Cerita Masa Lalu

Akhirnya Ku Menemukanmu

*WARNING!!!*

Ini cerita masa kanak-kanak...

yang masih di bawah umur,

atau seumuran sama yang dicerita ini,

mohon jangan diikuti ya,,,

ini hanya cerita fiksi...

bukan untuk dicontoh yaaaa anak2...

kkk >,

 

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Hyoyeon terlahir di sebuah kota besar bernama Seoul, namun ia dibesarkan di Kanada, karena neneknya tinggal di sana, ayahnya pun yang merupakan pengusaha berlian berhasil mencapai kesuksesannya di Kanada.

Hyoyeon menghabiskan masa kecilnya di Kanada, ia memiliki banyak teman di sana, tapi semuanya namja, karena menurut Hyoyeon, berteman dengan Yeoja hanya akan membuang waktu. Bagaimana tidak? Ia pernah memiliki 3 orang sahabat yeoja, tapi selalu merepotkannya. Jessica, princess cantik berhati dingin itu paling tidak bisa pergi dengan memakai pakaian seadanya, dia harus ngaca berkali-kali untuk memastikan kalau pakaian yang dikenakan nya cocok untuk acara hari itu. Sedangkan tiffany, dia harus ke salon pribadinya di rumah, untuk menata rambutnya. Fani tak ingin pergi dengan bad hair style. Maka dari itu Hyoyeon yang ingin serba praktis selalu merasa risih, menunggu kedua sahabatnya itu kalau mau main, bahkan hanya untuk main di taman komplek rumahnya.

Hyoyeon memutuskan untuk tidak berteman dengan yeoja sejak saat itu, dia lelah harus menjadi pengawal untuk yeoja-yeoja cantik sebelah rumahnya. Suatu hari Hyeyeon pergi ke taman bermain bersama sahabatnya, Sehun. Di jalan, ia melihat seorang namja sedang membantu ahjussi-ahjussi memindahkan barang-barang dari mobil untuk dimasukkan ke dalam rumahnya, sepertinya namja itu tetangga baru yang  akan menempati rumah berwarna kuning gading, tepat 4 rumah setelah rumah Hyoyeon.

“Hey… aku Kris…” sapa namja yang sudah menyelesaikan pekerjaannya itu “Kalian tinggal di komplek ini juga?” lanjutnya.

“Aku Hyoyeon, rumah ku 4 rumah dari sini” Hyoyeon menunjukkan rumahnya

“Dan aku sehun, itu rumahku, di seberang rumahmu” Sehun ikut menunjukkan rumahnya.

Kris hanya membalas dengan anggukan, pertanda ia mengerti. “Kalian mau kemana?” Tanya Kris.

“Kami mau main ke taman, apa kau mau ikut?” Ajak Hyoyeon yang lagi-lagi hanya dibalas dengan anggukan oleh kris.

“Kajjaaaaaaa…” Sehun menarik tangan kris ke dalam genggaman tangan kanannya, karena tangan kirinya menggenggam tangan Hyoyeon.

.

.

.

.

Sejak pertemuan itu Hyoyeon dan Sehun sering bermain ke rumah Kris bahkan kalau mereka malas pulang ke rumah, mereka tinggal menelpon umma masing-masing menggunakan telepon di rumah Kris. Mereka bertiga juga sekolah di tempat yang sama, dan satu kelas.

Kris yang berbeda 1 tahun lebih tua dari Hyoyeon sangat menjaga yeoja yang bertingkah layaknya namja itu, sama halnya dengan Sehun, ia dan Kris rela menjadi pager untuk menjaga Hyoyeon, walaupun kenyataannya, Hyoyeon lah preman di sekolahnya.

Kadang Kris merasa kalau Hyoyeon dan Sehun tertukar jiwanya saat mereka masih bayi, karena di mata Kris, Sehun jauh lebih anggun dan lembut berbanding terbalik dengan Hyoyeon. Tapi biar bagaimana pun keadaannya, Kris sangat menyayangi Hyoyeon dan Sehun, karena Kris tidak memiliki saudara kandung, ia adalah anak tunggal. Sedangkan Hyoyeon pernah mempunyai adik, tapi adiknya meninggal saat berumur 11 bulan, saat itu Hyoyeon masih berumur 2 tahun, jadi dia belum mengerti penyakit apa yang diderita adiknya dulu. Berbeda dengan Sehun, ia memiliki kakak yang jarak usianya sekitar 10 tahun, yang membuat keduanya tidak akrab, kakaknya kini bersekolah di Seoul bersama dengan Kakek dan Neneknya.

