Blue

Blue

Shinyoung menjerit histeris ketika ia sampai di halaman muka kerajaan. Hanbok-nya kusut, wajahnya berantakan dan keranjang bunganya sudah terlempar entah kemana. Matanya menyiratkan penyesalan yang amat sangat dan akhirnya lututnya yang lemas tidak mampu menopangnya lebih lama lagi. Ia tersungkur.

Omona, Shinyoung-ttal!” ujar seorang dayang, segera bersimpuh di depan Shinyoung dan memegang kedua bahunya dengan tatapan khawatir. “Ada apa denganmu? Mengapa penampilanmu berantakan sekali? Dan.. dimana Taeyeonnie?”

Shinyoung menggeleng. “Aku… aku butuh ayah dan ibu…”

Dayang tersebut, yang tidak mau berpikiran macam-macam, hanya bias mengangguk dan memapah putri itu  menuju bangunan utama kerajaan. Meskipun hatinya masih ingin bertanya lebih jauh tentang keberadaan Taeyeon––Taeyeon adalah sahabatnya––namun sepertinya putri belum bisa diajak berbicara.

…bunuhnya..

Dayang itu menoleh, mengerutkan keningnya dan menatap Shinyoung yang masih menatap kedepan. Bibir wanita it uterus menggumam tidak jelas, dan akhirnya ketika sampai di ruangan raja dan ratu, Shinyoung segera menghambur ke pelukan ke dua orang tuanya.

“Ada apa?” Tanya Raja Park Hyongsuk dengan raut bingungnya. “Ya, Choi Euijin, apa yang terjadi dengan putriku? Apa ada seseorang yang mencoba menakutinya diluar sana, saat kau bersamanya?”

“Maaf, Raja. Saya menemukannya di halaman depan kerajaan dengan kondisi seperti itu.” Ujar Euijin, nama dayang itu dengan formal seraya membungkuk dalam-dalam. “Maaf, saya mohon diri.”

Setelah membiarkan Euijin pergi, Shinyoung terjatuh lagi sembari menatap kedua mata prang tuanya dengan rasa penuh penyesalan.

“Aku… aku membunuhnya…”

 

___

 

“Akh..!”

Jessica mengangkat kepalanya dengan gerakan perlahan dan berjalan mendekat ke asal suara. Dengan perlahan, ia mengusap kening gadis itu dan menyibak poni yang menutupi kedua mata gadis tersebut.

“Merasa lebih baik?” Tanya Jessica lembut. Perawakannya sangat mirip dengan ibunya––seorang ratu di Negara bagian Utara sana yang mengembangkan perasaan cinta untuk memimpin suatu kerajaan. Sebelum putrinya ini dibunuh dan tubuhnya dibawa pergi oleh Andrew, tentu saja.

Mian, tapi… gaun ini bukan milikku.” Ujar Taeyeon, ketika menyadari hanbok lusuhnya telah hilang. Matanya menelusuri gaun biru yang sedang dikenakannya sekarang. Sekali lihat saja ia sudah dapat menebak harganya.

Jessica tersenyum ramah. “Kenakan ini sementara waktu.”

Taeyeon hanya mengerutkan keningnya dengan bingung, lalu beranjak untuk duduk. “Maaf, tanpa bermaksud untuk lancang, siapa namamu? Terimakasih karena sudah menolongku.”

“Panggil saja Jessica.” Jawabnya dengan sebuah senyuman.

Sebuah rasa sakit ringan menjalar di kepalanya. Ada sekelebat kejadian yang terputar––ia tidak tahu apa itu. Hanya seperti sekilas film yang terpotong, begitu saja muncul tanpa alas an dan hilang tanpa jejak.

Taeyeon mengangkat tangannya untuk mengusap wajahnya yang letih. Gerakan itu berhenti saat kedua telapak tangannya menangkup pipi dan hidungnya.

Tunggu.

Matanya mebelalak sempurna, sementara kedua telapak tangannya berusaha untuk menepuk-nepuk pipinya. Sakit. Itu artinya, tidak mungkin ia tengah bermimpi sekarang, bukan? Lalu kenapa…

“Kenapa aku tidak bernafas?” pikir Taeyeon panic.

Jessica hanya terdiam, membalikkan tubuhnya dan duduk di balkon. Ia tidak mau menjawab pertanyaan yang menurutnya tidak penting itu, jawabannya terlalu rumit dan berbelit-belit. Seiring berjalannya waktu, Taeyeon pasti akan memahaminya dan mulai bisa menerima kondisinya saat ini.

 “Jessica-ssi,” panggil Taeyeon, berjalan dengan terseok akibat gaunnya yang terlalu panjang. “Bisakah kau jelaskan padaku, kenapa aku tidak bernafas? Dan juga.. aku tidak bisa merasakan suhu tubuhku sendiri. Apa aku terkena suatu penyakit?”

Jessica berjalan mendekat, lalu meraih tangan Taeyeon dan menggenggamnya lembut. “Tenangkan dirimu. Tidak usah berpikir terlalu banyak, saat ini yang kau butuhkan hanya istirahat dan mencoba memahami semuanya pelan-pelan. Bukankah kau belum dapat mengingat semua yang terjadi padamu sekarang?”

Perkataan Jessica ada benarnya. Taeyeon memejamkan matanya, berusaha agar semua terasa logis dan masuk akal.

 

___

 

1777

 

“Apa semua merpati sudah diterbangkan untuk mengirim undangan? Aku tidak mau ada yang tidak sempurna dalam acara doljanchi pertama cucuku!” ujar Raja Park dengan suaranya yang menggelegar. “Pastikan semuanya tertata dengan baik. Apakah buah-buahannya sudah ditata dengan baik?!”

