Chapter 03

Just A Friend

‘Pertemuan’ dengan sang kekasih kemarin membuat Soojung tak bersemangat untuk menjalani harinya. Ia terlihat sangat suntuk dan badmood. Rasanya ia terlalu malas untuk melakukan sesuatu. Sedari tadi pagi, gadis cantik ini hanya mendesah, menunduk dan tak menjawab jika diajak bicara.

Bahkan aksi konyol dan ocehan-ocehan yang turun menghujam dari bibir tipis Sehun pun tak dihiraukan oleh Soojung. Ia hanya menatap datar, memutar bola matanya malas dan mendesah kecewa. Jauh berbeda dari beberapa hari kemarin.

Setelah bunyi bel pulang sekolah terdengar nyaring diteliganya, dengan cepat ia membereskan alat tulisnya. Ia sangat tergesa-gesa. Hingga tak memperdulikan sosok Sehun yang memandang nanar kepadanya. Sehun merasa kehilangan sosok Soojung hari ini.

Soojung bergegas dengan cepat ia berlari keluar sekolah namun ditahan oleh Sehun.

“Kau mau kemana Soojung?” tanya Sehun penasaran.

Soojung melepas paksa tarikan tangan Sehun. “Aku ingin menemui Myungsoo Oppa...” jawabnya lirih.

“Apa? Kau ingin menemuinya dimana? Apa dia menghubungimu?” tanya Sehun yang tak sadar menyakiti Soojung.

Soojung mendelik kesal. “Kau meremehkanku? Aku akan mendatangi rumahnya..”

“Kau yakin? Aku akan menemanimu..”

“Tidak perlu...” tolak Soojung seraya menjauh dari Sehun.

Lelaki bersurai cokelat terang ini hanya mendesah pelan. Ia sakit melihat Soojung seperti itu. Ia kecewa.

Sebesar apa cinta Soojung kepada Myungsoo hingga ia harus melakukan ini? Apa ia tidak sakit melihat kelakuan Myungsoo kemarin? Apa ia tidak lelah menunggu dan hanya menunggu Myungsoo lepas dari kesibukannya?

Atau mungkin...

Pikiran ekstrim Sehun yang mungkin saja terjadi hari ini..

Soojung menemui Myungsoo untuk memutuskan hubungannya? Atau mungkin itu yang akan dilakukan Soojung.

Semoga saja...

Sehun hanya bisa berharap demikian..

Meski ia terlihat jahat, tapi... Ia juga tak mau melihat Soojung terus tersakiti dan menahan kecewa seperti ini..

Ia menghempaskan kasar tubuhnya diatas bangku tua sebelah lapangan basket. Berulang kali desahan berat lolos begitu saja dari bibirnya. Ekspresi kecewa begitu jelas tergambar diwajahnya. Ia menunduk, ia terdiam, tak tahu lagi harus berbuat apa.

Namun...

Ia tak menyadari seseorang tengah memperhatikannya dengan padangan yang sama kecewanya. Sosok itu hanya menggigit bibir bawahnya dan menghela nafas pelan.

∞∞∞

Sinar mentari yang cukup membakar kulit siapa saja dibawahnya tak mengurungkan niat gadis cantik ini. Ia tetap berjalan menyusuri sudut kota setelah menempuh perjalanan menggunakan bis kota. Tujuannya hanya satu, ia ingin sampai pada kediaman keluarga Kim. Tempat bersemayamnya sang kekasih, Kim Myungsoo.

Butuh waktu lima belas menit untuk sampai ditempat itu. Sesampainya disana, ia langsung menyambar bel yang berada tepat disebelah pintu.

Dengan tak sabaran ia memencet bel itu lebih dari sekali. Beberapa detik berlalu, seseorang membukakan pintu itu. Soojung kenal siapa orang itu. Ia adalah kakak dari Myungsoo, Kim Sungkyu.

Annyeonghaseyo Sungkyu oppa..” Sapa Soojung seketika pintu itu terbuka seraya membungkukkan tubuh langsingnya.

