2

Deja Vu

7:25 PM

Yeonju berjalan pulang kerumah dengan gontai setelah izin absen karena sakit untuk kelas malamnya. Dia tidak sepenuhnya benar benar sakit, hanya saja masalah yang baru saja dia alami belakangan ini membuat mentalnya terganggu.

-flashback-

22 Maret 2014

2:50 PM Ruang kelas menari

Ruang ini kosong tak ada orang lain selain Yeonju dan ketua klub dance sekolah ini, Kim Jongin. Jongin baru saja memberikan kelas khusus padanya karena bocah itu memang benar benar payah dalam hal menari.

"cukup hari ini Yeonju-ya sepertinya gerakan mu sudah lumayan membaik" ucap Jongin berdiri dari dudukmya seraya memberikan tangan untuk membantu Yeonju bangun. Yeonju meraih tangan Jongin sambil tersenyum sedikit ragu karena dia merasa tak ada sedikitpun yang berubah dari gerakan anehnya.

"terimakasih Jongin-a kau benar benar penari yang hebat" ucapnya mengacungkan jempol.

Jongin terpaku menatap gadis didepannya. Menggunakan tanktop kelabu dan celana longgar dengan rambut kecoklatan dikuncir kuda asal-asalan cirikas-nya memberikan kesan berantakan namun tetap terlihat menggemaskan. Ditambah lagi dengan keringat yang mengucur dari dahinya /setelah beberapa jam latihan menari tentu saja/ membuat jongin merasa gadis ini terlihat... Err... y mungkin? Entahlah tapi itu semua membuat aliran darah jongin mengalir cepat tidak karuan. Dia perlahan mendekati yeonju, melingkarkan tangan di pinggang rampingnya, menariknya mendekat, dan...

Dan.

Bibir mereka bertemu.

Jongin menciumnya.

Jongin menutup matanya sementara Yeonju tetap membuka matanya /atau bisa dibilang membuka matanya lebar lebar seakan matanya sebentar lagi akan copot/ karena dia memang kaget.

"Apa yang kau lakukan?!" Yeonju mendorongnya menjauh.

"akh!” pekiknya, bahunya terasa agak sakit karena Jongin baru saja menghentakkannya ke dinding, mengunci tubuh serta kedua tangannya.

"Shin Yeonju."

"ya Kim Jongin lepaskan aku! Kau mau apa!"

"Shin Yeonju. Aku mau Shin Yeonju"

"APA?!"

"aku menyukaimu" ucap Jongin sebelum mengunci bibirnya /lagi/ berbeda dengan sebelumnya yang hanya sekedar bersentuhan kali ini Jongin mencoba melumat bibir gadis ini. Mungkin terasa tidak nyaman karna Yeonju tak merespon apapun, bahkan berontak. Jadi Jongin semakin mendorong menahan tubuh Yeonju dan menggigit bibir bawahnya membuat dia memekik dan otomatis membuka mulutnya. Jongin tentu saja tak menyia nyiakan ini. Segeralah dihisap dan dilumat bibir plum itu dengan sigap.

"Kim Jongin ini salah!" serunya setelah berhasil lepas dari cengkraman Jongin.

"aku menyukaimu Yeonju-ya apakah itu salah?!"

-tidak. Itu tidak salah- batin Yeonju. Bagaimana bisa dia menyalahkan Jongin sedangkan hatinya juga bergetar begitu hebat ketika Jongin menciumnya?

"tentu saja ini salah Jongin-a kau tahu aku punya Yixing!"

"cih. Bahkan dia tak pernah menyentuhmu seperti ini kan?!"

"lepaskan atau aku akan teri—“

Jongin mencium bibir Yeonju kembali. Anggaplah Jongin tidak peduli pada hak kepemilikan gadis ini. Bagi Jongin, gadis ini adalah miliknya.

“Jo—Jongin—“ Yeonju sudah berusaha kembali berontak ketika Jongin menjamah bibirnya dengan paksa, tapi sepertinya kali ini Jongin tak akan membiarkannya lepas.

DUG

Suara debaman dari arah pintu membuat Jongin mengentikan semua tindakannya dan menoleh kesumber suara, begitu juga Yeonju. Matanya kini membelalak kaget, mendapati Zhang Yixing tengah berdiri mematung didepan pintu dengan tas tentengnya tergeletak dilantai.

