menyangka jika Soojung telah mengetahuinya. Tetapi yang membuatnya bingung kenapa Soojung bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

“Bahkan ketika kau memukuli Myungsoo oppa gara-gara salah paham pun aku mengetahui itu dengan mata kepalaku sendiri..” lanjutnya..

Blaar...

Satu hantaman tepat menghujam dadanya. Kata-kata Soojung memang terdengar santai namun cukup untuk meruntuhkan dirinya.

Soojung tersenyum. “Apa kau berfikir kalau aku tidak mengetahui ini Sehunnie?” tanya Soojung.

Sehun menunduk dalam. Ia tak berani menatap wajah Soojung. Memang, ia tak peduli dirinya dicap pengecut oleh Soojung. Ia tak peduli jika Soojung akan menganggapnya tak memiliki keberanian. Rasanya ia telah malu, sangat malu.

“Sehunnie...” seru Soojung keras kala ia merasa tak digubris oleh Sehun.

Sehun terbelalak mendengar panggilan Soojung yang masih sama seperti biasa.

“Kau tak marah denganku?” tanya Sehun lirih.

Soojung menggeleng. “Aku tak marah denganmu.. Buat apa?” jawabnya enteng.

Sial..

Sehun merutuki dirinya sendiri. Sungguh ia terlihat begitu kecil didepan Soojung. Bagaimana bisa ia sangat gugup sedang Soojung biasa-biasa. Atau karena ia sangat mencintai Soojung dan Soojung tak mencintainya? Mungkin saja alasan ini yang mendasari Soojung bersikap seperti ini.

“Kenapa kau tidak marah denganku? Bukankah aku sudah menyelakai Myungsoo hyung karena salah pahamku?”

...

Sehun, kenapa kau mengatakan hal ini? kenapa? Harusnya kau tak usah mengatakan hal ini..

Rutuk Sehun dalam hati.

Soojung memicingkan matanya, pandangan tajamnya menyorot penuh tanya kepada Sehun. “Myungsoo oppa tidak marah denganmu, jadi aku juga tidak marah denganmu...” jawab Soojung.

Sehun mendesah lega. “Ah, aku mengerti... Oh ya Soojung, apa kau tidak menyukaiku?” tanya Sehun dengan serius.

Soojung terdiam sebentar, ia menggigit bibir bawahnya dan mengerjab berulang kali. Tampaknya, pertanyaan Sehun mengganggu pikirannya.

Lemah, Soojung mengangguk lemah. Namun...

“Aku menyukaimu... Aku menyayangimu... Tapi hanya sebagai sahabat...”

Lalu senyum tersungging dibibir manisnya.

Sehun sudah tahu jawaban apa yang akan dilontarkan Soojung. Dengan bodohnya ia menanyakan sesuatu yang ia sendiri tahu jawabannya dan jawaban yang ia dengar dari Soojung akan semakin menyakitinya. Namun, dibalik itu semua perasaan lega tercurah dihatinya. Setidaknya, ia yakin setelah mendengar jawaban dari Soojung sendiri.

“Hanya sahabat? Tidak lebih?” entah kenapa bibir Sehun mengucapkan pertanyaan ini.

Soojung memutar bola matanya malas. “Sehunnie... Maksudmu apa? Kau tahu sendirikan kalau aku sudah memiliki Myungsoo oppa? Aku mencintai Myungsoo oppa....” tuturnya.

“Aku tahu, mungkin saja kau juga memiliki perasaan yang sama sepertiku.. Perasaan yang lebih dari seorang sahabat...”

Soojung berdiri dari duduknya. “Sehun-ah... Aku tidak memiliki rasa yang sama sepertimu.. Maaf...” ujar Soojung kemudian berlalu pergi.

“Yaa! Soojung-ah.... Soojung-ah... Kau mau kemana?” tanya Sehun kaget dengan kepergian Soojung. Namun Soojung tak berbalik ia tetap melangkah.

Sehun mendesah kecewa, apakah persahabatannya akan berakhir disini? Apa Soojung tidak akan menjadi sahabatnya lagi? Apa mungkin?

