Chapter 01

Just A Friend

“Huufttt....”

Untuk kesekian kalinya desahan berat turun dari bibir tipisnya. Desahan itu selalu mengiringi kala mata cantiknya memandang penuh harap ponsel yang tengah ia genggam. Pipinya menggembung, bola matanya berputar. Ia kecewa, gadis cantik berambut cokelat panjang ini tengah kecewa.

Lagi dan lagi, sang kekasih tak memberikan kabar seharian ini. Padahal sedari tadi ia terus mengirimkan pesan singkat. Namun tak satupun dibalas olehnya.

Ia bangkit dari duduknya melirik sekilas ponselnya sebelum dimasukkan secara paksa kedalam saku. Detik berikutnya, ia pergi menuju ruang kelas.

Saat kakinya menapak diubin lantai dingin depan kelas, seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

“Annyeong Soojungie....” Sapanya seraya menyengirkan gigi putihnya. Gadis itu menoleh lalu tersenyum manis.

“Kenapa? Kenapa dengan wajahmu?” tanyanya saat melihat raut muka gadis cantik itu tampak berbeda. Ini tidak seperti biasanya. Kemana aura positif yang terpancar dari dirinya? Meskipun senyum mengembang namun ia tahu bahwa gadis itu tidak baik-baik saja.

“Eh? Memang ada apa dengan wajahku?” Alih-alih menjawab Soojung malah melontarkan pertanyaan dengan wajah polos menggoda. Sosok tampan itu geregetan melihat wajah polos Soojung, sontak ia mencubit gemas pipi chubby itu.

“Yaa!! Oh Sehun...” keluhnya kesal seraya menampik tangan Sehun.

Lelaki bertubuh tinggi itu terkekeh kecil. “Kau mau makan? Kajja kita makan dikantin aku lapar...” ucapnya dengan wajah dibuat seimut mungkin dan tangannya mengusap kasar perut yang memang memaksanya untuk dipasok.

Soojung mengangguk lalu menggandeng tangan Sehun dan menariknya pergi ke kantin.

Oh Sehun, sahabat yang selalu ada buat Soojung. Mereka selalu bersama sejak Middle School. Saat akan bersekolah di High School, keduanya memutuskan untuk memilih sekolah yang sama dengan tujuan agar bisa bertemu lagi. Pertemanan yang dibangun secara tidak sengaja itu semakin lama semakin erat. Bahkan ketika Soojung bertemu dengan kakak kelas mereka di High School dan mulai menyukainya, Sehun juga yang membantu Soojung untuk mendapatkan kakak kelas itu hingga mereka berkencan sampai saat ini.

Keduanya duduk disalah satu meja kantin dengan beratapkan langit biru. Musim semi kali ini terasa begitu hangat. Sinar mentari seolah bersahabat dengan makhluk dibumi, sehingga kedua siswa high school itu tidak segan untuk berhadapan langsung dengan mentari diruang terbuka.

Didepan Soojung dan Sehun telah tersaji dua nampan jatah makan siang mereka dan dua gelas Orange juice yang siap untuk disantap. Langsung saja, tanpa babibu, Sehun melahap makanan itu dengan tidak sabarannya. Bibir tipisnya bergerak lincah sejalan suapan-suapan nasi yang tengah ia kunyah. Sedang Soojung hanya tersenyum lebar melihat sahabatnya begitu suka dengan makan. Kemudian, ia mulai mengikuti sahabatnya menyuapkan makanan untuk dirinya sendiri.

Beberapa saat berlalu hanya keheningan yang menemani mereka. Keduanya terlalu asyik dengan dunianya sendiri. Terutama Sehun, jika bocah berparas bak malaikat ini telah bertemu dengan makanan Soojung telah hafal. Ia tidak akan bisa diganggu barang sedikitpun. Lantas Soojung merogoh ponselnya, mencoba mengecek apakah ada pesan dari orang yang paling ia tunggu.

Namun...

Berapa kali ia harus mendesah kecewa?

Masih...

Kekasihnya masih belum membalas pesan yang ia kirim..

Kemana sebenarnya kekasihnya? Kemana?

Tak sabar dengan sikap sang kekasih, Soojung mulai menyentuh kasar layar ponselnya. Tangannya aktif mencari nomor yang ingin ia telpon. Setelah ketemu, ia menekan tombol call dan tersambung keseberang.

Tetapi...

Lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan...

Alih-alih suara sang kekasih yang didengar, sebuah suara operator yang menandakan bahwa teleponnya ditolak terdengar oleh pendengarannya.