.

.

.

Suatu hari Hyoyeon berkelahi dengan ketua genk dari sekolah lain. Hari itu Kris tidak masuk sekolah karena dia harus pergi ke Cina bersama kedua orang tuanya.  Jadi Hyoyeon hanya berdua dengan Sehun. Sepulang dari sekolah, Sehun menunggu Hyoyeon di taman, karena Hyoyeon harus latihan dance dengan teman-teman eskulnya. 1 jam sudah Sehun menunggu di taman, sambil bermain ayunan, tak lama kemudian dateng beberapa anak berseragam dengan warna senada dengan Sehun, mungkin anak sekolah lain ujarnya. Anak-anak itu menghampiri Sehun, memaksanya memberikan uang untuk mereka. Sehun yang tergolong namja kurus dan lemah (tidak sekuat Hyoyeon, karena sehun gak suka minum susu, jadi tulang-tulangnya lemah) sangat tidak berani melawan hmmm 5 anak ini. Di tengah-tengah ketakutannya, akhirnya Hyoyeon dateng setelah berhasil mendorong 5 ‘preman’ kecil itu sampai jatuh, “ELOOO SEMUA JANGAN SEKALI-KALI GANGGUIN ADEK GUE, KALAU GAK MAU MATI BURU-BURU” ancam Hyoyeon.

Mereka berlima hanya bisa menganga melihat sikap keras Hyoyeon, “Gile ni cewe makannya apa, badan kecil tenaganya kuat juga” ujar namja yang berkulit gelap.

“Gue rasa dia makan batu kali bos,” timpa yang lain yang mukanya kaya panda.

“HEEEHHH!!!! NGOMONG APA LO BARUSAN, HAAAAHHH!!!!” bentak Hyoyeon membuat kelima preman cilik itu langsung menggeleng dan pergi dari hadapannya.

Sehun yang masih kaget hanya terdiam seperti patung, ia tak habis pikir jiwa premanisme nya Hyoyeon terungkap. Padahal walaupun Hyoyeon itu tomboy, tapi selama ini dia tidak pernah sebrutal ini. “Hyo… makasih ya… aku takut…” tangis Sehun pecah ketika memeluk Hyoyeon.

“Hun…. Jangan nangis,,, makanya kalau aku sama hyung minum susu, kamu juga ikut minum, biar badannya kuat kaya kita dong”  ledek Hyoyeon kemudian merangkul sehun dan mengajaknya pulang.

1 minggu setelah kejadian di taman itu, dan saat Kris kembali ke Kanada, Sehun menceritakan hal yang terjadi padanya ke Kris, Kris bergidik mendengarnya, walaupun dia senang karena itu tandanya Hyoyeon bisa menjaga dirinya sendiri dengan kebrutalannya.

Sekembalinya Kris dari Cina, dia semakin over protektif ke Hyoyeon, dia takut kalau nantinya Hyoyeon akan berkelahi dengan orang lain, Hyoyeon termasuk cewek yang gampang ‘panas’ makanya Kris dan Sehun akan setia nungguin Hyoyeon selesai latihan dance lalu mereka pulang bertiga, bahkan kris akan mengantar Hyoyeon sampai depan rumahnya setelah memastikan Sehun masuk ke dalam rumah.

