CHEMISTRY - ONE

CHEMISTRY

CHEMISTRY

 

 

Cast:

  • Zhang Yixing
  • Mei Xiu
  • Li Qiang

 

Semua orang punya kegemarannya masing-masing. Semua orang punya dunianya masing-masing. Tidak ada yang bisa menyalahkan kegemaran orang lain, tentunya. Tapi bagaimana kalau kegemaran itu justru membawa petaka?

 

“ibu, aku berangkat!” Xiu merapikan sedikit seragam sekolahnya kemudian pergi berangkat meninggalkan rumahnya yang terbilang lumayan berada. Dalam kesehariannya, ia berangkat menunggangi (baca menaiki) scooter maticnya. Xiu menamainya Mop. Oh, jangan tanyakan artinya karena tentu saja Xiu tidak memiliki maksud terselubung dalam menamai scooternya dengan sebutan seperti itu, kecuali karena ia mendapatkan Mop sebagai hadiah dari orang tuanya yang diberikan tepat di tanggal 1 April, hari ulang tahunnya.

“hari ini aku harus sampai lebih dulu darinya!”

“hari ini aku siap ulangan kimia!”

“hari ini aku akan membantaimu!”

“hari ini kau akan dipermalukan!”

“tamatlah riwayatmu, Li Qiang!” batin Mei Xiu.

Mei xiu, seorang gadis yang genap 17 tahun yang sedang duduk di bangku kelas 3 SMA. Ia cerdas, berprestasi di bidang akademik dan musik, lumayan cantik dengan kulit putih, memakai kacamata dan badan proporsional, memiliki semangat juang yang tinggi (untuk mengalahkan Li Qiang, tentu saja!), dan jangan lupakan tentang sifatnya yang moody dan emosional. Ia salah satu murid teladan yang amat di sayangi oleh guru-guru exact nya di sekolah. Yeah, dia adalah siswi terpandai nomor dua setelah Li Qiang, seorang siswa yang sekelas dengan selama 3 tahun. Tentu saja mereka berada di kelas unggulan.  For your information, Li Qiang yang notabenenya siswa teladan, tampan, berkarisma, multy talented, nyaris sempurna dan hampir tidak punya kekurangan ini adalah mantan dari Mei Xiu. Tapi istilah “mantan” membuat Xiu membenci Qiang setengah mati.

“AKU. AKAN. MENGALAHKANMU. LI. QIANG. BODOH.” Teriaknya penuh emosi di tengah lampu merah.

Tiba-tiba semua mata tertuju pada Xiu.

“ups!”

KRING....

“Yixing!!! Ayo bangun!”

BYUUUR!

Metode “mandi di tempat di tidur” merupakan salah satu alternatif paling efektif untuk membangunkan seorang Zhang Yixing yang berpredikat “Sleeping Prince” menurut ibunya.

“cepat bangun atau kau terlambat sekolah!” perintah sang ibu sambil berkacak pinggang
“hoaaam, iya ibu.” Jawab Yixing sambil meregangkan ototnya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat jam yang bertengger indah di dinding kamarnya.

“APA????”

Yixing kaget.

Sang ibu juga kaget.

Baru saja sang ibu buka mulut dan protes terhadap teriakan Yixing tadi tetapi Yixing segera bangun dan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamarnya sambil bergumam “ulangan kimia... ulangan kimia... ulangan kimia...”

“dasar anak nakal! Ckck” dumel sang ibu.

Zhang Yixing, siswa berpredikat Retarded alias terbelakang ini duduk di kelas yang sama dengan Li Qiang dan Mei Xiu. Bukan, bukan karena ia pintar atau berprestasi di bidang akademik (catat: ia punya segudang prestasi di klub basket) tapi karena ia terjebak atau lebih tepatnya di jerumuskan oleh kepala kesiswaan dengan alasan untuk mendongkrak kepintaran Yixing yang masih di level 1. Sekilas terdengar ide yang bagus namun saat dijalani membuat image Yixing semakin retarded. Walaupun begitu, Yixing memiliki kelebihan dengan wajah tampan (nyaris menyaingi Li Qiang), predikat anak band dan kapten basket sekolah. Sangat di sayangkan, ia tidak sepandai dan se-charming li qiang. Lagi-lagi li qiang.

 

 

Gerbang sekolah ditutup 3.678 detik tepat setelah Yixing memarkirkan mobilnya. (Tidak, Yixing tidak punya panggilan kesayangan untuk mobilnya)Yixing segera melaju ke ruang kelasnya yang berada di lantai dua. Untungnya Pak Song--selaku Ibu Kimia—belum datang. Ia berjalan ke arah belakang, dimana ia biasa duduk. Seperti biasa, tatapan illfeel selalu dilemparkan oleh makhluk-makhluk turunan Einstein (baca: teman-teman) yang ada di kelasnya. 3 bulan berada di kelas ini membuatnya terbiasa akan hal itu.

