Chapter 02

Just A Friend

Seberkas cahaya kuning berhasil menyeruak masuk melalui celah-celah sempit jendela kaca hingga menyentuh kulit mulus milik gadis bersurai cokelat tua panjang ini. Matanya mengerjab pelan saat semburat-semburat itu menerpa wajahnya. Perlahan namun pasti, mata indahnya terbuka sempurna. Sebentar ia menghembuskan nafas berat sebelum beranjak bangun.

Hari Minggu...

Hari ini hari minggu, minggu ketiga dimusim semi. Hari yang pas untuk pergi berpiknik. Namun tidak bagi Soojung. Hari ini ia hanya bisa menghela nafas kecewa. Tidak seperti tahun lalu saat musim semi, kali ini ia harus bisa memaklumi betapa sibuknya sang kekasih. Jangankan untuk berpiknik berdua. Sekedar saling mengirim pesan pun tak ada waktu.

Lagi, ia melihat ponselnya lagi. Ada satu pesan ia terima. Langsung ia membuka pesan itu. Ah, dari Kim Myungsoo..

Sempat Soojung bersorak kegirangan namun itu hanya sebentar, isi pesan yang diterima tidak sesuai harapan. Hanya sebuah kata maaf karena Myungsoo tak bisa menemaninya jalan-jalan.

Lagi, sebuah desahan berat lolos dari bibir tipisnya. Ia beranjak menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi keluar.

Ah, ia tidak lupa.. Iya, ia tidak lupa.. Sebentar lagi ulang tahun sang kekasih. Ia harus mencarikan kado ulang tahun..

Lantas segera ia mandi dan bersiap-siap.

Other side..

“Oppa..... Ayo bangun... Kau tidak berniat akan tidur selamanya kan? Oppa!!!!” teriakan itu menggema didalam kamar Sehun. Walaupun sebuah teriakan nyaring menggemparkan, tubuh Sehun sama sekali tak bergerak. Ia masih terlelap dalam tidur nyenyaknya.

“Yaa! Sehun oppa... Ayo bangun... Ini sudah siang oppa... Aku ingin pergi keluar. Kalau kau tak bangun aku tidak akan memasakkanmu sarapan..” ujarnya masih dengan nada tinggi. Bahkan kali ini terdengar lebih tinggi.

Tetapi, pemuda itu tak beranjak. Ia masih menikmati tidurnya, mungkin hanya pergerakan kecil yang ia tujukan sebagai respon atas teriakan itu.

Gadis cantik adik Sehun itu hanya mendesah kesal. “Baiklah kalau kau tak mau bangun.. Aku akan jalan-jalan dengan temanku.. Makan saja diluar, aku tidak memasakkanmu sarapan pagi ini..” Ujarnya menyerah dengan sikap sang kakak yang memang sulit dibangunkan jika sudah terlelap tidur. Apalagi hari ini hari libur. Semakin sulit bagi Hayoung untuk menyeret kakaknya bangun.

Kesal dengan sikap kolot Sehun, Hayoung memilih untuk meninggalkan kakaknya. Kakinya melangkah keluar kamar Sehun.

Setibanya diruang tengah, bel rumah berdering. Menandakan ada seseorang yang datang menamu. Tapi siapa? Ini masih jam sembilan pagi. Siapa yang menamu sepagi ini? Atau mungkin Kim Jongin? Teman Sehun yang datang kemarin malam?

Langsung saja ia membukakan lembar kayu tipis itu dengan cepat. Ternyata bukan Jongin. Sosok dibalik lembaran kayu itu adalah seorang gadis cantik dengan sweater pink membalut tubuh langsingnya yang dipadukan dengan celana panjang putih. Cantik.. Gadis ini cantik..

Hayoung mengembangkan senyum. “Ahhh, Soojung unni...” sambutnya.

“Annyeonghaseyo Hayoung-ah.. Kau apa kabar?” tanya Soojung dengan ramah.

“Aku baik-baik saja unni. Unni kesini pasti ingin bertemu dengan Sehun oppa? Ayo masuk unni..” ucap Hayoung seraya menggandeng tangan Soojung agar masuk kedalam rumah.