Sungkyu membungkuk juga. “Ahh, Soojung-ah, ada apa?”

“Eung, apa Myungsoo oppa ada dirumah?”

“Myungsoo? Myungsoo belum pulang. Dia sudah tidak ada dirumah sejak tadi pagi.. Kenapa? Kenapa kau tidak menghubunginya saja?”

Soojung menggigit bibir bawahnya sebentar. “Eung, itu.. Myungsoo oppa tidak menjawab telponku dan membalas pesanku..” jawab Soojung lirih seraya menundukkan kepalanya.

“Ahh, begitu.. Kau mau menunggunya? Sepertinya dia akan pulang larut. Sudah beberapa hari ini ia sering sekali pulang malam dan membawa setumpuk pekerjaan..” jelas Sungkyu.

Soojung tersentak mendengar Sungkyu, apa Myungsoo benar-benar sibuk? Tapi bagaimana ia akan menjelaskan tentang pertemuannya dengan gadis itu?

“T-tidak oppa, aku akan pulang saja.. Tolong kabari aku kalau Myungsoo oppa pulang..” ucap Soojung.

Sungkyu mengangguk, “Eum, pasti. Aku akan mengabarimu kalau ia pulang..” tuturnya disertai senyuman melengkung manis.

Soojung berpamitan, ia membungkuk lalu membalikkan badannya. Detik berikutnya ia melangkahkan kakinya menjauh dari rumah Myungsoo.

Kali ini ia harus mencari kemana? Sedari tadi ia mencoba menghubungi Myungsoo sama sekali tak dianggap. Soojung curiga jika ponsel Myungsoo telah hilang atau sengaja ia buang. Sama sekali tak ada jawaban dari sosok Myungsoo.

Masih dengan rasa campur aduk yang berkecamuk dihati Soojung, ia memutuskan untuk mencari sosok Myungsoo di Romeo cafe. Mungkin saja sosok itu akan ia temui disana. Langsung saja, Soojung berlari menuju tempat itu. Tempat yang lumayan jauh jika ditempuh dari posisinya saat ini.

Nafasnya tersengal-sengal sesampainya ia didepan cafe yang ia tuju. Sebentar ia mengatur nafasnya lalu melangkah masuk cafe. Didalam cafe, lensa kembarnya mengedar sesaat mencari-cari sosok yang dimaksud. Namun, ia harus kembali kecewa. Sosok itu tak ada, lantas ia menuju kasir tempat teman Myungsoo berdiri.

“Soojung-ah.. Kau mau pesan apa?” tanya pemuda berwajah cantik itu.

Soojung tersenyum tipis. Ia menggeleng. “Aku tidak ingin pesan. Aku hanya ingin tanya, apa Myungsoo oppa datang kemari?”

“Eh? Myungsoo hyung? Aku tidak melihatnya seharian ini...”

“Ahh, begitu yaa.. Baiklah kalau begitu aku permisi..” ucap Soojung seraya membungkukkan badan.

“Kau tak pesan apa-apa?” tanyanya lagi.

Soojung menggeleng. “Tidak.. Aku terburu-buru..” balasnya lalu melesat pergi.

Kemana lagi ia harus mencari Myungsoo dan bertemu dengannya? Ia masih berjalan tak tentu arah. Tangannya tetap menekan tombol dengan nomor yang yang sama untuk melakukan panggilan. Berulang kali ia menelpon namun masih saja tak ada jawaban dari sang pemilik nomor.

Oh ayolah!! sebenarnya kemana Kim Myungsoo?

Soojung tak tahu harus kemna lagi? Atau ia harus mencari ke kampusnya? Tapi itu sangat jauh.. Ia tak memiliki ongkos untuk datang kesana. Lalu apa yang harus ia lakukan? Kembali pulang dan menunggu kabar dari Myungsoo? Tidak-tidak, pasti hasilnya akan sama dengan hari-hari yang lalu...

Terus? Harus apa lagi?

