The Situation I Can't Explain

Seriously?, Is He Going To Teach Me?

-Sehun P.O.V-

            Aku baru saja selesai meminjam buku dari perpustakaan, berjalan ke arah kantin. Satu lantai diatas laboratorium. Mendengar suara anak-anak yang sedang berkumpul, tapi sepertinya mereka sudah bubar. Hari sudah menujukkan pukul 3 sore, suasana saat itu agak ramai di lantai bawah, Saat itu aku mendengar langkah seseorang yang sedang berlari. Aku menengok kebelakang?. Oh?,

            Aku berhenti berjalan, menunggu Sulli noona yang sedang berlari ke arahku. “Yah!, Oh Sehun!” Nafasnya terengah-engah, berlari ke arahku dengan wajahyang panik. Aku mendekatinya, seuatu yang buruk sedang terjadi.

            “Waeyo noona?” Aku mendekatinya.

            “*hosh*..*hosh*.., Yah!, akka!,” Aku tidak mengerti dia berbicara apa, nafasnya terlalu terengah-engah.

            “Noona, ada apa?. Ambil nafas…. Buang…” Aku membantunya mengatur nafas, tapi tetap saja dia masih terlihat terengah-engah. “Tidak biasanya kau berlari, ada apa?”

            “Kau harus kebawah!... Sooeun!” Aku terdiam. Sooeun?

            “Sooeun?, ada apa dengannya?” Tanyaku sedikit panik, tapi tetap. Tenang.

            “Sooeun!, kau kebawah!. Girlsday berulah lagi!”

            “MWO!?”

            -Sehun P.O.V end-

            “unnie..” Sooeun terisak, saat gadis yang bernama Yura itu menamparnya. Darah segar menetes dari hidungnya, membuatnya ketakutan.

            “Jangan panggil namaku!, sudah seharusnya kau tidak mengenal Sehun pada awalnya!” Bentaknya. “Lalu apa!?, guru privat!. Menjijikkan sekali!” Seru gadis yang berbeda. Hyejin.

            “Jeosonghamnida” Sooeun menyeka airmatanya.

            Suara langkah kaki yang tidak beraturan terdengar makin kencang. Saat itu, Sehun terdiam, rahangnya mengeras. “Apa yang…?!” Sehun kehabisan kata-kata, hendak memaki untungny aia bisa mengontrol kesabarannya. “Apa yang sedang kalian lakukan!?”

Girlsday tersikap mereka tidak tahu harus berkata apa, menatap Sehun dan Sooeun bergantian. Tidak menyangka Sehun akan datang entah darimana. “Sehun-a!”

“Sooeun-a,Gwaenchana?” Sehun menatap mata Sooeun yang sembab sementara Sooeun hanya terdiam. Membisu.

“Aku ingin pulang”

            Sooeun masih menyumbat hidungnya dengan sapu tangan, Sehun duduk di depannya. Mengawasinya. Ia sudah berada di UKS sejak 10 menit yang lalu. Keduanya diam membisu, ini tidak akan berakhir baik. Lagi-lagi karna Sehun, dan lagi-lagi korbannya Sooeun. Sooeun meletakkan sapu tangan yang meyumbat pendarahan di hidungnya. Dilihatnya sudah tidak mengeluarkan darah. “Gwaenchana?”  Tanya Sehun, Sooeun mendongak. Menatapnya.

            “Haruskah aku jawab?” Tanya Sooeun, jutek. Kali ini lebih jutek. Ah.., lagi-lagi.

            “Sooeun-a, Aku akui. Mungkin hidupmu menjadi sulit setelah aku mulai terlibat. Tapi aku sama sekali tidak bermaksud untuk berbuat itu. Aku minta maaf”

            “Oh Sehun” Sooeun kesal. “Kalau kau tahu tentang itu, jauhi aku!. Kenapa kau masih berada di dekatku!.” Serunya dengan nada tinggi. Ia berdiri, mengambil tasnya kemudian meletakkan surat yang dibuat Sehun di atas meja.

            Sehun menaikkan alisnya, Sooeun membanting pintu. Saat itu Sehun merasa ada sensasi aneh. Sehun membuka  kertas yang sudah tidak berbentuk , membaca seluruh isi surat itu. … T..t.tunggu dulu!, apa-apaan ini?

                                                                        ooOoo

            Sooeun duduk di atas kasur, bibirnya kering. Ia menggunakan satu bantal sebagai sandaran. Perlahan ia teringat, kata-kata yang dilontarkannya barusan kepada Sehun. Sungguh, jika ia tidak ingin Sehun menjadi korban, rasanya agak sakit berkata seperti itu. Sooeun menarik kakinya, kemudian memeluknya, ia menenggelamkan wajahnya di lututnya, menangis. Dadanya terisak dan agak sesak. Wajahnya merah padam, emosinya bercampur aduk menjadi satu.

            Sudah susah payah selama ini ia selalu bertingkah sebagai orang yang kuat dan dingin, tujuannya agar tidak ada lelaki yang menyukainya. Tapi kini?, semuanya percuma!. Ia berada dalam masalah  baru dengan masalah lama yang masih mengejarnya sampai ke tepi jurang. “Oh Sehun…”

            -Pagi-

            Bisikan-bisikan masih terdengar di seluruh koridor sekolah, bahkan jauh lebih keras. Semua murid sudah tidak takut atau bahkan hormat pada nya lagi. Mereka bahkan berani menampar gadis itu tanpa berpikir dua kali. Sooeun tidak memperdulikannya, ia hanya berjalan terus sampai ke kelasnya. Sesampainya di kelas, murid-murid yang tadinya sedang bercanda seketika hening. Satu persatu dari mereka keluar dari kelas, menyisakan satu orang gadis. Irene Kim.

            “Kau masih baik-baik saja dengan semua ini?” Ia duduk di depan Sooeun, menghadapnya. Sooeun menghela nafas seraya duduk menopang dagunya.

            “Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Anak-anak sepertinya sudah tidak memandangku sebagai pewaris C.A industries. Kini sebagai murid biasa, bahkan sepertinya seperti murid dengan status miskin.” Irene menepuk pundak Sooeun.

            “Kau yang sabar ya Eunnie. Aku akan selalu ada di sisimu” Sooeun tersenyum simpul. Kemudian menghela nafas.

            ‘Aku sendiri bingung dengan keadaan saat ini. Apa aku membenci Sehun atau tidak.’ Sooeun mengambil buku pelajaran fisika kemudian meletakkannya di atas meja.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
FujiMina #1
Thanks to @delevaprilla, okay, dipanjangin chappie berikutnya!~
delevaprilla #2
Chapter 3: Next... panjangin dikit eotte ^^
hwaiting . .
delevaprilla #3
I'm interested with the main cast..
Update soon.. i'll wait^^