Chapter 4 : During Breath 2

Noona? can you see me?

JONGHYUN POV

 

Hari ini adalah penampilan pertamaku dan Taeyeon di M Countdown sebagai pasangan duet SM The Ballad vol. 2

Hari ini pula adalah pertemuan pertamaku dengannya setelah percakapan kami di partice room beberapa hari yang lalu.

Taeyeon terlihat tampak lebih pendiam, terasa seperti ia menghindariku. Bahkan Taeyeon mengalihkan pandangannya saat bicara denganku. Ada apa dengannya?

Apakah mungkin Taeyeon meyadari ucapanku saat itu? Jika memang ya maka ini semua akan semakin sulit jadinya!

 

Kau bodoh Jonghyun! Mengapa kau bisa-bisanya mengatakan hal itu padanya? Kau harusnya tak pernah mengatakannya. Sekarang lihat akibatnya!

Aku tak mau kehilangan Taeyeon...

 

Ucapanku di partice room tidak akan mungkin dicabut kembali. Semua sudah terlanjur terucap.

Lalu.. apa yang harus kulakukan sekarang?

Apakah aku harus menghindarinya juga? Tapi gagasan itu terdengar sangat sulit. Menghindarinya?

Menghindari Taeyeon? Mana mungkin aku bisa? Menghindari Taeyeon bagiku sama sulitnya dengan berhenti bernapas.

 

Sepertinya tidak ada pilihan lain... pura-pura percakan itu tak pernah terjadi adalah pilihan yang terlihat paling tepat. Mungkin dengan begitu Taeyeon juga akan bersikap seolah percakapan itu takpernah terjadi. 

 

Baiklah Jonghyun! Percakapan itu tak pernah terjadi... tak pernah terjadi. Kau harus berakting lupa ingatan,

lupa akan percakapan itu. Bersikaplah wajar di depannya. – aku bergumam pada diriku sendiri.

 

 

TAEYEON POV

 

Setelah percakapan membingungkan antaha aku dan Jonghyun beberapa hari yang lalu sekarang semua tampak kembali seperti biasa. Tapi mingkin itu hanya untuk Jonghyun.

Saat kami pertama kali bertemu setelah percakapan itu, Jonghyun bertingkah seperti tidak ada yang pernah terjadi. Jonghyun berprilaku seperti biasa. Jonghyun yang lucu, Jonghyun yang pandai bicara, Jonghyun yang layaknya Jonghyun, tidak ada yang berubah.

 

Tapi disisi lain aku merasa ada sesuatu yang berubah, suatu yang ada dalam diriku yang berubah.

Dalam beberapa hari ini, setelah mendengar ucapan Jonghyun, aku selalu memikirkannya.

 

Selama hampir 7 tahun kami saling mengenal, menjadi teman baik. Kebersamaan kami saat hari-hari traine...

Jonghyun yang nyatanya selama 7 tahun ini mengalami banyak perubahan. Jonghyun yang semakin lama semakin tanpan ditambah lagi dengan image y man-nya. Jonghyun yang ternyata sudah sangat banyak beruabah tanpa aku sadari sepenuhnya.

Jonghyun yang selalu memperhatikanku, mengkhawatirkanku. Jonghyun yang selalu ada untukku.

Disela-sela jadwa super padat SHINee selama 2013 Jonghyun tetap selalu menyediakan waktunya untukku.

 Bahkan hanya untuk membalas pesan singkatku, berbicara denganku di telepon.

Sering kali jika bosan aku menelepon Jonghyun di tengah malam, dan Jonghyun selalu menjawab panggilan teleponku, selalu.

 

Sekarang aku baru menyadarinya, lebih tepatnya baru memperhatikannya. Dan hal itu membuat perasaanku campur aduk, entah mengapa.

Setelah menyadari hal tersebut sekarang jika aku berada di dekat Jonghyun maka jantungku akan berdebar lebih keras.

Saat bicara dengan Jonghyun, aku sering mengalihkan pandanganku, memilih tidak menatapnya.

Karena dengan menatap matanya, rasanya aku kehilangan kata-kataku.

 

Ini semua rasanya salah. Kenapa bisa aku menjadi seperti ini?aarrgh!

Parahnya lagi dengan comeback SM The Ballad vol.2 bisa dipastikan kami akan sering bertemu.

Kami diharuskan menyanyikan lagu Breath berduet. Bagaimana aku bisa bernyanyi bersama Jonghyun jika perasaanku terhadap Jonghyun kacau seperti ini?

 

Huuftt! Tenang Taeyeon! Tenang!

 

--------------------

 

“noona?” Jonghyun menepuk bahuku.

Aku terlonjak kaget. Tersadar dari pikiranku tentangnya.

 

Oh gawat! Jonghyun ada disampingku sekarang! Apa yang harus kulakukan?! Aaggrh mengapa aku jadi panik seperti ini? mengapa aku menjadi seperti ini?!

 

“noona? Kau baik-baik saja?” Jonghyun bertanya padaku lagi, memperhatikanku. Melihat apakah ada yang salah dengaku.

“eh? Ah... tidak. Aku baik-baik saja” aku berkata padanya sambil berpura-pura merapikan poniku, tidak menatap matanya.

“benarkah? jika memang kau baik-baik saja sekarang kita harus menyapa penggemar lawat Live Chat Video

noona”

“ohya? baiklah kalau begitu”

Kami berjalan menuju kamera yang akan menghubungkan kami dengan para penggemar melalui video chat.

 

Saat kami berjalan berdampingan tidak ada percakapan yang terjadi. Ini terasa begitu canggung. Tapi mungkin itu hanya bagiku. Karena Jonghyun berjalan dengan santai disampingku, nampak tidak merasa canggung sedikitpun.

 

-------------------

 

Kami mulai menyapa penggemar internasional dengan menuliskan beberapa kalimat di clipboard.

Bagiku ini menyenangkan, dan lebih mneyenangkan lagi karena aku melakukannya bersama Jonghyun.

 

Kami tertawa bersama, rasa canggung yang kurasakan perlahan menghilang, digantikan rasa gembira karena bisa tertawa dengannya.  

 

Aku baru akan menuliskan kalimat berikutnya saat Jonghyun tiba-tiba mengangkat tangannya lalu merapikan rambut panjangku.

Saat itu aku yang sedang sibuk menulis di clipboard merasa sangat kaget dan... senang?

jantungku kembali berdebar keras!

 

Hal kecil yang selama ini memang sering  Jonghyun lakukan padaku, hal kecil yang sekarang membuatku merasa spesial. Hal kecil yang kuharap terus dilakukannya.

 

That little thing i loved. . .

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
flaming260297
happy reading! cheer me up with leaving some comment kkk^^

Comments

You must be logged in to comment
erika_key #1
Chapter 6: Ohhh sweeeet
Thor cepet update dong
Aku suka ficmu ini :)
Semoga jongtae bisa cepet" bersatu hehehe :D
choiminsul1234 #2
Chapter 1: uuuuuuu ..... next chapter
lilucaga #3
It's jongtaeng not jongtae