Soojung berpikir sejenak. Ia mendesah perlahan. Rasanya lelah sekali hari ini. Ingin sekali ia berhenti dan pulang. Tapi itu bukan dirinya.

Lantas ia kembali menghubungi Myungsoo.

Sekali ia menghubungi tak ada jawaban.

Dua kali menghubungi masih belum ada jawaban.

Tiga kali ia menghubungi sambungan teleponnya...

Diterima..

Myungsoo mengangkat telepon dari Soojung.

“Oppa....” Seru Soojung senang. Akhirnya, Myungsoo mengangkat telepon Soojung.

“Eoh? Ada apa?”

“Aku ingin bertemu denganmu... Hari ini..”

“Hari ini? aku tidak bisa Soojung aku sibuk.. Maaf Soojungie..”

Soojung harus menelan kekecewaan. Lagi. “Sungguh? Kau tidak bisa menemuiku sebentar?”

“Eum, akan aku usahakan tapi aku tidak janji...”

Sedikit senyum tersungging diwajah cantik Soojung. “Aku akan menunggumu oppa..”

“Kita bertemu dimana?”

“Ditaman seperti biasa saja oppa...” Sedikit harapan menyentuh hati Soojung. Setidaknya, Myungsoo akan mengusahakan untuk bertemu dengannya.

Baiklah, aku akan menghubungimu jika aku ada waktu..”

“Aku mengerti... Aku akan menunggumu oppa..”

Suasana hati Soojung berubah, ia tak lagi kecewa dengan Myungsoo. Walaupun masih tak pasti, setidaknya akan ada harapan untuk bertemu dengan Myungsoo. Dengan hati lega, Soojung melangkahkan kakinya dengan sumringah. Sesekali bibir tipisnya mengalunkan nyanyian yang terdengar sangat merdu.

Sebenarnya Soojung bingung harus bersikap bagaimana. Ia tak tahu apa yang ia rasakan. Disatu sisi hatinya sangat senang bisa bertemu dengan kekasihnya (meski belum pasti), disisi lainnya ada kesakitan dihati Soojung kala mengingat apa yang ia lihat kemarin. Semuanya bercampur menjadi satu, mengaduk-aduk hati Soojung.

Sebelum Soojung datang ketaman tempat janjiannya dengan Myungsoo, ia lebih dulu mampir kesebuah toko cake. Perutnya telah meronta dan meraung-raung untuk diisi. Setelah membawa sebuah cake ditangan, Soojung meneruskan untuk pergi ketaman.

Beberapa menit sudah Soojung menunggu Myungsoo ditaman ini. Masih belum ada kabar lebih lanjut dari Myungsoo. Setelah telepon terakhir tadi, ia tak menerima pesan dari Myungsoo lagi.

Soojung masih bersabar menunggu Myungsoo. Mungkin saja Myungsoo masih meneruskan dan menyelesaikan tugasnya agar bisa cepat bertemu dengannya. Soojung terus berpikir positif. Ia tak mau berpikiran macam-macam.

Tapi..

Waktu berjalan semakin cepat..

Sudah hampir tiga jam ia menunggu namun tak ada kabar dari sang kekasih. Saat ini, waktu menunjukkan pukul 08.00 P.M KST.

Bahkan terang langit telah berganti dengan gelap malam. Bukan hanya gelap malam seperti biasanya, mendung juga turut menghitamkan langit diatas. Sepertinya langit akan menumpahkan air matanya. Sesekali kilat terlihat menampak dari gelapnya malam.

Gadis itu mendesah berat, ia kecewa. Jauh lebih kecewa dari sebelumnya. Ia menyesal kenapa harus percaya dengan sang kekasih? Kenapa ia berharap lebih kepada sang kekasih yang jelas-jelas mengatakan kalau ia sedang sibuk? Soojung hanya bisa menunduk seraya membebaskan titik air hangat yang meleleh perlahan diantara bola dan kelopak matanya. Ia menangis. Dadanya perih sangat perih sekali.