Saat ini Hyoyeon, Kris, dan Sehun tengah disibukkan dengan ujian akhir mereka di tingkat SD, karena beberapa bulan lagi mereka akan menjadi siswa SMP. Waktu bermain mereka pun menjadi berkurang, kris dengan kegiatan basketnya, Sehun ikut bersama Hyoyeon bergabung di tim dance sekolahnya. Memang Hyoyeon itu terkenal dengan gaya tomboy nya, tapi kalau dia sudah menari, tidak ada yang percaya kalau Hyoyeon adalah ‘preman cilik’ di komplek rumahnya. Bahkan badannya lebih lentur daripada Sehun saat menari, hal ini manmbah kecemburuan pada diri Sehun. Sehun merasa Hyoyeon sebagai perempuan tangguh yang bisa melakukan segalanya, tidak seperti dirinya yang terlihat lemah daripada wanita lain, padahal dia adalah namja. Tapi banyak yang memuji Sehun “CANTIK” dan itu sangat amat membuatnya risih. Aku kan NAMJA bagaiamana mungkin mereka menyebutku CANTIK gerutu Sehun ketika namja-namja di sekolahnya memujinya.

Tapi kemampuan Sehun dalam hal menari juga tidak bisa disepelekan, Hyoyeon akan selalu meminta pelatihnya untuk menjadikan Sehun sebagai pasangannya ketika pentas. Dan Sehun menyetujuinya, karena hanya dengan Hyoyeon dia mampu menyeimbangkan gerakan-gerakan yang selama ini mereka pelajari.

Hampir 1 bulan mereka tidak pernah bermain, mengobrol pun hanya ketika berangkat sekolah, jam istirahat sekolah, dan ketika pulang dari sekolah. Setelahnya mereka harus focus untuk mempersiapkan ujian akhir sekolah. Bahkan untuk urusan eskulnya, mereka harus istirahat sejenak demi kelancaran ujian akhir nanti.

.

.

.

.

Masa-masa ujian akhir sekolah sudah berakhir Hyoyeon, Kris dan Sehun menikmati kebebasannya dengan berlibur ke pantai. Mereka berencana tinggal di penginapan milik keluarga Kris ini selama 3 hari. Hari pertama mereka habiskan dengan bermain di pinggir pantai menikmati sunset, bermain-main dengan pasir putihnya yang indah, serta makan seafood di pinggir pantai yang disiapkan oleh juru masak favorit Kris.

Selesai makan malam, mereka kembali ke kamarnya. Kris berada satu kamar dengan Sehun di kamarnya, sedangkan Hyoyeon berada di kamar tamu. Karena menurut Kris, tidak mungkin dia dan sehun harus tidur dengan Hyoyeon, mereka takut kalau-kalau Hyo akan menendang mereka walau dalam keadaan tidur sekalipun.

Keesokan harinya, Hyoyeon ingin memberikan hadiah yang sudah dipersiapkannya untuk kedua sahabatnya itu, tapi ketika ia sampai di depan pintu kamar Kris, ia mendengar obrolan antara Kris dan Sehun.

Di kamar Kris

Kris: “Aku senang kita bisa menikmati waktu liburan seperti ini, walaupun bertiga, tapi aku merasa ini adalah liburan kita hun”

Sehun: “Bukankah ini memang liburan kita Kris. aku, kamu dan Hyoyeon?”

Kris: “Sehun… maksudku liburan kita berdua, aku dan kamu”

Sehun yang sedang mengeringkan rambutnya tiba-tiba berhenti dan melihat ke arah Kris tanpa bertanya

Kris: “Aku… aku… menyukaimu Hun, sejak pertama kau dan Hyoyeon menyapaku”

Sehun hanya menghela nafas

Kris: “Waktu aku ada di cina, aku selalu meminta appa untuk segera pulang ke Kanada, aku tidak mau jauh dari kamu, aku takut kamu kenapa-kenapa di sini, apalagi waktu aku denger cerita tentang kamu di taman itu, aku benar-benar khawatir, beruntung saat itu Hyoyeon ada di sampingmmu, jadi dia bisa menjagamu…”

Sehun: “Lalu… Bagaimana dengan Hyoyeon… Dia mencintaimu… sangat mencintaimu”

Kris: “Huh… bagaimana kau bisa mengatakan seperti itu Hun? Dia tidak mencintaiku, aku bahkan tidak akan peduli jika dia memang mencintaiku, aku menganggapnya seperti adikku sendiri”

Sehun: “Dari tatapan matanya, setiap kali dia melihatmu menunggunya, aku bisa menafsirkan kebahagiaan yang terpancar dari matanya, dia senang berada di dekatmu. Dan saat kau pergi ke Cina, dia benar-benar merasa kesepian, tak banyak yang kita bicarakan saat itu, dia merindukanmu, aku tau itu”

Kris: “Tapi yang aku cintai hanya kamu Oh Sehun… hanya kamu

Sehun meletakkan sisir di meja rias di samping tempat tidur berukuran besar itu.