“selamat pagi anak-anak!” sapa Pak Song –yang entah sejak kapan ada di depan kelas—
“selamat pagi pak!” balas seisi kelas.
“baik, sekarang masukan semua buku, notes, dan tempat pensil ke dalam tas kalian, hanya ada pulpen di atas meja!” perintah Pak Song yang notabenenya wali kelas mereka. Semua murid melakukan sesuai perintah, kecuali Yixing. Ia panik mencari tempat pensilnya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak.

“ada apa, Tuan Zhang?” tanya Pak Song yang sontak menarik perhatian seisi kelas.

DEG!

MATILAH AKU!

Tidak mungkin aku bilang kalau tempat pensilku tertinggal. Tidak mungkin aku bilang tempat pensilku punya kaki dan ia sedang pergi bertamasya. Tidak mungkin aku...

Ctek.

Pulpen? Apa ini jatuh dari langit? Apakah ini dari seorang malaikat kiriman Tuhan?

Yixing menoleh ke kanan dan mendapati seorang gadis sedang memperagakan gesture untuk tutup mulut. Yixing terkesima tapi...

“tuan Zhang?” suara berat milik Pak Song membuyarkan khayalan yang baru saja ia ciptakan.
“ya, aku tidak apa-apa, pak.” Jawab Yixing setelah berdehem.
“baiklah, silakan Baozi bagikan kertas ulangannya dan mulai menjawab soal yang ada. Aku peringatkan untuk tidak mencontek karena ada sangsi berat untuk pecontek.” Jelas Pak Song.

Dan ulangan harian kimia tentang persamaan reaksi pun berjalan lancar dan sangat sunyi.

Tik. Tik. Tik.

Hoam.

Pernahkah kau merasa waktu itu berjalan sangat-amat lambat? Bagi seorang pelajar, detik akan berubah menjadi seabad apabila ia berhadapan dengan mata pelajaran yang amat-sangat dibencinya.

Yixing sangat setuju dengan hal tersebut. Baginya, tidak ada hal yang lebih membosankan daripada mendengarkan dan memperhatikan guru fisika nya-yang jika berbicara seperti sedang meninabobokan putra putrinya—di depan kelas, sekalipun menunggu ibunya arisan.

Yixing mengucek kedua matanya yang pandangannya mulai kabur kemudian dengan perlahan menidurkan kepalanya di atas meja. Ia menghadap ke kanan dan mendapati gadis yang tadi memberinya pulpen. Ia mengamati gadis yang sedang sibuk mencatat itu dari samping.

“manis.” Gumam Yixing tanpa sadar.

Tiba-tiba gadis itu menoleh.

DEG! “Matilah aku...”

Yixing kegep sedang memperhatikannya. Yixing refleks langsung berdiri dan seketika Yixing menjadi titik pusat. Sepertinya saraf refleksmu harus di upgrade, Zhang Yixing.

“ada masalah tuan Zhang?” tegur Ibu Kim –guru fisika.
“ehm... aku...” Yixing menggaruk tengkuknya sambil mencari jawaban yang tepat untuk menjawab Ibu Kim.
“ya?”
“aku...ehm...”
“katakan tuan Zhang!”

.

.

.

BRAK! Ada yang mendobrak pintu kelas.

WHOAAA!

Seisi kelas kaget luar biasa. Aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan jantung mereka nanti, mengingat sudah 2x mereka di kagetkan oleh hal-hal yang sangat tidak berbobot.

“ah, maaf tidak mengetuk pintu terlebih dahulu, aku sangat buru-buru sekarang hehehe” ternyata itu adalah Pak Song –yang sekarang sedang meyeringai tidak bersalah--.