Sebentar mata Soojung mengedar perlahan. Rumah seluas ini begitu sepi. Dia baru menyadari jika rumah ini hanya diisi oleh dua orang saja, Oh Sehun dan adiknya Oh Hayoung. Tapi dimana satu sosok yang ia cari.

“Sehun oppa masih tidur unni... Aku sudah membangunkannya tapi dia hanya menggeliat kecil..” gerutu Hayoung.

Soojung hanya mengulas senyum manis. Lantas ia mengikuti langkah Hayoung menuju salah satu kamar. Ia sudah tahu kalau itu kamar Sehun. Ini bukan kali pertamanya ia menjejakkan kaki dirumah besar ini.

Soojung memilih untuk menunggu Hayoung diruang tengah dengan menyaksikan siaran pagi yang keluar dari kotak kaca itu. Sedangkan Hayoung masuk kedalam kamar untuk membangunkan kembali si tukang tidur.

“Oppa... Sehun oppa.... Ayo bangun!!” seru Hayoung seraya menarik kaki Sehun. Seperti awal tadi, Sehun hanya menggerakkan kecil tubuhnya.

Hayoung mendengus. “Oppa!! ada Soojung unni dibawah.. Kau tidak ingin menemuinya?? Dia sedang menunggumu...” ucap Hayoung kesal.

Apa? Apa telinganya tidak salah? Soojung? Jung Soojung menunggunya dibawah? Sontak Sehun bangkit dari tidurnya dengan wajah bingung.

Gadis didepannya itu hanya menggeleng pelan lalu berdecak. “Heol, kenapa kau langsung terbangun mendengar nama Soojung unni?” umpatnya seraya meninggalkan Sehun yang masih berusaha menghilangkan kantuk.

Tak ada hal lain yang mampu menghilangkan rasa kantuknya dan bergegas bangkit dari tidur selain mendengar nama Soojung. Ia dengan cepat turun dari kamar dan menuju ruang tengah.

Sedang Soojung menatap Sehun dengan pandangan tidak suka. Bagaimana tidak? Sehun menemui Soojung dengan keadaan sangat berantakan. Sehun tidak sempat, ah bukan tidak sempat, Sehun tidak memikirkan untuk sekedar membasuh muka terlebih dahulu. Ia langsung berdiri didepan Soojung dengan wajah heran.

“Ada apa kau datang kemari?” tanya Sehun bingung.

Soojung menutup hidungnya. “Yaa! Pergi cuci muka dan gosok gigimu dulu... Jorok sekali kau ini...” cibir Soojung.

“Eh?” Sehun mencoba menyium aroma tubuhnya sendiri. Benar saja, ia reflek menjauhkan wajahnya. “Hehehe, maaf.. Ada apa?”

“Ayo jalan-jalan... Aku ingin menebus kesalahanku kemarin...”

“Kesalahan?”

“Eoh, yang membatalkan ajakanmu secara tiba-tiba.. Kajja.. Kau mau tidak? Kalau tidak aku akan pergi sendiri..”

“Aku mau.. Aku mau... Tunggu sebentar ne, aku akan mandi dan bersiap dulu...”

Soojung mengangguk. “Eum, jangan lama-lama...”

“Pasti...” lantas, sosok tinggi itu melesat pergi.

Soojung hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bagaimana bisa ia memiliki sahabat seperti itu? Sekilas ia tersenyum sendiri ketika memori masa lalu saat pertemuan tak sengaja dengan Sehun berputar dikepalanya.

Seperti apa yang dikatakan Sehun, tidak butuh waktu lama sosok tinggi itu telah berada didepan Soojung. Kali ini tubuhnya lebih wangi, jauh lebih wangi. Rambutnya disisir sedikit acak-acakan, pakaiannya terlihat lebih cool dan wajahnya sangat tampan.

Sejenak Soojung tertegun memandang wajah Sehun. Oh Tuhan, ini bukan kali pertama ia memandang wajah ini, namun kenapa rasanya baru saat ini ia melihatnya? Sungguh, Sehun terlihat sangat tampan.

“Soojung-ah, kau akan mengajakku kemana?” tanya Sehun penasaran seraya membenarkan kancing kemeja yang ia kenakan.

