Chapter 04

Just A Friend

Hari ini sangat berbeda dari hari yang lalu. Semua dilakukan penuh dengan rasa tergesa-gesa. Bahkan ia meninggalkan tugas yang diembankan kepadanya demi melihat sosok yang telah ia lupakan beberapa hari ini.

Kim Myungsoo merasa sangat bersalah kepada Soojung. Ia telah mengetahui kalau Soojung masuk kerumah sakit gara-gara menunggunya ditengah hujan. Ia sangat bersalah mengapa ia sampai lupa tak memberi kabar bahwa ia tak bisa bertemu dengannya.

Saat ini kakinya bagaikan terpasanga sebuah mesin. Ia melangkah cepat disetiap ubin rumah sakit berharap cepat sampai dikamar Soojung. Lelaki tampan ini datang tak sendiri, ia datang bersama dengan temannya untuk mengunjungi Soojung. Nafasnya terengah kala ia sampai didepan pintu kamar Soojung. Sebelum ia masuk, lebih dulu Myungsoo mengatur deru nafasnya.

Lalu ia masuk kedalam kamar itu dan mendapati sosok yang disayanginya terbaring lemah..

Sosok itu masih memejamkan matanya..

Entah ia telah terbangun lalu kembali tidur atau belum sadar dari pingsannya..

Ia tak tahu, yang jelas sekarang ia ingin meminta maaf dan memeluk erat sosok itu..

Dengan segera, kakinya mendekat ranjang dan dengan cepat tangannya menggenggam tangan lemah itu..

“Soojungie... Jung Soojung... Aku minta maaf... Aku minta maaf...” ucapnya sedikit tercekat. Lelaki berparas tampan ini menahan sesuatu agar tak lolos begitu saja.

Sosok itu tak bergeming, ia masih terdiam dalam tidurnya.

“Jung Soojung... Soojung-ah... Aku minta maaf... Maafkan aku yang telah membuatmu sakit seperti ini...” lanjutnya. Kali ini ia tak mampu menahan buliran air hangat dipelupuk matanya.

Sedikit bergetar, tangannya mencoba meraih tubuh ringkih itu dan memeluknya erat. Terasa sekali ditubuhnya, sosok yang tengah dipeluk itu bersuhu panas. Meski telah dipeluk, sosok itu masih tak merespon semakin membuat Myungsoo mengeratkan pelukannya.

Belum lama ia memeluk Soojung, seseorang masuk kedalam kamar.

Seseorang itu adalah Oh Sehun..

Pemuda bersurai cokelat terang ini geram melihat sosok Myungsoo disini dan sesenaknya memeluk Soojung setelah membuatnya seperti ini. Tangannya mengepal dan rahangnya mengerat. Sorot matanya menerkam tajam kearah Myungsoo. Detik berikutnya ia mendekati myungsoo dan menarik kerah bajunya.

“Yaa! Apa yang telah kau lakukan kepada Soojung... Apa yang kau lakukan? Haa!” bentak Sehun seketika tangannya telah meraih sempurna kerah Myungsoo.

Myungsoo mengerut bingung. “Apa maksudmu Sehun? Aku tidak mengerti...” elak Myungsoo.

“Jangan berlagak bodoh... Ikut aku..” ujar Sehun setelah merilik sekilas Soojung yang masih setia dalam tidurnya.

Myungsoo mengikuti Sehun dengan hati penuh tanya. Ada apa dengan Sehun? Kenapa ia melakukan ini dengannya?

Keduanya telah berada disebuah taman rumah sakit. Disini cukup sepi, hampir tak ada orang. Tempat yang pas untuk Sehun melampiaskan amarahnya. Lelaki berwajah malaikat ini ingin melakukan perhitungan atas kelakuan Myungsoo terhadap Soojung sahabat sekaligus orang yang dicintainya.

Bugg..

Satu pukulan mendarat tepat diwajah tampan Myungsoo. Ya, apalagi kalau bukan lewat pukulan Sehun dapat melampiaskan amarahnya?

“Apa maksudmu kau memukulku?” tanya Myungsoo bingung.

Sehun tak menjawab, ia malah kembali melayangkan pukulannya.

Bugg..

“Yaa!” Myungsoo tak sempat menghindar sehingga satu pukulan mengenai kembali wajah tampanya.

“Ini sebagai balasan atas kesakitan yang diterima Soojung...” ucap Sehun penuh emosi. Amarahnya benar-benar memuncak.

