Aku mendongakkan kepalaku dan melihat kearah suara itu. Kulihat namja yang bernama baekhyun itu telah tersadar dari pingsannya dan sekarang sedang menatap lurus kearahku. untuk sesaat aku hanya dapat terdiam dihadapannya. Melihat pandangan matanya yang menatapku dengan tatapan itu. Sebuah tatapan yang sulit untuk kudefinisikan jika hanya dengan kata-kata.

Dia tidak terlihat marah atau pun senang. Raut wajahnya hanya…. Seperti itu. Ach~ bagaimana aku harus menggambarkannya?.  Sebuah raut wajah yang seperti itu?. Mungkin jika harus digambarkan dengan sebuah kata-kata maka akan ku katakan bahwa raut wajahnya benar-benar datar. 

“emm.. aku akan kembali ke kelas.” Ucapku sembari beranjak pergi berusaha untuk menghindar darinya.

“jangan pergi.” Ucap baekhyun sembari menahan tanganku.

“ee..?” aku terheran.

“wuss~” terdegar suara angin yang masuk melalui jendela. Baekhyun menatapku lekat seakan tak berkedip. Hanya diam dan terus menatapku lurus. Saat itu, aku yang duduk di sebuah kursi yang berada tepat di samping tempat tidurnya hanya bisa diam dan sesekali mengalihkan pandanganku darinya.

“anak ini.. apa yang ada dalam pikirannya? Kenapa dia terus menatapku lurus seperti itu? Ach~ belum lagi aku baru saja melewatkan pelajaran pak kim karena hal ini. aish~” pikirku dalam hati.

“ayo menikah..” ucap baekhyun.

“ha?.” Responku kaget. “apa aku baru saja salah dengar? Atau… dia benar-benar…”pikirku dalam hati sembari terheran-heran.

“menikah lah denganku.” Tegas baekhyun kembali sembari menatapku tanpa keraguan.

“nde~~?? ” responku seketika dengan mata terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh namja yang baru saja ku temui beberapa kali ini.

“dia ini pasti sudah gila? Apa syaraf di kepalanya ada yang putus? Apa pikirannya jadi eror gara-gara pingsan tadi? Kurasa dia sudah tidak waras..”pikirku dalam hati.

“ayo pulang..” ucapnya tiba-tiba sembari turun dari tempat tidur dan menarik tanganku dengan erat.

“tung..tunggu.. dulu.. baekhyun..” ucapku sembari berusaha untuk menghentikannya. Namun, ia sama sekali tidak mendengarkan apa yang ku katakan dan terus berjalan sambil menggenggam erat tanganku.

Disepanjang koridor yang kami lewati. Semua mahasiswa yang ada di sekitar kami terus saja melihat kearah ku dan baekhyun sembari berbisik-bisik. Mereka menatap kearah ku dengan tatapan aneh dan terheran-heran.

Aku tidak tahu pasti apa yang mereka semua pikirkan saat ini. tapi yang jelas, sebagian besar dari mereka menatapku dengan tatapan yang seakan berkata mereka akan membunuhku. Benar-benar sulit dipercaya..kenapa aku harus terjebak disituasi seperti ini?.

“ayo masuk..” ucap baekhyun sembari menarikku dengan paksa masuk kedalam mobilnya sesaat setelah aku dan dia berada di pintu gerbang universitas.

“ya!! ya!! kau mau membawa ku kemana?” tanyaku dengan nada ketus.

“ke rumah kita.” Jawabnya datar.

“ha? Rumah kita?.” Ulangku.

“benar rumah kita. Rumahku yang akan segera menjadi rumahmu juga.”jelasnya.

“nde?(mataku terbelalak seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ku dengar). Tunggu dulu..(aku menarik nafas dalam). Dengar ya.. aku tidak berniat untuk menikah dengan mu. Jadi..kenapa kau seenaknya sendiri memutuskannya!!.”

“pikirkan lagi. Kau tidak perlu menjawabnya sekarang.”

“aku…” ucapku terputus. Saat tiba-tiba dia menutup mulutku dengan tangannya dan menatapku lurus. Saat itu jaraknya denganku mungkin tidak sampai 10 cm. dan itu membuatku benar-benar gugup dan juga sangat kaget