Oh.

Seriously?, Is He Going To Teach Me?

-Author P.O.V-

            Sehun berjalan kearah motornya yang diparkirkan di depan rumah keluarga Im. Hari ini benar-benar tidak berjalan dengan baik. Bahkan buruk, mungkin hari terburuk kedua dalam hidupnya. Ini benar-benar bodoh!, seharusnya ia sempat meminta maaf pada gadis itu. Mungkin mengajar anak dari pemilik C.A industries adalah kesalahan terbesarnya. Kenapa juga ia mencari pekerjaan untuk mengisi waktu luang nya. Aneh, padahal teman-temannya biasanya pergi ke mall, atau ke club atau bermalas-malasan dirumah untuk mengisi waktu luangnya. Tapi anak dari pemilik Ohorat Industries justru malah mencari part-time job untuk mengisi waktu luangnya.

            Sehun melepas helm nya saat menyadari dirinya sudah sampai di rumahnya. Sehun mengibaskan rambutnya kemudian segera masuk ke dalam rumahnya. Ia meletakkan helmnya di sofa kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya. Ia membuka jaket nya kemudian ia beristirahat. Saat itu, adik perempuannya masuk ke kamarnya.

            “Oppaang~” Ia mengenakan piyama biru nya kemudian berdiri didepan oppanya dengan senyum yang mengembang, menghiasi wajahnya.

            Sehun melirik adiknya kemudian tersenyum, ia selalu berhasil membuatnya melupakan masalahnya untuk sementara. Sehun mengelus pipi adiknya kemudian menghela nafas. “Ada apa?, kau kenapa berada disini?.” Tanya Sehun.

            “Eomma dan Appa sedang pergi ke luar negeri. Oppa bahkan tidak tahu?” Sehun terdiam.

            “Arra. Kau tidak bermain?” Tanya Sehun mengganti topik.

            “Aku sedang menunggu Leo kemari. Dia bilang dia akan menjemput Lauren” Jawab bocah perempuan yang bernama Oh Lauren itu.

            Sehun mendengar suara ketukan, ia membuka pintu. Bibi, Lauren keluar dari kamarnya. Pertanda kalau Leo sudah diluar. Sehun menutup pintu kamar saat Lauren sudah keluar dari kamarnya. Ia menghela nafas kemudian memikirkan perkataan polos Lauren. Ia ada benarnya juga. Kemana saja dia sampai tidak tahu kalau kedua orangtuanya akan keluar negeri?. Perasaan tidak menyenangkan itu membuatnya kehilangan fokus pada segala hal!, lebih baik tidak mengetahui gadis pecundang itu saja dari awalnya.

 

{Ditempat Lain}

            Sooeun sedang duduk di kasurnya, ia membuka PC nya lagi. Untuk sementara waktu ia tidak bisa menggunakan HP nya karna Oh Sehun yang bodoh itu. Gadis itu kesal ketika mengingat-ingat namja yang menyebalkan itu. Tapi jujur saja dia sebenarnya cukup tampan dan keren. Tapi tetap saja!, Sooeun menyalahkannya. Dia mungkin sedang terburu-buru. Untuk kesini. Tapi setidaknya Ia meminta maaf telah menyenggol dirinya.

            “Aish jjajeungna!,” Sooeun meletakkan PC nya kasar di kasur. Kemudian terdiam sambil memikirkan sesuatu yang tidak penting. Entahlah, untuk terlihat keren. Ia berdiri dari kasurnya kemudian berjalan kea rah meja belajarnya. Bukan, bukan meja belajar, lebih tepatnya sebuah meja untuk menggambar doodles atau design baju untuk perusahan orang tuanya. Atau meja untuk menempelkan hasil foto dari Polaroid nya di album.

            Sooeun menarik kursinya kemudian menarik salah satu laci dari mejanya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang lucu. Ia menghela nafas, kemudian mengambil sebuah kunci kecil kemudian dipasangkannya ke kalungnya. Sooeun mengusap pelan kunci kecil itu. “Aku merindukanmu, kapan kau akan datang?”