Myungsoo memegang sudut bibirnya yang berdarah. “Aku minta maaf kalau Soojung masuk rumah sakit gara-gara menungguku. Tapi sungguh, aku tidak tahu jika ia menungguku semalaman itu...” bela Myungsoo.

Jawaban Myungsoo semakin membuat Sehun gelap mata. Ia kembali melayangkan pukulan keras kepada Myungsoo namun dapat ditampik Myungsoo.

Sehun berdecih. “Kau bilang tidak tahu? Ya! Kemana saja kau saat dihubunginya? Kenapa kau sama sekali tidak memberikan kabar kepadanya?”

“Aku bilang aku sibuk... Aku lupa kalau Soojung ingin bertemu denganku...”

“Dasar lelaki tak berguna...” umpat Sehun seraya mengayunkan kembali tangannya.

Myungsoo menghindar dan menahan tangan Sehun. “Kenapa kau begitu benci kepadaku? Aku sudah bilang kalau aku sibuk dan lupa...”

Sehun mendengus serta menatap tajam Myungsoo. “Aku mencintai Soojung... Aku tidak ingin Soojung tersakiti.. Apalagi denganmu.. Kau tahu Soojung sangat kecewa kepadamu... Ia sakit karenamu..” tutur Sehun penuh amarah. Ia sudah tak peduli dengan kata-kata yang keluar dari bibirnya.

Sontak, lelaki tampan itu tercengang. Pikirannya tak menyangka jika Sehun, sahabat Soojung yang juga membantu Soojung mendekatinya.

“Kau tahu? Aku telah menyerahkan Soojung kepadamu.. Aku pikir kau akan bisa membahagiakan Soojung, ternyata tidak.. Kau malah menyakitinya dengan kesibukanmu...”

“Aku... Aku..” Myungsoo bingung mau berkata apa lagi..

Tangan Sehun mengepal dan siap melayang kembali namun satu teriakan mengudara untuk menghentikan mereka.

“Yaa! Oh Sehun.. Hentikan!!” teriak teman Myungsoo yang juga kakak kelas Sehun.

Sehun menoleh kearah suara. Ia tahu siapa sosok itu. Sosok itu juga merupakan salah satu kakak kelas yang dihormatinya dulu. Park Chanyeol.

“Apa yang kau lakukan dengannya Sehun...” seru Chanyeol kesal seraya menarik tubuh Myungsoo agar menjauh darinya.

“Ini bukan urusanmu hyung.... Ini urusanku dengan Myungsoo..”

“Kalau itu menyangkut Myungsoo, berarti juga urusanku...” sahut Chanyeol tak kalah emosinya.

Hati Sehun benar-benar kesal. “Kenapa kau begitu membela lelaki bajingan seperti dia? Dia itu sudah menyakiti kekasihnya bahkan menyelingkuhinya..” ucap Sehun.

Myungsoo membelalakkan matanya kala kata-kata Sehun terdengar indera pendengarannya. Apa yang ia katakan? Menyelingkuhinya?

“A-apa yang kau bilang? Menyelingkuhi? Siapa yang selingkuh?” tanya Myungsoo heran bercampur marah.

Sehun menatap Myungsoo tajam. “Kau yang selingkuh! Jangan mengelak, aku melihat sendiri kau berduaan dengan gadis lain disaat kau menolak ajakan Soojung...” decak Sehun.

Tunggu.... Berduaan? Saat menolak ajakan Soojung? Kapan? Ah ia ingat pasti dimall itu.. Tapi...

“Kenapa diam? Benar kan yang aku katakan? Kau berduaan disalah satu foodcourt di mall. Aku melihatmu jelas sedang dengan gadis itu dua hari yang lalu...”

Chanyeol yang sedari tadi mendengar ocehan Sehun merasa aneh dengan kata-kata Sehun. Berduaan dengan gadis? Sepertinya Myungsoo tidak pernah melakukan itu. Mereka selalu bersama-sama apalagi dua hari lalu..

“Tunggu Sehun.. Sepertinya kau salah paham..” alih-alih Myungsoo menjawab, Chayeol lebih dulu membuka suara.

“Apa? Apa yang salah paham? Jelas-jelas aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri Myungsoo hyung bersama dengan gadis sedang makan berdua. Aku tidak buta hyung untuk menyadari itu...”

Chanyeol tersenyum geli. Benar dugaannya kalau anak ini salah paham. Bukannya menjawab, ia malah merogoh ponsel. Myungsoo dan Sehun tertegun memperhatikan tingkah Chanyeol. Detik berikutnya, Chanyeol menunjukkan foto seorang gadis dengan wajah manis terpampang dilayar ponselnya.