Lagi, Soojung mendesah kecewa. Ia meletakkan ponselnya keatas meja dan menekuk wajahnya. Kontan sikap Soojung memancing pemuda didepannya melontarkan pertanyaan yang sempat ia dengar beberapa saat lalu.

“Kenapa? Ada apa denganmu?” Sehun menghentikan suapan makanan terakhirnya dan menatap tajam Soojung. Pandangannya menuntut Soojung untuk bercerita.

Soojung menelungkupkan kedua tangannya dan menyembunyikan kepalanya sebentar lalu kembali mengangkat kepalanya. “Myungsoo oppa...” ucapnya lirih.

“Myungsoo hyung? Kenapa dengan Myungsoo hyung?” Tanya Sehun penasaran. Pasalnya baru kali ini, gadis cantik itu menyebut nama Myungsoo dengan suara sedikit kecewa.

“Dia sama sekali tidak membalas pesanku. Bahkan aku telpon juga tidak diangkat..” jawabnya pelan.

Sehun mengangguk paham. “Mungkin dia mulai sibuk tugas kuliah. Kau tahu sendirikan kalau anak kuliahan itu sangat sibuk.” Hibur Sehun menguatkan Soojung.

“Semoga...”

Senyum tipis mengukir dari bibir tipis Sehun. Ia senang jika melihat Soojung senang. Namun ia juga sedih jika melihat Soojung sedih. Layaknya saat ini, hatinya ikut mencelos kala merasakan apa yang dirasakan Soojung. Bagaimanapun itu, ia tahu rasanya. Karena ia sendiri juga tengah merasakan cinta yang tak terbalas. Bukan.. bukan tak terbalas.. Lebih tepatnya cinta yang terpendam..

∞∞∞

“Baiklah anak-anak... Pelajaran hari ini cukup sampai sini saja.. Sebelum Ibu keluar, apa ada yang ingin ditanyakan?” tanya Lee Sonsaengnim.

Semua siswa kelas 3-A itu berteriak serempak. “Tidak ada bu....”

Lee Sonsaengnim mengangguk paham. “Baiklah kalau memang tidak ada, sampai jumpa pertemuan berikutnya..” lalu wanita paruh baya itu melangkah keluar kelas.

Soojung membereskan barang-barang yang berserakan diatas meja dan mulai memasukkan satu persatu kedalam tas selempang miliknya.

“Ohh, Soojung-ah.. Kau mau ikut denganku?” tanya Sehun setelah ia selesai membereskan alat tulisnya dan tampak siap untuk pulang.

Sejenak Soojung menatap penuh tanda tanya kearah Sehun. “Kemana?”

Sehun membantu Soojung memasukkan alat tulisnya. “Kita jalan-jalan.. Ini musim semi, akan menyenangkan kalau kita ke taman kota. Bagaimana?” tawar Sehun.

Untuk sesaat Soojung tampak berpikir. Sebelum ia memberikan jawaban, ia melihat ponselnya terlebih dahulu. Seperti dugaannya, tidak ada pesan yang ia terima. Lalu Soojung menatap kembali Sehun dan mengangguk setuju.

“Assa... Kajja... Keburu sore..”

Lantas Soojung lebih cepat memasukkan alat tulisnya dan tak lama ia juga siap untuk berangkat pulang.

Disetiap jalan yang mereka lalui, senyum, canda dan tawa terurai sempurna. Soojung tampak begitu bahagia kala bersama sahabat yang ia sayangi ini. Hampir tak pernah ia merasakan kesedihan meskipun terkadang ia kesal dengan sikap jahil sahabatnya itu. Sedang Sehun? Jangan ditanya, ia pasti sudah sangat bahagia melebihi kebahagiaan Soojung. Karena baginya, Soojung merupakan sahabat yang ia sayangi sekaligus yang ia cintai..

Iya, yang ia cintai..

Ketika keduanya keluar gerbang sekolah, satu titik memaksa Soojung untuk berhenti. Kristal kelamnya menyorot tanya titik itu. Sepertinya ia tengah menganalisa apakah yang ia lihat benar atau tidak. Namun...

Yang ia lihat tidak salah...

Titik itu adalah.. Mobil kekasihnya... Iya, itu mobil Kim Myungsoo...

Lebih meyakinkan lagi saat sosok didalam mobil itu keluar lalu melambaikan tangan kearahnya. Sontak Soojung terlonjak senang dan berlari kearah Myungsoo meninggalkan Sehun yang juga menyadari kehadiran Myungsoo.

“Oppa....” teriak Soojung dengan nada begitu bersemangat. Jauh berbeda dari beberapa waktu yang lalu.