Kris:  “Sekarang aku hanya ingin mendengar jawaban dariku, ku mohon jangan alihkan jawaban mu demi Hyoyeon, jawab aku yang jujur, bagaimana perasaanmu terhadapku?”

Sehun melihat Kris yang sedang menatap pemandangan luar dari jendela kamarnya, kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Kris lalu memeluknya dari belakang, “Mungkin cinta kita ini hanya cinta monyet Kris percayalah, kamu seperti ini, karena kita sering bersama, begitu juga Hyoyeon, dia juga merasakan hal yang sama karena merasa perhatianmu menjadi lebih padanya akhir-akhir ini. Aku juga bisa merasakan apa yang Hyoyeon rasakan, ketika kamu mendengar ceritaku di taman saat itu. Aku tau kamu bersikap over protective demi melindungiku, agar aku tidak terluka. Tapi aku tidak pernah menanyakan hal itu kepadamu kan Kris? Aku tidak ingin kesalahpahaman terjadi di antara kita. Aku menyayangi kamu dan juga Hyoyeon, kalian sangat berarti untukku dan aku gak mau kehilangan kalian.”

Kris: “Ya… mungkin ini hanya cinta monyet, tapi Sehun… dari awal aku dekat dengan Hyoyeon atau bahkan yeoja-yeoja di sekolah, tidak pernah aku merasakan hal seperti ini pada mereka, tapi dengan kamu, semua nya berubah… mungkin orang-orang berpikir kalau aku tidak normal, tapi memang itu kenyataannya. Walaupun kau mengatakan ini hanya cinta monyet, bagiku kamu adalah cinta pertamaku”

Sehun: “Kris… kita ini masih SD bagaimana bisa kamu mengatakan aku ini cinta pertama kamu, dari mana kamu mendapatkan kata-kata seperti itu?”

Kris: “Rahasia!! Jadi apa ini artinya kamu menolak cintaku Sehun?”

Sehun hanya tersenyum kemudian berdiri di samping Kris, “Kamu harus menjelaskan semuanya ke Hyoyeon, kalau dia merelakan kita pacaran, maka aku akan menerima mu”

Kris: “Bagaimana kalau dia melarang kita?”

Sehun: “Itu tanggung jawabmu, aku hanya tidak ingin melukainya dan bermusuhan dengannya”

Kris menggerutu mendengar jawaban Sehun, “Aku hanya ingin mendengar jawabanmu sekarang, iya atau tidak kenapa sih harus ribet gini”

Sehun: “Karena ini demi persahabatan kita, apa kamu rela Hyoyeon memusuhiku hanya karena kamu?”

Kris: “Aku akan membelamu kalau dia berani memusuhimu!”

Sehun: “Dan kau akan rela melihat aku mengemis untuk meminta maaf padanya? Setega itukah kamu Kris?”

Kris: “Huuhhh… baiklah aku akan mengatakan semuanya ke Hyoyeon hari ini.”

Kemudian kris masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya setelah mengutarakan perasaannya kepada Sehun. Sehun hanya tersenyum melihat kris yang cemberut memasuki kamaar mandi.

Di sisi lain, tanpa keduanya sadari, sepasang mata yang berlinangan airmata segera pergi ke kamarnya. Hyoyeon, gadis malang yang kehilangan idolanya namja yang selama ini memberikan semangat (secara tidak langsung) padanya, ternyata lebih mencintai sahabatnya sendiri, dan dia hanya dianggap adik oleh namja yang slalu dipanggil Hyung itu.

Setibanya di kamar, ia mengusap wajahnya dengan kasar, ia tidak ingin terlihat rapuh di depan Kris, selama ini dia menunjukkan pada semua orang kalau dia adalah gadis yang kuat, yang gak cengeng dan gak rapuh. Berbeda dengan Hyoyeon di dalam rumah, dia yeoja cilik yang sangat manja, selalu ingin tidur bersama appa dan ummanya. Tak satu orangpun tau tentang ini, kecuali para penghuni rumahnya.