Sontak hal itu menghenyakkan Sehun. Ia tak salah lihat bukan? Gadis diponsel Chanyeol sama seperti yang ia lihat waktu kemarin. Hal ini membuat Sehun bertanya-tanya. Kenapa selingkuhan Myungsoo ada diponsel Chanyeol.

“Ini kan gadis itu?” tanya Chanyeol dengan raut muka jauh berbeda dari sebelumnya.

Sekilas, senyum miring tercetak diwajah Myungsoo. Sudah ia duga juga jika Sehun salah paham.

Sehun mengangguk pelan. “I-iya...”

“Ini bukan selingkuhan Myungsoo, dia kekasihku namanya Bang Minah.. Kemarin memang kita bertiga makan bersama setelah rapat untuk project kita minggu depan. Mungkin kau melihat mereka berduaan saat aku ketoilet atau sedang memesan makanan..” jelas Chanyeol.

Kontan, wajah Sehun memerah menahan malu. Malu, sangat malu. Dengan sepihak ia telah merusak wajah Myungsoo tanpa mendengar penjelasan dari Myungsoo. Meskipun Myungsoo telah menyakiti orang yang disayanginya tetap saja apa yang dilakukannya itu salah.

Sehun terduduk lemas. Lantas Myungsoo mendekatinya. “Aku tidak akan marah kepadamu Sehun-ah.. Aku tahu bagaimana perasaanmu saat mengetahui orang yang kau cinta disakiti.. Tapi sungguh aku sama sekali tidak berniat menyakiti Soojung.. Aku memang sedang ada project kedepan tapi setelah itu aku berjanji aku tidak akan meninggalkan Soojung sendirian..” ucap Myungsoo ramah. Tampak sekali lelaki ini tak menunjukkan rasa benci kepada Sehun.

Hembusan nafas berat turun dari bibir tipis Sehun. “Aku minta maaf hyung... Aku tidak tahu...” sesalnya.

“Eum, tidak apa-apa.. Aku mengerti...”

“Lebih baik sekarang kau temui Soojung.. Mungkin ia sudah sadar dan butuh penjelasan darimu hyung...” ucap Sehun seraya bangkit dari duduknya.

Myungsoo ikut berdiri. “Kau mau kemana? Kau tidak ingin menemani Soojung?” tawarnya kemudian.

Sehun menggeleng pelan. Lelaki berparas tampan ini hanya menunduk lalu melangkah pergi. Meninggalkan Myungsoo dan Chanyeol yang tetap berdiri ditempatnya. Langkah Sehun terlihat gontai. Apa yang tengah ia rasakan ia sendiri juga tak tahu. Yang ia tahu saat ini hanya ada rasa malu atas semua kelakuannya.

Sedang lelaki berparas tak kalah tampan ini memandang nanar Sehun. Bibirnya digigit kecil lalu berbalik untuk kembali kekamar Soojung.

Myungsoo ditemani Chanyeol mengayunkan kaki panjangnya menuju kamar rawat Soojung. Sesekali tangannya mengusap kasar sudut bibirnya yang terluka. Namun belum sampai ia ketempat yang dituju, seseorang telah mengagetkan Myungsoo.

“Oh, Soojung? Kenapa kau ada disini?” tanya Myungsoo heran. Pasalnya orang yang ia temui ini adalah Soojung. Sosok yang terbaring beberapa saat yang lalu.

Sosok itu menatap Myungsoo dengan pandangan sendu. “Oppa...” panggilnya lirih.

“Sejak kapan kau ada disini?” tanya Myungsoo khawatir.

“Sejak kau dibawa Sehun dan dipukul olehnya.. Apa kau baik-baik saja? mana yang sakit oppa?” bukannya Soojung mengawatirkan dirinya sendiri, Soojung malah khawatir dengan Myungsoo yang terlihat jelas menahan sakit diwajahnya.

“Aku baik-baik saja Soojungie..” ucap Myungsoo seraya menggenggam tangan Soojung yang lebih dulu menjamah wajahnya.

Soojung menggeleng. “Tidak, wajahmu terluka.. Kau harus segera diobati oppa..”

“Soojungie, aku baik-baik saja... Kau yang seharusnya tidak boleh disini. Kau harus istirahat. Ayo kembali kekamar.”

“Oppa...” Soojung memeluk Myungsoo dengan erat. Rasanya ia tak dapat lagi menahan rasa marahnya kepada Myungsoo. Setelah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi semakin membuat Soojung sayang kepada Myungsoo meski Soojung pernah terluka karena Myungsoo. Myungsoo mengeratkan pelukan Soojung seraya sesekali menyium puncak kepala Soojung.