Beberapa menit Sehun berdiam diri ditempat itu, Soojung kembali dengan tangan membawa kotakan berwarna merah. Ia mendekat kearah Sehun. Sehun menatap bingung diri Soojung. Ia tahu apa yang dibawa Soojung. Sebuah kado pemberiaannya saat Soojung terbaring dirumah sakit. Namun kenapa ia membawanya?

“Sehun-ah...” panggil Soojung lirih.

“Ada apa?”

Soojung duduk dihadapan Sehun. “Aku ingin mengembalikan ini... Ini tidak cocok untukku Sehun..” ucap Soojung dengan lembut.

Sehun membelalakan matanya. “Apa kau marah karena ucapanku?”

“Tidak aku tidak marah Sehun... Hanya saja aku tidak pantas menerima ini... Berikan kepada kekasihmu nanti.. Oh ya tenang saja, aku belum mencobanya...” sebuah senyum terlempar dari bibir manisnya.

Sehun mendesah. “Tapi aku ingin kau memilikinya...”

“Tidak-tidak... dan persahabatan kita tetap jalan kok.. Tidak usah khawatir..” kata Soojung disertai lengkungan manis diwajahnya.

Sehun mengangguk paham.

“Aku harus kembali kekelas... Bye-bye...” pamit Soojung seraya berlari meninggalkan Sehun.

Satu desahan kembali lolos dari bibirnya. Tatapan matanya sendu memandang kotakan itu. Pilu rasanya.

Soojung melangkahkan kakinya dengan cepat. Ia tahu hatinya bergetar saat mengucapkan itu. Sebenarnya sudah lama Soojung menyadari jika Sehun mencintainya. Tapi ia sangat mencintai Myungsoo, sehingga ia hanya berpura-pura tak mengetahui sampai Sehun sendiri yang mengatakannya.

“Maafkan aku Sehun... Tapi aku janji persahabatan kita akan tetap ada sampai nanti kita berpisah selamanya..” ucap Soojung lirih.

∞∞∞

Waktu pulang sekolah telah tiba. Sehun dan Soojung melangkah keluar kelas berniat untuk pulang. Awalnya mereka akan pulang bersama, namun Sehun harus menelan kekecewaan ketika sebuah mobil yang tidak asing terparkir rapi didepan gerbang sekolah. Apalagi pemilik mobil itu berdiri dengan ‘cool’nya seraya menikmati musik yang mengalun lembut dari earphonenya melambaikan tangan kearah mereka. Memberikan tanda kepada Soojung untuk mendekat.

Sebelum Soojung menghampiri Myungsoo, lebih dulu ia berpamitan kepada Sehun.

“Sehun-ah... Aku minta maaf.. Lain kali yaa kita pulang bersama lagi..” tukas Soojung merasa bersalah.

Sehun mengangguk lemah. “Eum, aku tahu... Tidak apa-apa, aku akan pulang sendiri..”

“Jangan bersedih Sehunnie..” tuturnya dengan nada menggoda.

“Tidak, aku tidak sedih hanya kecewa..” sahutnya disertai tawa.

Soojung mengangguk kemudian berlalu menghampiri Myungsoo.

Lelaki berwajah bak malaikat ini kembali mendesah kecewa. Ia melangkahkan kakinya malas hingga tak sadar satu benda terjatuh dari tangannya saat hendak memasukkan kedalam saku.

Sehun tetap melangkah tanpa mengetahui hal itu, sampai akhirnya seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Merasa ada yang menyentuh, Sehun berbalik dan menemukan seseorang yang bisa membuat matanya terbuka lebar beberapa detik.

Cho-Chogiyo.. Benar ini milikmu?” tanyanya malu-malu. Tangan mulusnya mengulurkan sebuah benda kotak dengan warna perak melapisinya.

Sehun menatap benda yang tak lain adalah ponselnya dengan seksama lalu mengangguk pelan. “Ne, ini milikku. Kenapa ada padamu?” tanyanya bingung.

Sosok itu tersenyum lembut. “Kau menjatuhkannya. Sepertinya kau tak menyadari itu..” jawabnya pelan.

Oh Tuhan...

Degup jantung Sehun berubah kecepatannya menjadi lebih cepat. Aliran darahnya mendesir pelan namun menghantarkan sengatan listrik yang membuatnya semakin tak mampu mengendalikan diri. Dadanya naik turun kala mata tajamnya menangkap senyum manis yang dilemparkan sosok ini.