                                                            ooOoo

            Sooeun turun dari mobilnya, merasa tidak enak badan. Ia memang tidak mudah tidur, dan ia mudah terkena demam karna kurang istirahat. Sooeun benar-benar merasa pusing, kali ini lebih parah dari yang biasanya. Mungkin ini karna ia lupa meminum obat penambah darahnya. Sooeun berjalan ke arah kelas. Wajahnya pucat, dan ia merasa terlalu lemas. Badannya bisa saja tumbang kapan saja.

            Sooeun duduk di kursinya, kemudian mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. Ia memijit lembut kepalanya kemudian merogoh tas nya, mengambil PC nya. Mengirim pesan singkat pada eomma nya yang sedang berada diluar negri semenjak semalam bersama appa nya.

            ‘Beritahu aku jika sudah sampai di Prancis.’

            Jang seongsaengnim datang berjalan masuk ke dalam kelas. Menyoroti satu persatu murid-murid edengan tatapan sombongnya. Seperti biasa, guru Bahasa Inggris ini memang selalu memakai Heels yang tinggi, dengan rambut yang digulung. Umurnya sudah 35 tapi ia selalu merasa seperti masih muda, dan percayalah, itu menyebalkan.

            “Gwud Mwuorning Guys!~” Jang Seongsaengnim duduk dengan gaya anggunnya, kemudian menatap kelas perlahan. Melihat tidak ada respon dari murid-muridnya, ia meraih penggaris besi dan memukul meja plastik itu.

            “Good Morning” Jawab beberapa murid sebisanya, tanpa semangat. Jang seongsaengnim memutar bola matanya,kemudian menarik nafasnya. Bersiap-siap untuk mengomeli seluruh muridnya,

            Sooeun meremas roknya, mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran hari ini walau kepalanya sudah penat dan tidak bisa fokus pada apapun. Sejujurnya ia sudah kehilangan keseimbangan hari ini. Badannya linglung, bahkan pandangannya blur. Ia merasa sudah hampir mati saat itu!. Bodoh!, ia lupa untuk mengkonsumsi obatnya secara teratur beberapa minggu terakhir.

            “Yah!, kalian itu seharusnya lebih bersemangat!. Kau tahu ‘Shakesqweeper’?, dia sangat semangat dalam menciptkan karya novel nya!. Dan Park Jisung!, dia semangat dalam mencetakkan gol!, dan dan..” Ia berpikir sejenak. Sebenarnya, semua anak dikelas bahkan tidak mengerti akan apa yang ia ucapkan, bahkan untuk mendengarkan saja tidak mau.

            -Sooeun P.O.V-

            Aku masih bertahan, walau pikiranku sudah tidak bisa diatur. Badanku lemas, seakan gravitasi sudah tidak menarikku. Samar masih terdengar bahwa Jang seongsaengnim masih berkata-kata. Kepalaku terasa lebih baik setelah beberapa menit perlahan, tetapi tubuhku terasa makin ringan saja. Aku melihat songsaengnim yang berjalan ke arah pintu, mungkin seseorang datang, Ah!, sial!. Kenapa tubuhku makin terasa ringan!?

            Kesadaranku perlahan mengurang, aku mulai berhalusinasi. Kilas balik berputar-putar di depan wajahku, mulai di saat aku masih berada di taman kanak-kanak, hingga beranjak ke Sekolah Dasar. Saat dimana aku mulai phobia terhadap gelap. Untuk sesaat aku kembali sadar, melihat namja yang jika tidak salah bernama Oh Sehun, orang yang datang ke rumah kemarin.

            “Gwaenchana?” Ia menatapku, sementara aku hanya terdiam. Tidak tahu kenapa dia bisa berada disini. “Kau tetap sadar arrasseo?” Sehun membantuku berdiri. Tubuhku yang terasa benar-benar ringan membuat ku tidak bisa berjalan dengan benar, selanjutnya dunia terasa berjalan perlahan kemudian semuanya menjadi hitam.