Sontak Soojung tersadar dari lamunannya. “Eh? Ah, iya... Antar aku ke pusat perbelanjaan..” jawabnya kikuk.

Sehun mengernyit. “Mau apa kau kesana? Belanja?”

“Kau ini bagaimana sih? Kalau kesana ya pasti belanjan...” tukas Soojung sinis. “Aku ingin membelikan kado untuk Myungsoo oppa.. Tapi sebelum itu, kita jalan-jalan ditaman dulu... Aku ingin menghirup aroma bunga-bunga musim semi...” ujarnya dengan wajah menawan. Tampak sekali Soojung menginginkan hal ini.

Sehun mengangguk-angguk paham. Walaupun ia sedikit kecewa dengan jawaban Soojung namun ia tak begitu mempermasalahkan. Asal ia bisa bersama dengan gadis cantik ini.

∞∞∞

Sederet tanaman dengan warna-warni bunga diatasnya menyihir mata Soojung. Sedari tadi tatapannya tak lepas dari jejeran bunga-bunga itu. Sesekali ia terlihat menghirup aroma khas musim semi yang terurai dari puluhan kelopak bunga yang bermekaran. Tenang, rasanya tenang saat semerbak harum bunga menyentuh indera penciumannya.

Keduanya melangkah pelan mengitari taman yang tak begitu luas. Menikmati hamparan bunga dengan hati senang. Sejenak kekesalan dan kekecewaan Soojung terhadap sang kekasih menguap pelan. Berganti dengan rasa damai dihatinya. Beruntung sekali ia memiliki sahabat yang selalu ada buatnya. Kemanapun ia pergi, jika ia meminta Sehun akan selalu mengantarnya.

Soojung memilih untuk duduk disalah satu bangku panjang yang terbuat dari kayu dengan memandang senang bunga-bunga itu. Bibirnya melengkung cantik, membuat hati Sehun goyah saat melihatnya.

Sehun memetik sebuah bunga mawar putih lalu menghirup perlahan. “Bunga ini sangat cantik..” ucapnya pelan.

“Iyaa... Semua bunga disini cantik-cantik..” timpal Soojung.

Sehun tersenyum. “Termasuk kau Soojung...”

“Eh?” Soojung berbalik menatap Sehun penuh tanya.

“Kau cantik.. Seperti bunga-bunga ini.... Malah lebih cantik dari mereka..”

Blush...

Pipi Soojung memerah mendengar pernyataan Sehun. Ada apa dengan Sehun? Kenapa ia tiba-tiba berkata seperti itu? Ini bukan gaya Sehun yang suka memuji orang. Benar mereka sudah bersahabat lama, tapi baru kali ini ia mendengar kata-kata cheesy dari Sehun.

“Yaa! Oh Sehun.. Kau ini...” tutur Soojung sedikit malu, ia menutup wajahnya yang telah memerah sempurna.

Sehun semakin gemas melihat Soojung seperti ini. “Kau memerah, kau malu.. hahahahahaha... Aku hanya bercanda, mana mungkin kau lebih cantik dari mereka...” Balas Sehun lengkap dengan tawa menggelegar.

Sontak Soojung memukul kecil kepala Sehun. Sudah ia duga, tak mungkin kan Sehun berkata seperti itu. “Kau ini, ah terserah...” Soojung mengerucutkan bibirnya kesal.

Sehun berhenti tertawa lalu mengusap kasar puncak kepala Soojung. “Tidak-tidak.. Kau benar-benar cantik..” ucapnya kemudian.

Soojung berdecak pelan. “Terserah kau saja mau mengatakan aku apa..” lantas ia melirik sekilas jam ditangannya. “Ah, kajja kita ke Dongdaemun, aku harus segera mencari kado untuk Myungsoo oppa..” Ajak Soojung seraya berdiri dari duduknya.

“Sebentar lagi, ini masih siang.. Nanti sore saja kita kesana.. Akan menyenangkan kalau siang-siang dihabiskan ditaman..” Tolak Sehun lembut.

Untuk sesaat, gadis cantik ini berpikir. Sepertinya ia tengah menimang tawaran Sehun. Lagi, ia melirik jam tangan yang melingkar manis lalu berucap. “Baiklah, aku ikuti tawaranmu..” jawabnya diiringi senyum mengembang.