Setelah memastikan wajahnya cerah dan memasang tampang ceria, ia kembali ke ruang tengah, Sehun ada di sana, lagi nonton tivi.

“Udah bangun Hyo?” Tanya sehun

Hyoyeon hanya membalas dengan senyum kemudian pergi ke dapur mengambil air, tanpa sengaja ia bertemu dengan kris, suasana hening dan canggung muncul di antara mereka. Tapi Hyoyeon berusaha mengalihkannya, “Hyung… aku mau minum, bisakah kau memberikan botol itu untukku, gelasmu sudah penuh kan?” Tanya Hyoyeon

Kris yang baru sadar hanya mengangguk kemudian memberikan botol berisi air mineral itu ke Hyoyeon. “Hari ini kita mau kemana?” Sehun tiba-tiba memecah suasana canggung di dapur.

Selesai minum, Hyoyeon segera kembali ke ruang tengah, “Serahkan pada guide kita saja…” canda Hyoyeon. Sehun tau, candaan itu sangat terpaksa, karena raut wajah Hyoyeon pagi ini berbeda, ada sesuatu yang mengganjal tapi dia tidak mau bertanya lebih.

“Bagaimana kalau kita pergi ke pasar kaget di desa sana, ada barang-barang tertentu yang di jual di hari tertentu, kalian mau ke sana?” Sehun mengangguk tapi Hyoyeon menggeleng, “Aku tidak suka belanja… aku akan berjalan-jalan di sekitar sini saja…”

Kris dan Sehun tau, kalau Hyoyeon tidak mungkin mau menghabiskan waktunya percuma untuk berbelanja, itu sangat membosankan baginya. “Baiklah kalian pergi lah jalan-jalan, aku ingin memasakkan sesuatu untuk makan siang kita nanti” Sehun menawarkan.

“Tidak usah… Hyung, temani dia cari bahan saja, aku ingin siang ini kita makan yang enak… yang tidak berbeda… dan Sehun sangat ahli dalam hal itu…” balas Hyoyeon kemudia pergi keluar menuju Pantai.

“Cepat kau susul dia,,, Sepertinya ada hal yang di sembunyikannya…” Sehun mendorong Kris agar ia menyusul Hyoyeon. “Ta… taappppii…” belum selesai Kris meneruskan kata-katanya Sehun kemudian mengunci pintu dari dalam dan kembali menonton.

“Kau suka tempat ini?” Tanya Kris yang kini sudah berada di samping Hyoyeon yang duduk manis melihat ke arah Laut.

“Hyung… Sedang apa kau di sini… Bukankah seharusnya Kau pergi mencari bahan untuk makan siang kita nanti,,,, aaiisshhh… aku tidak ingin makan seafood lagi,,, jangan mentang-mentang kita ada di pinggir pantai harus makan seafood terus selama 3 hari… aku bosaaaaannnn” cerocos Hyoyeon. Kris hanya tersenyum mendengarnya.

“Ada sesuatu yang ingin ku katakana padamu Hyo…” Wajah kris kembali serius

“Aku sudah tau…” jawab Hyoyeon singkat

Kris menoleh ke arahnya dengan tatapan bagaimana kau bisa tau?  “Tadi pagi waktu aku mau nonton tv, aku liat pintu kamar kalian terbuka, waktu aku mau masuk, aku mendengar semuanya” jelas Hyoyeon membuat hati Kris seperti ditusuk-tusuk. “Jangan pikirkan aku, aku tidak apa-apa, jika memang kalian saling mencintai aku merestui kalian kok” lanjutnya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Kris.