Tidak ada yang berani bersuara saat itu kecuali keluarga inti kerajaan. Semuanya bekerja dengan baik agar doljanchi berjalan sempurna tanpa cacat. Semua tau kalau Byun Ilsang, putra dari Pangeran Byun Hongjae dan Putri Shinyoung adalah penerus kerajaan Park dan Byun. Kedua raja memang sepakat untuk mewariskan kerajan kepada cucu putra mereka dan akhirnya kedua kerajaan tersebut menjadi kuat.

Sementara itu, Shinyoung menatap bayinya yang tengah bermain diatas kasur dengan wajah kecilnya. Kalau saja tidak ada suaminya disana, sudah dipastikan ia akan menangis tersedu-sedu.

“Kalau nanti aku akan menjadi ibu dari seorang anak yang sedang melakukan upacara doljanchi, aku mau kau duduk disampingku dan kita akan tertawa bersama karena anakku akan mengotori wajahnya akibat terlalu lahap memakan buah.”

Kenangannya saat bersama Taeyeon terulang kembali. Janji yang mereka ucapkan––saat mereka berumur Sembilan tahun––terasa sangat pahit sekarang. Semuanya salahnya––Shinyoung tidak dapat memaafkan dirinya sendiri akibat peristiwa itu.

Yeobo, apa yang sedang kau pikirkan?”

Suara lembut Hongjae mengangetkannya. Melihat istrinya yang tersentak, Hongjae tau bahwa wanita ini tidak baik-baik saja. Dengan perlahan, ia meraih tangan Shinyoung dan menggenggamnya.

“Semuanya akan baik-baik saja.” Ujar Hongjae menenangkan. “Kau harus percaya padaku, Shinyoung-ah. Apapun yang terjadi, aku akan berusaha melindungimu, bahkan kalau itu harus mengorbankan nyawaku.”

Betapa beruntungnya aku memilikimu, Hongjae, gumam Shinyoung dalam hatinya. Kau tidak tahu kalau aku sudah melakukan suatu kesalahan fatal pada sahabatku sendiri, dan kau masih bersedia untuk menerimaku apa adanya…

“Jeosonghamnida, namun raja sudah meminta kalian berdua untuk keluar.” Ujar seorang dayang, lalu segera membungkuk dalam-dalam dan kembali meninggalkan mereka bertiga di ruangan tersebut.

Hongjae meraih Ilsang dan merangkul Shinyoung agar keluar dari dalam kamar tersebut.

Acara doljanchi tersebut dihadiri cukup banyak tamu, karena raja Park memang mengundang semua kenalannya untuk memperkenalkan cucunya yang nantinya adalah penerus kedua kerajaan.

Mata Shinyoung membulat ketika melihat ada panah disana.

Eomma, kenapa ada panah disana?” tnaya Shinyoung, menyadari panah tersebut sama dengna panah yang digunakannya untuk membunuh Taeyeon. “Aku tidak mau Ilsang terluka, jadi lebih baik singkirkan benda itu.”

Ibunya menatap Shinyoung dengan aneh. “Apa maksudmu? Bukankah memang tradisinya panah selalu digunakan? Kalau Ulsang tidak memilihnya, ia tidak akan emnyentuhnya, Shinyoung-ah. Kau tidak perlu khawatir…”

“Tapi aku tidak mau anakku terluka!” ujar Shinyoung panik.

Teriakan Shinyoung sukses untuk membuat smeua mata yang ada disana menatapnya dengna pandangan khawatir. Hongjae dengan cepat merangkul istirnya, lalu membawanya masuk kembali ke dalam kamar, padahal acara doljanchi belum dimulai dan tidak bisa dimulai kalau Shinyoung tidak ada disana.

Mata Shinyoung membelalak sempurna ketika melihat sesuatu yang sedang berdiri di kamarnya.

“Taeyeon-ah…”

 

___

 

MAAF MAAF MAAF!!

Maaf updatenya kelamaan, maaf ceritanya dikit, dan maaf karena banyak typo, juga ceritanya gak memuaskan!

Otaknya abis kebentur nih, jadi gak ada inspirasi. Trus, author tau baekyeon momentnya gak ada sama sekali. Tapi kalian harus baca dari awal kalo mau ngerti akhir ceritanya. Pokoknya intinya author minta maaf banget sebanget bangetnya, janji deh abis ini lebih panjang dan lebih memuaskan! Maafin author ya, makasih buat yang udah komen -_-)////

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
fytaengogi
#1
Chapter 4: Ih sayang banget author, ff ini ga dilanjut. Seru menarik padahal. Dan bahkan, taeyeon blm ketemu baekhyun:((( yaudah sekian huhu
PiperGrace08
#2
wah ini keren thor.. ditunggu apdetnya :)
stephani_bap #3
Chapter 4: update soon!
jejesicamon
#4
Chapter 3: author, besok bantuin aku ulangan akuntansi ya!
stephani_bap #5
Chapter 3: ini seru banget unnie!!!
stephani_bap #6
Chapter 2: gpp kok unnie! update soon :)
jejesicamon
#7
Chapter 2: Authornim udah pulang dari rumah sakit ya? Cepet sembuh yaaa, i miss youuu
ByunKim #8
Chapter 1: tak apalah yg penting ff ini dilanjut ya heheh
aku mau nanya dong jeremy, aiden, andrew itu siapa trs disini baekhyun nya belum ada ya ?
my taenggo kasian sekali shinyoung jahat banget sih -_-
next thor !!