Luhan pov

Aku memandang keluar cendela, rupanya cahaya matahari pagi mulai menampakkan kehadirannya.

“Hoammm...” rasanya tidak rela untuk bangkit dari kasur nyaman ini. Kulirik jam dinding yang sudah menunjuk kan waktu 6 pagi. Pikiran ku kembali mengingat kejadian semalam. Ah yasudah lah . . . aku mencoba memaklumi perlakuan buruk Jongin yg kesekian kalinya.

Aku Lu Han. Sehari hari aku hidup dan tinggal dengan Mama ku { Kim Yoona }. Ayah ku telah meninggal sejak aku lahir. Kata teman-teman aku adalah anak yg salah dititipkan Tuhan. Seharusnya aku terlahir sebagai perempuan bukan laki-laki menurut mereka. Mempunyai wajah cantik dan imut seperti ini tidak semerta merta membuat ku senang ataupun bangga. Malah seringkali dengan wajah ini aku sering mendapat perlakuan yg tidak menyenangkan sering di bully oleh teman-teman. Kadang malah berbau ual harassment yg untung nya tidak pernah terjadi lagi saat aku dengan berani mematahkan tulang lengan anak-anak yg menjahiliku. Beruntung aku pernah belajar teknik-teknik kungfu cina yg secara tidak langsung berguna melindungi apabila terjadi kejahatan yg tidak diinginkan. Secara fisik otot ku tidak berkembang. Aku ramping dan terlalu bersih untuk ukuran anak laki-laki. Tapi aku tidak peduli dengan hal itu.

Tatapan ku teralihkan kepada kamar mandi yg ada di pojok kanan dalam kamar ini. Terdengar suara gemeracak air dari shower sepertinya. Mungkin Jongin sedang mandi. Aku terkesiap melihat pintu kamar mandi itu yg secara tiba-tiba terbuka. Jongin dengan santainya keluar dari kamar mandi dengan keadaan setengah telanjang dengan bagian bawah terlilit handuk. Bau wangi sabun nya menyeruak di indra penciuman ku. Otot otot nya mengembang, terlihat menonjol tetapi bukan seperti binaragawan. Lebih seperti ... pahatan patung Yunani yg indah. Kulit nya berwana kecoklatan dan butir-butir air yg masih menempel di badan nya membuat dia terlihat makin seksi di mataku. Aku terus memandangi dan mengaguminya tanpa sadar. Ada perasaan aneh yg muncul di hati ku, aku kagum bukan karena ingin memiliki tubuh ideal seperti itu. Ada perasaan aneh lainnya. Perasaan yg untuk beberapa saat membuatku tersengat hebat. Menjalar dari bawah.

Astagaaaaa . . . aku tahu perasaan ini. Aku memikirkan bagaimana tubuh itu memeluk dan mendekapku dari belakang. Tidakkkk... tidakkk... luhan cukup , aku tidak mau perasaan ini muncul lagi.

“ woiiii.... malah begong, cepatlah mandi aku ada jadwal piket hari ini jadi kita harus berangkat lebih awal” ucap jongin yg membuyarkan lamunan ku.

“ i.. iyah” Cuma kata itu yg bisa kuucapkan.

“ nih handuk nya” dengan santainya jongin membuka handuk yg menutupi aurat vitalnya itu lalu menyerahkan nya kepada ku.

“ aaaaaaakkkkk apa yg kau lakukan berdiri di depan ku seperti ini tanpa sehelai benang pun” teriak ku saat itu juga karena tidak sengaja mata ku ini melihat dengan jelas “barang” jongin secara langsung didepan ku kini. Aku langsung berbalik arah memunggungi nya.

“ ini kamarku ! jadi terserah diriku berpaikan atau tidak itu bukan urusan mu” terang jongin. “ fiuhhh ..” aku hanya bisa mendengus kesal.

“ kalau kau tidak suka silahkan pergi dan tidur lah dikamar lain” imbuh jongin. Daripada aku malah berdebat dengan nya sebaiknya aku langsung menuju kamar mandi dan bergegas segera membersihkan tubuh ku ini

“dasar anak aneh” ledek jongin.

Aku berangkat bersama dengan Jongin menaiki mobil sport mewah nya ke sekolah. Tapi sial nya tadi waktu perjalanan menuju sekolah aku malah diturunkan paksa oleh nya ditengah jalan. Tidak bisa berbuat banyak aku hanya bisa pasrah dan menuruti perintahnya.

“ sampai jumpa di sekolah hyung cantik, selamat olah raga pagi “ ucap nya sambil menyeringai khas lalu langsung mengegas kencang mobil nya sehingga meninggal kan ku ditengah jalan seperti ini.

“ arrrgghhh jongin sialannnn !!!” teriak ku kencang. Kesal rasa nya punya saudara tiri yg resek seperti dia haftt...

Aku mencoba melihat arloji untuk mengetahui pukul berapa sekarang ini. Betapa kaget nya karena tidak lama lagi waktu sudah mendekati jam masuk sekolah. Aku mencoba berlari lebih cepat dan kencang supaya bisa memaksimal kan waktu yg sedikit ini untuk sampai tepat waktu disekolah ini.

Tapi disaat yg bersamaan pula ada sebuah motor yg nampak nya dengan sengaja memotong tepat di depan ku. Dia membuka helm nya sedikit. Lalu melihat ke arah ku.

“ tunggu apa lagi ayoo cepat naik !” perintah nya saat itu juga.

“ bb.. baiklah” tanpa pikir panjang aku langsung naik ke motor tersebut.

“ pegangan... karena aku akan memaksimalkan kecepatan motor ini” seru nya.

Aku yang saat itu juga langsung memeluk pinggang namja ini secara spontan karena takut jatuh.

Pukul 7 lebih 15 menit pagi aku dan namja ini baru sampai di sekolah. Aku langsung turun dari motor namja ini. Dan tidak lupa aku mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan nya pagi ini. Mungkin kalo dia tidak muncul saat itu aku akan terlambat.

“ sekali lagi terima kasih ya untuk pertolongan mu pagi ini “ ucapku sambil tersenyum ramah ke arahnya.

Namja itu lalu melepas helm nya dan langsung menghadap ke arah luhan. Wajah nya benar-benar tegas dan tampan.

“ aku Luhan salam kenal, kalau boleh tau siapa nama mu ?” jawab luhan memperkenalkan diri.

Namja itu malah melengos pergi begitu saja meninggal kan luhan sendirian di parkiran. Luhan mengejar namja itu yg kini sudah berada jauh di depan nya.

“ yakkk heii tunggu , kau belum menjawab pertanyaan ku“ teriak luhan

Namja itu pun lalu menghentikan langkah nya,  dia berbalik arah dan mendekat ke Luhan. “Yakkk mampus jangan2 dia marah yahh gawat nih” batin luhan.

“ temui aku di lapangan basket sewaktu pulang sekolah kalau kau ingin mengetahui namaku” ujar namja tersebut sambil mengacak acak rambut luhan serta mencubit gemas pipi nya.

To be countinued

tidak lupa saya mengharapkan review dan komen kalian untuk ff saya ini. supaya kedepannya lebih baik lagi. semoga tidak bosan untuk terus mengikuti ff saya ini. thanks