Ada perasaan lega di hati Kris, tapi ada juga rasa sakit saat ia mendengar kata-kata di akhir kalimat Hyoyeon. Bahkan untuk pertama kalinya Hyoyeon tidak menatap matanya saat mereka berbicara. Semakin membuat hati Kris teriris. “Maafkan aku… selama ini aku tidak peka tentang perasaanmu, aku terlalu sibuk mencari cara untuk melindungi Sehun dan kamu”

Seharusnya penjelasan kris itu bisa melegakan sesak di hati Hyoyeon, tapi, saat mendengar ia menaruh nama Sehun di depan namanya, dadanya terasa semakin sesak, “Iya aku mengerti kok, masuklah hyung, Hyung ingin mendengar jawaban dari Sehun kan?” Tanya Hyoyeon.

Kris menganggung, kemudian memeluknya, “Terima kasih…” lalu ia masuk ke dalam rumah berlantai dua tersebut. Tanpa kris ketahui, Hyoyeon yang ditinggalkannya sedang menangis, ia bahkan tidak bisa menahan airmatanya agar tidak tumpah.

Matahari sudah menampakkan sinar terangnya, perut Hyoyeon pun sudah berdendang sejak tadi, Lalu dia bangun dan kembali ke rumahnya, tapi ketika ia membalikkan tubuhnya, ia melihat Sehun berdiri di depannya, Sedang apa dia di sini

“Maafkan aku Hyo,,, aku mencintainya, dan aku tau kau juga mencintainya, tapi…” ia tak bisa melanjutkan kata-katanya, ia memeluk Hyoyeon dan menangis dalam pelukannya.

“Sudahlah, aku lapar hun” Sehun melepaskan pelukannya dan melihat Hyoyeon sebentar. Lalu menggandengnya masuk ke dalam rumah.

Suasana di meja makan seketika sepi, Hyoyeon sudah menyelesaikan makanannya dan bersiap mencuci piring yang dipakainya, dilihatnya piring kedua sahabatnya masih utuh hanya 1/5 bagian yang hilang, “Apa kalian tidak lapar?” Tanya Hyoyeon, dia berusaha untuk setenang mungkin, tapi Sehun tau kalau Hyoyeon saat ini sangat terluka, makanya dia tidak bisa berbicara saat di meja makan tadi, sama dengan Kris.

Keduanya mengangguk lalu mulai menghabiskan makanannya. Selesai mencuci piring, Hyoyeon kembali ke ruang tengah untuk menonton acara music di TV. Tidak berapa lama Hyoris menghampirinya. Lagi-lagi suasana canggung kembali hadir di antara mereka.

Hyoyeon memutuskan untuk tidur siang menghindari kecanggungan di antara ketiganya. Tidak bisa dibohongi kalau hatinya sedang sakit, selama ini Kris memberikan perhatian yang lebih padanya ternyata hanya untuk melindungi Sehun, dan semua itu disalah artikan oleh Hyoyeon. Hyung menganggapku hanya sebagai adik, a d i k!!!!! batin Hyoyeon. Ingin rasanya ia berteriak saat itu juga untuk menumpahkan kekesalannya, tapi ia tidak mau terlihat rapuh didepan kedua sahabatnya.

Mungkin Sehun akan bahagia dengan Hyung, dan aku… aku akan menjadi Hyoyeon yang menyimpan cinta pertamaku ini sendiri, apa yang harus ku lakukan kalau tidak ada yang bisa membuatku nyaman selain di dalam rumah. Tidak mungkin aku harus ada di antara mereka, sahabatku, yang kini sudah resmi menjadi pasangat cinta monyet, atau apa itu namanya.

.

.

.

Setibanya di rumah usai Liburan kecil mereka, Hyoyeon tidak ingin keluar rumah, ia hanya menghabiskan waktu di dalam rumah, kecuali saat ke sekolah, ia dengan terpaksa pergi bersama Kris dan Sehun. Sejak kejadian di villa itu, Hyoyeon tidak ingin lagi bermain bersama Kris dan Sehun, tapi dia tidak mau menampakkan kekecewaannya pada mereka.

Saat jam istirahat, Hyoyeon menghabiskan waktu yang ada dengan berlatih dance, dia meluapkan kekesalannya dengan menari, mungkin dengan cara ini dia sedikit bisa melepaskan kekesalannya pada Kris dan Sehun. Dia berusaha untuk tidak banyak ngomong ke Sehun atau Kris, dan keduanya pun sepertinya tidak menyadari perubahan kecil yang terjadi padanya.