“Aku minta maaf Soojung... Aku minta maaf telah membuatmu seperti ini...” ucap Myungsoo bersalah. Suaranya terdengar parau.

“Aku selalu saja sibuk dan melupakanmu.. Aku minta maaf Soojung...”

Soojung mengangguk dalam pelukan Myungsoo. “Aku mengerti oppa.. Aku mengerti...”

Myungsoo melepaskan pelukan Soojung. “Kajja kau harus kembali kekamar..” tukas Myungsoo lembut. Belum sempat Soojung menjawab, Myungsoo lebih dulu mengangkat tubuh Soojung dan membopongnya.

Soojung hanya tersipu malu melihat perlakuan Myungsoo. Sungguh, Myungsoo adalah kekasihnya yang tak pernah ia duga.

Rasa sakit diawal ternyata tak bertahan lama dan berganti dengan rasa bahagia yang membumbung tinggi. Setidaknya, Myungsoo berani meninggalkan kesibukannya untuk menemui Soojung, meski dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya.

∞∞∞

“Permisi, saya akan memeriksa Soojung Agasshi dulu ne..” ijin salah seorang perawat dengan ramah.

Myungsoo mengangguk dan mempersilahkan perawat itu. Tak butuh waktu lama perawat itu selesai dan pergi meninggalkan mereka.

Soojung memandang wajah belur Myungsoo dengan tatapan sedih, namun tak lama senyumnya menyungging kala tangan Soojung digenggam erat.

“Soojung-ah... Aku sungguh menyesal telah mengabaikanmu selama ini...” tukas Myungsoo lembut.

“Aku berjanji aku tak akan mengabaikanmu setelah ini...” Myungsoo menunduk sejenak. Sepertinya air-air yang diproduksi oleh mata elangnya akan memaksa turun.

“Soojung-ah... Aku ingin kau mengerti, akhir-akhir ini aku sibuk dengan projectku.. Tapi sungguh aku tidak pernah berselingkuh seperti apa yang dituduhkan Sehun kepadaku...”

Soojung menangkup kedua pipi Myungsoo hangat. “Oppa....” panggil Soojung lirih.

“Aku percaya kepadamu.. aku telah tahu semua saat mendengar penjelasan Chanyeol oppa.. Aku memang kecewa karena kesibukanmu.. Tapi aku coba untuk yakin bahwa kau memang tidak akan meninggalkanku...” balas Soojung.

“Aku sungguh merasa bersalah telah menyakiti dan membuat kecewa gadis sebaik kau Soojung.. Sungguh aku minta maaf...” tukas Myungsoo lirih.

“Aku juga minta maaf karena aku mengerti kesibukanmu.. Harusnya aku paham dengan keadaanmu oppa...”

“Aku harus mengatakan apalagi? Sungguh aku menyesal mengecewakan gadis sebaik dirimu... Aku berjanji akan selalu ada buatmu setelah projectku minggu depan selesai..” Myungsoo memeluk tubuh Soojung erat.

Soojung membalas pelukan Myungsoo lalu melepaskannya.

“Oppa....” panggil Soojung pelan.

Myungsoo mengerutkan dahinya pertanda ia menanggapi panggilan itu.

“Ada yang aku inginkan darimu...” tuturnya pelan.

“Apa Soojungie?” tanya Myungsoo heran.

Sejenak gadis berambut cokelat panjang itu tertunduk malu lalu mengangkat kembali wajahnya. “Aku ingin jalan-jalan denganmu...” gumamnya lirih.

Walaupun itu terdengar pelan, Myungsoo dapat mendengarnya. Sebuah senyum lebar mengembang bebas dari bibir tipis Myungsoo.

“Pasti... Aku akan mengajakmu jalan-jalan setelah kau sembuh dari sakitmu..” ucap Myungsoo yakin.

Soojung mengangguk. “Aku sudah sembuh oppa... Ajak aku sekarang...” rajuk Soojung dengan gemasnya.

Myungsoo menggeleng pelan. “Tidak, kau harus istirahat.. Aku tidak mau kau jatuh sakit lebih dari ini... Aku janji, aku akan mengajakmu jalan-jalan kemanapun kau mau Soojung...” sahut Myungsoo seraya mengecup lembut punggung tangan Soojung.

“Hemm, baiklah.. Aku mau tapi benar oppa akan mengajakku jalan-jalan kan?” sergah Soojung penuh paksa.