Myungsoo tersenyum lebar lalu membuka lengan untuk menerima pelukan Soojung. Tangannya mengacak rambut Soojung dan melepaskan pelukannya.

“Oppa...” Soojung mengerucutkan bibirnya lucu. Ia akan melakukan protes kepada kekasihnya itu. “Kenapa kau sama sekali tidak membalas pesanku?” keluhnya.

“Ah? kau mengirimiku pesan? Aku tidak menerimanya..” Myungsoo balik bertanya. Wajah tampannya mengatakan seolah apa yang ia katakan benar.

Namun Soojung memukul dada Myungsoo. “Yaa! Oppa! Jangan bercanda.. Aku serius...” gerutu Soojung.

Myungsoo terkekeh kecil. “Maaf... Maaf... Ada beberapa tugas yang harus aku selesaikan. Aku tidak melihat ponselku..” jawabnya seraya mengusap pelan puncak kepala Soojung.

Soojung hanya mendengus kesal.

“Apa kau masih marah denganku? Kalau kau masih marah, kajja aku belikan ice cream agar kau tidak lagi marah..”

Reflek, bibir tipis Soojung tertarik kekanan dan kekiri dengan lebar. Bukan hanya bibirnya, bahkan kedua matanya ikut tersenyum sumringah mendengar ajakan Myungsoo.

“Mau..mau...” sambutnya antusias. “Eh.. Tapi..”

“Kenapa?” Myungsoo mengerutkan dahi ketika raut muka Soojung berubah tiba-tiba.

“Oh Sehun... Bagaimana dengan Sehunnie? Aku ada janji dengannya..” jawab Soojung seraya memandang Sehun yang masih berdiam ditempatnya.

Myungsoo mengikuti arah pandang Soojung lalu berucap. “Kalau kau sudah ada janji dengan Sehun, kau pergi saja dengannya.. Maaf kalau oppa tiba-tiba datang menjemputmu..”

Soojung menggeleng. “Aku akan ikut denganmu... Tunggu sebentar...” Lantas Soojung berlari menghampiri Sehun. Tampak keduanya tengah berbincang-bincang serius. Detik berikutnya, Soojung berbalik dan kembali ketempat semula. Tangannya menggandeng tangan Myungsoo untuk masuk kedalam mobil.

“Aku ingin makan ice cream ditempat biasa..” ucap Soojung sebelum Myungsoo menghidupkan mesin mobilnya.

Myungsoo mengangguk. “Baiklah Tuan Putri, as your wish...”

Mobil Myungsoo melaju dijalanan ibukota menuju tempat yang ingin mereka datangi. Soojung merasa senang, kekalutan hatinya yang sempat menguasai dirinya sirna begitu saja. Ia tak menyangka jika kekasihnya akan datang dengan tiba-tiba seperti saat ini. Ia tak pernah tahu kemisteriusan sang kekasih yang terkadang memberikan kejutan-kejutan kecil seperti ini. Meski mereka telah setahun lebih berkencan.

∞∞∞

Romeo Cafe, sebuah cafe ditengah Kota Seoul menjadi pilihan keduanya untuk menikmati ice cream. Tempat ini memang menjadi langganan keduanya. Awalnya, Myungsoo yang paling suka datang kemari untuk menikmati ice cream seraya mengerjakan tugas ataupun sekedar berbincang-bincang dengan pemilik cafe yang notebene adalah temannya. Namun setelah kehadiran Soojung dihidupnya, gadis cantik ini tak pernah absen menemani hari-hari Myungsoo dicafe ini. Tetapi setelah Myungsoo masuk keperguruan tinggi dan sedikit mulai sibuk, ia jarang pergi kesini bersama Myungsoo.

“Satu Mix Chocolate Ice Cream  dan satu Vanilla Ice Cream.. Silahkan.. Selamat menikmati...” ucap seorang pelayan yang juga teman Myungsoo dengan nada sedikit menggoda.

Myungsoo mendengus. “Yaa! Lee Sungjong.. Hentikan suara menjijikanmu itu..” keluh Myungsoo.

“Hehehe, maaf hyung.. Silahkan dinikmati, Soojung-ah dan Myungsoo hyung...” lantas ia meninggalkan Soojung dan Myungsoo.

Myungsoo menyendokkan ice cream dan menyuapkannya kepada Soojung.

“Oppa...” panggil Soojung seraya mengunyah ice cream dingin dimulutnya. “Aku ingin liburan denganmu...”

“Liburan?”

“Eum, aku ingin pergi piknik denganmu minggu ini.. Apa oppa mau?”

