My Love, My life is You

Just Another Game
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Malam belum begitu larut, ketika mereka tiba di Busan. Taecyeon membawa mobil secepat pembalap F1, dia hanya ingin membawa Wooyoung ke Busan dan bertemu anaknya. 

Wooyoung berkata, mereka harus ke tempat noonanya terlebih dahulu untuk menjemput Seungie. Wooyoung mengetuk pintu rumah noonanya, agak lama karena mungkin semua sudah tertidur. Setelah menunggu dan mengetuk pintu berulang-ulang barulah pintu itu terbuka.

"Youngie, kenapa kau sudah pulang, katanya mau menginap?" tanya noonanya.

"Tidak jadi, aku memutuskan langsung pulang. Mana Seungie? dia sudah tidur?"

"Sudah dari tadi. Sekarang dia ada di kamar. Kau menginap saja, kasihan jika harus membangunkannya." kata noonanya lagi.

"Ada Taec hyung dan Channie yang mengantarkan aku, aku harus membawa Seungie pulang sekarang. Sepertinya mereka harus menginap di apartementku." kata Wooyoung dan berjalan masuk kekamar Seungie. Wooyoung membuka pintu pelan, Seungie sudah tertidur, Wooyoung langsung mendekati anaknya dan menggoyangkan badannya.

"Hey, baby ayo bangun, appa sudah pulang. Ayo, kita pulang ke rumah kita." 

Seung Woo membukan matanya, lalu terkejut melihat ayahnya. "Appa, kenapa disini? katanya appa mau menginap."

"Tidak jadi. Apakah kau bisa berjalan sendiri, kita harus pulang sekarang. Ada paman Taec dan paman Channie di luar, kita harus cepat."

Seung Woo mengangguk dan bangkit dari tempat tidur. Wooyoung membereskan barang-barang anaknya dan memakaikan jaket pada anaknya, lalu segera keluar kamar.

"Noona, kami pulang. Terima kasih sudah mengurus Seungie." katanya sambil mencium pipi noonanya.

Nonanya mengangguk, memeluk keponakannya sebentar, lalu mengantarkan mereka kepintu. "Hati-hati di jalan." kata noonanya.

Mereka masuk ke mobil, dan Taecyeon segera membawa mereka ke apartement Wooyuong.

"Halo, Seungie, kau sudah besar ya?" kata Chansung ketika mereka di perjalanan.

"Anneyo, paman Chansung, paman Taec." Seungie memberi salam.

Kedua pamannya tersenyum, pada Seungie. Lalu mereka diam. Setalah sampai, ke apartement Wooyoung mereka langsung tidur. Taecyeon dan Chansung memutuskan untuk menginap dulu, dan keesokannya mereka pulang. Wooyoung menyuruh mereka tidur di kamarnya, sedangkan dia akan tidur dengan Seungie. Wooyoung memeluk erat anaknya, menenangkan hati dan jiwanya yang sempat berantakan.

"Appa, aku tidak bisa bernafas." kata Seungie setelah beberapa lama, dan ayahnya belum juga melepaskan pelukannya.

"Oh maaf, appa hanya merindukanmu." kata Wooyoung tersenyum lembut. "Kau tadi tidak merepotkan bibimu kan?" 

"Tidak appa." jawab Seungie

"Bagus, sekarang kau tidurlah lagi, kau pasti masih mengantuk."

Seungie mengangguk, lalu memejamkan matanya. Wooyoung memperhatikan anaknya yang sudah tertidur, siapapun pasti bisa menebak Seungie mirip dengan siapa. Setelah pertemuannya dengan Nichkhun tadi, Wooyoung merasa ngeri dengan kemiripan mereka. Wooyoung membelai pipi anaknya, tanpa dia sadari air matanya mengalir. Aku sangat beruntung memilikimu Seungie, maafkan appa karena telah memisahkanmu dengan ayahmu. Itu untuk kebaikan kita bersama. Kau benar-benar hadiah yang terindah untuk appa, terima kasih kau sudah hadir dalam kehidupan appa, appa tidak menginginkan yang lain. Cukup kita berdua di dunia ini, dan itu sudah membuat appa bahagia, kata Wooyoung dalam hati. Wooyoung mencium kening anaknya, menghapus air matanyan lalu mencoba untuk tidur. 

 

 

Wooyoung bangun pagi-pagi sekali untuk membuat sarapan. Wooyoung melihat Taecyeon sudah bangun dan menghampirinya, lalu duduk di kursi makan.