Anggukan pasti diberikan untuk kekasih tercintanya ini. “Pasti, aku janji..” ucap Myungsoo seraya mengacungkan jari kelingkingnya. Langsung saja Soojung melingkarkan kelingkingnya.

“Terima Kasih Soojungie telah percaya kepadaku... Menerimaku dengan sangat sayang dan telah mengerti keadaanku...”

Myungsoo menangkup wajah Soojung. Sebentar ia menatap lekat-lekat polesan karya Tuhan yang sangat sempurna ini. Hampir setiap inci lekuk wajah Soojung sangat sempurna bagaikan malaikat Tuhan yang diturunkan dari kerajaan surganya. Sungguh, sosok ditangkupannya ini mampu menghentikan aliran darahnya dan mengakibatkan deru nafasnya tercekat serta detak jantung yang tak berhenti menggebu-gebu.

Soojung menunduk malu kala mata tajam Myungsoo menatap lekat dirinya. Semburat kemerahan menyeruak diantara mulusnya pipi Soojung. Baginya saat ini, tatapan Myungsoo mampu membuatnya tersihir dalam pesonanya.

Soojung tak menyadari sejak kapan jarak antara wajah mereka begitu dekat bahkan kedua hidung mancung mereka telah bersentuhan. Dadanya naik turun ketika menatap lembut sorot mata Myungsoo. Detik berikutnya, bibir tipis Myungsoo telah mengecup pelan bibirnya. Sebuah sapuan lembut bibir Myungsoo menari lincah diatas bibir Soojung. Soojung membalas kecupan itu dengan mengalunkan tangannya dileher Myungsoo. Keduanya saling berpagutan dalam perasaan bahagia.

Cukup lama mereka bertautan dalam kecupan itu tanpa menyadari sesosok memandang mereka dengan pandangan pedih. Hatinya tergores hebat melihat sosok yang dicintai dicumbu dengan orang lain meskipun orang itu kekasihnya. Perih sekali sangat perih. Tanpa ia sadari air mata menetes diwajah tampannya. Tak tahan dengan pemandangan menyakitkan itu, ia memilih mengurungkan niat untuk melihat sahabatnya.

Langkahnya terasa gontai membawa tubuh tinggi itu menapak disetiap lantai dingin rumah sakit. Tak tahu harus kemana, ia memutuskan untuk menghabiskan melam ini disebuah taman kecil tempatnya menghajar kekasih sahabatnya. Dipandang nanar bintang yang bersinar namun seolah menertawakannya. Bintang-bintang itu terlihat membentuk ejekan untuk dirinya.

Malam ini ia menangis, meluapkan semua kepedihan didalam hatinya. Hanya dalam waktu sehari, hatinya mampu hancur seperti ini. Sepertinya ia tak akan bisa mengatakan bahwa ia mencintai Soojung secara langsung. Berharap Soojung tak marah atas tindakan kekanakan yang ia lakukan kepada Myungsoo saja sudah membuatnya berat. Apalagi mengungkapkan perasaannya disaat hubungan Myungsoo dan Soojung kembali membaik?

Ia hanya bisa mendesah, menghirup udara malam yang begitu menyesakkan. Padahal udara malam ini begitu dingin. Namun sama sekali tak terasa dikulit Sehun.

Tak tahu harus berbuat apa ia hanya bisa mengucap hambar.

Lirihannya terasa tak berarti lagi..

“Soojungie, aku minta maaf.. Kalau aku mencintaimu...”


Annyeong,...

gimana? commentnya yaa..

 

Regard

~Denovia~

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PiperGrace08
#1
Chapter 5: Satu kata buat author: KEREN

walopun ane SeStal shipper.. tapi toh ff ini bagus banget..
top lah
dhedho
#2
Chapter 5: Akhir yg bahagia buat soojung sama sehun, mskipun awalnya kasian sehun, untung ada sulli hehe :D
Thanks authornim... kutunggu next story-nya ya hehe
dhedho
#3
Chapter 4: Ceritanya bagus, kasian sehun, pdahal selalu ada buat soojung tp ttp cman bisa jd bestfriend zone :(
Buat sehun move on trs dkt sm cwek lain authornim, biar soojung sdar kalo dia lbh btuh sehun drpd myungsoo, hehe :D
thathamitha #4
Chapter 4: sestal
pokoknya endingnya harus sestal
n make happy endinh
thx for the story^^
merrind
#5
Asalkan itu sestal aku suka haha
mynameisjoe #6
Chapter 2: updateeeee, ga sabar aku suka ceritanyaa><
melylia #7
Chapter 1: sestal ok author endingnya hehe