Sebentar Myungsoo menyuapkan ice cream untuk dirinya sambil berpikir. “Sepertinya aku tidak bisa.. Ada beberapa pekerjaan dan tugas yang harus aku selesaikan..”

Gadis cantik itu mendesah pelan. Sudah ia duga, jika jawaban yang ia terima akan seperti ini. Soojung mulai merasa akhir-akhir ini kekasihnya sangat sibuk, bahkan ia juga merasa jika kekasihnya mulai tak memiliki waktu berdua dengannya.

“Benarkah? Sehari saja, apa tidak bisa?” tanya Soojung penuh harap.

Myungsoo menggeleng. “Tidak Soojung, aku akan sibuk beberapa waktu kedepan.” Ujarnya dengan nada bersalah. Digenggamnya tangan Soojung dan dikecup pelan. “Aku minta maaf..”

“Tidak apa-apa Oppa.. Mungkin lain kali kita bisa bersama..” balasnya hangat. Meskipun dalam hati ia tengah menahan sesuatu agar tak menyeruak secara paksa dari balik kelopak matanya.

Myungsoo tersenyum lalu membelai pelan pipi Soojung. “Ayo habiskan ice creammu. Apa kau mau aku pesankan lagi?” tawar Myungsoo.

Soojung menggeleng pelan. Tangannya menyuapkan ice cream dengan lemah. Senyumnya terasa dipaksakan. Ia sakit, bukan ia kecewa sangat kecewa. Keinginannya untuk bisa bersama sang kekasih harus ia pendam sendiri.

∞∞∞

Angin malam sedari tadi meracau tak jelas memaksa tubuh tinggi Sehun beranjak untuk menutup jendela kamarnya. Hampir jam sepuluh malam, ia belum bisa memejamkan matanya. Padahal mulutnya tak berhenti menguap karena kelelahan.

Ada sesuatu dipikiran Sehun yang menghalanginya untuk terpejam. Apa? Apa yang sedang ia pikirkan? Seseorang, Oh Sehun tengah memikirkan seseorang. Siapa? Jung Soojung, gadis itu menyita pikiran Sehun dan merusak sistem kerja otak kirinya. Sial.. Sehun mendesah pelan merasakan penyesalan dalam dirinya.

Ia menyesal... Menyesali keterlambatannya...

Sesaat mata besar Sehun menatap nanar jendela kaca itu, pintu kamarnya terketuk oleh seseorang. Setelahnya, sesosok pemuda dengan tubuh tak kalah tinggi dari Sehun masuk.

“Oh.. Kenapa kau ada disini?” tanya Sehun kaget melihat siapa yang masuk.

Pemuda itu tersenyum jahil. “Hayoung yang membukakan pintu untukku..” jawabnya pelan seraya duduk disebelah Sehun.

“Ada apa?”

“Aku ingin menemanimu malam ini sayang...” ujar Jongin dengan nada menggoda menggelikan.

Sehun memukul kecil kepala Jongin. “Yaa! Kau gila? Ih jijik sekali.. Mana mau aku kau temani...” cibir Sehun sinis.

Lelaki berkulit cokelat itu tertawa lepas. “Hahahaha... Sama, aku juga tidak mau.. Aku hanya kesepian dirumah.. Makanya aku kemari, sekalian aku ingin bertemu dengan adikmu...” kata Jongin seraya mengedipkan sebelah matanya.

Sungguh, Sehun benar-benar ingin memukul temannya itu.

“Jongin...” panggil Sehun pelan.

“Eum?” Jongin menengok sekilas lalu kembali memainkan gitar yang ia pegang.

Sehun menggigit bibirnya sebentar. “Apa kau pernah jatuh cinta?” pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari bibir tipisnya.

Kontan, Jongin menoleh dan memicingkan matanya heran. “Kau tanya apa?”

“Apa kau pernah jatuh cinta?” ulang Sehun.

“Yaa! Sejak kapan kau mengatakan hal-hal yang berbau cinta? Itu bukan dirimu...” tukas Jongin merasa aneh dengan Sehun. Memang apa yang dikatakan Jongin benar, belum pernah Sehun bercerita atau mengungkit kata-kata yang berhubungan cinta jika bersamanya. Dan setahu Jongin, Sehun juga tidak memiliki hubungan cinta dengan siapapun. Atau ia yang tak tahu? Tak mengerti?

Sekilas, seringaian tipis melengkung pas diwajahnya. “Aku hanya tanya, apa salah?”

Jongin memetik gitar seraya bersenandung pelan. Tak menjawab pertanyaan Sehun malah bernyanyi. Namun dibalik nyanyiannya itu merupakan jawaban yang ditujukan kepada Sehun. Bahwa ia pernah jatuh cinta dan cinta pertamanya selalu ada sampai saat ini didalam hatinya.