Beberapa menit berlalu hingga tetes-tetes air hujan menghantam tubuh dinginnya. Ia masih tetap bertahan ditempat yang sama. Ia masih terdiam dibawah guyuran air hujan yang semakin lama semakin menjadi. Ia masih menunggu Myungsoo ditemani tetes air mata yang tak kalah derasnya dibandingkan dengan air hujan ini. Ia masih berada disana, ia masih berharap Myungsoo datang menghampirinya. Meskipun ia kecewa, ia masih menunggu dengan sabar. Hingga ia lelah menunggu lagi..

∞∞∞

Dingin malam ditambah udara yang dibawa hujan membuat Sehun meringkuk diatas tempat tidurnya. Semua jendela telah ditutup rapat, tapi udara dingin yang bergerak itu masih saja mampu melenggang bebas masuk kedalam kamarnya. Bersyukur ia memiliki adik yang sangat perhatian kepadanya. Sebuah cangkir dengan susu cokelat tersedia diatas meja. Ia tak perlu repot-repot membuatnya sendiri.

Sesaat Sehun akan menenggelamkan hidupnya dalam dunia mimpi, sebuah deringan dari ponselnya berbunyi.

Why so serious?

Romeo wa juliet seulpeun Love storyga ah aniya

Dajwal dwael geoya

“Gyeolgook happy ending” eul aneun neon yeonae soseol maniac

“huhh, siapa sih nelpon-nelpon.. Tidak tahu orang mau tidur apa..” sungut Sehun seraya meraih ponselnya. Namun satu nama terpampang dilayar ponsel Sehun membuat pemuda itu mengernyitkan dahinya. Lantas ia mengangkatnya.

“Eoh? Soojung-ah? Wae?” tanya Sehun heran. Tunggu sebelum suara Soojung terdengar, sebuah suara mengganggunya. Suara apa ini? ah iya, itu suara hujan dan juga petir. Sontak hal itu mengejutkan Sehun. Dimana Soojung sekarang? Apa ia ada diluar rumah?

“Se-Sehunnie...” suara Soojung terdengar tenggelam diantara rintihan air hujan yang deras.

Sehun bangkit dari tidurnya. “Soojung.. Kau ada dimana sekarang? Soojung-ah..”

“Se-Sehunnie... A-Aku ada ditaman kota..” jawab Soojung dengan nada bergetar.

Blarr....

Suara petir memutuskan sambungan telepon keduanya.

“Soojung-ah... Jung Soojung.. Soojung-ah...” pekikan keras Sehun terasa tak berguna. Lantas ia bangkit dan mengambil jaket secara sembarangan. Ia bergegas menghampiri Soojung.

Sehun membuka paksa pintu kamar dan melesat cepat.

“Oppaa!! Kau mau kemana? Ini sudah malam... Oppaa!!!” teriakan Hayoung hanya bagaikan angin lalu saja. Sehun masih tetap melanjutkan langkahnya.

Ia cemas, ia khawatir akan terjadi apa-apa dengan Soojung. Apalagi dengan cuaca seperti ini. Ia baru ingat, Soojung takut dengan petir. Tapi kenapa ia ada ditaman semalam ini?

Ah, ia ingat.. Soojung pasti tengah menunggu Myungsoo.

... Benar-benar keterlaluan si Myungsoo. Mengapa ia tega melakukan hal ini kepada Soojung?

Tak peduli air hujan menghantam tubuhnya dengan kasar, Sehun tetap berlari tak tenang. Wajahnya mengeras menahan sesuatu yang tak bisa diartikan. Ayunan kakinya semakin cepat membawanya menjauh dari rumahnya.

Sesekali umpatan kasar turun dari bibir tipisnya. Helaan nafas berat juga mengiringi langkah Sehun agar cepat sampai ditempat itu.

Rasanya, jarak tempuh antara rumah dengan taman kota hanya membutuhkan waktu semenit. Sehun telah berdiri tegak ditaman Kota. Dibawah guyuran air hujan yang enggan mengecil, mata tajamnya menyapu sekeliling. Berharap sosok itu tertangkap lensa matanya.

