Hello……masih pada inget gak yah sama saya?? oke gak perlu inget orangnya tapi inget gak yah sm ffnya yg udah lama tenggelam smpe pergantian tahun lamanya?? haha…XDD
Sebelumnya maaf banget untuk keterlambatannya dan curhat dikit slama ini kan aku bikin ff ini di tempat kerja nah slama 3 bulan lebih yah? ada pekerja yg ditempatin di belakangku jadi kebayang kan mana bisa ngetik ff sementara di belakang ada orang asing…….aduh buyar semua. T.T
Nah semoga di chapter ini feel kalian dapet dan gak mengecewakan…gak berharap banyak sih asal dibaca dan dikomen udah seneng banget… (itu mah banyak maunya) :D

ENJOY YAH^^

-ALL JONGIN POV-

Kostan Jongin

21.50 wib

Aku masih menalikan tali sepatu dan tiba-tiba kulihat Yixing datang dengan badan bergetar matanya terlihat sembab dan hidungnya memerah. Dia..menangis lagi? Untuk kesekian kalinya dia menangis lagi. Kadang aku ingin marah sama dia. Kenapa dia masih mempertahankan cintanya? Cinta yang selalu saja membuat dia menangis.

Menangis dan kembali memaafkan.


“tem..” katanya lirih sambil menatapku.


Aku memandangnya kuyu.


“kamu..kenapa?”


Dia hanya diam. Entahlah apa lagi yang membuatnya menangis.


“ya udah, kalo lo masih belum mau cerita. lo mau masuk? Mau tidur atau mau apa?”


Dan dia kembali diam. Dan diamnya itu yang membuatku bingung harus melakukan apa. Dan karena niatnya aku mau keluar nyari makan, aku ingat kalo dia suka banget sama yang namanya ngetrack.


“hmm..gimana kalo sekarang kita keluar?”


“ke..mana?”


Aku Cuma balas tersenyum.


“lo mau kemana?” tanyaku lagi.
 

“...” dia masih diam dengan kuyunya.
 

“gimana kalo kita ngetrack?” kataku antusias.


Aku tahu dia paling suka aku ajak ngetrack. Walaupun dia takut sama yang namanya kecepatan maksimal sebuah ninja, dan selalu misuh-misuh kalo aku bonceng dia dengan kecepatan diatas seratus tiga puluh, tapi dia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya setelah kuajak ngetrack.

Dia menimang-nimang sesuatu. Jemari tangan yang lentik mirip jemarinya cewe itu terlihat memilin.


“ayo..katanya sekarang di Guangpu udah dibangun fly over Summarecon, dan kemaren-kemaren kan gak boleh ada yang ngetrack, jadi sekarang nih mau pada ngetrack lagi. Gue mau nyoba nih..” kataku sambil berdiri.


Diapun masih diam dengan matanya yang berkedip polos. Tangan kananku refleks ingin membelai pipinya tetapi ku urungkan dan hanya mengelus puncak kepalanya.


Aku mengambil helm di dalam dan juga kunci motorku. Kemudian menawarkan tanganku. Dia lalu menyambut tanganku dan aku tarik tangannya. Kupeluk pundaknya dan dia menatapku. Aku berikan senyum terbaikku dan akhirnya dia tersenyum juga, meski dipaksakan.


Setelah kukunci pintu dan dia mengenakan helm, aku langsung naik ke ninjaku, dia terlihat ragu.


“ayo..udah lah. Lupain dulu masalahnya, kita ke Guangpu makan, terus ngtrack sambil godain yang pada mangkal disitu, oke?”


Dia lalu naik ke jok belakangku dan akupun melajukan motorku ke Guangpu, tempat dulu kami sering menghabiskan malam berdua. Tempat dulu dia memeluk pinggangku dengan erat dan memanggil namaku dengan manja. Dan sekarang aku akan kembali kesana, semoga dengan kenangan manis lagi.


Aku lalu melajukan motorku, tempat dulu kita sering menghabiskan malam. Aku hanya melajukan ninjaku dalam kisaran 40-an. Tapi dia tidak lagi merangkulku atau memelukku saat kubonceng. Dia hanya memegang pahaku dan tidak bersuara. Kutawarkan dia makanan yang kutemui, dia hanya menggeleng dan kadang bahkan seperti tidak mendengar. Ya, raga dan pikirannya sedang berjauhan. lalu kuparkirkan motorku didepan kedai es krim.


“Xing..?”

“hah?”

“...”

“maaf..” katanya lalu turun.

Akupun lalu turun lalu memesan es krim dua. Lalu aku duduk di sudut dengan 2 kursi. Aku berdiri lagi lalu kutarik tangannya.

“Xing, duduk” kataku.

Dia hanya menatapku kuyu lalu ikut duduk.

“cerita Xing..” kataku.

Dia hanya diam sambil menunduk. Aku mencoba tersenyum kearahnya sambil memegang bahunya. Dan dia hanya menatapku dengan pandangan kosong.

“...”

“ya udah, sekarang makan dulu es krimnya biar perasaanmu lebih baikan..”kataku.

Lagi-lagi dia hanya diam sambil mengaduk-aduk es krim kesukaannya. Dia menyukai berbagai rasa es krim kecuali yang barbau durian. bahkan dia sanggup menghabiskan es krim cone besar dalam cuaca dingin di malam hari, selain suka eskrim dia juga suka makanan manis lainnya, Tapi kali ini dia hanya diam dan es krim didepannya itu tidak ada yang masuk satupun ke mulutnya. Dia hanya mengaduknya dalam diam dan pandangan kosong.

Begitupun seterusnya, dia hanya diam tidak mau menceritakan apa yang terjadi. Aku hanya bisa memandangnnya dan mencoba tersenyum. Aku menghela nafas.

Bilang Xing, apa yang mesti aku lakuin sekarang biar kamu gak sedih lagi?

*****

Aku masih melajukan motorku melewati fly over, Guangpu. jalanan disini memang cukup padat. Tapi satu hal yang kurasa berbeda malam ini. Dia tidak lagi memeluk erat pinggangku. Dia tidak lagi menempelkan pipinya ke pundakku. Aku menghela nafas. Tidak apa, aku akan tetap berusaha mengembalikan senyum itu lagi.

Sekarang aku sudah ada di pertigaan, Guanpu. Kulihat banyak sekali motor terparkir disini. Kebanyakan motor laki. Mereka dan boncengan seksinya terliha begitu lengket.

Aku terus melajukan motorku dan memarkirkannya di pinggir. Kondisinya sudah berubah. sekarang telah dibangun fly over summarecon meskipun belum selesai.

Malam kian larut. Mungkin sekarang sekitar jam sebelasan. Kuperhatikan beberapa motor mulai menuju ke tengah jalan. Aku sudah paham, its show time. Tidak ada aba-aba dari seorang gadis dengan hot pants yang mengacungkan sapu tangan seperti di film-film hollywood. Semuanya tidak keliatan formal. Beberapa motor menuju ke tengah, mulai meraung-raungkan motornya dan terdengarlah suara klakson yang cukup nyaring sebanyak tiga kali. Suaranya berbeda dari klakson standar. Lebih mirip klakson mobil. Dan saat bunyi terakhir terdengar cukup lama, baru semua berpacu dengan kecepatan