Ketika sampai di gerbang rumah, Hyoyeon langsung memasuki rumahnya, karena ia melihat mobil appa nya sudah ada di garasi, padahal biasanya appanya pulang jam 5 sore, itu juga paling cepat.

“Appaaaaaa,,,,” Teriak Hyoyeon dari pintu. Tapi dia langsung diam seperti patung, saat melihat appa dan umma nya sudah rapih dengan berbagai koper… tunggu… ada 5 koper di sana… dua koper diantaranya adalah milik Hyoyeon. Belum sempat ia bertanya, appanya sudah menjawab, “Kita akan berangkat ke china sekarang,,,” seketika itu juga wajah Hyoyeon langsung berubah senang. Ia akan menghabiskan waktu liburannya di China, bahkan kalau appa dan umma nya meminta ia melanjutkan sekolahnya di sana pun ia akan dengan senang hati menerimanya, karena ia bisa tinggal dengan kakek dan neneknya di sana, dan melupakan kedua sahabat nya yang sudah menyakitinya.

“Kakek meninggal, dan kita harus ke sana sekarang juga sayang” umma nya menambahkan.

Badan Hyoyoen bergetar dan tangisnya pun pecah, ia langsung berlari memeluk appa dan ummanya. Hyoyeon kecil kehilangan satu malaikat kesayangannya. Hari itu juga meereka pergi meninggalkan Kanada dan berangkat ke Beijing, China.

.

.

.

Hyoyeon kecil tidak ingin jauh dari neneknya, setelah mereka tiba di China, dia ingin tidur bersama neneknya, ikut kemana saja neneknya pergi (kecuali ke kamar mandi). Bahkan saat rekan-rekan bisnis appa nya datangpun Hyoyeon dengan setia duduk di sebelah neneknya.

“Kita mau kemana dad?” Kris bertanya ke ayah nya, saat ini mereka sedang dalam pesawat, tadi pagi ayahnya mendadak menyuruhnya mengemasi pakaian karena mereka akan pergi ke China.

“Ayahnya daddy, meninggal, lebih tepatnya orang yang sudah daddy anggap ayah, karena dulu dia yang menolong daddy waktu daddy susah, sampai daddy menjadi sukses seperti sekarang ini” cerita ayahnya.

Kris hanya mengangguk mendengar cerita ayahnya, lalu dia memutuskan untuk tidur karena penerbangan menuju Cina sangatlah lama.

Kris terbangun ketika dia sampai di rumah duka, dia bahkan tidak sadar ketika melihat baju yang dipakainya kini sudah berganti dengan jas berwarna hitam dan kemeja putih di dalamnya. Dengan tangan kanan menggenggam tangan sang ibu, Kris mengikuti ayahnya masuk ke dalam rumah duka, dia bisa melihat kesedihan keluarga yang ditinggalkannya.

Saat Kris bersama orangtuanya menghampiri keluarga yang ditinggalkannya, dia melihat sosok gadis yang ada di pankuan nenek yang ada di hadapannya, gadis kecil itu terlihat sedih karena kehilangan kakeknya, kris sendiri belum pernah merasakannya, karena sejak dia lahir kakek dan nenek dari orang tuanya sudah meninggal.

“Seperti nya dia kecapean,” umma Kris membelai rambut Hyoyeon.

“Dia masih shock dengan kepergian kakeknya, Hyo sangat dekat dengan kakek dan neneknya makanya dia tidak bisa jauh dari almarhum dan neneknya” umma Hyoyeon ikut membelai rambut anaknya. Saat itu Kakeknya belum dimakamkan karena masih menunggu kedatangan anak bungsunya dari Brazil.

Kris sedikit kaget saat mendengar nama Hyo, ia langsung berdiri di antara kedua ummanya dan umma hyoyeon. Begitu ia melihat Hyoyeon, wajahnya berubah menjadi sedih, ia membelai pipi gadis kecil yang sekarang sudah memasang jarak di antara persahabatan mereka, “Hyo… maafin Hyung ya… Hyung ikut sedih mendengarnya,,,” lalu Kris mencium kening sosok yang sudah di anggapnya adik itu.