Tumpahan air dari langit sedikit menghalangi pandangannya. Ditambah lampu taman yang hanya menyala beberapa. Dengan tergesa, Sehun berlari mengitari taman dan benar..

Sosok itu meringkuk diatas bangku taman seraya memeluk tubuhnya sendiri. Tanpa harus mendekat dulu, Sehun tahu siapa itu. Sehun tahu bahwa sosok itu adalah Soojung.

Lantas ia mendekat dan memeluk Soojung.

“Soojung-ah.. Jung Soojung...” panggil Sehun seraya mengeratkan pelukannya.

Soojung mendongak, wajahnya sudah tak karuan. Mata indahnya telah bengkak dan bibirnya membiru. Tubuhnya menggigil kedinginan. Reflek, Sehun melepas jaket kulit yang ia pakai dan memakaikannya kepada Soojung.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Sehun khawatir.

Soojung tak menjawab, ia hanya menatap sayu wajah cemas Sehun. Tak ingin Soojung lebih parah, Sehun membopong Soojung ketempat teduh.

“Se-Sehunnie..” ucap Soojung lirih.

Sehun mengangkat kedua alisnya. “Apa yang kau lakukan ditengah hujan seperti ini? Apa Soojung?”

“Myungsoo oppa... Aku sedang menunggu Myungsoo oppa...” balasnya pelan.

Sehun mendesah kesal. “Kenapa kau harus nekat menunggu Myungsoo hyung? Lalu dimana sekarang Myungsoo hyung? Dimana lelaki sialan itu? Ha? Dimana?” seru Sehun penuh amarah. Ia tak terima Soojung diperlakukan seperti ini.

Soojung hanya menggeleng pelan. Ia terdiam tak menanggapi kata-kata Sehun.

“Soojung-ah.. Kenapa kau nekat sekali? Kenapa kau masih menunggu Myungsoo hyung? Kenapa?”

“....”

“Soojung-ah, apa kau tidak lelah terus menunggu Myungsoo hyung? Apa kau tidak sakit diperlakukan seperti ini dengan Myungsoo hyung?”

“....”

Soojung tak memberikan komentar apa-apa. Rasanya tubuh Soojung telah diatas batas kemampuannya bertahan.

“Jung Soojung... Kalau kau sudah sangat sakit dengan Myungsoo hyung, sudahi saja hubunganmu dengannya. Putuskan saja kekasihmu itu.. Kekasih yang sama sekali tak bertanggung jawab kepadamu...”

Soojung hanya menggeleng pelan.

“A-Aku... Tidak bisa Sehun..” jawabnya dengan nada tercekat.

Hati Sehun mencelos mendengar jawaban dari Soojung. Sakit, sangat sakit sekali. Hatinya bagaikan dibantai dengan pedang panjang.

Mungkin ia bosan menanyakan ini kepada dirinya maupun kepada Soojung. Apa sebenarnya yang membuat Soojung begitu baik kepada Myungsoo? Sehingga ia mau menunggunya dibawah hujan seperti ini? Apa yang membuat Soojung begitu mencintai Myungsoo?

“Soojung-ah.. Jangan pernah menyakiti dirimu sendiri.. Seseorang yang mencintaimu tidak akan tega menyakitimu.. Ia tidak akan memperlakukan buruk kepadamu.. Ia akan selalu ada untukmu.. Soojung-ah..”

Sekilas Soojung memandang nanar wajah Sehun. “Oppa.. Myungsoo oppa tidak menyakitiku..” belanya pelan.

Oh ayolah Jung Soojung, kenapa kau selalu membelanya? Tidak kah kau tahu Sehun menyukaimu bahkan mencintaimu?

“Soojungie... Kau jangan berbohong.. Sudahi saja hubunganmu dengan Myungsoo hyung.. Kau akan terus terluka jika bersamanya.. Masih banyak yang mencintaimu Soojung...” Ujar Sehun diiringi isakan tangisnya. Ia terluka melihat Soojung seperti ini hingga tak menyadari air matanya telah jatuh begitu deras.

