Chapter 6 - KrisTao bonus chapter

Innocent Bride
Please log in to read the full chapter

Tao membuka matanya dengan perlahan, mencoba beradaptasi dengan lingkungan sekitar yang mulai terang. Ia mengerjap dan mengucek matanya dengan lucu. Dilihatnya jam digital di sisi atas kepalanya, 6.30 a.m. Menghela napasnya sekali, ia mendudukkan tubuhnya dan langsung dapat dirasakan sakit luar biasa pada bagian pinggul ke bawah.

"Aishh…" desisnya sambil memegangi pinggang rampingnya itu. Dipalingkan wajahnya ke samping kiri dan melihat Kris di sana masih tertidur pulas dengan telanjang dada. Yeah, salahkan giant-dragonitu yang semalam 'menghabisinya' hingga beronde-ronde.

Merenggangkan tubuhnya sedikit, ia lalu membuka selimutnya dan mulai turun dari kasur, berjalan tertatih menuju kamar mandi sambil memunguti pakaiannya yang tercecer di mana-mana dengan sebelumnya membenarkan letak selimut untuk menutupi tubuh sang kekasih hati.

Tao menutup pintu kamar mandi dengan pelan supaya tidak terlalu menimbulkan banyak suara dan Kris tidak terbangun karenanya. Sesampainya di kamar mandi, ia berhenti sejenak untuk mengambil napas. Memikirkan kejadian semalam, ia memalingkan wajah dan tubuhnya ke arah kaca yang ada di sana. Lingkaran hitam di bawah matanya ia rasakan semakin hari semakin menghitam. Well, salahkan Tuhan yang menciptakannya dengan lingkaran itu dan salahkan dragon itu yang membuatnya terjaga untuk beberapa minggu terakhir karena kepergiannya, dan salahkan dragon itu lagi yang menghabisinya semalam tadi.

Tao menghela napasnya lagi memandangi pantulan dirinya di cermin tersebut. Dapat dilihat betapa banyak tanda yang dibuat oleh Kris di area leher turun sampai ke dadanya. Sigh... Kalau begini bagaimana bisa ia menunjukkan dirinya di depan umum dengan baju terbuka? Padahal minggu ini ia berencana ingin memamerkan koleksi baju Gucci terbaru edisi summer-nya itu pada teman-temannya. Dasar Kris... Sekali lagi Tao menghela napas panjang dan segera mengguyur dirinya yang lengket tersebut dengan air hangat.

Selang beberapa menit, Tao telah selesai dari mandinya. Ia segera keluar dari kamar mandi dengan berbalutkan handuk di pinggulnya. Kris masih terlelap di sana, kali ini menengkurapkan badannya. Tao tak mengacuhkannya, lagipula Kris bukanlah morning person jika itu bukan hari kerja, jadi maklum saja jika ia menjadi sleeping dragon—sebutan Tao untuk Kris yang doyan tidur—seperti itu. Ia segera membuka almari dan memilih baju yang kiranya dapat menutupi leher dan segera memakainya, tak lupa memadukan celananya.

"Kau pagi sekali, Peach.."

Tao memutar tubuhnya yang tengah dalam kegiatan memakai celananya dan menghadap Kris yang sedang memandanginya. "Eoh, kau sudah bangun, Ge. Kau mau tidur lagi atau mandi? Akan kubuatkan sarapan kalau kau memilih bangun, kau ingin apa?" tanyanya bertubi sambil mendekat ke tempat tidur mereka.

Kris menggeleng. "Aku ingin tidur saja," jawabnya. Tao mengangguk dan duduk di sebelah Kris yang berbaring memandanginya. "Bagaimana pinggulmu?" tanya Kris kemudian, mendekatkan tubuhnya pada Tao.

"Seperti waktu pertama kali," jawab Tao. Hening di antara mereka. Tao memainkan jari-jarinya pada selimut mereka sedangkan Kris menatapi pemuda yang lebih muda darinya itu dengan penuh kagum.

"Kau terlihat lebih cantik dibanding saat aku melamarmu dulu," ujar Kris yang sukses membuat Tao memukul pelan lengannya dan memutar malas bola matanya. "Gombalanmu di pagi hari itu tidak mempan lagi untukku," balas Tao.

Sebelum mereka kembali mengutarakan suaranya, bunyi bel ditekan membuat Tao menengokkan kepalanya ke arah pintu kamar dan Kris menghela napas. "Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini? Mengganggu saja," Kris menggeram. Tao tertawa kecil melihat reaksi kekasihnya itu, "Mungkin Luhan gege. Aku akan menemuinya." Dengan itu, Tao langsung melesat meninggalkan Kris yang kembali menengkurapkan badannya.