"ada apa kemari?" tanya Jongin bersikap biasa seolah barusan tidak melakukan apa apa.

"aku akan latihan menari. Tadinya. Tapi sepertinya aku meninggalkan sesuatu dikelas." jawab yixing. Datar. Menatap yeonju kosong.

Yeonju menggigit bibir bawahnya kencang. Panik. Ketakutan. Atau apa. Yang jelas dia merasa benar benar nyeri di dadanya.

Setelah beberapa menit mematung, Yixing membalikkan badannya dan berlalu, pergi meninggalkan ruangan itu.

"tunggu! Ini bukan seperti yang kau—“ yeonju berdiri mencoba untuk mengejar yixing namun kakinya terlalu lemas, ia pun terjatuh.

-Kira.....- dan menyelesaikan kata terakhir dalam batinnya. Menyesali semuanya. Dan menangis lagi.

"Yeonju-ya!" Jongin hendak membantu Yeonju bangun namun dia menepisnya berteriak "jangan dekati aku!"

"tapi itu, bibirmu berdarah" kata Jongin, Yeonju tak mengubrisnya

Tak lama kemudian Jongin mengangkat dagu Yeonju dan dia merasakan sesuatu yang menempel lagi di bibirnya. Jongin mulai menghisap darah pada bibir bawah Yeonju dengan lembut.

Yeonju memejamkan matanya, lelah dan tak tahu apa lagi yang harus dilakukannya.

Dibalik hisapan itu, Jongin tersenyum

-flashback end-

 

"aku pulang~" Yeonju membuka pintu rumahnya. Mengganti sepatunya dengan sendal rumah.

Dia melihat keseliling, rumahnya nampak sepi.

"ibu?"

"ayah?"

Tak ada jawaban.

Lampu dinyalakan dan dia menemukan sebuah note kecil tertempel di kulkas.

-ibu dan ayah pergi untuk belanja bulanan. Jaga rumah baik baik ya.-

Kemudian ia berjalan keruang tengah membawa gelas, sekotak jus jambu, dan beberapa cemilan kecil dari kulkas.

Setelah mendapatkan posisi nyamannya disofa, tak lupa dia menyalakan televisi.

Clip.

Layar menampilkan seorang pembawa berita

--perampokan ini diketahui terjadi di daerah--

Pik

Reality show

"pemirsa berjumpa lagi dengan sa--"

Pik

Berita lagi

"--mayatnya ditemukan mengapung di sungai han"

Pik

Drama

"aku mencintaimu"

"aku juga mencintaimu"

"ayo mulai semua ini dari awal"

Wanita itu mengangguk. Kemudian bibir mereka bertemu. Kemudian laki laki itu menidurkan wanitanya disofa. Kemudian..

Kemudian..

Kemudian..

Apa?

Sebentar..

"YAA! SEHARUSNYA FILM INI TIDAK BOLEH DITAYANGKAN DI TELEVISI!"

Pik

"ayolah finn kau harus temui putri bubble gum!"

Makhluk kuning itu berkata kepada sobat manusia didepannya.

"jack tapi sebagai seorang pahlawan kita harus selamatkan manusia ikan dulu"

Kini layar menampilkan film animasi adventure times.

"yah....setidaknya ini lebih baik...hoaamm"

yeonju menguap

Tak berapa lama setelah itu

Dia tertidur.

.

Bel rumah berbunyi

.

.

.

Yeonju mengerjapkan matanya. Kalau tak salah dengar barusan dia mendengar suara bel namun seperti mimpi.

.

Bel rumah berbunyi lagi, untuk yang ketiga kali.

.

Ini bukan mimpi bodoh cepat bangun atau ibu akan meneriakimu 5 menit lagi, batinnya

.

"bu kenapa lama sekali?" Yeonju membuka pintunya tapi yang dilihatnya bukanlah ibu ayahnya. Tapi seseorang yang sedang menatapnya sambil tersenyum canggung.

 

"Yixing?"

"..."

"masuklah.. Diluar dingin.."

"n...ne.."

 

Mereka berdua kini duduk disofa. Atmosfer aneh disekitar mereka membuat suasana sangat canggung. Yixing diam memikirkan kata kata sedangkan yeonju menunduk memainkan kakinya, mengabaikan acara televisi yang masih menyala.