Soojung tak menjawab, tubuhnya menggigil semakin hebat. Ia bergetar dalam pelukan Sehun.

“Soojung-ah...” Seolah tak pernah puas berkata, Sehun kembali melontarkan perkataannya.. “Tinggalkan Myungsoo hyung... Dia tidak pantas untukmu.. Dia telah berselingkuh didepanmu.. Dia membuatmu seperti ini...”

Gadis cantik itu menggeleng pelan.

“Soojung-ah.. Ada orang lain yang lebih baik darinya.. Orang itu aku Soojung... Aku, aku sangat mencintaimu.. Jung Soojung...” ucap Sehun.

Namun entah Soojung mendengar kata-kata Sehun atau tidak, Soojung lebih dulu tak sadarkan diri. Ia pingsang dipelukan Sehun. Sadar Soojung tak merespon kata-katanya, Sehun menggoyangkan tubuh Soojung kasar.

“Soojung... Jung Soojung... Bangun.... Yaa!! Soojung-ah...” teriak Sehun cemas. Ia menyentuh kening Soojung. Panas, suhu tubuhnya panas sekali. Sehun sangat ketakutan jika terjadi apa-apa dengan Soojung. Langsung saja ia membawa Soojung kerumah sakit.

∞∞∞

Tiik...tiikk...tikk....

Suara jarum jam yang berjalan pelan mengalun dipenjuru ruangan serba putih itu. Aroma obat-obatan begitu kuat menyengat penciuman. Sesosok gadis tengah terbaring lemah tak sadarkan diri sedari tadi. Hampir tiga jam ia terlelap dalam pingsannya. Saat ini hari telah berganti, meski mentari masih lama akan bersinar, namun waktu telah menunjukkan pukul satu pagi.

Sedang disebelahnya, duduk seorang pemuda dengan posisi yang sangat tidak nyaman. Kepala bersender ditepi ranjang dengan tangan terus menggenggam tangan gadis itu. Ia belum terpejam, matanya masih terjaga. Tak mampu ia memejamkan mata walaupun uapan terus memburu dibibir tipisnya.

Lagi, untuk kesekian kalinya, mata sendu itu menatap penuh luka Soojung. Ia mendesah pelan seraya bergumam.

“Soojung-ah... Aku harus berapa kali mengatakan ini? Harus bagaimana lagi? Aku mencintaimu, sangat mencintaimu... Tapi apa dayaku? Aku tidak bisa apa-apa... Bahkan aku tidak bisa melindungimu... Aku minta maaf Soojung.. Aku minta maaf...”

 

TBC


Halooo...

Bagaimana kelanjutan ff ini?

menarik? membosankan?

okelah komennya saja ..:)

makasih...

 

regard

~Denovia~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
PiperGrace08
#1
Chapter 5: Satu kata buat author: KEREN

walopun ane SeStal shipper.. tapi toh ff ini bagus banget..
top lah
dhedho
#2
Chapter 5: Akhir yg bahagia buat soojung sama sehun, mskipun awalnya kasian sehun, untung ada sulli hehe :D
Thanks authornim... kutunggu next story-nya ya hehe
dhedho
#3
Chapter 4: Ceritanya bagus, kasian sehun, pdahal selalu ada buat soojung tp ttp cman bisa jd bestfriend zone :(
Buat sehun move on trs dkt sm cwek lain authornim, biar soojung sdar kalo dia lbh btuh sehun drpd myungsoo, hehe :D
thathamitha #4
Chapter 4: sestal
pokoknya endingnya harus sestal
n make happy endinh
thx for the story^^
merrind
#5
Asalkan itu sestal aku suka haha
mynameisjoe #6
Chapter 2: updateeeee, ga sabar aku suka ceritanyaa><
melylia #7
Chapter 1: sestal ok author endingnya hehe