“Assa... Eung, bagaimana kalau kita menikmati semilir angin dibawah pohon mapel?” tawar Sehun.

“Baiklah, tapi...” Soojung memandang genit kearah Sehun. Belum sempat Soojung berbicara, pemuda berparas bak malaikat ini mendengus terlebih dahulu.

Ia tahu, sangat tahu. Jika sudah seperti ini pasti Soojung akan meminta sesuatu.

“Belikan aku minum, aku haus.. Ahh, aku maunya Chocolate Ice cream..” lanjut Soojung dengan nada dibuat seimut mungkin.

Tuh kan, Sehun sudah tahu.. Tapi Sehun mengangguk meng‘iya’kan permintaan gadis dihadapannya ini.

Langsung saja, Sehun berlari mencari apa yang diinginkan Soojung. Sedang Soojung memandang gemas kearah sahabatnya itu. Selalu, senyum mengembang saat melihat Sehun begitu penurut.

Soojung duduk berselonjor dibawah pohon mapel seraya menyandarkan tubuhnya dipohon. Sejenak ia merogoh ponsel dan melihatnya.

Ia lelah terus mendesah kecewa, kekasihnya masih belum memberikan kabar lagi setelah pesan terakhir yang ia terima pagi tadi.

Putus asa dengan sikap sang kekasih, Soojung memilih untuk mengnonaktifkan saja ponselnya. Toh tidak ada gunanya juga diaktifkan kalau sang kekasih tidak mengiriminya pesan.

Cukup lama Soojung menunggu Sehun pergi, ia melirik kembali jam tangannya. Namun beberapa detik kemudian, sesosok yang dinanti Soojung muncul dengan dua buah Ice cream berada ditangan.

“Jja, Chocolate Ice cream seperti pesananmu...” ujar Sehun seraya memberikan Ice Cream kearah Soojung.

Soojung tersenyum lebar. “Ahhhh, Gomapta...” Serunya senang. Segera ia melumat cream dingin yang menggunung disebuah contong krispi itu.

“Bagaimana? enak?” tanya Sehun.

Soojung mengangguk senang. “Eoh, ini sangat enak sekali Sehun...” ujarnya.

Melihat Soojung tersenyum seperti ini membuat hati Sehun kembali goyah. Wajah cerahnya, senyum mengembangnya, mata cantiknya, dan juga bibir kissable miliknya. Semua yang ada didalam diri Soojung sungguh memabukkan Sehun.

Apalagi saat ini, dengan sangat polosnya Soojung menikmati Ice cream ditangan. Ia tak sadar jika krim dingin itu tertinggal diujung bibir Soojung. Reflek hal itu membuat Sehun berpikir macam-macam, andai saja Soojung bukan sahabat dan bukan kekasih Myungsoo pasti saat itu juga ia akan melumat bibir tipis Soojung. Tapi ia masih sadar, ia masih mampu menguasai pikiran kotornya itu. Ia tak ingin merusak persahabatan yang ia bangun selama ini dan juga, ia bukan tipe orang yang suka memakan kekasih orang lain.

Lantas ia hanya mengusap lembut sisa krim itu. Sontak Soojung tersentak kaget. Wajah bingungnya tampak begitu cantik. Sehun tersenyum.

“Maaf, ada krim disudut bibirmu..”

Soojung menunduk malu. “Eum, aku tahu...”

“Kita akan pergi sekarang atau nanti saja?” tanya Sehun lalu berdiri seraya mengibaskan bagian belakang celananya.

Soojung ikut berdiri, ia melihat sekilas jam tangannya. “Sekarang saja...” jawabnya.

Sehun mengangguk. “Baiklah, kajja..” Langsung Sehun menggandeng tangan Soojung. Keduanya berjalan keluar dari taman menuju teman yang sebelumnya ingin didatangai.

∞∞∞

Dongdaemun, salah satu pusat perbelanjaan di Kota Seoul. Disana banyak sekali toko-toko yang menyediakan berbagai macam kebutuhan. Apapun ada disini. Soojung sengaja memilih tempat ini karena satu toko pakaian menjadi langganannya. Ia berniat mencari sebuah kemeja flanel untuk sang kekasih. Soojung tahu, sangat tahu apa yang paling disukai Myungsoo.

