Chapter 9

Innocent Bride
Please log in to read the full chapter

Masih terngiang dalam otaknya itu tentang pesan yang Sehun kirimkan padanya pagi empat hari yang lalu. Ingin sekali rasanya ia bercerita pada Tao, tapi merasa bahwa ia sudah mengeksploitasi Panda itu dari Naga pemiliknya sejak Sehun menitipkannya pada pemuda itu, ia mengurungkan niatnya. Diraih kembali ponsel di sampingnya dan dipandangi pesan dari suaminya. Meski selama ini mereka terus berkirim pesan, tapi tetap saja pagi empat hari yang lalu itu menurutnya adalah yang paling membahagiakan untuknya.

Dengan senyum yang masih merekah, ia menuju tempat di mana Sehun bekerja dan duduk di sana. Membungkukkan badan untuk tiduran di atas meja itu. Ah, masih ada satu hari lagi sebelum Sehun kembali. Rasanya ia sudah menunggu sangat lama. Ia tersentak ketika ponselnya dengan tiba-tiba bergetar dan nama Chanyeol muncul pada layar ponselnya.

"Halo," sapanya sembari menegakkan tubuhnya kembali. Merasa sedikit heran mengapa teman Sehun meneleponnya siang-siang seperti ini—di samping kenyataan bahwa mereka tidak terlalu dekat—dan menelepon ke nomor ponsel, bukan ke telepon rumahnya.

"Hyuuuuungg!" Suara cempreng yang diyakini milik Baekhyun tertangkap pendengarannya. "Yha! Berikan pada—" Itu baru suara sang pemilik nomor. Ah, jadi begitu. Pantas saja.

"Ssshhh! Aku sedang menelepon Luhan hyung!" Didengarnya Baekhyun berseru pada seseorang—atau mungkin beberapa orang yang ada di baliknya karena gaduh sekali di seberang sana.

"Hyung! Hyung! Aku punya kabar gembira!" ujar Baekhyun menggebu. Rasanya terlalu bersemangat hingga Luhan sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. Namun begitu, ia tersenyum dan merasa penasaran.

"Apa yang akan kau kabarkan padaku dengan nomor Chanyeol, Baek?" tanyanya. Ia sedikit mengecilkan volume ponselnya.

"Kau pasti tidak akan memercayai ini! Tapi mungkin kau juga tidak akan kaget sih mengingat kau sudah bersamanya sebulan lebih. Tapi mungkin juga kau akan kaget, tapi menurutku tidak sih, eh tapi mungkin iya—"

Menggeleng, cukup tidak ingin mendengar celotehan Baekhyun di pagi hari, Luhan menyela, "Kau terlalu lama. Siapa yang kau maksud?"

"Yah, mungkin kau juga sudah mengetahui tapi tidak apa deh—" Baekhyun masih sibuk mengatakan apa yang ada dipikirannya dan sekali lagi Luhan harus memotongnya. Ia benar-benar tidak ingin mendengar suara cempreng Baekhyun pagi-pagi seperti ini meskipun mood-nya sedang baik.

"Katakan langsung padaku, Baek, atau kumatikan," Luhan menjawab dengan tidak sabar. Beginilah Baekhyun jika mendapat sebuah kabar yang menurutnya sangat amat menarik untuk diumbar kepada siapapun.

"Sehun baru saja mengirimi pesan pada Chanyeol, memintanya memberi saran untuk membeli kado untukmu, Hyung!—" Sebelum Luhan menjawab, erangan Chanyeol kembali menyela dan kali ini Baekhyun dan Chanyeol terlibat dalam sebuah perdebatan di mana mereka meninggalkan Luhan yang masih dengan setia menempelkan ponselnya di telinga.

"Yha! Kenapa kau bilang padanya? Itu akan merusak seluruh rencananya. Aisshh!"

"Memangnya dia tidak boleh tau? Ujung-ujungnya juga dia tahu dan akan menerimanya kan?"

"Tapi kan—"

"Sama saja, Giant. Lagi pula Sehun juga tidak menyuruhmu merahasiakannya dari Luhan hyung, kok!" Baekhyun membela diri dan terdengar lagi olehnya Chanyeol mengalah, menyerukan 'Baiklah, sesukamu saja,' dengan tidak semangat. Luhan tertawa sejenak. Ia bisa membayangkan Baekhyun yang tersenyum sumringah mendapati dirinya menang. Well, meskipun Chanyeol tidak bisa membujuk Baekhyun yang begitu cerewet dan tidak bisa tutup mulut atas apapun yang menurutnya menarik untuk disiarkan, nyatanya Chanyeol tetap mencintainya. Luhan bisa melihat betapa si Giant itu menyayangi Baekhyun, meskipun ia baru mengenal pemuda itu sejak acara pernikahannya. A/N*—

"Dan kau tahu apa yang Chanyeol usulkan?" Lamunan Luhan tersadar kala Baekhyun kembali mengajaknya mengobrol dengan masih menggebu seperti sebelumnya. Ia kembali mengulum senyum, bersyukur bahwa ia memiliki teman seperti Baekhyun yang meskipun cerewet dan kadang menyebalkan, namun bisa membuatnya tersenyum senang karena ulahnya.