"Taec hyung, kau sudah bangun? pagi sekali." tanya Wooyoung

Taecyeon menganggukkan kepalanya. "Aku lapar. Kau juga bangun pagi sekali, pasti kau tidak tidur." kata Taecyeon khawatir.

"Ehmm, siapa yang bisa tidur setelah kejadian itu." kata Wooyoung terkekeh.

"Woo, kau belum bisa melupakannya?" tanya Taecyeon.

"Bagaimana bisa melupakannya hyung, jika kau tinggal dan hidup dengan anaknya yang merupakan duplikat dirinya, setiap hari selama 14 tahun." kata Wooyoung tersenyum.

Taecyeon tercengang mendengar perkataan Wooyoung. Semirip itukah mereka? tanya Taecyeon dalam hati. Samalam dia tidak sempat memperhatikan Seung Woo karena dia sibuk mengemudi. Lalu Chansung pun bangun, dan duduk di sebelah Taecyeon.

"Youngie, aku lapar." katanya tanpa malu-malu.

"Kau ini, sudah lupa ya, kalau Youngie itu hyungmu. Sopan sedikit dong." kata Taecyeon menepuk kepala Chansung lembut.

"Yah, hyung. Kau tahu kan kalau aku tidak pernah menganggapnya hyung, karena dia dari dulu member yang paling imut dan menggemaskan. Jadi untuk apa aku berusaha mengubahnya." katanya sambil mengelus kepala yang tadi di pukul oleh Taecyeon.

Wooyoung tertawa mendengar perkataan Chansung, "Baiklah, aku sudah membuat banyak pancake untuk kalian, aku juga belum melupakannya Channie, kalau kau dan Taec hyung makan dengan porsi jumbo." kata Wooyoung tersenyum. Wooyoung meletakkan dua piring pancake ke depan mereka, lalu duduk di hadapan mereka. 

"Kau tidak makan?" tanya Taecyeon.

"Nanti, aku makan bersama Seungie, kalian makan saja dulu." 

Tidak lama berselang Seungie bangun dan langsung mendekati ayahnya.

"Woowww....." teriak Chansung mengagetkan mereka semua. "Kau tinggi sekali Seungie, dan kau begitu mirip dengan....." Chansung menghentikan perkataannya, karena ada kaki yang menendangnya di bawah meja.

Taecyeon hanya bisa membuka mulutnya, dia sungguh takjub melihat anak di depannya ini. Dia teringat sewaktu dia berada di dorm bertemu dengan Nichkhun untuk pertama kalinya. Benar-benar mirip.

"Seungie, kau ingin sarapan?" kata Wooyoung pada anaknya.

Seungie mengangguk, lalu duduk di sebelah appanya. Wooyoung bangkit, dan membawa dua piring lagi pancake untuknya dan untuk Seungie. Taecyeon dan Chansung tidak bisa memalingkan tatapannya pada Seungie. Bagaimana bisa ayah dan anak yang begitu identik, walaupun rambut Seungie berwarna hitam, sedangkan ayahnya berambut coklat.

"Paman, ada sesuatu pada wajahku?" tanya Seungie malu, melihat pamannya menatap dia lekat. 

"Berapa umurmu sekarang Seungie." tanya Taecyeon mengalihkan perhatian.

"14 tahun paman." jawab Seungie tersenyum.

"Sudah lama ya, kita tidak bertemu. Kau sudah sangat tinggi, olah raga apa yang kau ikuti di sekolah?" tanya Taecyeon lagi.

"Basket, dan aku juga ingin ikut klub Taekwondo, tapi aku belum minta ijin appa." 

"Apapun, kau boleh mengikutinya, asal kau tidak melupakan pelajaranmu." kata Wooyoung.

"Benarkah appa?" tanyanya girang, lalu memeluk appanya. "Seungie, mencintai appa." katanya dan mencium pipi ayahnya.

Wooyoung tertawa melihat reaksi anaknya, dan membalas dengan mencium pipi anaknya juga. "Appa juga mencintaimu."

"Kau tahu Seungie, pamanmu Chansung pemegang sabuk hitam Taekwondo waktu dia sekolah dulu." kata Taecyeon lagi.

"Wah, hebat paman." katanya dengan mata takjub, sambil bertepuk tangan.

"Kau mau paman mengajarimu?" tanya Chansung.

"Mau, paman." jawab Seungie sambil menganguk-angukkan kepalanya antusias. 

