CHEMISTRY - THREE

CHEMISTRY

CHEMISTRY

Cast:

  • Zhang Yixing
  • Mei Xiu
  • Li Qiang

 

Ini takdirmu dan kau tidak bisa menyalahkannya.
ini hidupmu dan kau tidak bisa menukarnya.
dan ini keputusanmu dan kau tidak seharusnya menyesalinya.

 

^ooo^

 

“silakan duduk.” Pak Song mempersilahkan Xiu dan Qiang untuk duduk di dua kursi yang berhadapan dengan kursinya. Ya, siang ini, Xiu dan Qiang dipanggil oleh Pak Song ke ruangannya.

“langsung saja...” Pak Song membuka suara. “kalian sudah melihat hasil seleksi Olimpiade Sains?” tanya Pak Song, yang di respons anggukan oleh kedua anak itu.

“dilihat dari hasil, kalian berdua imbang. Tetapi untuk olimpiade tersebut, disebutkan hanya boleh mengirimkan satu peserta untuk mengikuti olimpiade dan satu orang lagi untuk cadangan.” Pak Song menatap kedua anak itu bergantian. Qiang yang terlihat tenang sesekali terdengar mengatur napasnya, dan Xiu yang dari tadi diam menunduk sambil menggoyangkan kakinya.

“jadi, aku putuskan untuk mengadakan tes ulang.”

Xiu dan Qiang membulatkan matanya masing-masing, agak syok sekaligus tidak mengerti maksud dan tujuan Pak Song mengadakan tes ulang tersebut.

“tapi pak, kenapa harus mengadakan tes ulang?” tiba-tiba Qiang bersuara setelah 5,34536 detik syok.

“ya supaya adil. Saya tidak ingin subjektif dalam menilai orang, dan saya rasa tes ulang ini cukup objektif untuk mengambil hasil akhir.” Jelas Pak Song.

“bagaimana? Kalian setuju?” tanya Pak Song ketika melihat perubahan raut wajah Qiang dan Xiu setelah mendengar jawabannya barusan.

“setuju, pak.” Jawab Xiu mantap.

“dan kau, Li Qiang?” tanya Pak Song

“y-ya pak, saya se..tuju.” jawabnya sedikit tergagap. Entahlah, ada perasaan tak enak yang tiba-tiba menyergapnya.

.

.

.

“ada apa, Qiang? Tumben sekali kau mengajakku ke atap sore-sore begini.” Ujar Xiu seraya duduk di bangku yang terdapat di tengah-tengah tempat yang mereka sebut ‘atap’ itu.

“ada yang ingin aku bicarakan, ini penting sekali.” Qiang berdiri menghadap barat –dimana matahari akan terbenam sebentar lagi.

“katakanlah.” Xiu berkata sambil memejamkan kedua matanya, menikmati udara sore hari yang menyapa kulitnya ramah.

“aku...”

“jangan membuatku penasaran, sayang.”

“aku ingin kita putus.”

DEG

.

.

.

“a-apa?” Xiu tidak salah dengar kan? Qiang bilang apa tadi? Pu...tus?

“ya, aku ingin kita putus. Aku ingin kita sudahi hubungan kita.” Qiang masih enggan berbalik, ia tetap menatap datar matahari yang baru saja terbenam.

“ta-tapi ke-kenapa? Apa yang salah?”

“sekarang kita bukan sepasang kekasih Mei Xiu, kita adalah lawan. Aku tidak bisa melawan kekasihku sendiri, itu terasa aneh bagiku karena pada dasarnya aku ingin menjadi yang terbaik dari siapapun termasuk darimu.”

“aku tidak bisa mencintai lawanku sendiri. Aku tidak bisa. Karena bagiku, predikat ‘lawan’ adalah predikat yang harus aku benci supaya aku bisa menang darinya.” Lanjut Qiang sambil berbalik menghadap Xiu. Xiu memberikan tatapan yang sulit di artikan, tatapan yang sesungguhnya menyayat hati kecil Qiang.

“aku rasa ini jalan terbaik agar kita bisa benar-benar bertarung besok.” Qiang berkata sambil menatap lurus mata Xiu. Kemudian mulai berjalan meninggalkan Xiu yang masih diam mematung.

