Mixed Up

Till We Meet Again - Additional Story : The Lost Memory
Please Subscribe to read the full chapter

Keempat orang itu lalu berangkat menuju sebuah supermarket terdekat untuk berbelanja. Mereka mencari bahan-bahan makanan untuk makan siang dan malam itu dan nyaris melupakan kondisi di sekitar mereka sebelum Donghae menyinggungnya.

“Yah, Kyuhyun-ah,” bisiknya pelan, setelah dia melihat kalau Ryeowook sedang asyik memilih bahan makanan sementara Al mendorong troli di belakangnya, mengekorinya dalam diam.

Kyuhyun menyendengkan telinganya kepada Donghae.

“Yang di luar sana itu kira-kira E.L.F atau bukan, ya? Kok seram sekali kayaknya.”

Kyuhyun menoleh keluar dan nyaris melompat kaget.

Di luar banyak sekali anak-anak muda yang berkerumun namun mereka hanya diam memandang ke dalam supermarket. Kalau E.L.F biasanya akan menjerit-jerit begitu tahu kalau idola mereka berada di dalam supermarket, namun ekspresi orang-orang ini begitu datar, cenderung menakutkan. Lebih mirip mayat hidup dibandingkan manusia.

Kyuhyun menoleh ke seluruh penjuru supermarket.

Apa-apaan?

Ternyata tidak ada seorang pun yang berbelanja selain mereka!

Dan ekspresi semua petugas kasir yang ada di sana…

Kyuhyun menoleh ke arah Donghae yang sudah ketakutan.

“Aih, jangan kuatir, ini pasti akal-akalan pembuat event aneh ini.” kata Kyuhyun, mencoba menenangkan Donghae.

Ini bukan hal yang biasa terjadi, karena biasanya Kyuhyun justru menggoda lelaki penggemar boneka Nemo itu, jadi bisa dikatakan Kyuhyun mengatakan itu karena sedang berusaha untuk membuat diri sendiri menjadi lebih berani, setelah melihat kembali posisi semua kasir yang hanya berdiri berdiam tak bergerak dengan punggung ditegakkan dan mata yang melihat lurus ke depan tanpa berkedip.

“Ryeowook-ah, ayo cepat. Kita harus segera kembali.” kata Kyuhyun.

Ryeowook yang tampaknya tidak tahu apa-apa hanya bisa protes. “Ah, wae geurae? Kita masih butuh banyak hal dan sepertinya tidak ada di supermarket ini.” katanya.

“Ambillah apa yang ada saja dan kita pulang.” kata Donghae, berusaha menekan rasa takutnya.

Maka dengan berat hati Ryeowook mengambil lagi beberapa barang lalu bergegas menuju kasir. Dia baru sadar kenapa Kyuhyun dan Donghae memintanya untuk segera pulang setelah berada di kasir. Sementara Al hanya menyaksikan itu dengan ekspresi datar.

Ketika mereka keluar dari supermarket dengan perlahan-lahan (mereka takut membuat gerakan tiba-tiba yang mungkin dapat memprovokasi orang-orang yang ada di sana), kumpulan orang banyak itu membuka jalan bagi mereka untuk lewat.

Setelah melewati semua orang, keempatnya mengambil langkah lebar-lebar menuju mobil dan bergegas masuk.

Kyuhyun dan Ryeowook menyuruh Donghae segera membawa mereka pergi dari sana, meski mereka tahu dia termasuk cukup serampangan membawa mobil. Audi R8 edisi terbatas milik Siwon pernah menjadi korbannya.

Ketiga anak itu—minus Al—baru bisa menghela napas lega setelah mereka sampai di basemen apartemen mereka.

“Ah, ada yang harus kukatakan pada penjaga depan.” kata Donghae. “Kita ke lantai dasar dulu.”

“Telepon saja.” kata Ryeowook.

Kyuhyun menatapnya dengan tatapan mencemooh. “Kau lupa kita tidak punya telepon?”

“Di dorm?” tanya Ryeowook.

“Mana ada.” kata Donghae. “Bukan hanya ponsel kita yang hilang. Telepon di dorm juga tidak ada. Ayo.”

Dia menekan tombol G di dalam lift yang membawa mereka ke lantai dasar.

Sepanjang perjalanan itu mereka berbincang-bincang mengenai kejadian barusan dan melupakan Al yang masih bersama mereka.

Al hanya diam dan menatap mereka yang asyik berbicara sendiri. Sesekali dia tersenyum namun sengaja menyembunyikannya dari mereka.

* * *

Mereka baru keluar beberapa langkah di lobi ketika menyadari sesuatu.

“Kok ada yang aneh dengan lobi ini?” kata Kyuhyun. Dia berbalik melihat ke arah lift dan kembali lagi ke arah sebaliknya.

“Sejak kapan lobi apartemen kita berubah jadi seperti ini?” kata Ryeowook. “Apa mereka melakukan renovasi?”

“Tidak mungkin.” kata Donghae. “Ini besarnya hampir dua kali lobi apartemen yang kita ketahui. Desainnya pun berbeda. Bagaimana mungkin?”