"Yah, Channie, seperti kau ada waktu saja." kata Wooyoung tersenyum. "Sayang, sekarang kau harus mandi dan bersiap sekolah, lihat sudah jam berapa sekarang. Dan kalian juga harus mandi, aku akan mengantarkan kalian ke stasiun setelah mengantarkan Seungie kesekolahnya." kata Wooyoung, lalu membereskan sisa sarapan mereka.

Setalah, Wooyoung mengantarkan anaknya kesekolah, langsung membawa mobilnya kestasiun untuk mengantarkan Taecyoen dan Chansung. Dia tersenyum melihat Taecyeon dan Chansung memeluk anaknya di sekolah, sambil mengelus rambut Seungie lembut dan berjanji akan bertemu di Seoul, ketika Seungie berlibur kesana.

"Wah, daebak!" seru Chansung, ketika mereka sudah bertiga di dalam mobil. "Bagaimana bisa dia begitu mirip dengan ayahnya, Youngie. Mereka seperti saudara kembar." kata Chansung.

"Aku jadi teringat dengan pertemuan pertama kali dengan ayahnya, ketika aku baru masuk ke dorm. Mereka benar-benar mirip." sambung Taecyeon.

Wooyoung hanya tersenyum mendengar perkataan mereka. "Akan sangat kacau, jika Nichkhun bertemu dengannya. Untunglah dia sudah tidak tinggal di Korea lagi. Aku sebenarnya tidak ingin membawanya ke Seoul, tapi karena aku sudah berjanji dengannya, jadi aku tidak bisa menghindarinya."

"Yah, aku juga sedikit takut Youngie. Mungkin cukup sekali itu saja dia pergi ke Seoul, karena bukan hanya takut bertemu dengan Nichkhun saja, tapi bagaimana jika dia bertemu pencari bakat atau wartawan. Pasti mereka akan mengorek-ngorek kehidupannya. Dan lambat laun semua mengetahui kebenaran 15 tahun yang lalu." kata Taecyeon panjang lebar.

"Makanya, aku tidak ingin dia belajar dance hyung. Aku ingin dia menjadi orang yang biasa saja. Sudah cukup ayahnya yang menderita, karena bersikeras mengejar impiannya dulu. Aku menyesal tidak mengikuti perintah ayahku dulu ketika dia melarangku menjadi artis." kata Wooyoung sarkatis.

"Tapi Youngie, jika kau dulu tidak menjadi artis, kau tidak akan memiliki Seung Woo." kata Chansung menyadarkannya.

"Kau benar, aku beruntung bisa memilikinya. Aku juga beruntung memiliki kalian. Terima kasih banyak guys, mungkin aku belum sempat mengatakannya dulu. Karena kalianlah aku bisa menjalani semuanya dengan mudah, walaupun kami juga mengalami hal-hal yang sulit." katanya terharu.

"Sudahlah. Sekarang kau harus bisa menjaga Seungie, membuatnya menjadi anak yang baik. Kami akan mendukungmu dari jauh." kata Taecyoen menenangkan.

Wooyoung mengangguk, sambil menghapus air mata di pipinya.

 

                                                                                      ------------------------------------------

 

Nichkhun P.O.V

 

 

Nichkhun berjalan mondar-mandir di kamar hotelnya. Semalam dia tidak bisa tidur, bertemu dengan cinta sejatinya tanpa sengaja, sudah membuatnya senang. Jika tidak ada member didekatnya, ingin sekali Nichkhun menarik tangan Wooyoung, pergi dari pesta itu membawanya ke suatu tempat. Tempat dimana bisa menghabiskan waktu hanya berdua saja, seperti dulu. Wooyoung tidak berubah, masih kecil seperti dulu, pinggangnya ramping dan tetap imut seperti biasa walaupun usianya sudah kepala empat. Nichkhun ingin tahu apakah dia sudah punya keluarga atau belum. Pasti jika dia punya anak, anaknya akan seimut dirinya.

Nichkhun menyesal sudah membawa Tiffany semalam, ada nuansa kesedihan di mata Wooyong, ketika dia melihatnya membawa Tiffany. Tapi Nichkhun hanya ingin mempunyai teman malam itu, tidak ingin menghabiskan waktu sendiri, karena pasti para member menghindarinya. Dia dan Tiffany hanya berteman sekarang. Pernikahan mereka hanya bisa bertahan selama dua tahun. Setelah Tiffany mengalami keguguran dan trauma tidak ingin mempunyai baby lagi, mereka sering bertengkar. Mereka saling berteriak, melempar barang dan melukai satu sama lain. Nichkhun yang sudah pasrah dengan hubungan itu, akhirnya menyetujui permintaan Tiffany untuk menceraikannya. Padahal dia ingin sekali mempunyai anak-anak dan menjadi ayah yang baik. Orang tuanya pun menaruh harapan padanya untuk segera memberikan cucu untuk mereka. Tapi takdir berkehendak lain, dan Nichkhun tidak bisa mengabulkan keinginan orang tuanya.