“tunggu.” Suara Xiu menghentikan langkah kaki Qiang.

“apa... kau membenciku?” tanya Xiu yang masih mematung.

‘tidak’ Qiang membatin.

.

.

“ya, aku membencimu....”

“sangat.” Qiang melanjutkan langkah kakinya dan menghilang dibalik pintu. Seketika itu juga, cairan bening dari mata Xiu tumpah ruah.

 

^ooo^

Tik. Tik. Tik.

Arloji di tangan Xiu seolah-olah meninabobokan Xiu yang sedang duduk menunggu Yixing di perpustakaan. Matanya terasa sangat berat, begitu juga kepalanya sehingga ia memutuskan untuk membaringkan kepalanya di meja.

Drrrrttt

Sontak Xiu langsung duduk tegang di kursinya. Ternyata ada sms yang masuk. Setelah mengucek kedua matanya Xiu pun mengecek sms –sambil masih menguap.

“ah, dari.......”

.

.

.

“Li Qiang.”

Xiu membulatkan matanya, sangat bulat sampai hampir menyerupai mata D.O member exo.

“ya, itu dari aku.”

DEG

Entah sejak kapan Qiang berdiri di belakang Xiu. Xiu sangat kaget namun tetap berusaha mengatur raut wajahnya agak tidak terlihat canggung dan... lemah.

SREET

Qiang mengambil kursi di depan Xiu dan duduk disitu. Xiu mengalihkan perhatiannya dengan sibuk membuka-buka buku yang tadinya ia sediakan untuk Yixing.

“hm, jadi sekarang metodemu apa? Tidur di perpustakaan?” Qiang bersuara sambil menatap datar Xiu –yang masih sibuk membuka-buka buku.

Xiu tidak langsung menjawab, ia membetulkan kacamatanya dahulu kemudian mendongak. “sejak kapan kau ada disitu?” tanya Xiu tanpa menggubris komentar Qiang tadi.

“beberapa menit setelah matamu terpejam.” Jawabnya ringan sambil mengambil salah satu buku dan membuka-bukanya.

“ada perlu apa kau kemari? Aku tidak merasa memanggilmu.” Tembak Xiu langsung.

“kebetulan aku lewat perpustakaan dan melihatmu, jadi aku putuskan untuk mengunjungi lawanku. siapa ta–“

“aku bukan lawanmu.” Sergah Xiu cepat.

“baiklah, kau memang bukan lawanku tapi kau berada di pihak lawanku.”

Xiu menatap tajam Qiang –yang masih menyibukkan diri dengan buku di depannya. Detik berikutnya, Xiu dengan asal merapikan buku-bukunya dan menyambar tasnya dengan cepat.

“wow!” pekik Qiang saat Xiu dengan tiba-tiba merebut buku yang sedang ia baca. Qiang hanya bisa menatap Xiu yang sedang merapikan bukunya dengan ekspresi kesal.

“jika kau tidak ada kepentingan, jangan datang ke sini. Aku tidak punya waktu untuk meladeni mahkluk sepertimu.” Seketika itu juga, Xiu mulai melangkahkan kakinya, menjauhi meja dimana Qiang duduk.

SREET

Qiang bangkit dari kursinya dan bergumam “segitu bencinya kah kau padaku?”
ternyata gumaman itu terdengar oleh Xiu sehingga ia menghentikan langkahnya.

.

.

.

“ya, aku sangat membencimu.” Ujar Xiu tanpa membalik badannya, kemudian berjalan cepat keluar dari perpustakaan.

Qiang hanya bisa tersenyum miris.

 

^ooo^

 

“kita istirahat sebentar!” seru Pak Kang –pelatih basket di sekolah Yixing.

Yixing men-chest pass bola basketnya kepada Xiao Lu –sahabatnya yg akrab dipanggil Luhan. Dengan sigap Luhan menangkapnya dan me-lay up bola tersebut. Hasilnya... tentu saja point! Hey, mereka ini adalah duo lelaki yang mendapat predikat ‘The most wanted boy’ dan ‘the hottest boy’ sejak pertama kali menunjukan kemampuan mereka di bidang olahraga, khususnya basket. Luhan dan Yixing sama-sama tampan, mereka sama-sama terkenal. Bedanya, Luhan tidak mendapat predikat ‘retarded’ seperti Yixing. Yah, Yixing memang selalu kalah.