-Author P.O.V-

            Sehun berjalan kearah motornya yang diparkirkan di depan rumah keluarga Im. Hari ini benar-benar tidak berjalan dengan baik. Bahkan buruk, mungkin hari terburuk kedua dalam hidupnya. Ini benar-benar bodoh!, seharusnya ia sempat meminta maaf pada gadis itu. Mungkin mengajar anak dari pemilik C.A industries adalah kesalahan terbesarnya. Kenapa juga ia mencari pekerjaan untuk mengisi waktu luang nya. Aneh, padahal teman-temannya biasanya pergi ke mall, atau ke club atau bermalas-malasan dirumah untuk mengisi waktu luangnya. Tapi anak dari pemilik Ohorat Industries justru malah mencari part-time job untuk mengisi waktu luangnya.

            Sehun melepas helm nya saat menyadari dirinya sudah sampai di rumahnya. Sehun mengibaskan rambutnya kemudian segera masuk ke dalam rumahnya. Ia meletakkan helmnya di sofa kemudian berjalan masuk kedalam kamarnya. Ia membuka jaket nya kemudian ia beristirahat. Saat itu, adik perempuannya masuk ke kamarnya.

            “Oppaang~” Ia mengenakan piyama biru nya kemudian berdiri didepan oppanya dengan senyum yang mengembang, menghiasi wajahnya.

            Sehun melirik adiknya kemudian tersenyum, ia selalu berhasil membuatnya melupakan masalahnya untuk sementara. Sehun mengelus pipi adiknya kemudian menghela nafas. “Ada apa?, kau kenapa berada disini?.” Tanya Sehun.

            “Eomma dan Appa sedang pergi ke luar negeri. Oppa bahkan tidak tahu?” Sehun terdiam.

            “Arra. Kau tidak bermain?” Tanya Sehun mengganti topik.

            “Aku sedang menunggu Leo kemari. Dia bilang dia akan menjemput Lauren” Jawab bocah perempuan yang bernama Oh Lauren itu.

            Sehun mendengar suara ketukan, ia membuka pintu. Bibi, Lauren keluar dari kamarnya. Pertanda kalau Leo sudah diluar. Sehun menutup pintu kamar saat Lauren sudah keluar dari kamarnya. Ia menghela nafas kemudian memikirkan perkataan polos Lauren. Ia ada benarnya juga. Kemana saja dia sampai tidak tahu kalau kedua orangtuanya akan keluar negeri?. Perasaan tidak menyenangkan itu membuatnya kehilangan fokus pada segala hal!, lebih baik tidak mengetahui gadis pecundang itu saja dari awalnya.

 

{Ditempat Lain}

            Sooeun sedang duduk di kasurnya, ia membuka PC nya lagi. Untuk sementara waktu ia tidak bisa menggunakan HP nya karna Oh Sehun yang bodoh itu. Gadis itu kesal ketika mengingat-ingat namja yang menyebalkan itu. Tapi jujur saja dia sebenarnya cukup tampan dan keren. Tapi tetap saja!, Sooeun menyalahkannya. Dia mungkin sedang terburu-buru. Untuk kesini. Tapi setidaknya Ia meminta maaf telah menyenggol dirinya.

            “Aish jjajeungna!,” Sooeun meletakkan PC nya kasar di kasur. Kemudian terdiam sambil memikirkan sesuatu yang tidak penting. Entahlah, untuk terlihat keren. Ia berdiri dari kasurnya kemudian berjalan kea rah meja belajarnya. Bukan, bukan meja belajar, lebih tepatnya sebuah meja untuk menggambar doodles atau design baju untuk perusahan orang tuanya. Atau meja untuk menempelkan hasil foto dari Polaroid nya di album.

            Sooeun menarik kursinya kemudian menarik salah satu laci dari mejanya. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil yang lucu. Ia menghela nafas, kemudian mengambil sebuah kunci kecil kemudian dipasangkannya ke kalungnya. Sooeun mengusap pelan kunci kecil itu. “Aku merindukanmu, kapan kau akan datang?”

                                                            ooOoo

            Sooeun turun dari mobilnya, merasa tidak enak badan. Ia memang tidak mudah tidur, dan ia mudah terkena demam karna kurang istirahat. Sooeun benar-benar merasa pusing, kali ini lebih parah dari yang biasanya. Mungkin ini karna ia lupa meminum obat penambah darahnya. Sooeun berjalan ke arah kelas. Wajahnya pucat, dan ia merasa terlalu lemas. Badannya bisa saja tumbang kapan saja.