Saat itulah dia teringat dengan Wooyoung. Wooyoung yang selalu mencintainya dan menyayanginya, dan selalu di dekatnya ketika dia kecewa. Wooyoung yang telah memberikan tubuh dan hatinya hanya untuk dirinya. Nichkhun menyesal, telah menyakiti Wooyoung. Karena dia menyetujui scandal untuk comeback 2PM waktu itu untuk berhubungan dengan seorang yeoja dan mmenuhi keinginan orang tuanya, yang ingin cepat-cepat menimang cucu darinya.

Dan Nichkhun menambah parah dengan menikahi Tiffany. Padahal dia seharusnya hanya mengikuti skenario itu untuk beberapa waktu, lalu kembali berhubungan dengan Wooyoung. Nichkhun cemburu melihat kedekatan Wooyoung dengan pasangannya di WGM, dan dia hanya ingin membalas karena Wooyoung yang memutuskan hubungan mereka. 

Tapi lihatlah hidupnya sekarang, kesepian tanpa ada seorangpun di sampingnya. Sedangkan Tiffany sudah menikah dengan seorang pengusaha kaya dari Korea dan memiliki seorang anak cantik yang sudah berumur 5 tahun. Sekarang dia tinggal di Korea dan hidup berbahagia.

Sebenarnya setelah setahun perceraiannya, dia datang ke Busan dan mencari Wooyoung. Setelah bertanya dengan para member, dan semuanya tutup mulut, Nichkhun datang kerumah Wooyoung untuk bertemu dan meminta maaf. Tapi ayah dan ibunya langsung mengusir dirinya, menyumpahinya dengan berkata bahwa dia orang yang jahat yang telah menyakiti anaknya, dan tidak sudi melihat dia lagi. Nichkhun akhirnya menyerah, dia pulang kembali ke LA  tanpa bertemu dengan Wooyoung. Menjadi artis Hollywood dan berusaha melupakan Wooyoung. 

Beberapa hari yang lalu datang undangan dari JYP untuk mengadakan reuni, awalnya dia menolak untuk datang. Tapi karena di paksa oleh temannya yang menjadi CEO di JYP dia akhirnya menyuruh managernya untuk memesankan tiket pesawat, dan langsung pergi ke Korea. sekarang dia tidak menyesal dengan keputusannya itu, karena jika dia tidak datang, dia tidak akan bertemu Wooyoung.

Sesuatu telah membuatnya sadar, lalu cepat-cepat dia berjalan ke kamar mandi. Dia ingin pergi ke suatu tempat, dan orang itu pasti tahu di mana Wooyoung tinggal. Kali ini dia harus bertemu dengan Wooyoung, meminta maaf, jika perlu dia berlutut dan meminta untuk kembali padanya. Jika dia beruntung kalau-kalau Wooyung masih sendiri, jika sudah menikah pun Nichkhun menerimanya dengan berat hati. Yang penting harus bertemu dulu dan meminta maaf. 

 

Nichkhun mengetuk pintu di sebuah apartement mewah. Dan pintu itu langsung terbuka tanpa menunggu lama. "Halo Minjun sshi, apa khabar? sudah lama kita tidak bertemu ya? terakhir, semalam mungkin." katanya mencoba bercanda.

"Mau apa kau kesini Mr. Nichkhun, artis Hollywood sibuk seperti kau datang ke sini. Apa kau tidak ada pekerjaan?" tanya Minjun sedikit angkuh.

"Kau tidak menyuruhku masuk? Bukankah kita dulu adalah sahabat dekat?" katanya sarkatis.

"Masuklah, tapi kau tidak akan mendapatkan apa-apa dariku." kata Minjun sinis.

Nichkhun masuk dan langsung duduk di sofa. "Wah ternyata gaji seorang composer lagu itu tinggi ya?" katanya setelah melihat isi apartement yang serba mewah.

"Kau mau minum apa?" kata Minjun tanpa menghiraukan perkataan NIchkhun.

"Katanya kau tidak ingin memberikan apa-apa padaku?" kata Nichkhun tersenyum.

