short #1 (pt 1/???)

sepasang mata: koleksi karangan pendek

dan aku bersumpah, kau adalah suatu anomali dalam hidupku

(ft. past ! khunneo)


Junho menulis. 

Ia menulis apapun yang terngiang di otaknya. Ketika seorang wanita dengan surai hitam menawan berpapasan dengannya, ia lekas menulis. Begitu juga ketika seorang anak kecil dengan permen digenggaman tangannya menangis, dan nenek-nenek yang duduk di sampingnya yang tengah ditimbun kesedihan pasca meninggalnya sang anak. Semua itu menjadi suatu ide baginya untuk menulis--baik itu puisi ataupun cerita pendek yang sama sekali tidak masuk akal.

Ia tidak bisa membuat kegelapan memasuki pikirannya lagi, semuanya harus kosong. Kejadian beberapa tahun yang lalu itu sudah cukup. Nichkhun yang seakan masih bermandikan kejora namun tergeletak tak bernyawa sudah cukup membuatnya menderita. Ia tidak perlu kegelapan memasuki hidupnya lagi.

( "Yang terbaik adalah kau melupakan kejadian itu, memulai hidup baru," Minjun berkata, senyum yang tertata rapih di wajahnya menunjukan rasa iba. Junho benci bagaimana orang-orang melihat dirinya seperti itu--seakan tidak akan selamat di dunia ini--Junho tahu ia bukan orang yang lemah. Ia kuat. "Cobalah menulis, entahlah, kau bisa mencoba menulis diary atau bahkan novel, tulisanmu itu luar biasa, kau tahu? Luapkan semua emosimu, okay?

Minjun menepuk pundaknya, membisikkan kata aku turut berduka, Nuneo dan meninggalkannya sendirian,  tepat di hadapan kuburan Nichkhun.

Dan, ya, menulis bisa menjadi ide yang bagus untuk memulai hidup baru)

Semenjak itu, suatu kebiasaan untuk pemuda duapuluh lima tahun itu untuk menulis. Ia merilis dua kumpulan puisi pendek, beberapa kumpulan cerpen hasil kolaburasi dengan beberapa penulis lain--dan, lyricist bagi seorang artis ternama dan teman dekatnya, Minjun. Semua berjalan lancar, menurut Junho, ia benar-benar seseorang yang sukses. Selama ia bisa menulis, ya mendapat kebahagiaan dan penghasilan. Tidak ada yang perlu diragukan.

--

Ada masalah. 

Junho tidak bisa menulis. Pensil yang ada di atas meja tidak tersentuh, iphone5 miliknya pun tidak tersentuh. Ia merasa hampa.

Kegelapan akan menyelimutinya, Junho dapat merasakannya. Kegelapan yang selama ini mengejarnya sudah mulai berhasil menembus dinding pertahanan Junho. Ia merasa kecil, ia merasa seperti seorang anak kecil yang terjebak dalam labirin luas. Itu bahkan bukan bagian terburuknya. Ia merasa seakan di bawahnya adalah lumpur hisap dan di atasnya adalah burung-burung pemakan bangkai yang siap memakan jasadnya nanti. Dan, oh, dia merasa kecil.

Ini bukan cara tenggelam yang ia inginkan. Dari semua cara untuk jatuh dan menangis, Junho tidak ingin semua itu terjadi ketika dalam benaknya ia sedang terjebak di dalam labirin ditemani dengan lumpur hisap dan burung-burung pemakan bangkai. Ia ingin Nichkhun. Ia ingin Nichkhun yang datang dan mengatakan: Amor, selamat datang di dalam kegelapan, si, kegelapan, apa lagi yang kau tunggu?

Ketika ponselnya berdering, ia kembali bernapas. Siapapun yang menelponnya sungguh, Junho akan membelikan sebotol Scotch dan Jaegermeister untuk orang itu.

"Annyeonghaseyo, ada yang bisa ku bantu?" Lekas ia mengangkat panggilan masuk itu, tanpa melihat nama kontak, ya, ia ingin membuat dirinya sendiri terkejut.

"Kau mau menemaniku ke bar?" Sedikit terprediksi--tetap saja--ia sama sekali tidak percaya kalau Minjun akan menjadi penyelamatnya, lagi. "Hyungmu ini kesepian, dan, aku ingin kau berkenalan dengan seseorang"

Sepasang manik mata milik Junho melebar. Minjun tidak pernah mengajaknya berkenalan dengan seseorang. Pasca kejadian Nichkhun, ia sama sekali tidak ingin Junho terikat dalam hubungan cinta. Junho tidak terlalu mengerti apa alasannya, ia merasa biasa saja dengan kelakuan posesif Minjun. "Ah, ya?" Adalah apa yang terucap dari mulut Junho.

"Hwang Chansung, beberapa hari lebih muda dari dirimu, antusias sekali dengan kucing dan makanan," Minjun terdengar senang, cukup untuk membuat Junho tersenyum kecil. "Kau tahu? Aku yakin kau akan menyukainya" 

Junho menghela nafas. Baiklah.

"Arraso, ku tunggu kedatanganmu dan mobil mewahmu itu, hyung"


a/n: maaf ! saya jarang sekali update. mungkin karena saya merasa kurang yakin dengan cara penulisan saya di sini tetapi, ahh, semoga kalian suka !!! mungkin minggu depan saya akan menambahkan bagian kedua. dan drabble #3 sebagai tambahan.

ps: setiap chapter dari short #1 berisikan 500+ kata tidak kurang dari itu :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
oshalalala #1
Chapter 3: Ffnya bagus, walo cuman drabble dan cerita pendek. Aku suka pemilihan diksinya. Tdk berlebihan, simple, tapi mudah dimengerti dan bisa menggambarkan dgn jelas. Ditunggu lanjutannya author-nim ^^
pipikya #2
Chapter 3: Kenapa kurang yakin? Aku malah suka sekali dengan gaya penulisan yang digunakan. Terus berkarya ya ^^ part2 ditunggu ^^
pipikya #3
Chapter 2: Mereka memang tidak bisa. Tapi author bisa kan mengangkat drabble ini menjadi sebuah fanfiction yang utuh :3 hehe
pipikya #4
Chapter 1: Drabble yang pendek, sepertinya terlalu pendek malah wkwk
Fell-nya udah dapet, tapi kurang nyampe(?) hehe
KidMoonlight #5
Chapter 3: Mau baca bagian kedua !!
KidMoonlight #6
Chapter 2: Lanjutkan thor!!! Seneng deh bisa baca FF ChanHo
channelca #7
ini masih di lanjutin lagi kan author? lanjuti donk tapi jangan lama2... ceritanya seru penasaran sama kelanjutannya