Ding dong~

"Wait a minute!" seru Tao, mengutip kata-kata inggris yang sering didengarnya dari Kris dengan aksen China-Korea yang kental di nada suaranya, ketika bel berbunyi untuk kedua kalinya. Tak butuh waktu lama untuknya menuruni tangga dan sampai di pintu rumah mereka. Membuka pintu rumah dengan semangat, ia mendapati seorang pemuda berdiri dengan senyum merekah di bibirnya.

"Pagi, Hyung! Lama tak berjumpa!" kata pemuda itu langsung memeluk Tao. Sebelum Tao membalas pelukan dan menjawab sapaan pemuda itu, pemuda itu telah memasuki rumahnya. Menyampirkan mantelnya di gantungan mantel yang ada, ia berjalan menuju dapur kediaman Wu itu.

"Kukira kau belum bangun, ternyata sudah. Hampir saja aku membatalkan niatku untuk datang ke sini memikirkan itu, tapi ternyata tidak sia-sia aku menuruti instingku untuk tetap melaju ke mari," ucapnya dari arah dapur. Tao mengikuti di belakangnya.

"Apa kau baru saja bangun? Kenapa belum ada makanan sama sekali? — Oh apakah Wufan hyung juga belum bangun?" tanyanya kemudian. Tao hanya diam, masih mengikuti pemuda itu yang kini duduk di depan sofa dan mengambil remote. "Mengapa jalanmu seperti itu, Hyung? Apa kalian baru berbuat sesuatu semalam?" tanyanya lagi melihat Tao yang ikut mendudukkan diri di sampingnya.

"Yeah, dia masih di kamar dan salahkan dia mengapa aku jadi begini," kata Tao. Ia tidak terlalu memusingkan kelakuan pemuda itu. Lagipula ini masih terlalu pagi untuknya marah-marah dan ia sedang berada dalam mood yang baik, jadilah ia hanya diam.

Pemuda tadi membentuk huruf "o" tak bersuara dari mulutnya. Ia mengganti channel televisi sebelum kemudian berdiri dengan tiba-tiba. Tao mengangkat alis matanya. "Aku akan ke kamar dan tidur dengannya!" seru pemuda itu sambil berlalu, meninggalkan Tao yang menghela napasnya melihat tingkah namja itu yang sama sekali tidak berubah sejak ia bertemu dengannya lima tahun yang lalu.

.

Kris telah kembali tertidur namun sedikit terusik ketika ia merasakan kasur di belakangnya turun dan seseorang mendekapnya. Ia tahu bahwa itu bukan Tao karena ia paham betul lengan dan tangan Tao lebih lembut dari lengan yang mendekapnya sekarang. Maka, Kris membalikkan tubuhnya untuk terlentang dan memaksa membuka matanya untuk mengecek lengan siapa itu.

"Hyuuunggg~" panggil seseorang itu dan Kris bisa menebak itu adalah suara milik adiknya, menyebabkannya tidak jadi membuka mata. "Jika kau kemari karena disuruh Mama, katakan padanya untuk tidak perlu lagi mengkhawatirkanku," kata Kris dengan suara rendahnya yang semakin rendah. Namja itu terkikik mendengar suara kakaknya. Menurutnya, Kris lucu dan seksi saat pagi hari seperti ini.

"Eeh.. kau selalu berburuk sangka padaku. Aku ke mari ingin mengunjungimu, apa salah? Eomma bahkan tidak tahu aku ke mari," jawabnya. Ia mempoutkan bibirnya lucu. "Aku ingin tidur, bermainlah bersama Tao," balas Kris.

Pemuda itu memandang Kris sebal sebelum kemudian berdiri dari ranjang dan mengenyahkan baju yang dipakainya lalu langsung menelusup ke dalam selimut, kembali mendekap tubuh hyung-nya. Kris membuka mata karenanya dan menghela napas melihat tingkah manja adiknya itu. Ia ikut melingkarkan salah satu lengannya di pinggang sang adik.

"Hhh... kau sudah terlalu besar untuk bermanja-manja seperti ini, kau tahu," ujar Kris yang hanya ditanggapi dengan sang adik tambah mendekatkan tubuhnya pada Kris. Kris, menjadi seorangsleeping dragon di hari libur, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya dan memilih untuk kembali terlelap dalam alam mimpinya.

.

Tao menghembuskan napasnya, menghentikan kegiatan mencuci piring. Ia berbalik dan menyandarkan pinggulnya di pinggiran wastafel. Sigh…. Ia mendongakkan kepalanya menatap kosong langit-langit dapur kediaman mereka. Ingatannya menerawang jauh.