"Kalau cuma segelas minuman aku masih sanggup." 

"Aku tidak ingin minum, kau pasti tahu apa yang kuinginkan. Jadi langsung saja. DIMANA DIA SEKARANG?" Nichkhun menekankan kata-katanya.

"Untuk apa kau mencarinya lagi. Biarkan dia hidup bahagia, jangan kau ganggu dirinya." kata Minjun.

"Bagaimana kau tahu kalau dia sudah bahagia? kalian pasti tahu dimana dia tinggal dan juga pasti kalian masih berhubungan dengannya. Hanya aku yang tidak tahu dan tidak kalian anggap. Padahal kita dulu bersama-sama."

"Karena kau hanya bisa menyakitinya. Jadi kami ingin melindunginya darimu. K

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cheonsa091192 #1
Baru baca FF ini .. Bagus bangettt
gtalks_gyu
#2
FFnya bagus banget ..
LenkaChakhi
#3
Chapter 6: . Happy ending bgt . Suk bgt critanya . Author ff nya bgus bgus lho . Aku udah baca beberapa . Sekali lg Aku suka suka suka bgt bgt bgt dh . Tetep bhikin ff bgus yah thor .
jangwooyoung0730
#4
Chapter 6: okay, keluarga yang pasti sangat bahagia. okay okay. berharap taeckay juga punya anak euy,,, channho mau adopsi kan?? huhuhu,, sempurna sudah kehancuran 2pm yampuuuun. tapi mereka berakhir bahagia. ini lah hebat nya ff.. yeaaaayyyyy... authornim, besok besok jangan buat woo menderita lagi. ceritanya udah bagus kan, author udah mau jadi author pro, jadi peliiiisss, jadi lah author pro yg baik buat wooyoung. peliiiis.

next cerita authornim :-)
seideer #5
Chapter 1: Nyesek yaaaa...khunyoung hrs tpisah...pdhl aq suka mrka...sweet aja ngeliat interaksi mrka...
jangwooyoung0730
#6
Chapter 4: bodooooo bodooo mau nichkhun udah cerai kek, mau dia berantem ampe bantinga bantingan, ampe cakar cakaran kek, mau isterinya dia keguguran kek, mau dia menderita kek, mau dia di usir sama ortu woo kek,mau married nya itu boongan kek, ga PEDULI. yang pasti dia udah NYAKITIN woo. TITIK. ga ada KOMA. hadeuuh, esmosi ini esmosiiiii. Seung woo lagi, nape dia mesti mirip Khun. kau merusak semuanya sengie. aiiish. enak bener jadi khun. tinggal minta maaf, tinggal ninggalin pekerjannya, ngabisin duit buat nyari Woo, dan pastinya bisa dapetin woo lagi. uuuuughhh. seenggaknya Woo jambak khun dulu authornim. atau ga, woo nonjok khun membati buta kek,, atau gorok khun dulu... aiiissshhh...

ini udah rapi nih kata kata nya, udah keren authornim. :-)

aiish masih ngenes. f emang membuatku gilaaaaa... gilaaa gilaaa
jangwooyoung0730
#7
Chapter 1: bodooong bodoooong bodooong semuanya bodooong.. hahahaha,, bukan 4bln authornim, tapi 4th yg sebenarnya mah. :-)

ha ha ha ha ha ha ha,, nyesel udah baca ini. Hahaha. jadi nyesek dan inget lagi kan. woobaby, inget, semuanya bodong, jyp, khun, semuanya bodong, jadi jangan percaya mereka ya, itu bukan scandal yg dibuat buat, tapi itu emang beneran. ok cantik, kamu sekarang bobo aja. bono sama junho. peluk junho erat okay. dan ingat woobaby, pukulan taecyeon buat khun itu, pura pura, padahal dia juga mendukung 'scandal' itu. okay.. peluk junho erat ya. jangan nangis dan jangan tidur dipangkuan seyoung lagi, di pangkuanku aja lah. hihihi. (ignore me authornim, ignore me, ignore me)
AzizahKhun
#8
Chapter 6: Kyyaaa~ Jang-Horvejkul family^___^ akhirnya bahagia juga nih 4 orang=)))) ditunggu ff Khunyoung-nya^______^
vargaskey #9
Chapter 6: Ya ampun terharu :") keren thor ceritanya ^^
Ditunggu cerita khunyoung lainnya ^^
cipherstar #10
Chapter 6: my beautiful jang-horvejkul family <3333
thank you for this!

can't wait for your next jy fic!! :DDD