“ta-tapi ada apa Pak Song? Kau mengagetkan kami saja.” Protes Ibu Kim
“begini, aku akan meminjam sebentar beberapa murid untuk urusan penting.” Jelas Pak Song
“si-siapa?” nampaknya Ibu Kim masih syok.
“Li Qiang dan Mei Xiu, silakan ke ruanganku sekarang!” perintah Pak Song
“baik guru.” Qiang dan Xiu menjawab bersamaan. Mereka sempat bertatapan untuk 3 detik kemudian berjalan keluar kelas
“ah, aku hampir lupa! Zhang Yixing, kau ikut ke ruanganku sekarang!” seisi kelas langsung heboh. Aneh sekali, dari dua orang murid yang dipanggil jelas sekali menandakan ada urusan penting yang berhubungan akademik tapi kenapa Yixing jadi ikut terseret?
“a-aku? Ta-tapi kenapa harus aku?” tanya Yixing kepada Pak Song (lebih tepatnya ke dirinya sendiri)
“jangan banyak tanya dan cepat temui aku di ruanganku, tuan muda Zhang!” perintah pak song.
“ba-baik pak!” Yixing segera berjalan mengikuti Qiang, Xiu, dan pak song yang sudah berjalan duluan.
sebenarnya ia sangat bingung kenapa ia di suruh ke ruangan pak song. Hari ini dia tidak membuat kesalahan saat pelajaran pak song. Hari ini ia tidak memarkir mobilnya di depan mobil pak song sehingga tidak memblokade mobil pak song. Hari ini ia hanya mencontek 3 nomor dari Baozi, selebihnya ia mengerjakan sendiri tidak peduli reaksi itu setara atau tidak. Hari ini ia tampan seperti biasa. Sensor! Apa karena pak song melihat gadis itu memberikan pulpen padanya? Tidak, tidak, itu bukan alasan yang kuat dan terpercaya. Apa karena nilainya sempurna 0? Oh ada kemungkinan 98,9999%. Tapi apapun alasannya, sejujurnya ia sangat berterimakasih kepada pak song yang telah menyelamatkannya saat ibu kim mengintrogasinya. Ia sangat senang, lebih senang daripada dicium ibunya.

“baik, silakan kalian duduk.” Tanpa sadar, Yixing, Qiang dan Xiu sudah berada di ruangan pak song.
“jadi begini, aku baru saja mendapat pemberitahuan dari dinas pendidikan bahwa 3 bulan lagi akan diadakan Olimpiade Kimia Nasional” pak song sengaja menggantung kata-katanya.
“kalian tentu tau apa maksudku memanggil kalian ke sini.” Pak song sok sok memberi kode.
“ya, aku mengerti, pak song!” jawab Qiang dan Xiu serentak –yang sudah terbiasa peka dengan kode dari pak song—
“bagaimana denganmu, Zhang Yixing?” tanya pak song yang (lagi-lagi) memberi kode.
“ah? Ehm... maaf, tapi aku tidak mengerti maksud anda, pak song.” Rupanya Yixing belum peka.
“huft... begini aku meminta kalian mewakili sekolah kita untuk olimpiade tersebut. Menurut panitia, satu sekolah hanya ada satu perwakilan dan aku akan menyeleksi kalian berdua.” Jelas pak song. Baiklah, sudah jelas disini bahwa Yixing dipanggil bukan untuk ikut serta olimpiade, mungkin ia di minta menjadi penyemangat seperti pompom girl. Entahlah.
“berdua?” tanya Xiu
“ya, Li Qiang dan Zhang Yixing.”

JEGER!

.

.

.

“a-aku? Apa-apaan ini? Eh, maksudku, bisa anda jelaskan lebih detail?” kepala Yixing mulai pening.
“maksudku adalah kau dan Li Qiang akan aku seleksi untuk mewakili sekolah kita.” Pak song lelah memberi kode.
“dan untukmu nona Mei,” pak song mengalihkan pandangannya kepada Xiu, “aku menugaskanmu untuk melatih Zhang Yixing.”

CETAR!

.

.

.

Sepertinya Yixing mengalami pendarahan otak karena kalimat terakhir dari pak song tadi membuat kepalanya semakin pening.

.

.

.

.

to be continued.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
karinoooy
keep on following this story guys! yehet~

Comments

You must be logged in to comment
nabilsey #1
Chapter 4: Duh author daebak! keren bgt! Aaah suka yixingnyaaaa ya ehm walau agak bodoh si yixingnya hehe. Keep writing. Ditunggu updatenya thor ^^
tsubakitheshawol
#2
Chapter 4: Beb, itu 'menyusuri' bukan 'menyurusi' yak ekekwkwk heh! Add friend gue lagi! :3
klonbluebaby #3
Chapter 2: Aduh aduh noy.... yixing gentleman banget.. paling suka di part xiu yange terluka hingga membuat nilai mtk nya turun 0.05... i like it... i love it... simple gak bertele tele.
marvillous #4
Kenapa ga di post english aja? Biar subscriber nya banyak terus kalau bagus kan bisa diupvote. Anjir siaul emang cast nya yixing
tsubakitheshawol
#5
My baby Lay.... hahahaha hey Noy *your classmate* lagi baca ff lau nih wkwk add friends bisa kali~ :*