"Hm? Apa itu sesuatu yang sangat tidak terduga olehku?" tanya Luhan. Mendapati Baekhyun hingga dengan segera dan amat sangat riang memberitahu dirinya tentang sesuatu seperti ini, pasti ini adalah sesuatu yang luar biasa. Namun, Luhan tidak yakin jika itu adalah Sehun, meskipun Chanyeol mengusulkan sesuatu, tetap saja akan aneh untuk Sehun melakukan hal-hal aneh apapun yang sepasang sejoli itu usulkan, bagaimanapun Sehun adalah orang yang cukup serius.

"Cincin! Yeaaay!" seru Baekhyun kemudian. Luhan bisa mendengar suara tepuk tangan Baekhyun dan protesan pasrah Chanyeol.

"Cincin? Tapi aku kan sudah punya, Baek," jawab Luhan. Diliriknya platinum sederhana yang melingkar di jari manisnya itu, ada inisial namanya dan nama Sehun di dalam lingkaran itu dan ukiran sederhana kecil di masing-masing sisi inisialnya. Sekilas tidak terlihat berharga ataupun mahal sama sekali, namun bagi Luhan itu adalah barang paling berharga dan mahal miliknya. Meski putih polos tapi maknanya sangat dalam, apalagi kini ia mulai menyadari betapa si pemberi juga merupakan orang penting dalam hidupnya.

"Ah, iya! Ish dasar Chanyeol bodoh! Kenapa kau mengusulkan cincin jika mereka sudah menikah?! Dasar pabo kau!" seru Baekhyun lebih kepada Chanyeol di sana daripada untuknya. Chanyeol tidak menjawab, Luhan rasa dia ngambek. Ah, lucu sekali mereka.

"Hyung kau harus bersikap seolah-olah kau tidak peduli dengan itu semua, oke? Juga ketika Sehun memberimu cincin itu bersikaplah seperti biasa, jangan terlalu senang dan jangan tunjukkan senyum mautmu itu!" Luhan mengerutkan keningnya. "Mengapa aku harus bersikap seperti itu?" Luhan menjawabi dengan iringan suara Chanyeol dari seberang, "Kau terlalu ikut campur urusan mereka," yang sama sekali tidak ditanggapi Baekhyun.

"Kau harus menuntut lebih padanya. Akui saja memang kau sudah menyukainya tapi kau belum tahu kan apa dia sudah menyukaimu atau belum jadi kau harus mengujinya." Baekhyun menyerocos.

Eh?

Apa?

Tunggu.

Seingatnya ia memang telah menyukai pemuda itu, tapi ia tidak pernah bercerita pada siapapun bahwa ia telah menyukainya bukan? Ia bahkan tidak berkata pada Tao bahwa ia menyukai suaminya itu.

"Jangan mengelak, Hyung, a

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shii_xun
i'm still continuing this fic, dont worry, i ll keep my promises *smacked* anyway, thanks for ur support all these times and please wait a bit more, im so sowwy

Comments

You must be logged in to comment
Exoxosts #1
huaaa aku masih menanti ff ini banget kaak??
OliviaPopeye #2
Chapter 9: Ini akun lama yg passwordnya diingat shii sepanjanghidup nya kah?? ?
femroxanne #3
Chapter 8: Kok gak dilanjut kak, jangan bosen bikin ff dong ayo lanjutin lagi. Ditungguin yw
kaihunhandyo #4
Chapter 8: Waaaaaaa akhirnya di update juga *sujud syukur*
Sumpah ini aku sampe baca ulang dari chapter satu, kangeeen banget sm hunhan {} apalagi di ff ini mereka so sweet bngeet
Exoxosts #5
Chapter 8: Woaaaaaaa ayo dilanjut lagi author! Tapi jangan konflik ya hunhannya, kasiaaan:( aku mau hunhan terus bersatu thor! Jauhkan donghaee huweeee
KikiPurnamaSari #6
Chapter 1: next chapnya kapan jih thor... jngan lama" ya nanti aku lumutan lagi hehehe...
luhan dah mulai suka thu ma sehun... gimna sehunnya ya... kyanya sehun juga dah suka ma luhan
Elfriyoung #7
Chapter 7: Aaah ga apdet apdet yaaa penasaran banget udahan ini :( dari berbulan bulan yg lalu duh :(
kaihunhandyo #8
author nim... aku nunggu update an mu nihhhh :(
kyuminfinite #9
Chapter 7: authorrr~ aku nungguin ff ini update sampe jamuran nih -,- fast update dongggg
xohunkaiywra
#10
kapan up lagi wehhh lama nunggu masaa-,-"
gua missing hunhan angst moment/?
cepet update pls:(
asapa yo