Kris tahu jika Luhan hanya melakukan tugasnya sebagai BodyGuard untuk Suho, namun entah mengapa ia tak dapat berhenti mengepalkan tangannya tiap kali melihat Luhan begitu dekat dengan Suho entah Suho menyadarinya atau tidak, Kris selalu melihat Luhan berada di dekat Suho.

Seperti di perpustakaan siang ini, ia dapat melihat Luhan yang bersembunyi di salah satu sisi rak buku sembari terus mengawasi Suho yang tengah mencari-cari buku di salah satu rak dengan tangga.

Lalu ketika Suho kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, Luhan ada di sana untuk menangkap tubuh Suho, ya Luhan selalu ada untuk Suho kapanpun dia membutuhkannya.

Dan itu membuat Kris kesal

Ia juga berada di sana waktu itu, namun tak ada yang dapat ia lakukan selain menonton Luhan melakukan semuanya, semua yang ingin ia lakukan.

Ia ingin berada di dekat Suho namun ia tak memiliki alasan untuk terus berada di dekat Suho

Ia ingin melindungi tubuh mungil itu dari apapun yang dapat membuatnya terluka, namun ia tak memiliki alasan untuk melindungi tubuh itu

Dan meski ia ingin merengkuh tubuh itu di pelukannya ia masih tak menemukan alasan yang tepat mengapa ia menginginkan itu semua.

Dan seperti inilah Kris sekarang, menendang Selimutnya ke atas hingga jatuh ke lantai dan ia mengacak rambutnya yang bahkan telah kacau karena Frustasi.

“Aaaarrggghhh! Kenapa aku seperti ini?!”Teriak Kris kesal

“Apa yang kau lakukan?”

Kris menoleh ke arah pintu dengan wajah terkejut untuk melihat Suho yang kini berdiri di ambang pintu menatapnya datar.

“Sejak kapan kau berada di sana?”Tanya Kris gugup

“ehm.. sejak kau menendang selimutmu?”Ujar Suho datar sembari berjalan menuju meja belajarnya

“Be-benarkah?, ehm... darimana kau?”

“Kamar Luhan, aku memintanya mengajari beberapa rumus fisika”

Suho yang kini membuka buku Sainsnya sama sekali tak menyadari jika kedua bola mata Kris kini menatap punggungnya dengan tatapan kesal.

“Yah!, Luhan, Luhan dan selalu Luhan! Apa kau tak bisa melihatku?”Ujar Kris kesal dan hampir terdengar seperti sebuah teriakan

Suho hanya mengedipkan matanya mendengar perkataan Kris, karena sejujurnya ia tak mengerti mengapa Kris begitu kesal mendengar dirinya meminta bantuan Luhan, bukankah itu hal yang biasa ia lakukan selama ini?, lalu kenapa Roomate nya ini terlihat begitu kesal?.

“Apa maksudmu?”Tanya Suho sembari menatap datar Kris yang kini terlihat gugup

“O-Oh.. maksudku, kau ini bisa meminta bantuanku, bu-bukankah kita ini teman”Ujar Kris gugup

“Luhan juga temanku, kenapa kau ini?”Gumam Suho sembari kembali mengalihkan pandangannya pada deretan angka di buku Sainsnya.

Kris mempoutkan bibirnya mendengar perkataan Suho, namun ia tak dapat mengelak karena yang dikatakan Suho itu benar, Kris hanyalah seorang sahabat bagi Suho sama seperti yang lain, dan itu hak Suho jika ia meminta bantuan pada Luhan atau siapapun.

Kris tahu ia tak seharusnya merasa Kesal, namun entah mengapa hatinya selalu terasa kacau seolah ada badai di sana tiap kali melihat Suho yang tersenyum pada Luhan, dan ia membenci dirinya yang tak pernah melakukan apapun selain membuat Suho kesal.

Suho dapat melihat dari sudut matanya ketika Kris menghela nafas panjang dan ia tertawa kecil ketika Kris mempoutkan bibirnya.

Suho tak tahu kenapa Kris terlihat kesal, namun memberi Kris kesempatan toh bukan hal yang buruk kan?

“Tapi kurasa kau bisa membantuku dalam pelajaran bahasa Inggris”Ujar Suho sembari menutup buku Sainsnya dan menarik buku bahsa Inggrisnya dari dalam rak.

Suho tak mengerti mengapa Kris terlihat begitu senang saat ia meminta bantuan dari Kris, namun melihat Kris yang terlihat senang dan nampak begitu bersemangat mengajarinya, Suho tak dapat menahan diri selain menatap wajah pemuda China itu dengan senyum yang begitu manis.

“Jadi.... kau bisa menggunakan kalimat ini untuk....”

Kris tak melanjutkan penjelasannya tentang kalimat repeating ketika dilihatnya kini mata hazel Suho yang menatapnya begitu dalam dengan senyum manis tergurat di wajah pucatnya.

“Su-suho.. a-apa ada yang salah?”Tanya Kris gugup

Suho mengelengkan kepalanya perlahan, dan senyumnya masih tergurat manis di wajahnya membuat jantung Kris berdegup kencang.

“aku baru sadar... kau terlihat manis saat tersenyum”Ujar Suho perlahan namun terdengar jelas di telinga Kris

Kris terlalu sibuk dengan Jantungnya yang berdegup kencang dan pikirannya yang kacau oleh pujian Suho hingga tak disadarinya jika pipi Suho merona tipis usai mengatakan itu.

Malam itu, mereka tak berhasil menyelesaikan satupun soal bahasa Inggris, namun Kris sendiri menemukan jawaban atas perasaannya dan itu membuatnya terjaga semalaman memandang punggung Suho yang malam itu juga tak dapat mengerjapkan matanya sedikitpun.

Keduanya terlalu sibuk memikirkan perasaan aneh yang menyelimuti batin mereka hingga tanpa sadar malam telah usai ketika mentari muncul di horison tanpa memberi mereka waktu lebih lama untuk setidaknya menutup mata.

##

Chanyeol, Kai dan Sehun tak yakin dengan apa yang mereka pikirkan ketika melihat Kris yang hanya mengaduk nasinya di nampan, namun ia tahu sesuatu tengah terjadi pada Kapten tim basket mereka dan mereka memilih diam karena menayakannya pada Kris hanya akan membuang waktu mereka.

Kris bukanlah tipikal orang yang terbuka tentang hidupnya dan mereka cukup paham dengan konsep misterius K