Sehun menikmati alunan suara Jongin. Bibirnya tertarik kala lirik-lirik lagu itu mengetuk indera pendengarannya. Hatinya serasa tergugah. Apa yang ia dengar sama dengan apa yang ia alami saat ini.

Cinta pertama...

Cinta yang ia miliki untuk sahabatnya, Jung Soojung. Semula ia tak meyakini apa yang ia rasakan tapi, rasanya sakit dan kehilangan saat sahabatnya mulai menjalin kasih dengan orang lain.

Hatinya perih, dadanya sesak dan terkadang ia harus menahan goresan luka ketika bibir tipis Soojung tak berhenti mengoceh tentang kekasihnya. Semakin meyakinkannya bahwa ia memang mencintainya.

Tapi sayang...

Ia terlambat...

Sangat terlambat...

Andai saja ia lebih cepat, pasti gadis itu jadi miliknya..

Tetapi...

Itu tak semudah membalikkan kedua tangannya. Jung Soojung, gadis yang telah membutakan mata Sehun sahabatnya, lebih dulu mencintai lelaki lain, pemuda lain, yang tak lain adalah kakak kelasnya.

Jongin menghentikan petikan gitarnya. “Apa kau sedang jatuh cinta?” tanya Jongin.

“Sepertinya...” jawab Sehun lirih.

Kedua alis Jongin menaut. “Siapa? Dengan siapa?” tanggap Jongin antusias. Perlu diketahui bahwa Jongin memang tak mengenal dekat Soojung. Ia hanya sebatas tahu bahwa Soojung adalah sahabat Sehun disekolah tidak sampai mengerti jika sahabatnya ini mencintai Soojung.

“Nanti kau juga akan tahu...” balasnya seraya meninggalkan Jongin dengan beranjak ketempat tidur.

“Yaa! Beri tahu aku... Oh Sehun...” Seru Jongin penasaran.

Sehun tak menggubris, ia menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut tebal itu dan bersiap untuk mengarungi dunia mimpi. Sedang Jongin menarik-narik selimut Sehun berharap lelaki lebih muda darinya ini memberikan space agar ia bisa tidur disebelahnya. Namun sepertinya harapan itu harus pupus, alih-alih memberikan tempat, Sehun malah menguasai sepenuhnya tempat tidur itu. Membuat Jongin mau tak mau mengalah keluar ruangan. Kali ini ia berharap adik Sehun, Oh Hayoung berbaik hati kepadanya.

Sebenarnya, Sehun belum tertidur. Ia kembali menatap langit-langit kamar seraya melipat kedua tangan dibelakang kepalanya. Pikirannya kembali melayang dan berputar. Masih, sampai saat ini ia masih memikirkan orang itu, orang yang sama. Jung Soojung.

Ia mendesah pelan, meninggikan selimut diatas tubuhnya.

“Soojung-ah.. Apa aku harus mengatakan kepadamu kalau aku mencintaimu?”

“Ah...”

“Tidak-tidak, ini akan merusak persahabatan kita..”

“Tapi...”

“Iyaa.. Tidak-tidak, kau sudah menjadi kekasih Myungsoo hyung... Aku tidak suka merebut kekasih orang...”

“Ahhh....”

 

TBC


Annyeong... Ini FF pertama dengan cast Sehun dan Krystal juga si Myungsoo :D

Tolong komennyaa yaa..

Terima kasih buat yang udag nyempati baca ..

 

Regard

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PiperGrace08
#1
Chapter 5: Satu kata buat author: KEREN

walopun ane SeStal shipper.. tapi toh ff ini bagus banget..
top lah
dhedho
#2
Chapter 5: Akhir yg bahagia buat soojung sama sehun, mskipun awalnya kasian sehun, untung ada sulli hehe :D
Thanks authornim... kutunggu next story-nya ya hehe
dhedho
#3
Chapter 4: Ceritanya bagus, kasian sehun, pdahal selalu ada buat soojung tp ttp cman bisa jd bestfriend zone :(
Buat sehun move on trs dkt sm cwek lain authornim, biar soojung sdar kalo dia lbh btuh sehun drpd myungsoo, hehe :D
thathamitha #4
Chapter 4: sestal
pokoknya endingnya harus sestal
n make happy endinh
thx for the story^^
merrind
#5
Asalkan itu sestal aku suka haha
mynameisjoe #6
Chapter 2: updateeeee, ga sabar aku suka ceritanyaa><
melylia #7
Chapter 1: sestal ok author endingnya hehe