“Ah, molla. Ayo kita cari petugas keamanan.” kata Ryeowook.

Al yang berjalan lebih dulu meninggalkan mereka. Namun baru beberapa langkah dari lift, matanya menangkap sesuatu di balik kaca apartemen yang besar dan sukses membuatnya mematung dengan mata membulat. Tindakannya yang tiba-tiba membuat Ryeowook dan Kyuhyun tidak sengaja menabraknya.

Ada perasaan yang aneh yang dirasakan Kyuhyun ketika dia bersentuhan dengan Al. sesuatu  yang familiar, namun pikirannya teralih dengan tindakan Al yang begitu tiba-tiba.

“Ryuyong-ssi?” Ryewook melempar pandang keluar dan langsung menutup mulutnya; mencegah dirinya untuk tidak menjerit.

 

Tidak ada yang bisa mempercayai matanya mereka saat ini.

Mereka melihat semua makhluk yang ada di seluruh sudut kota yang dapat mereka lihat dari balik kaca apartemen itu; mulai dari jalanan, di dalam kendaraan yang lewat, maupun pejalan kaki di kota Seoul bukanlah manusia, namun berbagai makhluk aneh. Bentuk mereka bermacam-macam. Ada tiga makhluk tinggi namun meliuk seperti karet yang berjalan beriringan, Beberapa ekor kelinci animasi yang berjalan (bukannya melompat) berdampingan dengan wanita papan reklame berukuran 1:1 yang hidup, tanaman yang diganti dengan bunga yang seakan hasil gambar seorang anak kecil yang dibuat dengan krayon, makhluk-makhluk kecil yang beterbangan di sekitar mobil, dan masih banyak lagi.

Semua melongo melihat itu, mungkin terkecuali Al—yang dalam bahasa mereka, mengajukan diri untuk dipanggil Ryuyong. Mata lelaki itu menyipit serius, namun tidak ada yang memperhatikannya.

Kyuhyun dan Donghae terlihat begitu terkesima dengan pemandangan itu sehingga mereka mencoba untuk melihat semuanya lebih dekat.

“Jangan keluar.” kata Al dengan bahasa Korea yang fasih.

Tindakannya berhasil mengundang perhatian ketiga orang yang lain. Mereka berbalik menatapnya dengan heran. Bukannya tadi manajer mereka bilang dia tidak bisa bahasa Korea? Mereka kembali berbalik melihat keluar ketika merasa kalau mungkin Al hanya mengerti frase-frase yang umum dikatakan orang.

“Jangan tertipu dengan sesuatu yang tampak menarik seperti itu. Itu jebakan.” Dia kembali menggunakan bahasa Inggris.

“Ah, apa salahnya?” kata Donghae.

“Betul.” tambah Kyuhyun. “Tapi hyung, kalau begitu kemana semua orang?”

Keempatnya diam. Serasa ada yang mengkomando, semua makhluk aneh yang ada di luar tiba-tiba berhenti bergerak. Dua detik berikutnya, secara serempak semua makhluk itu menoleh ke dalam hotel, ke arah mereka berempat.

Bahkan Kyuhyun merasakan sensasi ngeri menyusup masuk ke dalam sumsum tulangnya.

“Ayo kita pulang saja.” usul Al. Ketiga orang itu sama sekali tidak protes dan semuanya berlari kembali masuk ke lift ketika makhluk-makhluk itu mulai bergerak mendekati gedung itu.

Ryeowook yang masuk terlebih dulu langsung memukul panel angka di lift tanpa melihat posisi angka sebelas atau dua belas. Secara tidak sengaja dia juga menekan tombol lantai yang lain, namun tidak dipedulikannya.

Setelah yang lain masuk dan pintu lift tertutup, mereka semua langsung heboh.

“Apa-apaan itu tadi?” kata Donghae. “Sebenarnya apa yang kita lihat tadi?”

“Bagaimana mungkin makhluk semacam itu bisa ada di sini? Kemana semua orang?”

“Ini invasi.....invasiiiiiiii.....” lanjut Donghae. “Kita diinvasi makhluk asing.”

“This is nightmare.” kata Kyuhyun, refleks menggunakan bahasa Inggris, walaupun tata bahasanya masih salah.

“Precisely.”

Donghae, Ryeowook, dan Kyuhyun langsung menatap Al. Dia balik menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Pertanyaannya, mimpi buruk siapa?” lanjutnya. Sesuatu pada anak itu mendadak membuat mereka bertiga berdiri agak menjauh, merapat di sudut lift dengan pintu lift sebagai sandaran. Anehnya, Kyuhyun masih merasakan sesuatu yang familiar dari Al.

Tiga puluh detik di dalam lift serasa bagaikan setahun bagi Kyuhyun, Donghae, dan Ryeowook.

Bunyi ding keras menandakan mereka lift telah berhenti. Tanpa menunggu lebih lama, ketiganya berupaya keluar dari tempat itu.