Sungguh, hanya butuh waktu kurang dari semenit Sehun telah merasa mabuk dibuatnya.

Sosok itu berjalan mendahuluinya, tanpa sadar Sehun menarik tangan itu dan membuat sang pemilik melongo tak mengerti.

“Ah maaf, Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih.. eng..” sekilas Sehun melirik name tag milik sosok ini. “Choi Sulli-sshi?”

Sosok bernama Choi Sulli tersenyum. “Iya sama-sama Sehun-ah..” ucapnya ramah.

Degup-degup jantung Sehun bertambah dua kali lipat lebih cepat. Kenapa sosok ini memanggil namanya dengan sangat lembut dan terkesan lebih ‘spesial’? oh Tuhan, kalau sudah seperti ini mana tahan Sehun.

“Eung, apa kau mau pulang?” tanya Sehun gugup.

Sial, kenapa Sehun jadi seperti ini?

Sulli mengangguk. “Iya, mau bareng?” tawar Sulli.

Waaaa.....

Hati Sehun meledak seketika, oh Tuhan ia baru pertama kali bertemu. Tapi rasanya mereka telah lama berkenalan dan lagi. Sehun harus menetralkan kembali detak jantungnya sebelum menganggukkan kepalanya.

“Bo-boleh..” jawab Sehun.

“Ayo..” lantas Sulli menggerakkan kakinya mendahului Sehun dan disusul oleh kaki Sehun.

Sepanjang jalan menuju rumah Sehun dan Sulli saling bertukar cerita. Terkadang tawa renyah lolos begitu saja dari bibir Sulli maupun Sehun. Sesekali pandangan mata mereka bertemu dan menimbulkan semburat-semburat merah dimulusnya pipi Sulli ataupun Sehun. Keduanya sungguh terlihat sangat malu-malu mau.

Sehun merasa lain saat berada didekat Sulli. Hampir sama dengan Soojung, namun bedanya, sosok ini tak menceritakan kekasihnya seperti Soojung. Ia lebih sering tersenyum kala menanggapi ocehan Sehun yang kadang terdengar garing. Sehun merasakan sesuatu yang beda. Apa ia jatuh cinta? Mungkin saja.

Setelah Sulli tiba dirumahnya, Sehun melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan mereka. Raut muka Sehun berubah seketika. Hatinya kembali sepi.

Tapi...

Sehun merasakan sesuatu..

Sesuatu itu ia coba menganalisa..

Hasilnya..

Sehun tahu apa itu..

Ia jatuh cinta..

Iya, ia mencoba jatuh cinta kepada sosok Sulli yang menurutnya lebih ramah dari Soojung.

Oh Soojung-ah...

Aku menemukan penggantimu, apa terlalu cepat? Entahlah, sepertinya memang aku harus melepasmu dan membiarkanmu dengan Myungsoo Hyung...

Aku akan mengejar cintaku yang baru..

Choi Sulli, tunggu aku...

 

END..


Annyeong...

gimana end nya? ngeselin ya? gak muasin ya?

maaf deh, kalo ngecewain..

author lagi pingin Myungstal ..

komennya aja deh,

terima kasih

 

Regard

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PiperGrace08
#1
Chapter 5: Satu kata buat author: KEREN

walopun ane SeStal shipper.. tapi toh ff ini bagus banget..
top lah
dhedho
#2
Chapter 5: Akhir yg bahagia buat soojung sama sehun, mskipun awalnya kasian sehun, untung ada sulli hehe :D
Thanks authornim... kutunggu next story-nya ya hehe
dhedho
#3
Chapter 4: Ceritanya bagus, kasian sehun, pdahal selalu ada buat soojung tp ttp cman bisa jd bestfriend zone :(
Buat sehun move on trs dkt sm cwek lain authornim, biar soojung sdar kalo dia lbh btuh sehun drpd myungsoo, hehe :D
thathamitha #4
Chapter 4: sestal
pokoknya endingnya harus sestal
n make happy endinh
thx for the story^^
merrind
#5
Asalkan itu sestal aku suka haha
mynameisjoe #6
Chapter 2: updateeeee, ga sabar aku suka ceritanyaa><
melylia #7
Chapter 1: sestal ok author endingnya hehe