Lapangan indoor yang disediakan sekolah untuk latihan basket rupanya tidak mengantisipasi para pemain basket dari hawa panas, justru sekarang mereka seperti cacing kepanasan. Keringat tak henti-hentinya diekskresikan oleh kelenjar keringat mereka. Otomatis, bau badan khas lelaki pun menguak di ruangan tersebut.

Berbeda dengan para pemain lain, Yixing terlihat bergitu... eerr y? Ya, dia memang y, makhluk tuhan paling sesuatu yang menembus cakrawala, melewati khatulistiwa. Alhamdulilah yah...

Yixing berlari kecil ke bangku penonton untuk mengambil tasnya yang ia letakkan disana. Setelah mencapai bangkunya, Yixing merogoh tasnya untuk mencari botol minum bergambar......

 

 

 

SPONGEBOB!

Sudahlah Yixing, aku tidak mengerti dengan dirimu.

Ia menemukannya, dan mulai menegak isinya.

TES

‘apa-apaan ini?!’ batin Yixing. Ia melongo ke dalam botol dan ternyata memang tidak ada air disana.

“ini.” Tiba-tiba ada yang menyodorkan sebotol air mineral kepadanya.Yixing menoleh dan mendapati gadis itu lagi. Yixing tidak langsung menerimanya, ia menatap heran botol itu dan si gadis secara bergantian.

‘dia ini siapa sih? Gumiho?’ Yixing membatin. kau suka menonton drama juga, Yixing?

Gadis itu tersenyum malu dan menundukkan kepalanya. Samar-samar Yixing melihat pipinya memerah.

‘oh, jadi dia fansku? Baiklah, tunjukan pesonamu, Zhang Yixing!’

“terima kasih.” Yixing menerima botol itu sambil tersenyum, senyum yang bisa membuat setiap gadis overdosis. Yixing membuka tutup botol itu dan meminum isinya setengah.

“jadi, siapa nama–“

“Peizhi!” Yixing terlonjak kaget karena suara itu berasal dari belakangnya. Yixing menoleh ke belakang dan mendengus setelah mendapati guru gaji buta itu (baca: Mei Xiu) ada di belakangnya.

“Peizhi? Sedang apa kau disini?” tanya Xiu –mengabaikan Yixing yang jelas-jelas berada di tengah mereka.

“ah? A-aku...” gadis bernama Peizhi itu tergagap menjawab pertanyaan Xiu.

“kau sedang apa disini?” tanya Yixing malas. Diam-diam Yixing ingin menolong gadis bernama Peizhi itu yang notabenenya fansnya. ‘Fans adalah segalanya’ itulah mottonya.

‘mengganggu fan-meet ku saja! Ck!’ batin Yixing.

“ah ya, aku hampir lupa. Ini beberapa buku yang harus kau pelajari, dan ini ada daftar bab yang harus benar-benar kau dalami. 2 hari lagi aku akan memberimu pre-test. Dan besok aku tidak bisa mengajarimu, aku ada les musik.” Jelas Xiu panjang-lebar, sambil memberikan tumpukan buku yang ada di tangannya. Yixing agak kewalahan memegang tumpukan buku-buku tebal itu.

“Pei, kau mau pulang bersama?” ajak Xiu kepada Peizhi.

“y-ya boleh. Tapi tasku masih dikelas.” Pei masih tergagap menjawab ajakan Xiu.

“ayo, aku antar ke kelas!” Xiu langsung menarik tangan Pei dan berjalan meninggalkan Yixing yang melongo.

“dasar perempuan! Ckck...” Yixing hanya bisa menggeleng heran.

 

^ooo^

 

Arloji di tangan Yixing sudah menunjukkan pukul 6.54 p.m ketika ia keluar dari lapangan bersama Luhan. Seperti biasa, Luhan akan menumpang mobil Yixing tetapi sebelum mereka pulang, mereka akan mampir ke restoran sebentar untuk mengisi perut mereka.

“Yixing, sebentar.” Yixing menoleh dan mendapati Luhan sedang merogoh-rogoh tasnya. Ia menepuk keningnya setelah menyadari sesuatu.