Mata indahnya menyapu deretan toko yang berjejer rapi di Dongdaemun ini. Terkadang lensa beningnya menyipit saat melihat gerai toko yang menampilkan berbagai macam pakaian.

Setelah rasa penasarannya memuncak, Soojung menyeret Sehun untuk ikut kesalah satu toko pakaian disana. Sebuah toko yang didesain cukup apik membuat nyaman siapa saja yang datang.

Tangan Soojung begitu cekatan mengambil satu persatu pakaian didepannya, diamati sebentar lalu dikembalikan. Ia masih belum menemukan kemeja yang diinginkannya. Rasanya pakaian disini tidak sesuai dengan karakter Myungsoo. Lantas ia kembali mencari pakaian yang sesuai dengan keinginannya.

Saat Soojung sibuk memilih kemeja flanel untuk Myungsoo, Sehun datang menghampiri Soojung dengan sebuah dress cantik ditangannya. Sehun menepuk pundak Soojung.

“Soojung-ah, coba kau pakai ini.. pasti cantik..” pinta Sehun seraya menunjukkan pakaian yang ia maksud.

Soojung mengernyitkan dahinya bingung. “Buat apa?”

“Sudahlah, kau coba dulu.. Sana..” Sehun memberikan paksa dress itu kepada Soojung dan mendorong Soojung untuk berganti pakaian.

Soojung hanya menurut saja, meski ia sedikit bingung tapi ia tetap berganti pakaian. Selama Soojung mengganti bajunya, Sehun memainkan sepatunya dengan raut muka cemas penuh rasa tak sabaran.

Lima menit berlalu, Soojung keluar dengan dress yang dipilihkan Sehun.

Dan...

Bisa ditebak...

Bagaimana reaksi Sehun...

Sehun tertegun melihat Soojung, cantik sekali... Sangat cantik...

Soojung bagaikan seorang Dewi yang turun dari kayangan.

Sungguh cantik sekali hingga Sehun tak berkedip barang sedetikpun.

“Yaa! Oh Sehun! Kenapa kau melihatku seperti itu? Tutup mulutmu...” seru Soojung setengah malu melihat Sehun terbengong kagum memandang dirinya. Pipi Soojung lebih dulu memerah malu.

Sehun terhenyak kaget. “Eh? Maaf-maaf, aku hanya terpesona dengan dirimu.. Sungguh, kau sangat cantik sekali Soojung dan pakaian itu sangat pas sekali denganmu...” tukas Sehun dengan mata berbinar.

Soojung menunduk malu.

“Kita beli saja pakaian ini...” Usul Sehun senang.

“Apa? Kita beli? Ya! Kita kesini bukan untuk membeli ini, tapi mencari kado Myungsoo oppa.. Sudah aku akan ganti bajuku..”

“Eh Tunggu! Jangan kau lepas..” tahan Sehun. Soojung hanya menatap tajam Sehun lalu berbalik untuk mengganti pakaiannya.

Sebentar Sehun kecewa, karena sosok dewi dari diri Soojung menghilang saat pakaian itu terlepas dari dirinya. Namun, masih.. Soojung masih membutakan mata Sehun.

Lama mereka memilih akhirnya Soojung menemukan juga kemeja flanel yang ia inginkan. Sebuah kemeja yang ia yakini bahwa Kim Myungsoo akan menyukainya. Bibirnya tersenyum senang kala mata beningnya memandang puas pakaian yang ia pegang. Lantas ia menuju kasir untuk membayar.

“Oke, kita sudah dapat kado untuk Myungsoo oppa. Sekarang ayo kita makan...” Pekik Soojung sumringah.

Sehun berdecak. “Kau ini makan mulu...”

Dengusan kasar keluar dari bibir Soojung. “Aku lapar Sehunnie, kau tidak mau menemaniku? Ya sudah aku akan makan sendiri..” sungut Soojung mengambek. Lalu ia berjalan mendahului Sehun dengan kesal.

Sehun mengejar Soojung. “Ya... Ya... Ya.. Jung Soojung... Yaa... Jung Soojung..”