Al terkejut ketika melihat sejenak ke arah panel lift. Angka 12 masih menyala. Itu artinya mereka belum seharusnya tiba. Melihat ketiga orang itu hendak berlari keluar ketika pintu membuka, dia bergegas mendekati, tepat pada saat Ryeowook yang ada paling dekat pintu mencoba keluar dengan bagian punggung lebih dulu, limbung dan terjatuh ke belakang. Untunglah Al segera menangkap kakinya.

Posisi Ryeowook sekarang seperti sedang tergantung terbalik, dengan Al yang memegang kakinya.

Baik Kyuhyun, Donghae, maupun Ryeowook melongo ketika sadar dengan keadaan sekeliling.

Mereka berada di tengah-tengah ruang hampa! Yang dapat mereka lihat hanyalah pintu lift yang mengambang di ruang tanpa batas yang berwarna merah bercampur putih bagaikan permen gulali.

“Apa yang kalian lakukan? Cepat bantu aku!” seru Al lantang, menyadarkan mereka, termasuk Ryeowook. Laki-laki itu langsung menjerit ketakutan.

Donghae dan Kyuhyun berjejer lalu menarik Al dari pintu lift. Untung saja pegangan Al cukup kuat sehingga kaki Ryeowook tidak bergeser satu milimeter pun dari posisinya.

Setelah berhasil menarik Ryeowook kembali ke lift, tiga orang penariknya langsung terduduk sambil menghela napas lega, sementara Ryeowook tampaknya akan trauma sepanjang hidupnya. Seluruh tubuhnya gemetar, sehingga Donghae dan Kyuhyun refleks memeluknya untuk memberikan ketenangan ketika mereka melihatnya.

Pintu lift kembali tertutup dan naik ke lantai yang lebih tinggi.

* * *

Pintu apartemen yang membuka dengan agak kasar mengundang perhatian semua orang yang ada di dalamnya.

Kyuhyun dan Donghae memapah Ryeowook yang terkulai lemas masuk ke dalam. Beberapa orang yang melihatnya bergegas untuk membantu mereka. Sementara Al hanya berdiri di ambang pintu dalam diam.

“Apa yang terjadi?” tanya Leeteuk. Ekspresinya penuh dengan kekuatiran.

Kyuhyun mencoba membuka mulut untuk bicara tapi dipotong oleh Al. “Dia nyaris jatuh dari lift.” Semua mata pindah memandanginya. “…ke dalam kegelapan.”

Semua mata kembali beralih kepada Kyuhyun dan Donghae, meminta konfirmasi.

Terlepas dari apa pun yang mereka rasakan di dalam lift, Al mengatakan yang sebenarnya. Jadi Kyuhyun menelan kembali semua kata-kata yang dia ucapkan dan menggantikannya dengan sebuah anggukan.

Siwon lalu bergerak menghampiri Al untuk berbicara pelan dengannya.

“Kau Joshua, kan? Kenapa kau menyembunyikan identitas aslimu?” Dan detik berikutnya dia menyesal menanyakan itu, walaupun hanya dengan berbisik.

Al hanya menatapnya dengan lembut sambil tersenyum.

Tatapan mata itu, ada yang berbeda. Perawakan orang di hadapannya ini memang mirip sekali dengan wujud Vessel Joshua Waterby. Namun

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 6: aihhh jd ini yg d mksd? Jujur, ff ini gak prnh ada akhr na ya hahaha. N klo ini kjdian stlh the pretension,,n bkn d dunia asal. Brarti sblm epilog ini mereka hdp d dimensi lain???
ningekaputri #2
Chapter 1: Akhir na, trnyata ini lnjtn na ya? Baru sadar kkk. Oke, apa ada petualangn baru stlh ini? Knp pnjga bisa gtw klo siwon gak amnesia, hummm. N siwon gak lupa krn dy udh jd penjaga krn udh pnya kristal kn? Cm msh d kunci aj kristal na.
Yulie1012 #3
Chapter 3: ini masih ada lanjutannya kan?
Lalu Kyu & Siwon bagaimana selanjutnya?
FiWonKyu #4
Chapter 2: Ooh...aq baru nyambung. Aq yakin ini mimpi kyuhyun! Lanjut ah
FiWonKyu #5
Chapter 1: Aq masih bingung ma critanya
gyu1315 #6
Chapter 6: oke.. jd ini di dimensi lain? beda sama dimensi yg chapter kemarin mimpi2 itu? bukan yg asli? ._.
dan.... ada bacaan tiap hari xD wkwk rajin rajin update yaaa /ditampar saya/
terus harusnya cerita habis epilig ini udah ada?? /bingung/ yang dibilang 6 chapter kemarin??? ._.;;
gyu1315 #7
Chapter 4: dan pada akhirnya beneran baca sampe akhir.. -_-
entah kenapa sebenernya udh nebak itu kyu dr pas chapter sebelumnya? lupa itu scene apa =_= yg jelas emang udh berasa bgt pelakunya kyu yaah kkk dan klo itu siwon knp datangnya ke tempat2 yg siwon inget kan? haha
terakhir! itu apaan maksudnya 2 chapter lagiiiii
amalianancy #8
Chapter 1: ada potongan lirik lgu someday nyempil d chapter ini, kkkk..