“Yixing, kau tunggu aku di mobil, aku harus kembali ke lapangan untuk mengambil ponselku yang tertinggal di sana.” Luhan menjelaskan. Yixing hanya mengangguk sambil bergumam kecil sebagai respon kemudian mereka berjalan berlainan arah.

Setelah 5,78546 menit berjalan, sampailah Yixing ke tempat dimana ia memarkir mobilnya. Ia menekan tombol lock kemudian membuka pintu mobil bagian kemudi.

“kita berjumpa lagi rupanya.”

“whoaa!” Yixing terlonjak kaget mendengar suara itu. ia membalik badannya dan melihat seseorang yang familiar.

“oh kau, Li Qiang.” Jawab Yixing setelah meringis, tentu saja ia tak terima dikagetkan dalam keadaan mistis seperti ini –langit gelap, minim cahaya, dan sendirian di parkiran.

“kita sekelas bukan?” tanya Li Qiang sambil melipat kedua tangannya di dada.

“hm... ada apa?” Yixing menyenderkan punggungnya ke mobil.

“hanya memastikan. Oh ya, kita akan bertarung merebut posisi perwakilan sekolah untuk olimpiade kan?”

“ya.”

“kau sudah belajar bersamanya?”

Butuh waktu sepersekian detik bagi Yixing untuk mencerna kata ‘nya’. Ya, maksud Qiang adalah Xiu. Yixing mengangguk.

“aku yakin kau tidak akan berhasil jika belajar bersamanya.”

“maksudmu?” Yixing merasakan aura permusuhan antara Xiu dan Qiang.

“kita lihat saja nanti, aku bisa menjamin kau tidak akan menang kalau hanya mengandalkan dia, lagipula aku tidak perlu takut, kau kan hanya anak kelas buangan.” Qiang berkata sekaligus merendahkan Yixing.

“kau...” tangan Yixing terkepal kuat di samping pahanya. Sebelumnya tidak pernah ia merasa sehina ini. Qiang berlalu dengan santainya berjalan ke mobilnya.

Yixing mencoba mengontrol emosinya, ia tidak boleh terpancing kali ini.

“Yixing! Ayo pulang!” entah sejak kapan Luhan sudah ada di samping Yixing, ia menarik Yixing masuk ke dalam mobil.

“Li Qiang.” Yixing bersuara setelah merasa emosinya sudah dibawah kendalinya. Luhan yang tadi menarik Yixing, terdiam dan mengikuti arah pandang Yixing.

.

.

.

“aku tidak akan kalah darimu, tenang saja!”
Yixing tersenyum kemudian masuk ke dalam mobil.

.

.

.

.

.

To be continued.

 

 

 

Halooooo^^ how’s life???
wdyt? Boring kah? Monoton kah? Waaah maaf ya kalo ga sesuai harapan kalian T^T
well, sebagai readers yang baik, jgn lupa komen + kritik ya biar noy bisa ‘mengupgrade’ stories noy hehehe.
jangan bosen bosen baca yaaaa
see you next chap, chingudeul^^ /terbang naik elang bareng lay/

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
karinoooy
keep on following this story guys! yehet~

Comments

You must be logged in to comment
nabilsey #1
Chapter 4: Duh author daebak! keren bgt! Aaah suka yixingnyaaaa ya ehm walau agak bodoh si yixingnya hehe. Keep writing. Ditunggu updatenya thor ^^
tsubakitheshawol
#2
Chapter 4: Beb, itu 'menyusuri' bukan 'menyurusi' yak ekekwkwk heh! Add friend gue lagi! :3
klonbluebaby #3
Chapter 2: Aduh aduh noy.... yixing gentleman banget.. paling suka di part xiu yange terluka hingga membuat nilai mtk nya turun 0.05... i like it... i love it... simple gak bertele tele.
marvillous #4
Kenapa ga di post english aja? Biar subscriber nya banyak terus kalau bagus kan bisa diupvote. Anjir siaul emang cast nya yixing
tsubakitheshawol
#5
My baby Lay.... hahahaha hey Noy *your classmate* lagi baca ff lau nih wkwk add friends bisa kali~ :*