            Sooeun duduk di kursinya, kemudian mengusap kepalanya dengan kedua tangannya. Ia memijit lembut kepalanya kemudian merogoh tas nya, mengambil PC nya. Mengirim pesan singkat pada eomma nya yang sedang berada diluar negri semenjak semalam bersama appa nya.

            ‘Beritahu aku jika sudah sampai di Prancis.’

            Jang seongsaengnim datang berjalan masuk ke dalam kelas. Menyoroti satu persatu murid-murid edengan tatapan sombongnya. Seperti biasa, guru Bahasa Inggris ini memang selalu memakai Heels yang tinggi, dengan rambut yang digulung. Umurnya sudah 35 tapi ia selalu merasa seperti masih muda, dan percayalah, itu menyebalkan.

            “Gwud Mwuorning Guys!~” Jang Seongsaengnim duduk dengan gaya anggunnya, kemudian menatap kelas perlahan. Melihat tidak ada respon dari murid-muridnya, ia meraih penggaris besi dan memukul meja plastik itu.

            “Good Morning” Jawab beberapa murid sebisanya, tanpa semangat. Jang seongsaengnim memutar bola matanya,kemudian menarik nafasnya. Bersiap-siap untuk mengomeli seluruh muridnya,

            Sooeun meremas roknya, mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran hari ini walau kepalanya sudah penat dan tidak bisa fokus pada apapun. Sejujurnya ia sudah kehilangan keseimbangan hari ini. Badannya linglung, bahkan pandangannya blur. Ia merasa sudah hampir mati saat itu!. Bodoh!, ia lupa untuk mengkonsumsi obatnya secara teratur beberapa minggu terakhir.

            “Yah!, kalian itu seharusnya lebih bersemangat!. Kau tahu ‘Shakesqweeper’?, dia sangat semangat dalam menciptkan karya novel nya!. Dan Park Jisung!, dia semangat dalam mencetakkan gol!, dan dan..” Ia berpikir sejenak. Sebenarnya, semua anak dikelas bahkan tidak mengerti akan apa yang ia ucapkan, bahkan untuk mendengarkan saja tidak mau.

            -Sooeun P.O.V-

            Aku masih bertahan, walau pikiranku sudah tidak bisa diatur. Badanku lemas, seakan gravitasi sudah tidak menarikku. Samar masih terdengar bahwa Jang seongsaengnim masih berkata-kata. Kepalaku terasa lebih baik setelah beberapa menit perlahan, tetapi tubuhku terasa makin ringan saja. Aku melihat songsaengnim yang berjalan ke arah pintu, mungkin seseorang datang, Ah!, sial!. Kenapa tubuhku makin terasa ringan!?

            Kesadaranku perlahan mengurang, aku mulai berhalusinasi. Kilas balik berputar-putar di depan wajahku, mulai di saat aku masih berada di taman kanak-kanak, hingga beranjak ke Sekolah Dasar. Saat dimana aku mulai phobia terhadap gelap. Untuk sesaat aku kembali sadar, melihat namja yang jika tidak salah bernama Oh Sehun, orang yang datang ke rumah kemarin.

            “Gwaenchana?” Ia menatapku, sementara aku hanya terdiam. Tidak tahu kenapa dia bisa berada disini. “Kau tetap sadar arrasseo?” Sehun membantuku berdiri. Tubuhku yang terasa benar-benar ringan membuat ku tidak bisa berjalan dengan benar, selanjutnya dunia terasa berjalan perlahan kemudian semuanya menjadi hitam.

 

PS

 

Guru bahasa Inggris author kalo ngomong kaya begitu, aneh banget'-'

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
FujiMina #1
Thanks to @delevaprilla, okay, dipanjangin chappie berikutnya!~
delevaprilla #2
Chapter 3: Next... panjangin dikit eotte ^^
hwaiting . .
delevaprilla #3
I'm interested with the main cast..
Update soon.. i'll wait^^