Adik laki-laki Kris itu membawanya untuk mengingat perjalanan kisah cintanya dan Kris. Ini tahun ketujuh mereka hidup bersama, hanya berdua, dengan Kris yang telah berhasil menjadi seorang asisten pribadi CEO perusahan hiburan terkenal, Choi Entertainment. Dipikir lagi, menurutnya, kisah perjalanan hidup dan kisah cinta mereka akan sangat laris jika dikemas dalam sebuah buku atau film roman picisan yang memabukkan para remaja—Tao terkekeh pelan.

Dimulai dari pertemuan yang tidak disengaja, begitu singkat, begitu tidak berkesan, dan begitu klise. Cinta yang tumbuh saat pandangan pertama mereka—yang bagi sebagian orang hanyalah ungkapan semata. Mereka berdua masih polos saat itu. Kris masih seorang mahasiswa semester tiga dan Tao seorang pekerja muda—yang seharusnya masih bersekolah, namun ia memutuskan sekolahnya saat kelas dua di tingkat akhirnya—yang kebetulan saat itu berada pada suatu situasi yang bersamaan.

Malam itu, Kyuhyun, senior Kris saat di highschool mengadakan pesta kelulusannya, well, ia melompati tiga semester sebab kejeniusannya. Seharusnya Kyuhyun dan Kris hanya berbeda dua semester! Siapa yang tidak mengenal Kyuhyun sang jenius dari keluarga Cho itu? Kerabat dekat keluarga Choi yang terkenal akan industri hiburannya itu.

Cho Kyuhyun, seorang anak pebisnis ternama. Tubuhnya yang tegap dan penuh wibawa seperti sang kakek, garis wajahnya kentara sekali dengan hidung mancung membentuk rupa yang amat indah, yang mampu menandingi ketampanan para dewa—begitu kabar burungnya—, kejeniusan yang membawanya langsung melejit menyusul kakak-kakak kelasnya mendapatkan ijazah kelulusan, jangan lupakan sikapnya yang ramah dan menyenangkan walau agak sedikit menyepelekan lawannya. Jelas semua mahasiswa maupun profesor mengenalnya, memujinya, bahkan banyak dari mereka mengidolakannya. Dan Kris Wu beruntung menjadi salah satu adik kelas yang dikenal baik olehnya.

Kyuhyun dan Kris memiliki sifat yang hampir sama; cool—walau lebih tepat sok cool—, suka menyepelekan orang lain, tampan, digilai, cerdas—meski Kris tak sejenius Kyuhyun, dan memiliki harta. Pertemuan mereka juga sangat singkat, saat berganti baju setelah pertandingan sepak bola antarkelas. Basa-basi sedikit sebagai bentuk hormat terhadap kakak-adik kelas dan mereka langsung akrab. Heh, memang benar orang dari kalangan hidup yang sama akan lebih cepat akrab rupanya.

Please log in to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shii_xun
i'm still continuing this fic, dont worry, i ll keep my promises *smacked* anyway, thanks for ur support all these times and please wait a bit more, im so sowwy

Comments

You must be logged in to comment
Exoxosts #1
huaaa aku masih menanti ff ini banget kaak??
OliviaPopeye #2
Chapter 9: Ini akun lama yg passwordnya diingat shii sepanjanghidup nya kah?? ?
femroxanne #3
Chapter 8: Kok gak dilanjut kak, jangan bosen bikin ff dong ayo lanjutin lagi. Ditungguin yw
kaihunhandyo #4
Chapter 8: Waaaaaaa akhirnya di update juga *sujud syukur*
Sumpah ini aku sampe baca ulang dari chapter satu, kangeeen banget sm hunhan {} apalagi di ff ini mereka so sweet bngeet
Exoxosts #5
Chapter 8: Woaaaaaaa ayo dilanjut lagi author! Tapi jangan konflik ya hunhannya, kasiaaan:( aku mau hunhan terus bersatu thor! Jauhkan donghaee huweeee
KikiPurnamaSari #6
Chapter 1: next chapnya kapan jih thor... jngan lama" ya nanti aku lumutan lagi hehehe...
luhan dah mulai suka thu ma sehun... gimna sehunnya ya... kyanya sehun juga dah suka ma luhan
Elfriyoung #7
Chapter 7: Aaah ga apdet apdet yaaa penasaran banget udahan ini :( dari berbulan bulan yg lalu duh :(
kaihunhandyo #8
author nim... aku nunggu update an mu nihhhh :(
kyuminfinite #9
Chapter 7: authorrr~ aku nungguin ff ini update sampe jamuran nih -,- fast update dongggg
xohunkaiywra
#10
kapan up lagi wehhh lama nunggu masaa-,-"
gua missing hunhan angst moment/?
cepet update pls:(
asapa yo