∞∞∞

“Ahhh, kenyangnya... Terima kasih Sehunnie...” ucap Soojung dengan puppy eyes yang membuat Sehun sedikit kesal.

Sehun mendengus. “Kenapa sekarang jadi kau yang doyan makan?”

“Memangnya tidak boleh? Aku lapar Hun...” bela Soojung.

“Yaa boleh sih, tapi kau tak takut gemuk?” goda Sehun.

Soojung menatap Sehun dengan pandangan mematikan. Mengetahui tatapan itu Sehun hanya menyengirkan giginya.

“Ayo pulang..” Soojung beranjak dari duduknya dan melangkah lebih dulu.

Kedua makhluk muda itu berjalan menyusuri mall seraya mencari jalan keluar. Mereka hendak mengakhiri aktivitas jalan-jalan ini. Sesekali senandung riang keluar dari bibir tipis Soojung saat kakinya terayun penuh semangat disetiap jengkal ubin lantai.

Tapi...

Tak sengaja lensa kembarnya menerkam sesuatu..

Sesuatu yang cukup membuatnya berhenti dan tak mempercayai yang ia lihat.

Apa iris hazelnya tak berfungsi dengan baik?

Apa yang ia lihat salah?

Tapi...

Tidak.. Tidak ada yang salah dengan pandangannya..

Sesuatu itu memang benar Kim Myungsoo...

Iya, itu Kim Myungsoo kekasihnya, namun dengan siapa dia ada disini?

Satu sisi memaksa Soojung untuk melihatnya. Ternyata, seorang gadis lain yang tak diketahui Soojung siapa ia..

Shock, Soojung shock dengan apa yang ia lihat. Sakit, hatinya sakit sekali.

Heran dengan Soojung yang tiba-tiba berhenti, membuat Sehun mengikuti arah pandang mata sayu Soojung. Sehun tahu apa yang membuat Soojung berhenti.

Kim Myungsoo dan gadis lain..

Langsung saja ia ingin menghampiri mereka namun Soojung menahannya. Soojung menggeleng memberikan tanda untuk tak melakukan apa-apa.

Sehun mendesah kesal, ia ingin protes tetapi melihat Soojung tampaknya kecewa dan sakit hati membuat Sehun memilih untuk mengikuti perintah Soojung.

Dengan lemah, Soojung menggandeng tangan Sehun menjauh.

Soojung sakit melihat apa yang tertangkap lensa kembarnya. Dua sosok itu tengah berbincang-bincang serius meski terlihat tak terlalu ‘Intim’. Namun, bukan itu yang membuat Soojung sakit dan kecewa.

Apa ini yang membuat Myungsoo menolak ajakan Soojung? Apa karena Myungsoo ingin berduaan dengan wanita lain sehingga ia menolak ajakan Soojung? Apa memang Soojung sudah tak berarti lagi bagi Myungsoo? Apa memang?

Tanpa disadari tetesan air hangat meleleh dari sudut mata cantik Soojung.

Ia sakit..

Perih..

Kecewa..

Sangat kecewa..

 

TBC


Annyeong....

Ayo komennya yaaa... :)

Terima kasih..

Regard

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PiperGrace08
#1
Chapter 5: Satu kata buat author: KEREN

walopun ane SeStal shipper.. tapi toh ff ini bagus banget..
top lah
dhedho
#2
Chapter 5: Akhir yg bahagia buat soojung sama sehun, mskipun awalnya kasian sehun, untung ada sulli hehe :D
Thanks authornim... kutunggu next story-nya ya hehe
dhedho
#3
Chapter 4: Ceritanya bagus, kasian sehun, pdahal selalu ada buat soojung tp ttp cman bisa jd bestfriend zone :(
Buat sehun move on trs dkt sm cwek lain authornim, biar soojung sdar kalo dia lbh btuh sehun drpd myungsoo, hehe :D
thathamitha #4
Chapter 4: sestal
pokoknya endingnya harus sestal
n make happy endinh
thx for the story^^
merrind
#5
Asalkan itu sestal aku suka haha
mynameisjoe #6
Chapter 2: updateeeee, ga sabar aku suka ceritanyaa><
melylia #7
Chapter 1: sestal ok author endingnya hehe