"Tadi temanmu bilang kau izin kelas tambahan karena sakit. Apa kau baik baik saja?” tanya Yixing mencoba membua pembicaraan.

"Aku hanya pusing tadi, tapi sekarang sudah baik baik saja." jawabnya sambil memilin rok seragam pendeknya. Yeonju sudah pulang sejak tadi tapi dia belum mengganti seragamnya bahkan dia masih memakai kaus kaki sekolahnya.

"hmm… maafkan aku soal tadi siang." yixing

"tidak. Seharusnya aku yang minta maaf.. Maafkan aku."

"seharusnya aku tau dari awal bahwa Jongin menyukaimu."

"kalau kau tau dari awal memangnya apa yang akan kau lakukan?"

"jika kau juga menyukainya.. Aku akan lepaskanmu untuknya."

 

Yeonju terkejut bukan main "Zhang Yixing?!"

 

"Aku hanya tak ingin kau terpaksa."

Yeonju tak menanggapinya. Masih berkutat mengatur napasnya yang sesak seperti paru parunya rusak.

 

"sekarang katakana padaku, apa kau menyukainya?" tanya Yixing lagi.

"tentu! aku menyukainya. Dia sahabat terbaikku. Aku sangat menyukainya. Kau puas?!" Yeonju menatap Yixing dengan sedih kesal bercampur kecewa.

"sedangkan kau. Aku tidak menyukaimu Yixing-a. Aku mencintaimu. Dan kau hanya bisa marah dalam diam dan menghindariku berhari-hari tanpa memberikan aku waktu untuk menjelaskan semuanya!" tak sadar dia mengucapnya sembari menangis, dia hanya mencintai Yixing. Dan perasaan ini terasa terlalu menyakitkan untuknya.

Hening. Yixing menatap Yeonju dalam keheningan. Tak ada lagi yang bisa dia katakan selain

“maafkan aku.. Yeonju-ya maafkan aku. Jangan menangis.” Dia menarik gadis kesayangan itu kedalam pelukannya. Yeonju menenggelamkan wajahnya pada dada Yixing. Menghirup dalam dalam aroma parfum yang membuat jantungnya berlarian kesana kemari.

"mari lupakan tentang semuanya. Dan kita mulai ini seperti kita yang biasanya. Oke?" ucapnya mengelus surai Yeonju.

Yeonju yang masih dalam pelukannya menjawab dengan mengangguk.

"jangan menangis lagi. kau cengeng seperti anak kecil" dia melepaskan pelukannya dan tersenyum, mengacak acak rambut Yeonju yang memang sudah acak acakan. Yeonju hanya mempoutkan bibirnya lucu. Lalu Yixing menangkup wajah kecilnya gemas.

Perlahan tapi pasti dia mendekatkan wajahnya sampai kedua hidung mereka bersentuhan. Dia memejamkan matanya terlebih dahulu lalu diikuti Yeonju yang juga memejamkan matanya setelah bibir mereka akhirnya benar benar bertautan. Dia memiringkan kepalanya agar ciuman mereka terasa pas. Dia melumat bibir kecil itu ringan, Yeonju membalas lumatannya. Lambat laun ciuman berubah dari ringan menjadi lumatan yang –ekhem-. Dia mendorong Yeonju untuk bersender pada lengan sofa. Yeonju melingkarkan tangannya pada leher Yixing sedangkan Yixing menahan berat tubuhnya dengan satu tangan yang bertumpu pada lengan sofa.

 

“aku mencintaimu, Zhang Yixing.”

 

“aku lebih mencintaimu, Shin Yeonju.” 

 

 

* * *

caki!!! jangan bosen bosen ya :'3

AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA APDETT XD gatau deh aku seneng aja udah mulai berani ngepost ya walaupun agak gakjelas akunya................... /jongkok di pojokan/

kasih jejak komen ya kalau ikhlas :D kalau enggak juga nggak apa apa sih nggak maksa udah ada yang baca aja seneng banget, makasih lafffyuu :''

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
delevaprilla #1
Chapter 3: Aku dapat cinta dan pahala... hiyeaaahhh ^^
ㅋㅋㅋ~
friedrice #2
iyaa.. ku tunggu komentarnya :D
ilachan23
#3
Jarang sekali aq menemukan fic indo di sini.
Sepertinya akan aku baca nanti :-)
singsongsungjong #4
Nice!! *O*