Kedua orang tua Hyoyeon dan Kris masih saling mengobrol, mereka belum menyadari kalau sebenarnya mereka adalah tetangga satu komplek, karena kesibukan masing-masing yang membuat mereka tidak saling mengenal.

.

.

.

Usai pemakaman, Hyoyeon masih tinggal di China, kedua orang tuanya sudah kembali ke Kanada, mempersiapkan kepindahan mereka ke Korea, karena appa Hyoyeon akan membuka cabang usahanya di Korea, dan Hyoyeon akan melanjutkan sekolahnya ke Korea. Hyoyeon setuju dengan keputusan appanya, karena memang itu yang diinginkannya, ia tidak ingin bertemu lagi dengan kris dan sehun.

Hyoyeon menghabiskan waktu liburannya yang tersisa bersama dengan neneknya sebelum dia pulang ke Korea dijemput oleh Umma nya. “Waktu malam itu, kita kedatangan tamu jauh, katanya dari kanada juga, dia melihat kamu tidur dipangkuan nenek, trus mengelus pipi kamu dan cium kening kamu, kayaknya dia kenal dekat sama kamu, tapi appa dan umma merasa tidak pernah melihat dia dan keluarganya” cerita nenek hyo saat mereka duduk menikmati sore di halaman belakang rumahnya.

“Apa dia memperkenalkan namanya ke nenek?” Tanya Hyoyeon.

“Tidak… dia hanya bilang kalau dia itu Hyung kamu”

Hyoyeon yang lagi minum pun akhirnya tersedak mendengar jawaban dari neneknya, “Hyung?”

“Neee…”

Hanya Kris yang dipanggil dengan nama Hyung, tidak mungkin ada yang lain, lalu untuk apa dia ke sini… appa dan umma kan tidak mengenalnya…

.

.

.

Kris dan Sehun memasuki sekolah pertama mereka bersama, ya… Kris dan Sehun memutuskan untuk masuk di SMP yang sama, karena Hyoyeon pergi entah kemana, sejak kepergian kakeknya, Hyoyeon tidak kembali ke Kanada, rumah keluarganya pun sepi, katanya Hyoyeon pindah, tapi para pekerja di rumahnya tidak menjelaskan kemana pindahnya keluarga Hyoyeon.

Sedangkan Hyoyeon dengan bakat menarinya dia diterima menjadi siswi SMP di SM School. Suatu kebanggaan bagi Hyoyeon karena sekolah ini melahirkan bakat-bakat yang tidak bisa disepelekan. Dia akan mengembangkan kemampuan dancenya di sini, di SM School.

Perlahan-lahan kepindahannya ke Seoul dapat melupakan rasa sakit hatinya yang diberikan oleh kedua sahabat yang paling disayanginya itu, dia meminta appa dan umma nya untuk tidak memberitahukan siapapun tentang dirinya di Seoul, begitu juga ke semua pekerja yang ada di rumahnya untuk merahasiakan keberadaannya.

Hyoyeon yang masih kecil bukan tidak membenci kedua sahabatnya itu, dia hanya tidak mau memusuhi mereka kalau terus-terusan berhubungan (lewat media apapun) dengan mereka. Makanya Hyoyeon memilih untuk lost contact dengan mereka.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

~T.B.C~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
HyobabeHyo
#1
Chapter 4: ah.. Kris-Eunhyuk-Hyoyeon-Kai !! cinta segi empat? ._. aku nggak sabar lihat kelanjutannya ^^
gogohyora
#2
Chapter 3: Aduh Kris datang lagi ke kehidupan Hyo!
gogohyora
#3
Chapter 2: HAHAHAHAGA NGAKAK!/? Lanjut thor!
Ditunggu HyoKris momentnya :D
pristy99 #4
Chapter 2: Yup...gak sabar nunggu hyokris moment...update soon yak...
Dyllon_Dylan_Cici #5
Chapter 2: Kembalikan Hyoyeon untuk Kris.... Tapi seperti fate gitu...

Please, update secepatnya ya! Keren!
luhaaans
#6
keren bangeteu jadi penasaran deh, baca dulu ah, apalagi ada kris oppa